canopy – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 07 Dec 2018 16:32:58 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png canopy – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Kualitas Kian Meningkat, Perhutani Serahkan Sertifikat Standarisasi Pengelolaan Usaha Wisata Alam “CANOPY” Tahun 2018 https://stg.eppid.perhutani.id/kualitas-kian-meningkat-perhutani-serahkan-sertifikat-standarisasi-pengelolaan-usaha-wisata-alam-canopy-tahun-2018/ https://stg.eppid.perhutani.id/kualitas-kian-meningkat-perhutani-serahkan-sertifikat-standarisasi-pengelolaan-usaha-wisata-alam-canopy-tahun-2018/#respond Fri, 07 Dec 2018 16:32:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=69770 JAKARTA, PERHUTANI (06/12/2018) | Direktur Operasi Perum Perhutani Hari Priyanto bersama Bupati Kabupaten Ngawi, Budi Sulistyono menyerahkan Sertifikat Standarisasi Pengelolaan Usaha Wisata Alam “CANOPY” Tahun 2018 kepada masing-masing penanggungjawab dari tujuh lokasi wisata yang telah memenuhi standar bertempat di Wana Wisata Srambang Park Jawa Timur, Kamis (06/12). Tujuh lokasi wisata yang mendapat sertifikat tersebut adalah Kawah Putih, Cikole, Curug Cilember, Puncak Bintang, Guci Ashavana, Srambang Park, dan Tanjung Papuma.

Penyerahan sertifikat ini merupakan tindak lanjut implementasidari launching CANOPY yang telah dilaksanakan pada 11 November 2017. CANOPY merupakan brand atau identitas yang menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional dan berkualitas. Hal ini merupakan komitmen manajemen untuk terus meningkatkan mutu produk dan layanan wisata alam. Lokasi berstandar CANOPY menawarkan pengalaman berwisata yang menyenangkan, bersih, dan penuh petualangan (fresh, fun, adventure).

Wana Wisata Srambang Park yang mempunyai luas 11,6 ha dengan objek utama air terjun Srambang menjadi lokasi penyerahan sertifikat mewakili lokasi lainnya karena pemandangannya yang indah, bersih, sejuk, dan nyaman bagi pengunjung. Pada kesempatan ini pula dilaksanakan peresmian Kantor Pengelola Srambang Park yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Direktur Operasi Perum Perhutani Hari Priyanto.

Hari Priyanto menyatakan bahwa pelaksanaan audit standarisasi CANOPY dilakukan oleh tim auditor internal yang telah memiliki sertifikat audit dari TUV Rheinland, sebuah organisasi swasta di bidang layanan pengujian, inspeksi dan sertifikasi yang berkantor pusat di Cologne, Jerman. Lokasi wisata yang lulus audit dan memperoleh sertifikat dapat menggunakan brand CANOPY selama dua tahun.

“Rebranding ecotourism dengan CANOPY yang telah dimulai sejak tahun 2017 untuk pengelolaan wisata alam Perhutani adalah bagian dari transformasi bisnis perusahaan yaitu restrukturisasi bisnis. Kita ingin menghadirkan alternatif tempat liburan bernuansa alam di hutan yang membuat pengunjung mendapatkan pengalaman berwisata yang menyenangkan, bersih, dan penuh petualangan. Bisnis wisata alam kita yang jumlahnya 641 destinasi itu, terus kita tingkatkan dengan cara melakukan standarisasi yang lebih profesional dan berkualitas. Untuk itu kita terus mengupayakan agar semakin banyak wisata Perhutani yang mengikuti standar CANOPY. Dari sektor pendapatan pun sudah terlihat peningkatan yang cukup signifikan sejak diluncurkannya brand baru pengelolaan wisata ini”, jelas Direktur Operasi Perhutani.

Pendapatan bisnis wisata Perhutani sampai dengan bulan Oktober tahun 2018 sebesar Rp 153 miliar dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 13,3 juta orang, meningkat 37% dibanding periode yang sama pada tahun 2017 (YoY). Nilai ini diharapkan akan terus meningkat seiring bertambahnya lokasi wisata yang tersertifikasi CANOPY, perluasan kerjasama pemasaran, serta dukungan marketing communication yang intensif.

