Agroforestry – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 25 Jul 2017 09:03:55 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Agroforestry – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Gandeng iGrow Kembangkan Hutan Untuk Wisata dan Agroforestry  https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-igrow-kembangkan-hutan-untuk-wisata-dan-agroforestry/ Tue, 25 Jul 2017 09:03:55 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48504

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017


JAKARTA, PERHUTANI (25/7/2017) | Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto dan Direktur Utama PT iGrow Resources Indonesia, Andreas Sanjaya menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Perencanaan, Pembangunan, Pengembangan Hutan Untuk Wisata dan Agroforestry di Kawasan Hutan Blok Parung Panjang KPH Bogor dan Blok Cipali KPH Indramayu, di Kantor Pusat Perum Perhutani, Jakarta, Selasa (25/7/2017).
Hari Priyanto mengatakan bahwa kerjasama bertujuan untuk perencanaan, pembangunan, dan pengembangan hutan untuk wisata dan agroforestry di kawasan hutan blok Parung Panjang KPH Bogor dan Blok Cipali KPH Indramayu sebagai bentuk pengembangan inovasi pengelolaan sumberdaya hutan yang mendukung program ketahanan program, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan kerja sama.
PT iGrow Resources Indonesia adalah badan usaha pertanian terintegrasi dalam bentuk platform bisnis pertanian dan agroforestry yang menghubungkan petani, investor, pemilik lahan, dan pasar untuk menghasilkan produk pertanian yang berkualitas tinggi dan berdampak kepada masyarakt dan lingkungan. IGrow juga menyediakan dashboard untuk pemantauan lahan yang menyajikan informasi real-time pohon yang sedang di tanam, kondisi lahan, hingga berapa banyak karbondioksida (CO2) yang berhasil terserap olehnya.
“Dengan kerjasama ini, diharapkan ke depan sistem lebih tertata dengan baik untuk melakukan proses bisnis agroforestry. Terutama, kerja sama ini pun juga turut mendukung program Perhutanan Sosial yang dicanangkan pemerintah”, demikian Hari Priyanto. (Kom-PHT/PR/2017-VI-36)
]]>
Transformasi Perhutani di Bawah Dirut Baru https://stg.eppid.perhutani.id/transformasi-perhutani-di-bawah-dirut-baru/ Thu, 06 Jul 2017 01:13:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47997 SWA.CO.ID (5/7/2017) | Bergabungnya Denaldy M. Mauna sebagai Dirut Perhutani baru memberikan angin segar pada kinerja BUMN di bidang kehutanan ini. Sebelumnya, ia bekerja di salah satu perusahaan swasta Triputra Group milik TP Rachmat, yang bergerak di bidang sawit, karet dan sengaon. Baginya, masalah transparansi menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan saat ia bergabung di Perhutani. Potensi yang besar dirasakan Denaldy, di akhir 2015 Perhutani memiliki inventori hampir Rp 1,2 triliun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya kisaran Rp 300 miliar. “Seharusnya ini adalah sumber untuk menghasilkan uang, tapi kenapa dengan persediaan yang begitu besar, pemasukannya kurang menggembirakan. Berarti dibutuhkan gerak cepat, jika tidak cash flow perusahaan akan terganggu,” ungkapnya.Bergabungnya Denaldy M. Mauna sebagai Dirut Perhutani baru memberikan angin segar pada kinerja BUMN di bidang kehutanan ini. Sebelumnya, ia bekerja di salah satu perusahaan swasta Triputra Group milik TP Rachmat, yang bergerak di bidang sawit, karet dan sengaon. Baginya, masalah transparansi menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan saat ia bergabung di Perhutani. Potensi yang besar dirasakan Denaldy, di akhir 2015 Perhutani memiliki inventori hampir Rp 1,2 triliun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya kisaran Rp 300 miliar. “Seharusnya ini adalah sumber untuk menghasilkan uang, tapi kenapa dengan persediaan yang begitu besar, pemasukannya kurang menggembirakan. Berarti dibutuhkan gerak cepat, jika tidak cash flow perusahaan akan terganggu,” ungkapnya.

Tantangan ini dirasa Denaldy menarik untuk berusaha menyelesaikan “masalah” yang terjadi di dalam Perhutani. Bagaimana dia harus membenahi kondisi yang telah ada dan seberapa parahkan yang terjadi dalam Perhutani. Terlebih saat ia mendapatkan laporan keuangan bulanan Perhutani hingga Agustus 2016 yang mengalami lost sangat besar. Pengalamannya terdahulu yang menangani restrukturisasi perusahaan, kini ia wujudkan untuk membenahi Perhutani. “Itu yang membuat saya tertarik untuk masuk ke Perhutani dengan segala informasi yang saya terima,” ujarnya.

