Air Perhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 20 Dec 2013 01:24:55 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Air Perhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Dulu Hutan, Kini Telaga yang Indah https://stg.eppid.perhutani.id/dulu-hutan-kini-telaga-yang-inda/ Fri, 20 Dec 2013 01:24:55 +0000 http://perhutani.co.id/?p=10384 Radar Bojonegoro, Cepu – SELAIN hutan kota milik Perhutani, di Kecamatan Randublatung mempunyai obyek wisata alam yang tak kalah menariknya yakni embung Ngudi Rahayu Embung tersebut terletak di Kelurahan Randublatung. Namun lokasinya agak jauh dari kota.

Embung ini berada jauh dari permukiman warga sehingga menyajikan suasana yang tenang. Karena itulah, banyak yang memanfaatkan waduk ini untuk melepaskan penat setelah sibuk bekerja. Banyak juga pelajar yang datang untuk menikmati hawa sejuk dan indahnya alam di waduk yang berada di lahan Perhutani KPH Cepu ini. Waduk yang dibangun sekitar delapan tahun lalu itu memancarkan pesona yang luar biasa.

Hamparan air yang bergemericik ditiup angin membuat mata sejuk memandangnya. Embung itu bukan saja mampu memanjakan mata dan pikiran pengunjungnya, namun memanjakan juga para petani di sekitar waduk dan di sepanjang aliran sungainya. Ada sekitar 200-300 hektare lahan yang bisa diairi.

Hal itu disebabkan embung itu punya dua sumber air yang cukup yakni dari Sungai Kedung Songkrah dan Kedung Mundu sehingga tak pernah kering. Hanya, fasilitas saat ini memang masih kurang. Camat Randublatung, Joko Budiyono meminta agar dibangun fasilitas jalan dan lainnya untuk menunjang embung itu menjadi obyek wisata. ‘’Jalan untuk ke embung ini sempit dan kurang bagus, sehingga kami berharap ada pembenahan,’’ pintanya.

Embung itu kemudian menjadi lokasi untuk mencari keindahan. Sehingga embung keruk itu menjadi semacam tempat wisata baru. Banyak pengunjung yang datang. ‘’Terutama hari minggu atau libur, banyak yang datang,’’ kata Lurah Randublatung, Sutaat HP. Tak heran memang karena keindahan alam di sekitar waduk begitu menggoda. Dari kejauhan atau diseberang embung hamparan hutan jati menghijau. Seperti lukisan panjang tak bertepi.

Juga bukit-bukti kecil saling sambung menyambung seolah menjadi pagar keliling yang kokoh dan tak bakal bisa ditembus musuh. Juga hamparan padi di sawah atau tanaman palawija dan buah milik petani. Laksana permadani hijau maha luas yang digelar untuk menyambut tamu kehormatan. Sejauh mata memandang hanya pemandangan alam itu yang menumbuk pandangan, indah dan sejuk! Sekretaris Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan, Komunikasi dan Informatika Blora, Pratikto Nugroho mengatakan, ada banyak potensi yang bisa dikembangkan di embung tersebut.

Salah satunya adalah wisata alam. Misalnya, disediakan wahana permainan air dan sebagainya. Hanya,memang butuh perencanaan dan dana yang cukup besar. ’’Ini punya potensi,’’ katanya. (ono/wid)

Radar Bojonegoro | 20 Desember 2013 | Hal D4

]]>
Defisit Air Ancam Jawa https://stg.eppid.perhutani.id/defisit-air-ancam-jawa/ Wed, 28 Aug 2013 01:09:23 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8750 MADIUN, KOMPAS — Sepuluh tahun lagi, Pulau Jawa terancam kekurangan pasokan air bersih. Akibatnya, impor air tidak bisa terelakkan lagi. Ancaman tersebut bakal terwujud jika tidak ada solusi konkret dan kuat untuk mencegahnya.