Dalam pengelolaan objek wisata, Perum Perhutani selalu bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) menggunakan sistem sharing. Selain itu, terdapat pula kerjasama berbentuk tripartite antara Perum Perhutani, LMDH dan Pemerintah Daerah ataupun Investor. Adapun kerjasama yang telah dilakukan pada tahun 2018 ini antara lain dengan DPRD Tuban dan DPRD Jawa Timur.

Sejak tahun 2015 Perhutani juga telah memiliki kerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pengembangan wana wisata di kawasan hutan. Kerjasama ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah untuk pengembangan bisnis wisata alam Perhutani menuju kinerja pengelolaan wisata yang lebih baik lagi di masa depan.

Di tahun 2019, Perhutani menargetkan pendapatan wisata sebesar 250 miliar rupiah dan 20 juta kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kita berharap target ini dapat tercapai sehingga dapat mendongkrak pendapatan perusahaan sekaligus mengukuhkan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia”, jelas Hari. (Kom-PHT/PR/2018-XI-37)

 
Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:
Asep Rusnandar – Sekretaris Perusahaan
Telp. (021) 5721282
Fax. (021) 5743579
Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/kualitas-kian-meningkat-perhutani-serahkan-sertifikat-standarisasi-pengelolaan-usaha-wisata-alam-canopy-tahun-2018/feed/ 0
Lestarikan Hutan, Perhutani Gandeng Pariwisata https://stg.eppid.perhutani.id/lestarikan-hutan-perhutani-gandeng-pariwisata/ Mon, 11 Dec 2017 03:30:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51210 PIKIRAN-RAKYAT.COM (11/12/17) | Langkah penghijauan lahan gundul terus digalakkan Perum Perhutani untuk menjaga environment sustainability. Mulai dari penanaman hutan kembali, edukasi sejak dini hingga berkolaborasi dengan sektor pariwisata dilakukan.

Mengapa pariwisata? Karena konsep yang dikembangkan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya sangat tegas! “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Pelestarian hutan itu harga mati, tidak bisa ditawar-tawar,” kata Menpar Arief Yahya di ratusan tempat saat berpidato soal lingkungan hidup dan kehutanan.

Konsep Menpar Arief itu berlaku baik yang di darat, maupun di tepi laut sampai di bawah laut. Contohnya nelayan di Pemuteran Bali, Bangsring Banyuwangi atau Carocok Sumatera Barat. Nelayan yang semula mengambil ikan dan terumbu karang untuk dijual, sekarang berubah.

Mereka merawat dan menjaga agar terumbu karang dan ikan-ikan kecil di dalamnya hidup dan berkembang. Mereka lebih untung jika jadi bahan tontonan daripada jadi komoditas diambil dan dijual. “Karena itu, pelestarian Lingkungan Hidup, vegetasi dan habitat alam yang hidup di dalamnya menjadi sangat penting dan jadi komitmen bersama,” jelas Arief Yahya.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna juga menambahkan, langkah yang sama dilakukan Perhutani untuk antisipasi berbagai kerusakah hutan. Seperti kebakaran hutan, pembalakan hutan, reboisasi, dan lain-lain.

“Di berbagai kawasan hutan yang kita kelola rutin dilakukan penanaman pohon di lahan yang masih kosong dengan melibatkan warga sekitar. Selain untuk menjaga dari ancaman banjir, juga untuk memberikan udara segar di lingkungan warga,” ujar Denaldy, Minggu, 10 Desember 2017.

Dalam upaya itu, Perhutani TNI, Polri, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat hingga pelajar Sekolah Dasar (SD). Denaldy menjelaskan, semua pihak diajak kerjasama agar tidak lagi terjadi banjir seperti yang terjadi di beberapa daerah.

“Dengan menanam pohon maka udara yang dihirup tetap bersih dan ketersediaan air tanah tetap terjaga. Hutan yang sehat dapat menjaga dari ancaman bencana banjir dan tanah longsor,” kata Denaldy.

Selain diajarkan cara menanam bibit pohon, anak-anak SD perwakilan dari sekolah-sekolah terdekat juga dicekoki pengetahuan tentang kelestarian lingkungan hidup, terutama arti pentingnya fungsi hutan itu sendiri.

Hingga saat ini, Perhutani masih melakukan pendataan di lokasi hutan yang tercatat lahan kosong tidak tertanami.