Beberapa transformasi ia rencanakan saat didapuk menjadi orang nomor satu di Perhutani itu, di antaranya menganalis situasi untuk menciptakan efisiensi, melakukan manajemen perubahan pada masalah birokrasi yang harus simplify with innovation dan perubahan mindset “apa yang mampu kita jual” menjadi “apa yang ingin dibeli oleh konsumen. Perihal pelanggaran yang sering terjadi di Perhutani juga harus ditindak tegas dan upaya emergency action dengan melakukan tindakan yang cepat untuk menyelamatkan arus kas perusahaan. Untuk emergency action, Perhutani dalam tahap business restructuring. “Portfolio bisnis Perhutani lengkap mulai dari hasil hutan, baik yang kayu maupun non-kayu, pariwisata, air mineral, madu, dsb, tapi sumber pendapatan utama (produk utama) semua trennya menurun. Kontribusinya hanya 4% dari total revenue. Di perusahaan lain, kontribusinya dapat mencapai 30%-40% dari total revenue. Bisnis ini harus dikaji ulang, jika mungkin dapat menggandeng investor,” paparnya.

Kini Perhutani juga sedang mengembangkan agroforestry, sebuah kawasan yang pembagian lahan atau kawasan hutan Perhutani dapat dibagi dengan tanaman pangan. Program ini telah dikaji bersama akademisi dan pakar dengan menentukan kriteria lahan tertentu yang nantinya dapat dibagi 50:50 antara tanaman pangan, seperti jagung, tebu, dan kavcang-kacangan, dengan tanaman kehutanan. “Untuk agroforestry, kami terapkan hampir 70 ribu hektar. Lebih banyak untuk tanaman tebu di wilayah Jawa dan Lampung, sengaja kami dorong ke arah sana. Selain itu, juga kami kembangkan silva-pasteur, seperti di negara-negara lain, hutan juga dapat dipakai untuk mengembangkan ternak,” ia menambahkan. Menurutnya, jika hutan ditata dengan baik, maka fungsi konservasi, pelestarian, dan lain-lain bisa sejalan dengan produktivitas pertanian dan peternakan. Namun, harus diperhatikan bahwa segala aspek teknisnya sudah dikomunikasikan.

Konsep baru ditelurkan kembali oleh Perhutani melalui Perhutanan Sosial. Lewat konsep ini kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan dapat ditingkatkan. Dulunya, konsep ini hanya sebatas tumpangsari dan penanaman kopi, kini akses penuh kepada masyarakat disekitar untuk membangun hutannya sendiri. Perhutani akan tetap melakukan kontrol dan pengawasan agar tata kelolanya benar. “Misal kami berikan lahan 2 ha maka merekalah yang mengelola sendiri mulai dari tanaman kayu hingga tanaman pangan. Kami berikan kriteria pengelolaannya dan akan mendapatkan pinjaman KUR dari bank-bank BUMN. Pemerintah juga berikan subsidi berupa pupuk, bibit, dan pembinaannya,” ujarnya. Harapan Denaldy nantinya juga ingin bekerjasama dengan Pemda dan swasta untuk dapat membeli hasilnya.

Hasilnya, kondisi keuangan membaik dari sebelumnya. Assesment ulang invetaris dilakukan, sehingga nilainya naik dari nilai awal. Profit dalam tiga bulan ini mengalami kenaikan terus dan telah mencapai 1/3 dari total target profit tahun 2017 ini. Perubahan yang dilakukan Denaldy harus dibayar dengan segala risiko yang harus ia hadapi. Keluar dari comfort zone untuk perubahan sengaja ia ciptakan sebagai tantangan bagi setiap pegawainya menuju ke arah yang lebih baik. “Ini saya lakukan dengan tujuan untuk membentuk mental dan pengalaman kita jadi lebih baik,” ia menegaskan.

