Biomass – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 09 Aug 2017 01:31:52 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Biomass – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Ajak Perusahaan AS Garap Kawasan Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-ajak-perusahaan-garap-kawasan-wisata/ Wed, 09 Aug 2017 01:31:52 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48803 IMQ21.COM (8/8/2017) |Perum Perhutani akan mengembangkan kawasan wisata yang berlokasi di Bogor, Jawa Barat.

Untuk mewujudkan pembangunan ecotheme park ini, Perhutani menggandeng BUMN pengembang destinasi pariwisata Indonesia dan perusahaan pengembang properti multinasional Amerika Serikat. Kesepakatan kerjasamanya telah ditandatangani pada Senin (7/8).

“Perhutani ada rencana mengembangkan wisata di kawasan Bogor seluas 600 hektar, dengan investasi minimal US$1 miliar,” kata Direktur Utama Denaldy M. Mauna di Jakarta, Selasa (8/8).

Saat ini, Perhutani mengelola 236 lokasi wisata alam di dalam kawasan hutan, dan beberapa di antaranya tengah dilakukan rebranding produk, pelayanan dan pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas sesuai standar usaha wisata dunia.

Untuk memanfaatkan aset-asetnya, Perhutani juga tengah mengembangkan proyek Perhutanan Sosial sinergi BUMN untuk mendukung program kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dan peningkatan fungsi kawasan hutan yang dicanangkan pemerintah.

Selain itu, Perhutani tengah menyiapkan bisnis biomass karena prospek energi terbarukan ini sangat menjanjikan dan ramah lingkungan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet di dunia pertumbuhannya sebesar 2,7 juta ton per tahun (2010-2025).

“Kebutuhan akan biomass tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu hektar yang akan menghasilkan 3,2 juta metrik ton woodchips,” ujarnya.

Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1,6 juta metrik ton wood pellet. Artinya, energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp2 triliun per tahun.

“Kerjasama dengan investor Korea mulai dilakukan Perhutani untuk bisnis biomass ini dengan penandatangan nota kesepahaman untuk pengembangan 20.000 hektar beberapa waktu yang lalu,” terangnya.

Sumber : imq21.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Bangun Tempat Wisata Alternatif Berkelas Internasional https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bangun-tempat-wisata-alternatif-berkelas-internasional/ Wed, 09 Aug 2017 01:11:41 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48797 SWA.CO.ID (8/8/2017) | Usaha Perhutani untuk melakukan rebranding perusahaan menuju pengembangan pariwisata alam bukan isapan jempol belaka. Hari ini (07/08/2017), BUMN itu kembali membuat gebrakan dengan menandatangani Mou dengan perusahaan multinasional asal Amerika untuk pengembangan wisata alam bertema futuristik. Wisata alam yang diberi nama World Class Ecotheme Park ini dibangun diatas lahan seluas 600 hektar di kawasan Bogor dengan investasi tahap pertama sebesar US$1 miliar.

Denaldy M Mauna, Direktur Utama Perhutani, menuturkan, gabungan antara sumber daya manusia, alokasi tempat dan pengalaman mereka dalam mengembangkan kawasan ecopark akan melahirkan kawasan yang dapat dibanggakan di kancah internasional. Dengan kombinasi expertise yang mereka bawa, pihaknya optimistis ini akan menjadi sesuatu yang hebat dan berkelas dunia. Di Swedia, menurutnya, anak-anak memiliki banyak pilihan tempat untuk berlibur dengan akses yang mudah.”Kami ingin menghadirkan alternative tempat liburan untuk anak-anak,” ungkap Denaldy.

Dengan melibatkan 3 pihak sekaligus, pihaknya optimistis akan merampungkan project ini paling cepat dalam waktu 3 tahun ke depan. Saat ini, Perhutani juga tengah mengelola 236 lokasi wisata alam di kawasan hutan dan beberapa di antaranya tengah melakukan rebranding produk, pelayanan dan pengelolaan guna meningkatkan kualitas standar usaha wisata dunia.

Sementara itu, di tengah gesitnya perusahaan dalam melakukan rebranding ecoturism, Perhutani juga tengah melirik bisnis biomass yang dinilai menjanjikan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,7 ton per tahun dalam 8 tahun kedepan.

Kebutuhan tersebut memungkinkan perhutani mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha dengan menghasilkan 3,2 juta MT woodchips. Nilai ini dimungkinkan untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1,6 juta MT Wood Pellet. Hal ini mengindikasikan, penggunaan biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil sampai 2 triliun per tahun. Saat ini perusahaan telah menanam tumbuhan fast growing berjenis Sengon, Acacia, dan Gmelina di Pulau Jawa dengan luas 7424,19 Ha. pengembangan ini merupakan hasil kerjasama Perhutani dengan Korean Indonesian Forestry Center (KIFC) dan Korean Promotion Institute.

Sebagai tambahan, perusahaan saat ini tengah membukukan hasil positif dengan mencatatkan kenaikan laba sebesar 236% atau menjadi Rp316,23 miliar pada kuartal dua (Q2) 2017. Hal ini merupakan dampak adanya upaya transformasi bisnis yang dilakukan Perhutani ditambah dengan menurunnya biaya pokok penjualan dan biaya usaha.