“Ditambah lagi dengan penanaman swadaya yang dilakukan warga di masing masing wilayah. Penanaman pohon tahun ini sudah melampaui target,” tambah Denaldy.

Program Canopy

Selain menggandeng banyak pihak untuk kelestarian, Perhutani juga tengah menggenjot upaya mensinergikan perhutanan dengan pariwisata. Belum lama ini, Perhutani meluncurkan brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani bertajuk Canopy di Kawah Putih, Ciwidey. Dia mengatakan, Canopy merupakan identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani.

“Banyak lahan wisata Perhutani, kita memiliki sekitar 200-an objek wisata, sedangkan yang rintisan ada sekitar 400-an di Pulau Jawa, saya ingin membangun sesuatu yang berkesan dan menarik minat wisatawan, untuk mencapai itu kami punya beberapa persyaratan,” ujar Denaldy.

Denaldy mengatakan, ada 127 standar yang terdiri dari unsur pelayanan, inovasi, dan pengelolaan yang mesti dipenuhi sehingga bisa dijadikan standar Canopy. Ia pun mendorong agar setiap pengelola objek wisata di wilayah Perhutani, bisa memunculkan inovasi.

“Setiap daerah punya karakteristik, inovasi tersebut pastinya jangan merusak alam, karena yang kita tonjolkan itu wisata alamnya,” cetusnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berpendapat jika alam semakin dilestarikan akan semakin mensejahterakan. Dibandingkan industri lain, lanjutnya, pariwisata paling ramah lingkungan dan mensejahterakan.

“Kontribusi wisata berbasis hutan secara garis besar seperti taman wisata alam dan taman nasional total kontribusinya terhadap pariwisata 5 persen disarankan dinaikan jadi 10 persen,” ujar Menpar Arief Yahya.

Saat ini jumlah pengunjung dari wisatawan domestik ke pariwisata berbasis kawasan hutan per tahunnya mencapai 4 juta orang dan mancanegara 300.000. Wisata ini ditantang di tahun 2019 bisa menarik wisatawan mancanegara hingga 2 juta orang.

“Betapa indahnya alam kita, kami yakin akan terus bertambah dan semakin meningkat drastis,” pungkas Menpar Arief Yahya.

 
Sumber : pikiran-rakyat.com
Tanggal : 11 Desember 2017

]]> Perhutani Genjot Bisnis Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-genjot-bisnis-wisata/ Wed, 15 Nov 2017 03:11:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50826 AGROFARM.CO.ID (13/11/2017) | Perum Perhutani meluncurkan CANOPY, brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani, di Kawah Putih Ciwidey Jawa Barat pada Sabtu (11/11) dan serentak diikuti peluncuran di BanyuNget, Trenggalek, Jawa Timur.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan bahwa CANOPY merupakan brand atau identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional dan berkualitas.

Obyek wisata alam Kawah Putih di Ciwidey dan BanyuNget di Trenggalek dipilih sebagai pilot project untuk pemenuhan standar CANOPY tersebut.

“Penetapan brand untuk pengelolaan wisata alam Perhutani adalah bagian dari transformasi bisnis perusahaan tahap ke empat yaitu restrukturisasi bisnis yang terdiri dari revitalisasi existing business dan new business development. Seperti rencana pembangunan Ecotheme Park yang kita siapkan lahannya 600 Ha di kawasan hutan Bogor, dengan nilai investasi tahap pertama minimal USD 1 miliar,” jelas Denaldy dalam siaran persnya, Senin (13/11/2017).

Menurutnya, investor tentu saja harus yang memiliki pengalaman mengembangkan kawasan ecopark, sehingga apabila terwujud akan lebih meningkatkan daya jual wisata Indonesia di kancah internasional.

“Kita ingin menghadirkan alternatif tempat liburan untuk anak-anak, supaya mereka kembali ke alam, ke hutan dengan sentuhan futuristic. Sedangkan untuk existing business yang dipertahankan maka kita lakukan rebranding ecotourism dengan CANOPY ini,” katanya.

Menurutnya, existing bisnis wisata alam perusahaan jumlahnya lebih dari 232 destinasi itu, terus akan tingkatkan dengan cara melakukan standarisasi yang lebih professional dan berkualitas.

