bukitsenyum – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 13 Jun 2017 02:35:33 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png bukitsenyum – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Bukit Senyum Memuaskan Pandangan https://stg.eppid.perhutani.id/bukit-senyum-memuaskan-pandangan/ Tue, 13 Jun 2017 02:35:33 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47522 GALAMEDIA (12/6/2017) | Kabupaten Bandung Barat (KBB) dianugrahi kekayaan alam dan panorama alam yang seolah tak pernah habis untuk digali. Satu persatu bermunculan dengan menjanjikan keindahan dan keunikan tersendiri.

Salah satunya objek wisata yang diberi nama Bukit Senyum. Sesuai namanya “senyum”, ketika kita mencapai puncak bukit yang lumayan menjulang tinggi rasa lelah itu terbayar sudah. Bukit Senyum berada di atas ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (dpl).

Senyum tanpa terasa mengembang di bibir. Dari atas bukit yang berlokasi di Kampung Pasirmanggu, Desa Cipada 1, KecamatanCikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KHM) akan terlihat hamparan perkebunan teh, Gunung Burangrang yang menjulang, dan perairan Waduk Cirata.

Lokasi Bukit Senyum berada di lahan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, tepatnya di Resor Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan. Dulunya berupa hutan pinus dengan tumpangsari tanaman kopi. Dikelola bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Namun karena hutannya terlalu rimbun, membuat tanaman kopi tidak berkembang dengan baik. Barulah pada November 2016 tempat tersebut mulai dipromosikan.

Baru secara resmi dibuka 19 April. Keindahan Bukit Senyum sudah ramai menghiasi media sosial.

“Dulu tempat ini jarang dikunjungi orang luar. Bagi warga sini, naik ke puncak Bukit Senyum menjadi sesuatu yang biasa. Tapi bagi orang kota, ceritanya jadi lain. Mereka begitu menikmati keindahan alamnya,” kata Ai Fatimah (48) warga Kampung Cileuleuy, Desa Cipada kepada “GM”, belum lama ini.

Menurutnya, dijadikannya Bukit Senyum sebagai tempat wisata menjadi berkah bagi warga sekitar. Mereka bisa ikut berjualan dan menjadi pemandu wisata.

Pinus

General Manager Wisata Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, Wismo Tri Kancono, mengatakan, sejak di buka rata-rata dikunjungi 1.500 per bulan. Sudah hampir menyamai kunjungan ke Curug Cimahi.

“Ini berarti daya tarik Bukit Senyum sudah setara dengan Cunig Cimahi. Padahal baru dibuka beberapa bulan,” kata Wismo, belum lama ini.

Sebelum mencapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk pengunjung langsung disuguhi hutan pinus yang rapat. Puncak Bukit Senyum bisa disusun ke arah selatan sejauh sekitar 700 meter. Perhutani menyiapkan beberapa saung bagi pengunjung, sebelum naik ke puncak Bukit Senyum.

Selain saung, di lokasi tersebut terdapat sejumlah warungyang menjajakan berbagai jenis hidangan. Disana pengunjung bisa berfoto untuk mengabadikan keindahan alam beserta jajaran pohon pinus.

Sumber: Galamedia, hal. 7

Tanggal: 12 Juni 2017

]]>
Tersenyum di Bukit Senyum https://stg.eppid.perhutani.id/tersenyum-di-bukit-senyum/ Sun, 23 Apr 2017 09:51:34 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46515 PIKIRAN RAKYAT (22/4/2017) | Di lihat dari ketinggian kaki Gunung Burangrang sebelah selatan, pohon pinus yang berjajar rapi, hamparan kebun, serta lanskap perairan, dan daratan sekitar Waduk Saguling menyajikan pemandangan indah. Konon, setiap orang yang melihatnya akan tersenyum. Karena itulah tempat tersebut dinamai Bukit Senyum.

Nama Bukit Senyum bermula dari ucapan spontan seorang anggota Kelompok Tani Hutan Rimba Sejahtera binaan Perhutani bernama Sugondo. Dia selalu melihat orang-orang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tersenyum, saat tiba di atas bukit dan melihat pemandangan sekitar.

Berada pada ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, Bukit Senyum menjadi ikon wisata baru yang dikembangkan Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, yakni pada Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara. Lokasi ada di Resort Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan.