Direktur Bina Kehutanan dan Sosial Kementerian Kehutanan Hariyadi Himawan, Selasa (27/8), dalam seminar tentang penyelamatan hutan Pulau Jawa, menyatakan, ancaman defisit air di Jawa bukan isapan jempol. Alasannya, sebagian besar hutan yang berfungsi sebagai sumber air di daerah aliran sungai (DAS) dalam kondisi kritis dan agak kritis.

Seminar terkait reuni emas 50 tahun Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Pusdiklat Perhutani di Kota Madiun, Jawa Timur, itu diikuti perwakilan dinas kehutanan pemerintah daerah di Pulau Jawa dan Perum Perhutani. Selain Hariyadi Himawan, juga hadir Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

”Luas hutan yang kritis dan agak kritis mencapai 1,6 juta hektar atau lebih dari 50 persen dibandingkan dengan luas total kawasan hutan yang luasnya 3,04 juta hektar. Kritis yang dimaksud terkait fungsi lahan sebagai pemasok air,” ujarnya.

Hutan kritis itu tersebar di semua bagian hulu DAS, seperti Bengawan Solo, Serayu, dan Citarum. Di kawasan hulu DAS Bengawan Solo, misalnya, terdapat 247.000 hektar hutan kritis dari total hutan 400.000 hektar.

Selain itu, lanjut Hariyadi, di luar kawasan hutan, penggunaan lahan tidak terkontrol sehingga mengurangi daerah resapan air yang akhirnya berdampak pada daya tangkap air. Penggunaan lahan ini, misalnya, untuk pembangunan permukiman dan kawasan industri yang tidak memperhatikan tata ruang.

Hutan kritis yang semakin banyak membuat pasokan air dipastikan turun hingga 50 persen. Penurunan volume semakin besar karena daerah resapan air hilang. ”Hingga kini belum ada hitungan matematis tentang penurunan volume air tanah di Pulau Jawa karena tidak mudah melakukan penghitungan soal itu,” katanya.

Hariyadi mencontohkan, fenomena kekeringan di sejumlah daerah menjadi salah satu indikator lahan kritis dan sumber mata air tertutup.

Wakil Dekan Fakultas Kehutanan UGM Lis Rahayu menambahkan, ancaman defisit air bisa menjadi kenyataan. Alasannya, ribuan juta tahun silam Pulau Jawa merupakan daerah padang pasir. ”Oleh karena itu, jika kita tidak bijaksana mengelola sumber air, kemungkinan kita akan kembali dalam kondisi zaman seperti itu,” katanya.

Penyebab kerusakan hutan, lanjut Lis, tidak lain adalah bencana dan ulah manusia. ”Faktor penyebab ulah manusia ada dua, yakni perbuatan yang tidak bertanggung jawab atau kebijakan yang kurang tepat,” ujarnya.

Alih fungsi

Akibat kekeringan yang melanda 251 hektar padi di Kelurahan Oesao dan Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, tanaman padi yang berusia hampir dua bulan terpaksa dialihfungsikan. Aliran air sungai dari Gunung Amarasi justru meresap ke tanah sehingga tidak mengalir ke lahan.

Dari 37 sumur, hanya 17 sumur yang masih menyimpan air. Sebanyak 20 sumur lain justru kekeringan. Meski demikian, 17 sumur tersebut tidak berfungsi secara normal karena petani memiliki keterbatasan dana untuk membeli bahan bakar.

Sementara itu, akibat musim kemarau, air di Bendung Dumpil, Kecamatan Ngaringan, Grobogan, Jawa Tengah, menyusut. (NIK/KOR/HEN)