“Belajar dari pengalaman pengelolaan wisata alam di Swedia dan Finlandia, kontribusi mereka bisa mencapai 30%-40%, sedangkan di Perhutani baru mencapai kurang dari 10% terhadap pendapatan perusahaan per tahun,” tuturnya.

Saat ini Perhutani menetapkan dua pilot project di Kawah Putih dan Banyu Nget. “Ke depan brand baru ini akan menaungi wisata-wisata alam Perhutani khususnya lokasi wisata yang telah memenuhi unsur-unsur dan indikator dalam standar Canopy,” ujar Denaldy.

Pendapatan bisnis wisata Perhutani sampai dengan triwulan III tahun 2017 sebesar Rp 90,42 miliar atau 80% dari target RKAP 2016 dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 7,3 juta orang, meningkat 160% dibanding periode yang sama pada tahun 2016.

Sedangkan realisasi pendapatan dari penjualan kayu tebangan yang terdiri dari kayu jati dan rimba total mencapai Rp 903,867 miliar atau 83% dari target triwulan III tahun 2017, meningkat 104% dari periode yang sama tahun 2016.

Sementara pendapatan dari bisnis gondorukem dan terpentin (produk olahan getah pinus) sebesar Rp 80.782 miliar atau 46% dari RKAP 2017 dan 62% dari RKAP triwulan III Tahun 2017, turun 2% dari realisasi periode yang sama tahun 2016.

Denaldy menambahkan bahwa meskipun kontribusi bisnis wisata Perhutani masih relatif kecil dibanding bisnis kayu dan gumrosin, pihaknya yakin rebranding ecotourism ini akan segera mendongkrak pendapatan perusahaan pada 2018 nanti.

Rebranding ini juga salah satu upaya Perhutani mendukung percepatan program pengembangan pariwisata Indonesia dan Indonesia Incorporated yang memiliki target menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia dengan target kunjungan 20 juta wisatawan pada tahun 2020.

Sejak tahun 2015 Perhutani memiliki kerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang pengembangan wana wisata di kawasan hutan. Kerjasama ini merupakan bentuk dukungan Pemerintah untuk pengembangan bisnis wisata alam Perhutani menuju kinerja pengelolaan wisata yang lebih baik lagi dimasa depan.

Sumber : agrofarm.co.id

Tanggal : 13 November 2017

]]>
Perhutani Geber Wisata Alam https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-geber-wisata-alam/ Tue, 14 Nov 2017 02:43:19 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50814 INDOPOS.CO.ID (13/11/2017) | Program wisata alam, semakin banyak diminati masyarakat. Baik itu dari dalam maupun luar negeri. Karena itu tidak mengherankan kalau Perum Perhutani juga turut mendukung Program Wisata Indonesia 2020.

Pada akhir pekan kemarin (11/11) perusahaan BUMN tersebut meluncurkan CANOPY. Yakni brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani, di Kawah Putih Ciwidey Jawa Barat. Serta diikuti peluncuran di BanyuNget, Trenggalek, Jawa Timur.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan CANOPY merupakan brand atau identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani. Dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional dan berkualitas.

“Obyek wisata alam Kawah Putih di Ciwidey dan BanyuNget di Trenggalek dipilih sebagai pilot project untuk pemenuhan standar CANOPY tersebut,” ujarnya akhir pekan kemarin (11/11). Lebih lanjut Denaldy mengatakan, penetapan brand untuk pengelolaan wisata alam Perhutani adalah bagian dari transformasi bisnis perusahaan tahap ke empat. Yakni restrukturisasi bisnis. Terdiri dari revitalisasi existing business dan new business development.

“Seperti rencana pembangunan Ecotheme Park yang kita siapkan lahannya 600 hektar di kawasan hutan Bogor, dengan nilai investasi tahap pertama minimal US$ 1 miliar,” ujar Denaldy. Investor menurutnya harus memiliki pengalaman mengembangkan kawasan ecopark. Sehingga apabila terwujud akan lebih meningkatkan daya jual wisata Indonesia di kancah internasional.

“Kita ingin menghadirkan alternatif tempat liburan untuk anak-anak. Supaya mereka kembali ke alam, ke hutan dengan sentuhan futuristic. Sedangkan untuk existing business yang dipertahankan maka kita lakukan rebranding ecotourism dengan CANOPY ini,” jelas Denaldy.

