Antisipasi Kebakaran Hutan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 28 Oct 2015 00:23:43 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Antisipasi Kebakaran Hutan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani jalin kerja sama Wana Wisata dengan Kemenpar dan Kemen LHK https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jalin-kerja-sama-wana-wisata-dengan-kemenpar-dan-kemen-lhk/ Wed, 28 Oct 2015 00:23:43 +0000 http://perhutani.co.id/?p=27881 rri.co.id – KBRN, Jakarta : Disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya, pada hari ini, Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengembangan Wana Wisata di Kawasan Hutan dengan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Tachrir Fathoni dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, di Auditorium Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Selasa (27/10/2015).

Ruang lingkup perjanjian kerja sama antara lain pengembangan wisata Perhutani seperti Wana Wisata Cilember, Wana Wisata Cikole, Wana Wisata Cluster Ciwidey, Wana Wisata Penggaron, Wana Wisata Padusan, Wana Wisata Tanjung Papuma dan Wana Wisata Pulau Merah, termasuk pengembangan promosi dan pemasarannya.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, usai penandatanganan mengatakan, saat ini Perum Perhutani berpeluang untuk mewujudkan pariwisata alam di wilayah Pulau Jawa dan Madura menjadi sektor unggulan dan bisa mendapat pengakuan internasional.

Dengan luas pengelolaan hutan 2,4 Juta Ha di Pulau Jawa Madura, Perum Perhutani memiliki tidak kurang dari 122 destinasi wisata besar dan kecil yang sangat bernilai strategis dan berpotensi menjadi sektor unggulan. Beberapa lokasi wana wisata unggulan, baru saja dikerjasamakan dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian LHK hari ini.

“Kerja sama ini juga bertujuan untuk mendukung program Nawacita yang menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan serta mendukung konservasi sumber daya alam dan pariwisata di Pulau Jawa dan Madura,” terang Mustoha.

Acara bertema “Aktualisasi Pengembangan Destinasi Wisata Alam Unggulan Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah Pariwisata” ini, selain dihadiri oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, pejabat Eselon I dan Eselon II Kemenpar dan Kemen LHK, juga dihadiri oleh Perwakilan MNC Group, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (STIEPAR), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Bunda Mulia (UBM) dan lembaga pendidikan lainnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya mengatakan, saat ini Kementerian Pariwisata memiliki tagline “Semakin di Lestarikan, Semakin Mensejahterakan”.

Menurut dia, tagline tersebut diambil saat melakukan observasi tentang dua Kampung Nelayan di Lampung. Salah satu kampung tersebut diberdayakan dengan baik sehingga peningkatannya meningkat lima kali lipat dengan fasilitas dan waktu yang sama.

Ia menambahkan, saat ini negara-negara yang berbasis Pelayanan (services), dapat meningkatkan devisa negara menjadi lima hingga sepuluh kali lipat dari negara-negara yang berbasis manufacturing dan trading.

“Ketika mengembangkan mempromosikan sesuatu, ada tiga hal yang sangat penting yaitu subscribe, usage dan iklan. Ketika peminat banyak namun harganya mahal, subscribe-nya tidak ada, ya percuma. Intinya, saya ingin pariwisata di Indonesia ini mudah, murah dan transparan,” kata Arief sambil menutup sambutannya. (Rel/HF/WDA)

Sumber : rri.co.id
Tanggal : 27 Oktober 2015

]]>
Antisipasi Kebakaran, Perhutani Ngawi Siagakan 250 Personel Satgas https://stg.eppid.perhutani.id/antisipasi-kebakaran-perhutani-ngawi-siagakan-250-personel-satgas/ Wed, 12 Aug 2015 08:04:15 +0000 http://perhutani.co.id/?p=25380 surabaya.bisnis.com – Perum Perhutani KPH Ngawi, Jawa Timur, menyiagakan 250 personel anggotanya untuk menjadi satuan tugas khusus pemadam kebakaran hutan, guna mengantisipasi dan menangani terjadinya kebakaran hutan di wilayah tugasnya.

“Anggota satgasdamkar tersebut akan disiagakan di titik hutan yang rawan terjadi kebakaran hutan,” ujar Administratur Perhutani KPH Ngawi, Joko Siswantoro, Rabu (12/8/2015).

Menurut dia, guna penanganan cepat jika terjadi kebakaran hutan di wilayah KPH Ngawi, pihaknya juga telah mendirikan pos simpatik yang dilengkapi dengan kendaraan pemadam kebakaran.

“Kondisi medan yang sulit dan banyaknya daun jati kering berjatuhan membuat api sulit dipadamkan saat terjadi kebakaran. Untuk penanganan cepatnya, kami sudah mendirikan pos simpatik yang dilengkapi dengan mobil pemadam kebakaran,” katanya.

Secara umum saat musim kering, katanya, hampir semua hutan di wilayah tugasnya bisa terjadi kebakaran. Namun demikian, terdapat sejumlah lokasi yang menjadi prioritas penanganan.

“Wilayah yang diprioritaskan penanganannya antara lain di sepanjang jalur Jalan Raya Ngawi-Solo. Sehingga tidak mengganggu para pengguna jalur nasional tersebut,” terangnya.

Selain menyiagakan satgasdamkar, pihaknya juga bekerja sama dengan instansi terkait dalam menangani dan mencegah kebakaran hutan di wilayahnya.

Di antaranya warga tepian hutan yang tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), lembaga TNI, Polri, dan BPBD pemda setempat.

Sumber : surabaya.bisnis.com
Tanggal : 12 Agustus 2015

]]>
Perhutani Jatirogo Sosialisasikan Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jatirogo-sosialisasikan-penggunaan-alat-pemadam-kebakaran/ Thu, 06 Aug 2015 09:52:25 +0000 http://perhutani.co.id/?p=25994 Dok. Kom-PHT/JTR @2015

Dok. Kom-PHT/JTR @2015

JATIROGO, PERHUTANI (6/8) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) Kabupaten Tuban mensosialisasikan penggunaan alat pemadam kebakaran kepada karyawan Perhutani  Jatirogo dan masyarakat desa hutan di Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Bangilan dan Sekaran Kecamatan Jatirogo, Kamis.

Administratur Perhutani  Jatirogo, Achmad Basuki mengatakan tujuan dari sosialisasi tersebut tidak sekedar memberikan pemahaman kepada karyawan tentang penyebab kebakaran, tetapi juga melatih karyawan dan masyarakat desa sekitar hutan agar mampu menanggulangi kebakaran dalam skala kecil baik dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) maupun dengan alat tradisional misalnya kain basah. (Kom-PHT/Jtr/Eva)

Editor  :  A. Irfan S.

Copyright ©2015

]]>