Sumber : swa.co.id

Tanggal : 5 Juli 2017

]]>
Bentuk 3 Proyek Kampung, Menteri Rini Sinergikan BUMN Ini https://stg.eppid.perhutani.id/bentuk-3-proyek-kampung-menteri-rini-sinergikan-bumn/ Fri, 11 Nov 2016 08:24:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42386 logoTEMPO.CO, JAKARTA (11/11/2016) | Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mencanangkan tiga proyek Kampung Bawang, Kampung Ternak dan Kampung Jagung di Brebes, Jawa Tengah yang merupakan sinergi BUMN Bidang Agro, Logistik dan Perbankan.“Sinergi BUMN ini dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian masyarakat Kabupaten Brebes. Perhutani berperan mengembangkan Kampung Jagung,” kata Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, di Jakarta, Kamis, 10 November 2016.

Menurut Denaldy, program Kementerian BUMN tersebut dalam rangka peluncuran Kartu Tani sekaligus merealisasikan dukungan sinergi BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan petani Kabupaten Brebes di Kampung Bawang Desa Jagalempeni Kecamatan Wanasari Brebes. BUMN yang terlibat dalam sinergi tersebut yaitu Perum Bulog, PT Sang Hyang Seri, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Petrokimia Kresik (Persero), PT Berdikari dan Bank BUMN.

BUMN-BUMN tersebut bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan pola agroforestry, dimana Sang Hyang Seri menyediakan benih unggul, Pupuk Indonesia Holding dan Petrokimia menyediakan pupuk.

Sementara itu Bulog sebagai off taker (pembeli langsung) hasil panen sedangkan Bank Mandiri, BNI dan BRI menyiapkan pendanaan dengan membagi Kartu Tani.

Khusus Perhutani, tambah Denaldy, memberdayakan masyarakat Kampung Jagung dengan menyiapkan 478,4 hektare lahan hutan di wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Balapulang untuk tanaman jagung pola agroforestry.

“Saat ini 60 hektare areal Perhutani di petak 50b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisadap, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Banjarharjo Timur, KPH Balapulang telah dibuat demplot tanaman jagung,” ujar Denaldy.

Denaldy menyatakan benih Bima dan Pionir dari Sang Hyang Sri, penanamannya bekerja sama dengan LMDH Jaya Bersama desa Buara Kecamatan Ketanggungan Brebes. “Uji coba benih unggul ini diharapkan meningkatkan produktivitas jagung hutan.”

Saat ini, menurut Denaldy, ada dua LMDH berperan serta dan sekitar 1.900 petani sekitar hutan. “Apabila para petani tertarik maka potensi tanaman jagung dapat dikembangkan di kawasan hutan wilayah Kabupaten Brebes seluas 22.000 hektare,” tuturnya.

Sumber : Tempo.co
Tanggal : 11 November 2016

]]>
62.000 Hektare Hutan Ditanami Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/62-000-hektare-hutan-ditanami-tebu-3/ Fri, 04 Nov 2016 04:58:34 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41692 JURNALASIA.COM (4/11/2016) | Kekurangan lahan tebu menjadi salah satu turunnya pasokan bahan baku industri gula. Solusinya, pemerintah bakal menyulap lahan hutan menjadi perkebunan tebu. Pada tahap awal, sekira lahan hutan seluas 62.000 hektare di Pulau Jawa dan Sumatera telah disiapkan untuk ditanami tebu.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, rencana untuk menjadi lahan hutan sebagai perkebunan tebu telah dibicarakan dengan PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Dalam pembicaraan disepakati budi daya tanaman tebu di kawasan hutan. “Nanti juga ada dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, serta PT Bank Rakyat Indonesia,” ujarnya, kemarin. Menurut Denaldy, dalam kerja sama ini Perhutani bertugas menyediakan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola agroforestry.
Mekanisme itu dimulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi, dan produktivitas tanaman tebu sampai pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Agroforestry adalah pola budi daya lahan kawasan hutan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan pangan.
Pola agroforestry dilakukan dengan kaidah pengelolaan hutan lestari. “Saat ini kami menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9. Artinya dari setiap hektare yang ditebang, kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan,” ungkapnya. Lahan hutan seluas 62.000 hektare tersebut berada di wilayah KPH Indramayu, KPH Majalengka, KPH Semarang, serta wilayah Perhutani Jawa Timur.
Sebagian lahan juga berada di Lampung. Namun, hingga saat ini Perhutani dan PTPN masih melakukan survei lahan di wilayah-wilayah tersebut yang cocok untuk tanaman tebu. Selain tebu, lanjutnya, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.
Ada sekitar 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya pada semester pertama tahun ini. Sementara itu, Direktur PT RNI Didiek Prasetyo menuturkan, kerja sama ini membantu pihaknya yang saat ini kekurangan lahan tanam tebu seluas 20.000 hektare.
Penambahan lahan yang dipakai untuk menanam tebu menjadi harapan baru di tengah kebutuhan pasokan tebu yang terus meningkat tiap tahunnya. “Harapannya, kekurangan lahan tanam tebu dapat terbantu dengan kerja sama ini agar kebutuhan gula nasional segera tercapai,” ujarnya.
 