Menurutnya, excisting bisnis wisata alam jumlahnya lebih dari 232 destinasi. Pihaknya terus tingkatkan dengan cara melakukan standarisasi yang lebih professional dan berkualitas.”Belajar dari pengalaman pengelolaan wisata alam di Swedia dan Finlandia, kontribusi mereka bisa mencapai 30 sampai 40 persen. Sedangkan di Perhutani baru mencapai kurang dari 10 persen terhadap pendapatan perusahaan per tahun,” ujar Denaldy.

Saat ini pihaknya menetapkan dua pilot project di Kawah Putih dan Banyu Nget. Ke depan brand baru ini akan menaungi wisata-wisata alam Perhutani. Khususnya lokasi wisata yang telah memenuhi unsur-unsur dan indikator dalam standar Canopy.

Sumber : indopos.co.id

Tanggal : 13 November 2017

]]>
Perhutani Dorong Kontribusi Bisnis Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dorong-kontribusi-bisnis-wisata/ Mon, 13 Nov 2017 05:37:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50799 BISNIS.COM (12/11/2017) | Perum Perhutani meluncurkan Canopy, sebuah brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani, di Kawah Putih Ciwidey Jawa Barat pada Sabtu (11/11). Brand baru ini diharapkan dapat mendorong kontribusi bisnis wisata ke pendapatan perusahaan.

Dikutip dari keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Minggu (12/11), Canopy merupakan identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional serta berkualitas.

Obyek wisata alam Kawah Putih Ciwidey Jawa Barat dan Banyu Nget di Trenggalek dipilih sebagai pilot project pemenuhan standar Canopy tersebut.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menyampaikan kontribusi pengelolaan wisata alam ke pendapatan perusahaan kurang dari 10% per tahun. Padahal, pengelolaan wisata alam di Swedia dan Finlandia dapat memberikan kontribusi 30%-40%.

Pendapatan bisnis wisata Perhutani hingga triwulan III 2017 sebesar Rp90,42 miliar atau 80% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 7,3 juta orang, meningkat 160% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara, realisasi pendapatan dari penjualan kayu tebangan terdiri dari kayu jati dan rimba mencapai Rp903,86 miliar atau 83% dari target triwulan III 2017, meningkat 104% dari periode yang sama tahun lalu.

Adapun, pendapatan dari bisnis gondorukem dan terpentin (produk olahan getah pinus) sebesar Rp80,78 miliar atau 46% dari RKAP 2017 dan 62% dari RKAP triwulan III 2017, turun 2% dari realisasi periode yang sama tahun lalu.

Sumber : bisnis.com 

Tanggal : 12 November 2017

]]>
Perhutani Gandeng Yayasan Owa Jawa Lestarikan Satwa Primata Hylobates moloch Yang Hampir Punah https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-yayasan-owa-jawa-lestarikan-satwa-primata-hylobates-moloch-yang-hampir-punah/ Sun, 12 Nov 2017 14:18:18 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50754