Kompas | 28 Agustus 2013 | Hal.21

]]>
Perhutani Siap Mandiri Energi https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-siap-mandiri-energi/ Thu, 04 Apr 2013 01:59:21 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6763 JAKARTA—Perum Perhutani tengah bersiap untuk mandiri energi melalui pengembangan energi listrik terbarukan melalui energi air, energi matahari, dan energi biomassa, yang diperkirakan dapat mulai dibangun pada medio 2014—2015.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengku proyek tersebut belum akan mulai dibangun pada tahun ini, tetapi dia optimistis proses feasibility study dapat mulai dilakukan pada akhir tahun ini setelah pendataan potensi selesai. “Ini rencana jangka panjang karena juga membutuhkan investasi yang cukup besar. Rencananya kami akan usahakan agar energi ini akan dipakai untuk Perhutani sendiri supaya kita tidak perlu lagi bergantung pada PLN [PT Pembangkit Listrik Negara] dan minyak bumi,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/4). Selanjutnya, apabila energi yang dihasilkan dapat melebihi kapasitas kebutuhan seluruh lini bisnis Perhutani, maka kelebihan energi rencananya akan disalurkan bagi kebutuhan masyarakat sekitar, atau pun dijual kepada PLN.

Bambang menilai hal ini menjadi krusial mengingat tingginya kebutuhan energi di Indonesia yang belum dapat dipenuhi oleh PLN. Belum lagi persoalan energi tidak terbaharukan seperti minyak bumi dan batu bara yang dapat habis, belum termasuk persoalan emisi gas buang yang disisakan.

Dia melanjutkan, pengelola energi terbarukan tersebut nantinya bukan Perhutani secara langsung karena Perum ingin fokus pada pengembangan bisnis utama berupa produk hutan baik kayu maupun nonkayu. Nantinya pengelolaan energi tersebut akan dilakukan oleh pihak ketiga.

Meski belum jelas siapa yang akan mengelola, karena Perhutani belum melakukan penandata nganan nota kesepahaman, tetapi Bambang mengaku lebih memilih untuk bekerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN).

Adapun salah satu perusahaan yang dilirik Perhutani adalah PT Indah Karya. Bambang merinci, Indah karya dapat menjadi rekanan dalam pembangunan energi terbarukan tenaga air berupa microhydro. Dia memperkirakan untuk pembangunan microhydro yang menghasilkan 1 megawatt, akan dibutuhkan investasi sekitar Rp20 miliar—Rp 30 miliar.

Sejauh ini, sebelum dilakukan inventarisasi potensi energi terbaharukan dengan seksama, potensi utama Perhutani untuk membangun energi microhydro adalah keberadaan 122 air terjun dan 1.167 mata air alami di wilayahnya yang berada di Pulau Jawa saja.

Hasil inventarisasi tersebut nantinya tidak hanya digunakan untuk penggalian potensi bagi energi terbarukan, tetapi juga kemungkinan pengembangan kawasan wisata. Dia berharap kawasan wisata yang akan dibangun nantinya juga yang pertama-tama menggunakan energi terbarukan dalam operasional nya. (Rika Novayanti)

Penulis : Rika Novayanti
Bisnis Indonesia : 04 April 2013 hal. 26

]]>
Menhut Tak Tertarik Perhutani Buka Usaha Air Kemasan https://stg.eppid.perhutani.id/menhut-tak-tertarik-perhutani-buka-usaha-air-kemasan/ Thu, 28 Mar 2013 02:22:59 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6741 SURYA ONline, MADIUN – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan tak tertarik dengan pengembangan usaha air minum dalam kemasan yang dilakukan Perhutani. Ia meminta agar Perhutani lebih fokus pada usaha utama Perhutani.

Pada HUT Perhutani di Madiun, Rabu (27/3/2013), Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dipameri produk air mineral dalam kemasan produk Perhutani. Air mineral dalam kemasan yang diproduksi di Bogor dan Bandung itu dibagi-bagikan kepada para undangan di Gedung Pusdiklat Perhutani Madiun.

Beberapa produk air mineral dalam kemasan itu, yakni Tirtaforest dan Air Perhutani. Selain itu juga ada Airmadu, produksi Perhutani.

“Kalau air itu dikerjasamakan saja. Itu bukan korbisnis. Kalah nanti bersaing dengan yang besar-besar,” katanya saat memberi sambutan.

Ia juga meminta Perhutani memperhatikan jangan sampai ada lahan Perhutani yang kosong. Zulkifli juga berharap, Perhutani lebih fokus dalam menggarap kawasan-kawasan wisata yang ada di kawasan Perhutani.