Tanggal : 4 November 2016
Sumber : jurnalasia.com

]]>
Inhutani V Siap Buka Lahan Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/inhutani-v-siap-buka-lahan-tebu-2/ Thu, 03 Nov 2016 06:34:06 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41624 JURNALASIA.COM (2/11/2016) | PT Inhutani V, perusahaan pemegang konsesi hutan tanaman industri di Lampung dan Bangka, menyatakan siap memproduksi tebu untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.
Direktur Utama Inhutani V Endro Siswoko mengatakan tebu sudah ditanam di konsesi perusahaan sejak 2012 ketika komoditas itu belum masuk kategori tanaman kehutanan. Barulah pada Maret 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis tebu sebagai tanaman kehutanan lewat penerbitan Permen No. 12/2015 tentang Pembangunan HTI.
“Pada 2015 kami menandatangani nota kesepahaman dengan tiga kementerian. Saat ini, Inhutani satu-satunya (di Indonesia) yang kawasan hutannya menghasilkan tebu,” katanyadi Jakarta, Selasa (1/11).
Di Lampung, Inhutani V memegang konsesi lebih dari 56.000 hektare (ha) yakni di Register 42 (12.727 ha), Register 44 (32.375 ha), Register 46 (10.055 ha), dan Register 18 (1.319 ha). Anak usaha Perum Perhutani itu juga memiliki areal kerja di Bangka, Provinsi Bangka Belitung, seluas 16.730 ha.
Endro mengklaim hingga Agustus 2016, Inhutani V telah memproduksi 139.409 ton tebu. Bahan baku gula tersebut dibudi daya di zona tanaman kehidupan di setiap register, tetapi paling banyak digarap di Register 44. Pasalnya, di dekat kawasan itu berdiri pabrik pengolahan tebu sehingga rantai distribusi lebih pendek.
Insinyur kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menyebutkan produksi tebu sebagai komitmen mendukung program ketahanan pangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dia pun memastikan Inhutani V siap dijadikan rujukan perusahaan kehutanan lain.
Pekan lalu, Perum Perhutani selaku induk usaha Inhutani V meneken nota kesepahaman pengembangan budi daya tebu dengan perusahaan perkebunan milik negara dan swasta. Perusahaan pelat merah itu siap mendistribusikan 67.200 ha lahan dalam 3 tahun mendatang.
Lokasi lahan yang disiapkan adalah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera bagian selatan. “Saat ini kami sedang petakan pembagian lahannya akan seperti apa. Itu ada kriteria-kriterianya,” kata Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna.
 
Tanggal : 2 November 2016
Sumber : jurnalasia.com

]]>
62.000 Hektare Hutan Ditanami Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/62-000-hektare-hutan-ditanami-tebu-2/ Thu, 03 Nov 2016 04:18:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41611 OKEZONE.COM (3/11/2016) | Kekurangan lahan tebu menjadi salah satu turunnya pasokan bahan baku industri gula. Solusinya, pemerintah bakal menyulap lahan hutan menjadi perkebunan tebu. Pada tahap awal, sekira lahan hutan seluas 62.000 hektare di Pulau Jawa dan Sumatera telah disiapkan untuk ditanami tebu. Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, rencana untuk menjadi lahan hutan sebagai perkebunan tebu telah dibicarakan dengan PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Dalam pembicaraan disepakati budi daya tanaman tebu di kawasan hutan. “Nanti juga ada dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, serta PT Bank Rakyat Indonesia,” ujarnya, kemarin. Menurut Denaldy, dalam kerja sama ini Perhutani bertugas menyediakan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola agroforestry .
Mekanisme itu dimulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi, dan produktivitas tanaman tebu sampai pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Agroforestry adalah pola budi daya lahan kawasan hutan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan pangan. Pola agroforestry dilakukan dengan kaidah pengelolaan hutan lestari.
“Saat ini kami menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9. Artinya dari setiap hektare yang ditebang, kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan,” ungkapnya. Lahan hutan seluas 62.000 hektare tersebut berada di wilayah KPH Indramayu, KPH Majalengka, KPH Semarang, serta wilayah Perhutani Jawa Timur.
Sebagian lahan juga berada di Lampung. Namun, hingga saat ini Perhutani dan PTPN masih melakukan survei lahan di wilayah-wilayah tersebut yang cocok untuk tanaman tebu. Selain tebu, lanjutnya, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.
Ada sekitar 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya pada semester pertama tahun ini.
Sementara itu, Direktur PT RNI Didiek Prasetyo menuturkan, kerja sama ini membantu pihaknya yang saat ini kekurangan lahan tanam tebu seluas 20.000 hektare. Penambahan lahan yang dipakai untuk menanam tebu menjadi harapan baru di tengah kebutuhan pasokan tebu yang terus meningkat tiap tahunnya. “Harapannya, kekurangan lahan tanam tebu dapat terbantu dengan kerja sama ini agar kebutuhan gula nasional segera tercapai,” ujarnya.
 