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017


JAKARTA, PERHUTANI (12/11/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna bersama Ketua Pengurus Yayasan Owa Jawa, Noviar Andayani menandatangani perjanjian kerjasama pelestarian Owa Jawa (Hylobates moloch) dan habitatnya, di Ciwidey Bandung pada Sabtu (11/11) di tengah acara peluncuran Canopy brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani disaksikan Asisten Daerah II Eddy M Nasution mewakili Gubernur Jawa Barat.
Denaldy menyatakan bahwa kerjasama tersebut merupakan komitmen Perhutani untuk terus meningkatkan konservasi Owa Jawa dan habitatnya di hutan lindung Perhutani Gunung Puntang Jawa Barat.
“Owa Jawa adalah primata endemik Pulau Jawa yang statusnya terancam punah (endangered) dan keberlanjutannya dilindungi undang-undang RI. Kita berkewajiban menjaga konservasi Owa Jawa dan habitatnya yang ada di wilayah hutan lindung Perhutani tersebut. Kerjasama ini juga untuk meningkatkan kualitas ekosistem dan keanekaragaman hayati di hutan Perhutani. Perilaku Owa Jawa yang setia dan rajin menyebarkan biji-bijian untuk membantu regenerasi tumbuhnya hutan dan menjaga kelestarian menginspirasi lahirnya brand Canopy,” demikian Denaldy.
Perhutani telah menggandeng Yayasan Owa Jawa untuk kegiatan konservasi ini sejak 2012, dan diperpanjang kembali saat ini. Salah satu lingkup kerjasamanya adalah reintroduksi Owa Jawa, mulai dari kegiatan rehabilitasi sampai kegiatan pelepasliaran dan pemantauannya di kawasan Hutan Lindung Perhutani.
Pelepasliaran Owa Jawa telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali ke habitat alamnya di kawasan hutan Perum Perhutani, Hutan Lindung Gunung Malabar (Gunung Puntang) Jawa Barat. Pertama kali pelepasliaran pasangan Owa kiki dan sadewa pada Juni 2013, kemudian pada Maret 2014 dilepasliarkan satu keluarga Owa Jawa, Bombom (betina), Jowo (jantan), anak mereka Yani (betina) dan Yudi (jantan);  pada April 2015 pasangan Owa Jawa Robin-Moni dan Moly-Nancy; pada Agustus 2016 dilepasliarkan satu keluarga Owa Jawa Mel-Pooh-Asri di tempat yang sama. Dan baru-baru ini pada 24 Oktober 2017, dilepasliarkan lagi 5 individu Owa Jawa.
Sementara itu Noviar Andayani mengaku mengapresiasi langkah Perhutani untuk konservasi dan merasa bangga Owa Jawa ditampilkan dalam brand pengelolaan wisata Perhutani.
“Saya ucapkan selamat kepada Perhutani atas peluncuran Canopy brand pengelolaan wisata yang mencerminkan komitmen Perhutani terhadap pelestarian hutan dan satwa Owa di Jawa. Perpanjangan kerjasama Ini pertanda baik bahwa sebagai BUMN, Perhutani betul-betul komit untuk melestarikan Owa Jawa dan habitatnya. Kita optimis dengan semakin berkembangnya Owa Jawa di hutan lindung Perhutani, ekosistem hutan semakin sehat dan lestari,” jelas Noviar Andayani. (Kom–PHT/PR/2017–XI–59)
]]>
Upaya Tingkatkan Pendapatan di Bidang Wisata, Perhutani Luncurkan Pengelola Wisata 'Canopy' https://stg.eppid.perhutani.id/upaya-tingkatkan-pendapatan-di-bidang-wisata-perhutani-luncurkan-pengelola-wisata-canopy/ Sun, 12 Nov 2017 13:29:50 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50797 TRIBUNJABAR.CO.ID (11/11/2017) | Perum Perhutani meluncurkan brand baru pengelolaan wisata alam Perhutani bertajuk Canopy di Kawah Putih, Ciwidey.

Peluncuran brand ini diresmikan oleh Direktur Utama Perhutani, Denaldy M Mauna dan Gubernur Jawa Barat yang diwakili Asisten Daerah II, Eddy M Nasution, Sabtu (11/11/2017).

Denaldy mengatakan, Canopy merupakan identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional dan berkualitas.

Peluncuran brand ini pun dilakukan secara serentak di Kawah Putih dan Banyu Nget di Trenggalek yang menjadi pilot projek standarisasi Canopy.

“Banyak lahan wisata Perhutani, kita memiliki sekitar 200-an objek wisata, sedangkan yang rintisan ada sekitar 400-an di Pulau Jawa, saya ingin membangun sesuatu yang berkesan dan menarik minat wisatawan, untuk mencapai itu kami punya beberapa persyaratan,” ujar Denaldy di Kawah Putih, Sabtu (11/11/2017).

Denaldy mengatakan, ada 127 standar yang terdiri dari unsur pelayanan, inovasi, dan pengelolaan yang mesti dipenuhi sehingga bisa dijadikan standar Canopy.

“Minimal 90 persen, akan kami cek juga ke wisatawan apakah ada kesan baik atau tidak, karena kita melihat kualitas, saya yakin wisatawan akan tetap datang walau harus bermacet-macetan,” ucapnya.