“Itu kan banyak, tinggal menata sedikit itu sudah menjadi luar biasa. Banyak itu lahan-lahan milik Perhutani,” katanya.

Penulis : Imam Hidayat/Editor : Parmin
Rabu, 27 Maret 2013 21:33 WIB

]]>
Seimbangkan Hidup dengan Fotografi https://stg.eppid.perhutani.id/seimbangkan-hidup-dengan-fotografi/ Mon, 25 Mar 2013 01:00:27 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6694 Keseimbangan hidup sangat penting. Filosofi Itulah yang diterapkan Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Industri Primer, Muhamad Zamkhani dalam hidupnya. Fotografi menjadi salah satu cara untuk menyeimbangkan hidupnya.

Di kala penat dengan segala rutinitas, tak ada salahnya sesekali meluangkan waktu menikmati hobi, sekaligus menenangkan hati dan pikiran. Jangan sampai hasil kerja keras tak ternikmati, karena seluruh waktu dan perhatian tersita habis oleh pekerjaan.

Sayangnya, semakin tinggi posisi dan wewenang yang dipikul, semakin berat pula tugas dan tanggung jawab seseorang. Akibatnya tak jarang, waktu luang yang dimiliki pun relatif terbatas. Namun, Muhammad Zamkhani tak ingin hidupnya tersita urusan pekerjaan. Di waktu luang, ia menikmati hobinya fotografi.

“Saya hobi fotografi. Memotret alam memberi kesenangan tersendiri bagi saya,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.

Karena tidak punya banyak waktu luang, sesekali di akhir pekan, Zamkhani berupaya mengajak keluarga berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Tidak hanya berhasil melepas lelah dan menikmati udara segar, Zamkhani pun bisa menyalurkan hobi memotret pemandangan di sana.

Zamkhani menggeluti hobi fotografi sejak kuliah magister di Rutgers University-Newark, New Jersey, Amerika Serikat. Saat krisis ekonomi pada 1997, dia sempat mengesampingkan hobinya itu.

Namun begitu era millenium tiba, kerinduan Zamkhani tak terbendung. Apalagi kala itu muncul SLR Digital pertama. Fotografi kembali mengisi waktu luangnya hingga kini.

Ayah satu anak ini mengaku, sebelum menjadi deputi dan memiliki waktu luang cukup banyak, dia kerap bangun pagi menikmati indahnya panoroma alam sebelum matahari terbit.

“Saat ini waktu untuk hobi fotografi sangat terbatas, namun saya masih suka sesekali update fotografi dengan sesama penggemar fotografi di dunia maya,” katanya.

Visualisasi suatu objek di dunia nyata dan di kamera kerap kali berbeda. Berbeda tipe lensa dan kamera pun mampu menghasilkan foto yang berbeda. Meski demikian, Zamkhani mengaku tidak terlalu terobsesi untuk gonta-ganti kamera versi baru.

Dia hanya berupaya memaksimalkan “tangkapan” objek dengan berbagai tipe lensa kamera. Sampai saat ini, lulusan akuntansi Universitas Gadjah Mada tetap setia memakai satu kamera, Nikon D-800.

Karena hanya hobi, Zamkhani tak melanjutkannya ke tingkat kompetisi lomba. Dia hanya membingkai beberapa karyanya di rumah dan ruang kerja di kantor.

Penggemar teh Walini ini memiliki moto hidup,“Sebisa mungkin harus bisa seimbangkan hidup. Hidup itu hanya sekali, syukuri apa yang ada dan nikmatilah.”

Dengan moto ini, dia mengaku tidak terlalu stres menghadapi segala tantangan dalam pekerjaannya. Menikmati hidup tidak berarti harus berlama-lama dengan hobi dan hal-hal yang disukai, tetapi memiliki waktu berkualitas dan efektif dalam melakukan sesuatu.

“Saya juga bilang sama teman saya, mumpung masih punya waktu banyak, sekali-sekali menikmati hidup. Bukan berarti untuk malas-malasan, tapi menjaga keseimbangan, menggunakan waktu seefektif mungkin,” katanya.