Tanggal : 3 November 2016
Sumber : okezone.com

]]>
62.000 Hektare Hutan Ditanami Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/62-000-hektare-hutan-ditanami-tebu/ Thu, 03 Nov 2016 02:40:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41598 KORAN-SINDO.COM (3/11/2016) | Kekurangan lahan tebu menjadi salah satu turunnya pasokan bahan baku industri gula. Solusinya, pemerintah bakal menyulap lahan hutan menjadi perkebunan tebu.
Pada tahap awal, sekitar lahan hutan seluas 62.000 hektare di Pulau Jawa dan Sumatera telah disiapkan untuk ditanami tebu. Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, rencana untuk menjadi lahan hutan sebagai perkebunan tebu telah dibicarakan dengan PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Dalam pembicaraan disepakati budi daya tanaman tebu di kawasan hutan. “Nanti juga ada dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia, serta PT Bank Rakyat Indonesia,” ujarnya, kemarin. Menurut Denaldy, dalam kerja sama ini Perhutani bertugas menyediakan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola agroforestry .
Mekanisme itu dimulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi, dan produktivitas tanaman tebu sampai pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Agroforestry adalah pola budi dayalahankawasanhutanuntuk mengatasi masalah kekurangan lahan pangan. Pola agroforestry dilakukan dengan kaidah pengelolaan hutan lestari.
“Saat ini kami menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9. Artinya dari setiap hektare yang ditebang, kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan,” ungkapnya. Lahan hutan seluas 62.000 hektare tersebut berada di wilayah KPH Indramayu, KPH Majalengka, KPH Semarang, serta wilayah Perhutani Jawa Timur.
Sebagian lahan juga berada di Lampung. Namun, hingga saat ini Perhutani dan PTPN masih melakukan survei lahan di wilayah-wilayah tersebut yang cocok untuk tanaman tebu. Selain tebu, lanjutnya, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.
Ada sekitar 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya pada semester pertama tahun ini.
Sementara itu, Direktur PT RNI Didiek Prasetyo menuturkan, kerja sama ini membantu pihaknya yang saat ini kekurangan lahan tanam tebu seluas 20.000 hektare. Penambahan lahan yang dipakai untuk menanam tebu menjadi harapan baru di tengah kebutuhan pasokan tebu yang terus meningkat tiap tahunnya. “Harapannya, kekurangan lahan tanam tebu dapat terbantu dengan kerja sama ini agar kebutuhan gula nasional segera tercapai,” ujarnya.
 
Tanggal : 3 November 2016
Sumber : koran-sindo.com

]]>
Cara Perhutani Mengangkat Produk Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/cara-perhutani-mengangkat-produk-tebu/ Tue, 01 Nov 2016 04:19:21 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41509 MARKEETERS.COM (1/11/2016) | Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia sepakat bekerjasama untuk budidaya tanaman tebu di kawasan hutan dengan dukungan pendanaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Ruang lingkup kerja sama adalah penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu dengan pola agroforestry. Mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Agroforestry merupakan suatu sistem pola budidaya atau pengelolaan lahan kawasan hutan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Sinergi Enam BUMN ini pun bertujuan mendukung program ketahanan pangan nasional khususnya gula yang ditetapkan Pemerintah RI melalui optimalisasi lahan kawasan hutan.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan, ke depannya, dengan pola agroforestry Perhutani akan lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan, dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery).
“Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta ha, ke depan kami akan lebih fokus ke pola agroforestry dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini kita menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektar yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan,” ujar Denaldy dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Selama ini untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, porang, dan lainnya sesuai kaidah kehutanan. Tidak kurang dari 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya tahun 2016 semester pertama.
Untuk kerjasama budidaya tebu ini, Perum Perhutani mengalokasikan 62 ribu ha lahan kawasan hutan di wilayah KPH Indramayu, KPH Majalengka, KPH Semarang, sebagian wilayah Perhutani Jawa Timur dan wilayah anak perusahaan Perhutani di Lampung. Proses survei lapangan untuk pemilihan lokasi tanaman tebu saat ini tengah berjalan.
Direktur PT RNI B. Didiek Prasetyo mengatakan, kerja sama ini membantu pihaknya yang saat ini kekurangan lahan tanam tebu seluas 20 ribu ha.
“Kami berharap kekurangan lahan tanam tebu dapat terbantu dengan kerjasama ini agar kebutuhan gula nasional segera tercapai,” kata Didik.
 