Dirintis sejak November 2016 lalu. Perhutani meresmikan wanawisata Bukit Senyum Burangrang Selatan pada Rabu (19/4/2017). Namun, keindahan objek wisata alam itu sudah lebih dulu menyebar melalui media sosial. “Sudah hampir dua bulan dibuka, pengunjungnya lebih dari 3.000 orang. Hampir sama dengan pengunjung Curug Cimahi,” kata General Manager Wisata Perhu-tani Divisi Regional Jabar dan Banten Wismo Tri Kancono.

Secara administratif, Bukit Senyum berada di Desa Cipada, Kecamatan Gkalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat itu, akses termudah bisa dilalui dari Jalan Kolonel Masturi, belok di persimpangan depan Sekolah Polisi Negara, Cisarua. Dari sana, perjalanan sekitar 8 kilometer menyusun jalan yang naik, turun, dan berliku. Jalan melalui Desa Cipada (Cikalongwetan), atau lebih dikenal sebagai Cipada II. Soalnya, di Kecamatan Cisarua ada Desa Cipada yang disebut sebagai Cipada II. Hati-hati, banyak jalan rusak.

Begitu memasuki areal wisata, pengunjung segera merasakan suasana alam yang asri dan nyaman. Sebelum menggapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk, pengunjung disuguhi deretan pohon pinus. Puncak Bukit Senyum ada di arah selatan, sekitar 700 meter dari portal masuk. Sebelum ke puncak, puaskan diri berfoto karena ada banyak lokasi berupa balkon dan saung.

Luas baku RPH Burangrang sekitar 8.5 hektare, yang per hektare ditanami 1.500 pohon pinus. Luas lahan yang dijadikan tempat wisata sekitar 5 hektare. Ke depan, Perhutani akan melakukan berbagai pengembangan, guna lebih memanjakan wisatawan dengan berbagai fasilitas.

“Ini lokasi wisata rintisan. Fasilitas belum lengkap. Namun, untuk fasilitas minimalis sudah ada. Loket, toilet, musala, dan sarana jalan sudah ada. Sementara ini sudah cukup memadai. Nanti akan dibikin camping ground, penambahan spot buat selfie, outbound, dan lainnya,” kata Wismo.

Menurut Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin, perintisan tempat wisata Bulat Senyum tak lepas dari peran LMDH, yang ingin perbaikan kesejahteraan. Soalnya, LMDH yang biasa mengelola hutan produksi dengan komoditas kopi arabika, merasa hasil panen kopi kurang produktif.

“Pertumbuhan kopi terhambat karena kurang sinar matahari gara-gara tertutup limbunan pohon pinus. Kini, batang tanaman kopi dijadikan pagar hidup di sekeliling Bukit Senyum. Sejak dialihkan jadi objek wisata, ekonomi warga desa hutan meningkat karena ba-mak pengunjung. Ini lebih menguntungkan daripada menanam kopi,” kata Ketua LMDH Padamaju Deni Sopari. (Hendro Husodo/”PR”)***

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 3

Tanggal: 22 April 2017

]]>
Ada Bukit Senyum di Balik Rimbunnya Burangrang https://stg.eppid.perhutani.id/ada-bukit-senyum-di-balik-rimbunnya-burangrang/ Thu, 20 Apr 2017 03:38:51 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46451 PIKIRAN-RAKYAT.COM (19/4/2017) | Ada tempat wisata baru di Bandung Barat. Namanya Bukit Senyum. Lokasinya di kaki Gunung Burangrang, tepatnya di sisi selatan. Tempat ini berada di di atas ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, dan dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara, tepatnya di Resor Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan.

Di sana ada pinus yang berjajar rapi, perkebunan teh yang terhampar luas, serta lansekap perairan dan daratan di sekitar Waduk Saguling. Pemandangannya teramat indah dan tenang. Konon, saking indahnya, setiap orang yang melihatnya akan tersenyum. Karena itulah tempat tersebut dinamai Bukit Senyum.

Bukit Senyum menjadi ikon tempat wisata baru yang dikembangkan
dirintis sejak November 2016 lalu. Perhutani kemudian meresmikan wana wisata Bukit Senyum Burangrang Selatan itu pada Rabu 19 April 2017. Namun, penyebaran foto-foto keindahan objek wisata alam itu sudah lebih dulu menyebar melalui media sosial. Bahkan, kini pengunjungnya hampir menyamai Curug Cimahi, ikon lain tempat wisata Perhutani KPH Bandung Utara.

“Sekarang sudah hampir dua bulan dibuka, pengunjungnya ini sudah lebih dari 3.000 orang. Dalam sebulan ada sekitar 1.500 pengunjung. Ini sudah hampir sama dengan pengunjung Curug Cimahi,” kata General Manager Wisata Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten Wismo Tri Kancono, di sela peresmian.