Pasarkan Produk BUMN
Zamkhani memiliki banyak harapan untuk pengembangan BUMN di bidang usaha industri primer. Salah satunya adalah dengan menyatukan pemasaran produk-produk perusahaan BUMN agar bisa dinikmati publik.

Saat ini sudah ada Rajawali Mart untuk memasarkan produk-produk BUMN. Dia berharap produk teh Walini produksi PT Perkebunan Nusantara VIII, dan air mineral produksi Perum Perhutani dan produk-produk BUMN lainnya juga bisa dipasarkan melalui Rajawali Mart ini.

Selain itu, dia juga punya mimpi agar ketergantungan Indonesia akan impor bisa berkurang. Karena itu, melalui BUMN industri primer, dia berharap kebutuhan pokok dalam negeri seperti sapi, beras, dan yang lainnya bisa dipenuhi dari dalam negeri.

“Kerinduan saya agar BUMN kita ini bisa lebih bertumbuh dan semakin sukses. Perusahaan BUMN bisa jadi kebanggan kita semua,” ujarnya.

Penulis : Eli/AB
Investor Daily / Senin, 25 Maret 2013

]]>
Lestarikan Air Hutan Perhutani Didukung USAID-IUWASH https://stg.eppid.perhutani.id/lestarikan-air-hutan-perhutani-didukung-usaid-iuwash-2/ Sat, 19 Jan 2013 01:58:38 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6325 DIREKTUR Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto (kanan) dan Chief of Party IUWASH, Louis O’Brien melakukan penandatanganan nota kesepahaman disaksikan USAID Mission Director Indonesia Andrew Sisson di Jakarta, beberapa waktu lalu. Kerja sama tersebut dalam rangka pengembangan program konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menyatakan konservasi alam merupakan kewajiban semua pihak, bukan hanya tanggung jawab Perhutani. Sinergi dengan IUWASH dilakukan untuk membantu konservasi alam melalui pembuatan rorakan-rorakan (parit buntu) di dalam hutan Perhutani.Hal itu bertujuan menambah jumlah air yang dapat disimpan di dalam tanah hutan. Resapan itu akan memperbaiki neraca sumber daya air yang nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat pengguna air di wilayah hilir. IUWASH sebagai bagian USAID mendukung ketersediaan air baku bagi masyarakat sehingga akses masyarakat terhadap air bersih.
(Sas/E-5)

Media Indonesia hal. 18
19 Januari 2013

]]> Perhutani Lestarikan Air Hutan Didukung AS https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-lestarikan-air-hutan-didukung-as/ Thu, 17 Jan 2013 01:37:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6181 Pengelolaan hutan yang baik harus berdampak terhadap kesejahteraan manusia, mendukung kelestarian alam dan menguntungkan bagi perusahaan. Untuk itu Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, dan Chief of Party IUWASH Louis O’Brien menandatangani nota kesepahaman kerjasama untuk mendukung pengembangan konservasi sumberdaya air dan adaptasi perubahan iklim, disaksikan oleh USAID Mission Director Indonesia, Andrew Sisson, di Jakarta, Rabu (16/1).

Bambang Sukmananto menyatakan konservasi alam merupakan kewajiban semua pihak bukan hanya tanggungjawab Perhutani saja. Sinergi dengan IUWASH dilakukan untuk membantu konservasi alam melalui pembuatan rorakan-rorakan di dalam hutan Perhutani. Resapan ini akan memperbaiki neraca sumberdaya air yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna air di wilayah hilir. IUWASH sebagai bagian USAID mendukung ketersediaan air baku bagi masyarakat sehingga akses masyarakat terhadap air bersih. Kegiatannya diwujudkan meliputi survey dan kajian terhadap suatu wilayah tangkapan mata air, pembuatan rorakan, pembangunan sumur resapan, penanaman pohon, seminar/ workshop, promosi dan diseminasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk website atau leaflet serta media komunikasi lainnya.