Sumber : swa.co.id

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Gandeng Perusahaan Korsel Bangun Biomassa Power Plant https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-perusahaan-korsel-bangun-biomassa-power-plant/ Thu, 20 Apr 2017 04:30:53 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46457

18541578 – detailed illustration of a isometric biomass plant in production of energy

MARKETEERS.COM (20/4/2017) | Perum Perhutani melakukan kolaborasi dengan Korea Western Power (KWP) dalam pembangunan power plant berbasis biomassa. Seperti sudah diberitakan sebelumnya, Perum Perhutani telah membangun pabrik sagu di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Dalam pengembangannya, Perhutani melihat potensi lain yang bisa digarap. Sehingga, Perhutani pun menggandeng KWP untuk membuat power plant.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna menyatakan bahwa dengan kerjasama tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha yang akan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet. Artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun.

“Pengembangan biomassa power plant penting disiapkan sejak awal mengingat trend konsumsi energi dunia ke depan lebih mengarah pada sumber-sumber pemanfaatan biomassa seperti limbah pohon. Perhutani memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi biomass ini dari kawasan hutannya termasuk dari limbah pabrik sagu di Papua Barat yang bisa dimanfaatkan,” ungkap Denaldy dalam siaran persnya.

Kerjasama ini berawal dari program GtoG antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tahun 2007 untuk pengelolaan hutan seluas 500 ribu hektar. Pada tahun 2009 Perhutani menindaklanjuti kerjasama penanaman tanaman fast growing species (FGS) jenis sengon, Acacia mangium, Gmelinia arborea seluas 7.424,19 Ha dengan perusahaan Korean Indonesia Forestry Centre (KIFC) anak usaha National Foresty Cooperatives Federation (NFCF) dan kerjasama dengan Korean Forestry Promotion Institute (KoFPI) tahun 2013 untuk penanaman gliericide 1500 Ha di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.

KWP juga akan membantu pembangunan mini power plant sebagai percontohan manfaat biomassa dari hutan untuk energi, yang akan dipusatkan di lokasi ekowisata Sentul. Sedangkan KoFPI bersama Perhutani akan menyiapkan Feasibility Study Proyek Biomassa-nya.

Beberapa investor Korea Selatan lainnya juga berminat untuk kerjasama Proyek Biomassa Perhutani Group. “Kami merencanakan areal untuk biomassa seluas 200.000 Ha. Pihak yang berminat dan telah membahasnya dengan Perhutani adalah Hyundai Corp, Aju Corp, GS EPS, UC Plant, dan Korbi,” tambah Denaldy.

Sumber: marketeers.com

Tanggal: 20 April 2017

]]>
Dirut Perhutani Gandeng Investor Korea Selatan Kembangkan Energi Biomassa https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-gandeng-investor-korea-selatan-kembangkan-energi-biomassa/ Wed, 12 Apr 2017 06:59:11 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46347

Dok.Kom-PHT/ Kanpus @2017

JAKARTA, PERHUTANI (12/4/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna dan CEO Korea Western Power (KWP) Mr. Jung Ha Hwang menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pembangunan Power Plant berbasis biomassa untuk Pabrik Sagu Perum Perhutani, Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat di Seoul Korea Selatan Jum’at (7/4) beberapa waktu lalu.

Denaldy menyatakan bahwa dengan kerjasama tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha yang akan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet,  artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun.

“Pengembangan biomassa power plant penting disiapkan sejak awal mengingat trend konsumsi energi dunia ke depan lebih mengarah pada sumber-sumber pemanfaatan biomassa seperti limbah pohon. Perhutani memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi biomass ini dari kawasan hutannya termasuk dari limbah pabrik sagu di Papua Barat yang bisa dimanfaatkan”, ungkap Denaldy.

Kerjasama berawal dari program G to G antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tahun 2007 untuk pengelolaan hutan seluas 500 ribu hektar. Pada tahun 2009 Perhutani menindaklanjuti kerjasama penanaman tanaman fast growing species (FGS) jenis sengon, Acacia mangium, Gmelinia arborea seluas 7.424,19 Ha dengan perusahaan Korean Indonesia Forestry Centre (KIFC) anak usaha National Foresty Cooperatives Federation (NFCF) dan kerjasama dengan Korean Forestry Promotion Institute (KoFPI) tahun 2013 untuk penanaman gliericide 1500 Ha di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.

Selama kunjungannya di Korea Selatan Direktur Utama Perhutani juga bertemu dengan pimpinan KoFPI dan Korea East West Power (KEWP) membahas rencana MoU lanjutan tentang perluasan kerjasama penanaman biomassa dari semula 2.000 Ha menjadi 10 ribu Ha disertai industri pengolahannya.

KEWP akan membantu pembangunan mini power plant sebagai percontohan manfaat biomassa dari hutan untuk energi, yang akan dipusatkan di lokasi ekowisata Sentul. Sedangkan KoFPI bersama Perhutani akan menyiapkan Feasibility Study Proyek Biomassa-nya.

Beberapa investor Korea Selatan lainnya juga berminat untuk kerjasama Proyek Biomassa Perhutani Group.

“Kita merencanakan areal untuk biomassa seluas 200.000 Ha. Pihak yang berminat dan telah membahasnya dengan Perhutani adalah Hyundai Corp, Aju Corp, GS EPS, UC Plant, dan Korbi,” demikian pesan Denaldy dari Seoul Korea Selatan. (Kom-PHT/PR/2017-IV-13)

]]>