Tanggal : 1 November 2016
Sumber : markeeters.com

]]>
RNI Targetkan Kebun Tebu 78.000 Hektare https://stg.eppid.perhutani.id/rni-targetkan-kebun-tebu-78-000-hektare/ Fri, 28 Oct 2016 08:13:52 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41397 MEDANBISNISDAILY.COM, JAKARTA (26/10/2016) | PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menargetkan, tahun 2020 mengelola lahan tebu seluas 78.000 hektare. Angka meningkat dibanding saat ini yang hanya berkisar 55.000 hektare.
“Peningkatan luas lahan tebu sejalan dengan program pencanangan target swasembada gula pada tahun 2019 dengan produksi sekitar tiga juta ton,” kata Direktur Utama RNI Didiek Prasetyo di sela penandatanganan nota kesepahaman “Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Kegiatan Budidaya Tebu,” di Jakarta, Rabu (26/10).
Tiga BUMN yang melakukan sinergi dalam rangka peningkatan produksi gula BUMN yaitu RNI, PTPN III dan Perum Perhutani.
Menurut Didik, saat ini RNI memiliki tujuh pabrik gula dengan 55.000 hektare tanaman tebu, baik status hak guna usaha maupun tebu rakyat.
Dalam kerja sama itu, RNI akan menanami tebu pada lahan seluas 20.000 hektare yang disediakan Perhutani di KPH Indramayu, KPH Majalengka, serta KPH Semarang.
Dikatakannya, ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu dengan pola agroforestry mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu.
Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu, penyediaan tenaga ahli budidaya tebu serta penyediaan dan pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerja sama budidaya tanaman tebu dengan kredit sindikasi.
Sementara itu, Direktur Utama Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, ke depannya dengan pola agroforesty Perhutani akan lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery).
“Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare, ke depan kita akan lebih fokus ke pola agroforestry dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini, kita menerapkan sistem tebang dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektare yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan,” tutur Denaldy.
Selama ini, kata dia, untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, porong, dan lainnya sesuai kaidah kehutanan.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : medanbisnisdaily.com

]]>
6 BUMN Akan Budidaya 2,4 Juta Hektar Tebu https://stg.eppid.perhutani.id/6-bumn-budidaya-24-juta-hektar-tebu/ Fri, 28 Oct 2016 05:10:49 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41387 SENTANANEWS.COM, JAKARTA (27/10/2016) | Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (PTPN III) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) sepakat bekerja sama untuk membudidayakan tanaman tebu di kawasan hutan. Adapun aksi korporasi ini menggunakan pendanaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, mengatakan kerja sama ini meliputi penyediaan lahan kawasan hutan untuk budidaya tanaman tebu dengan pola agroforestry.
“Mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu, penyediaan tenaga ahli budidaya tanaman tebu, jaminan pembelian (offtaker) atau pengolahan hasil budidaya tanaman tebu,” ujar Denaldy di kantornya, Jakarta, Rabu (26/10).
Menurutnya, sinergi enam BUMN juga dapat menjaga ketahanan pangan nasional khususnya gula yang ditetapkan Pemerintah RI melalui optimalisasi lahan kawasan hutan. Ke depan, persero akan menggunakan pola agroforestry agar lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery).
“Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektar, ke depan kita akan lebih fokus ke pola agroforestry dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini kita menerapkan sistem tebang tanam dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektar yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan, tegas Denaldy
Selama ini untuk mendukung ketahanan pangan, lahan hutan juga dimanfaatkan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, porang dan lainnya sesuai kaidah kehutanan.
“Tidak kurang dari 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) terlibat dalam sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan total produksi 650 ton jagung dan tanaman pangan lainnya tahun 2016 semester pertama,” jelasnya.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : sentananews.com

]]>