Program Air, Sanitasi dan Kebersihan Perkotaan Indonesia atau Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) adalah proyek lima tahun yang pembiayaannya didanai oleh Badan Pembangunan International Amerika Serikat atau United States Agency For International Development (USAID) dalam pengembangan program konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim. [PR/M-6]

Suara Pembaruan hal. 18 ::: Kamis, 17 Januari 2013

]]>
Perum Perhutani Dukung Konservasi Sumber Daya Air https://stg.eppid.perhutani.id/perum-perhutani-dukung-konservasi-sumber-daya-air/ Thu, 17 Jan 2013 01:13:08 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6167 Perum Perhutani mendukung pengelolaan sumber daya air di dalam kawasan hutan milik perusahaan untuk air minum, sanitasi, pertanian dan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

Sistem pengelolaan hutan lestari oleh Perhutani diarahkan untuk mencapai tripple bottom line,yaitu peopleplanet- profit. ”Pengelolaan hutan yang baik harus berdampak terhadap kesejahteraan manusia, mendukung kelestarian alam dan menguntungkan bagi perusahaan,” ungkap Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dalam keterangan tertulisnya, kemarin. Bambang menambahkan, konservasi alam merupakan kewajiban semua pihak bukan hanya tanggung jawab Perhutani.
Karena itu,Perhutani kemarin menandatangani nota kesepahaman kerjasama untuk mendukung pengembangan konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim dengan Program Air,Sanitasi dan Kebersihan Perkotaan Indonesia atau Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) yang diwakili Chief of Party IUWASH Louis O’Brien,disaksikan oleh USAID Mission Director Indonesia Andrew Sisson.Sinergi dengan IUWASH dilakukan untuk membantu konservasi alam melalui pembuatan rorakan-rorakan (parit-parit) di dalam hutan Perhutani. Hal ini bertujuan menambah input air yang dapat disimpan di dalam tanah hutan.Resapan ini akan memperbaiki neraca sumber daya air yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna air di wilayah hilir.
IUWASH sebagai bagian USAID mendukung ketersediaan air baku bagi masyarakat sehingga akses masyarakat terhadap air bersih.Kegiatannya diwujudkan meliputi survei dan kajian terhadap suatu wilayah tangkapan mata air,pembuatan rorakan, pembangunan sumur resapan,penanaman pohon,seminar, promosi, dan diseminasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk websiteatau leafletserta media komunikasi lainnya.
IUWASH adalah proyek lima tahun yang pembiayaannya didanai oleh Badan Pembangunan International Amerika Serikat (United States Agency For International Development/ USAID) dalam pengembangan program konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim. Dalam program pengelolaan sumber daya air, Perhutani mengelola 772 mata air dengan debit tinggi dan 327 air terjun multifungsi di dalam hutan.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan, untuk mencapai target ketersediaan air minum yang terlindungi sesuai target Millennium Development Goals (MDG’s) 2015, dibutuhkan dana Rp65 triliun. Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan, dari kebutuhan dana sebesar Rp65 triliun tersebut,pemerintah hanya menyiapkan anggaran sebesar Rp38 triliun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 2015. Karena itu, sisanya diharapkan bisa dipenuhi para pemangku kepentingan lain di bidang ini. Heru Febrianto

Seputar Indonesia hal.23::: Jumat, 17 Februari 2013

]]>
Perhutani Pasok Air Bersih untuk Warga Lereng Gunung https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pasok-air-bersih-untuk-warga-lereng-gunung/ Sun, 05 Aug 2012 06:42:04 +0000 http://perhutani.co.id/?p=5386 Perum Perhutani akan menyalurkan bantuan air bersih untuk masyarakat di kawasan lereng Gunung Sumbing dan Sindoro di Kabupaten Temanggung yang mengalami krisis air pada musim kemarau ini.

Administratur Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Iwan Setyawan, di Magelang, Minggu (5/8), mengatakan, telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung untuk mendistribusikan bantuan air bersih tersebut.

Ia mengatakan, untuk tahap awal akan memberikan bantuan air bersih sebanyak 20 mobil tangki. “Hal ini kami lakukan setelah mengetahui ada beberapa wilayah di kawasan Sindoro dan Sumbing yang mengalami kekeringan,” katanya.