Akses

Secara administratif, Bukit Senyum berada di Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat itu, akses termudah bisa dilalui dari Jalan Kolonel Masturi, kemudian membelok di persimpangan yang tepat berada di depan Sekolah Polisi Negara, Cisarua.

Dari situ, perjalanan sekitar 8 kilometer menyusuri jalan naik, turun, dan berliku ditempuh hingga memasuki Desa Cipada di Cikalongwetan. Tempat itu lebih dikenal dengan nama Cipada I karena di Kecamatan Cisarua juga terdapat Desa Cipada, yang disebut sebagai Cipada II. Jalannya cukup menantang, karena banyak terdapat kerusakan jalan, terutama mendekati Bukit Senyum.

Kendati demikian, begitu memasuki areal wisata, pengunjung dapat segera merasakan suasana alam yang asri dan nyaman. Sebelum menggapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk pengunjung langsung disuguhi deretan pohon pinus. Puncak Bukit Senyum bisa disusuri ke arah selatan sejauh sekitar 700 meter. Sebelum ke puncaknya, puaskan diri untuk berfoto karena ada banyak lokasi berupa balkon maupun saung.

Di RPH Burangrang yang memiliki luas baku 8,5 hektare, yang per hektare ditanami sekitar 1.500 pohon pinus. Luas lahan yang dijadikan tempat wisatanya sendiri ialah sekitar 5 hektare. Ke depan, Perhutani masih akan melakukan berbagai pengembangan, guna lebih memanjakan wisatawan dengan berbagai fasilitas.

“Ini kan masih lokasi wisata rintisan, kami juga memahami bahwa fasilitas di sini belum sepenuhnya lengkap. Namun, untuk fasilitas minimalis sudah ada. Loket, toilet, musala, atau sarana jalan sudah ada. Sementara ini saya rasa sudah cukup memadai. Ke depan, memang sudah ada rencana akan dibikin camping ground, penambahan spot buat selfie, permainan outbound, dan lain-lain,” terang Wismo.

Asal-usul nama Bukit Senyum

Ada cerita menarik tentang asal usul nama Bukit Senyum, yang bermula dari ujaran spontan seorang anggota Kelompok Tani Hutan Rimba Sejahtera binaan Perhutani bernama Sugondo. Dia selalu melihat orang-orang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tersenyum, saat tiba di atas bukit dan melihat pemandangan sekitar.

Menurut Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin, perintisan tempat wisata Bukit Senyum pun tak lepas dari peran LMDH, yang menginginkan perbaikan kesejahteraan. Soalnya, LMDH yang biasa mengelola hutan produksi dengan komoditas kopi arabika merasa hasil panen kopi kurang produktif.

Ketua LMDH Padamaju Deni Sopari mengatakan, alih fungsi dilakukan lantaran tanaman kopi arabika kurang produktif. Ditanam dengan jarak 2×2 meter, pertumbuhan tanaman kopi terhambat karena kurang mendapat sinar matahari, yang tertutup oleh rimbunan pohon pinus. Kini, batang tanaman kopi dijadikan pagar hidup di sekeliling Bukit Senyum.

“Sejak dialihkan jadi objek wisata, dari sisi ekonomi kesejahteraan masyarakat desa hutan lebih meningkat. Karena sudah mulai banyak pengunjung. Kami juga diajak bermitra dengan Perhutani, dengan mendirikan warung-warung. Daripada menanam kopi, ini lebih menguntungkan, karena menanam kopi di sini kurang produktif,” katanya.***

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tanggal: 19 April 2017

]]>
Ada Tempat Tersenyum di Hutan Berkabut https://stg.eppid.perhutani.id/ada-tempat-tersenyum-di-hutan-berkabut/ Sun, 12 Mar 2017 02:04:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45840 PIKIRAN RAKYAT (12/3/2017) | Keindahan Gunung Burangrang yang sudah dikenal sejak zaman kolonial, selalu menjadi pemandangan menarik dilihat dari Kota Bandung yang lokasinya dikelilingi banyak gunung. Pada kaki gunung tersebut, terdapat banyak kawasan hutan dan perkebunan, yang sekaligus mempercantik kawasan utara Bandung.

Gambaran Gunung Burangrang di antaranya tercantum dalam buku Gids van Bandoeng en Midden Priangan yang disusun SA Reitsma dan WH Hoogland jilid 2, terbitan NV Mij Vorkink Bandung, tahun 1927, di mana buku tersebut juga tersimpan di Universitas Teknik Delft Belanda.

Dalam buku itu disebutkan, karena sekitarnya terdiri lintasan jurang yang dalam dan sejumlah lembah, kawasan kaki Gunung Burangrang berfungsi penahan erosi bagi Kota Bandung.

Dalam catatan itu, kaki Gunung Burangrang merupakan pemandangan cantik pada ketinggian 3.000 meter dari permukaan. Lereng Gunung Burangrang yang ditutupi hutan lebat, di sekelilingnya merupakan kawasan kaya sumber daya alam terentang di antara Cimahi dan Padalarang.

Di kaki Gunung Burangrang terdapat perkebunan kopi milik pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun-tahun itu juga ditemukan pohon-pohon kopi yang sudah berusia tua, serta berdiri dan pesanggrahan yang merupakan ciri khas sebuah perkebunankopi.

Pada masa itu, di bagian bawah kaki Gunung Burangrang, terdapat Perkebunan Sukawana, Afdeling Cisuren yang mengusahakan tanaman kina. Perkebunan Sukawana sendiri (kini bagian dari Kebun Bukitunggul PTPN Mil) pada tahun itu dibuka pula seba-gai tempat wisata bagi masyarakat.

Disebutkan pula, bagi masyarakat di Bandung masa itu, deretan Gunung Burangrang, Gunung Tangkubanparahu, dan Gunung Bukit Tunggul merupakan pemandangan serangkai dengan Ijzermanpark (kini Taman Ganesha ITB). Biasanya,masyarakat Kota Bandung sering melihat pemandangan itu saat cuaca sedang memungkinkan penampakan kawasan ketiga gunung itu.

Sementara itu, kawasan kehutanan di kaki Gunung Burangrang, diketahui merupakan kawasan hutan pinus yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Utara. Kawasan hutan pinus tersebut termasuk untaian kehutanan di utara Bandung, yang saling bersambungan antara kaki Gunung Burangrang dan Gunung Tangkubanparahu.

Soal fenomena alam di Gunung Burangrang, General Manager KBM Wisata dan Jasa Lingkungan Divre Jabar-Banten Perum Perhutani, Vismo Tri Kancono mengatakan, memang hal unik yang sering mengundang penasaran. Keunikan itu adalah dugaan ada fenomena tekanan udara pada beberapa titik di Gunung Burangrang pada ketinggian tertentu.

Beberapa pekan lalu, katanya, saat dirinya masih menjadi Administratur KPH Bandung Utara, mencoba menerbangkan sebuah pesawat drone di sekitaran hutan kawasan Gunung Burangrang. Pada titik-titik tertentu, pesawat drone yang diterbangkannya itu beberapa kali kesulitan terbang atau meningkatkan ketinggian di udara.

Walaupun demikian, katanya, kawasan kaki Gunung Burangrang diketahui memangmemiliki alam indah, dian taranya berupa kawasan hutan pinus dengan keseharian terdapat kabut permanen. Soalnya, kawasan hutan pinus itu baik pada musim hujan maupun kemarau pun, hampir selalu ada kabutnya sehingga selalu sejuk.

Ia menunjukkan, dalam lokasi kabut permanen pada hutan pinus itu, ada lokasi yang kini dinamai Bukit Senyum. Penamaan itu, asal mulanya adalah kebiasaan orang-orang yang berjalan-jalan menuju bukit itu. yang umumnya tersenyum lega atau kegirangan setelah mencapai bukit tersebut

Disebutkan, hutan Bulat Senyum berlokasi di hutan pinus Resor Burangrang Selatan, Kecamatan Cikalong Wetan. Lokasi hutan tersebut berdekatan dengan lokasi perkebunan teh Pangheotan (bagian dari PTPN Mil Kebun Panglejar), yang sekaligus dapat menjadi tempat melihat panorama maupun mengamati atau mempelajari fenomena alam kawasan Gunung Burangrang.

Menurut Wismo, karena sudah mulai ada masyarakat yang sengaja mengunjungi hutan Bukit Senyum, untuk mencari suasana udara segar, akhirnya kawasan itu resmi dijadikan tujuan wanawisata sejak 11 Februari 2017 lalu. Masyarakat yang menuju ke hutan Bukit Senvum bisa menempuhnya dari ruas Jalan Kolonel Masturi Cimahi atau dari Cihideung jalur Parongpong, Bandung Barat melintasi Perkebunan Pangheotan. (Kodar SolihatrPR”)

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 23

Tanggal: 11 Maret 2017

]]>