Ia berharap, mudah-mudahan bantuan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan dan kegiatan ini dapat menggerakkan perusahaan swasta maupun BUMN dan BUMD ikut membantu masyarakat yang mengalami krisis air,” katanya.

Iwan mengatakan, bantuan air bersih untuk warga lereng Sindoro dan Sumbing tersebut diharapkan juga dapat mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga kelestarian hutan.

“Salah satu fungsi hutan adalah untuk kelestarian sumber air, maka masyarakat harus ikut melestarikan hutan,” katanya.

Pada musim kemarau, katanya, kondisi hutan sangat kering sehingga mudah terbakar. “Kami mengimbau masyarakat tidak melakukan hal yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran hutan, antara lain membuang puntung rokok sembarangan di kawasan hutan, membuat api unggun, membuat arang, dan membakar rumput kering,” katanya. (TS/X-13)

mediaindonesia.com//Minggu, 05 Agustus 2012 12:27 WIB

]]>
Perhutani Ekspansi Bisnis Air Kemasan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-ekspansi-bisnis-air-kemasan/ Tue, 03 Jul 2012 01:49:29 +0000 http://perhutani.co.id/?p=5049 Perusahaan Umum (Perum) Perhutani bakal melakukan ekspansi pengembangan bisnis air minum dalam kemasan di wilayah Banyuwangi menyusul sukses bisnis sebelumnya di Pegunungan Cikeas Bogor Jawa Barat (Jabar). Sekretaris Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (Jatim), Yahya Amin, mengatakan pengembangan bisnis air minum dalam kemasan tersebut akan dilakukan pada tahun depan.

“Bisnis air minum dalam kemasan di Jatim masih menjanjikan kendati persaingannya cukup ketat,” katanya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Senin (2/7). Keyakinan ini, ujarnya, juga didasari oleh tumbuh dan berkembangnya produsen air mineral di provinsi tersebut. Selain itu jika mendatangkan bahan baku dari Bogor biayanya relatif mahal. Namun begitu, pihaknya enggan menyebut darimana sumber air yang akan dikelola di Banyuwangi tersebut.

Juru Bicara Perum Perhutani, Susetiyaningsih, mengatakan produksi air minum. di Pegunungan Cikeas Bogor dimulai Perhutani sejak 1993 dan ditopang debit mata air sebesar 36 liter per detik bersumber dari 29 sumber air permukaan. “Sejak 2011 kami sudah melakukan ekspor air minum kemasan ke Jepang.”

Pada 2012, lanjutnya, Perhutani menargetkan kapasitas ekspor meningkat menjadi 4 juta liter dari sebelumnya 2 juta liter. Dia mengklaim air minum kemasan produksi Perhutani tersebut telah memenuhi standar kesehatan karena proses produksinya melalui tujuh tahapan sterilisasi. Selain Jepang, ungkapnya, sejumlah negara di Eropa dan Amerika juga tertarik untuk mengimpor air mineral produksi Perum Perhutani tersebut.

Diversifikasi Usaha
Saat ini, Perum Perhutani melakukan diversifikasi usaha dengan tidak hanya menjual pohon dan hasil pengolahan hutan, melainkan juga mulai mengembangkan bisnis lain termasuk produksi air mineral, ekowisata, produk makanan dan minuman sehat, hingga produksi energi baru terbarukan seperti mikrohidro, serta pengelolaan wisata alam.

Khusus untuk wisata alam tersebut, lanjutnya, terdapat 122 tujuan wisata di Jawa dan Madura. Selain itu, Perum Perhutani juga menangkarkan aneka jenis flora dan fauna. “Termasuk aneka satwa dilindungi seperti buaya, rusa, dan monyet. Penangkaran tersebut dilakukan untuk kebutuhan penelitian,” katanya. Dalam upaya melestarikan hutan, Perum Perhutani juga menggandeng Pesantren untuk mewujudkdn hutan lestari dalam pola Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). (k25)

BISNIS INDONESIA :: Selasa, 3 Juli 2012 HaL. i.1

]]>