Ia pun mendorong agar setiap pengelola objek wisata di wilayah Perhutani, bisa memunculkan inovasi, seperti yang dilakukan Kawah Putih dengan jembatan pontonnya.

“Setiap daerah punya karakteristik, inovasi tersebut pastinya jangan merusak alam, karena yang kita tonjolkan itu wisata alamnya,” ucapnya.

Denaldy tak menampik jika kontribusi bisnis wisata Perhutani relatif lebih kecil dibanding bisnis kayu dan gumrosin, namun ia optimistis dengan rebranding ecotourism bisa mendongkrak pendapatan Perhutani pada 2018 nanti.

Pendapatan Perhutani, kata Denaldy, hingga triwulan III 2017 sebesar Rp 90,42 miliar atau 80% dari target RKAP 2016 dengan jumlah wisatawan 7,3 juta orang.

“Meningkat 160% dibanding periode yang sama pada tahun 2016,” ucapnya.

Sumber : tribunnews.com
Tanggal : 11 November 2017

]]>
'Canopy', Brand Baru Pengelolaan Wisata Alam di Trenggalek https://stg.eppid.perhutani.id/canopy-brand-baru-pengelolaan-wisata-alam-di-trenggalek/ Sun, 12 Nov 2017 13:15:17 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50795 DETIK.COM (11/11/2017) | Perusahaan Umum (Perum) Perhutani meluncurkan ‘Canopy’ sebagai brand baru sistem pengelolaan wisata alam guna mendukung program wisata Indonesia 2020. Peluncuran dilakukan secara bersamaan di dua lokasi di Wanawisata BanyuNget Trenggalek Jawa Timur dan wisata Kawah Putih di Ciwidey, Jawa Barat.

Kepala Pehutani Jawa Timur, Sangudi Muhammad, mengatakan, Canopy merupakan identitas yang akan menaungi berbagai wisata alam Perhutani dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan yang profesional dan berkualitas.

“Obyek wisata alam Kawah Putih di Ciwidey dan BanyuNget di Trenggalek dipilih sebagai pilot project untuk pemenuhan standar Canopy tersebut,” katanya, Sabtu (11/11/2017).

Menurutnya, pengelolaan wisata khususnya BanyuNget memiliki sejumlah keunggulan, karena di satu lokasi memiliki berbagai wahana, mulai air hangat, Air Terjun Urang Kambu, Fliying Bike, area Hammock serta sejumlah wahana lain.

Lanjut dia, pengelolaan ini merupakan sebagai langkah Perhutani untuk menjaga kelestarian hutan dan menberikan manfaat bagi masyarakat luas.

“Untuk menunjang wanawisata ini, kami juga kerjasama dengan salah satu perbankan, sehingga pembayaran tiket masuk bisa menggunakan e-money,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, mendukung penuh peluncuran brand baru pengelolaan wisata milik Perhutani tersebut, karena akan ikut mendukung dan menambah daya tarik sejumlah obyek wisata lain yang ada di sekitarnya termasuk hutan durian terbesar di dunia.

“Semoga wisata Trenggalek semakin ramai, jangan lupa mampir juga ke wisata lain, ada Desa Wisata Sawahan Gua Lawa, kemudian Via Ferrata, pantai di pesisir selatan,” ujarnya.

Pihaknya berpesan agar seluruh elemen masyarakat yang ada di sekitarnya ikut mendukung keberadaan wisata BanguNget sehingga tetap lestari dan tetap menjadi daya tarik wisata.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna melalui rilis resminya mengatakan, identitas baru untuk pengelolaan wisata alam Perhutani adalah bagian dari transformasi bisnis perusahaan tahap ke empat, yang meliputi restrukturisasi bisnis yang terdiri dari revitalisasi ‘existing business’ dan ‘new business development’.

Seperti rencana, pembangunan Ecotheme Park yang kita siapkan lahannya 600 Ha di kawasan hutan Bogor, dengan nilai investasi tahap pertama minimal US$ 1 miliar. Investor tentu saja harus yang memiliki pengalaman mengembangkan kawasan ecopark, sehingga apabila terwujud akan lebih meningkatkan daya jual wisata Indonesia di kancah internasional.

Dengan sistem baru tersebut pihaknya ingin menghadirkan alternatif tempat liburan untuk anak-anak, agar kembali ke alam serta ke hutan dengan sentuhan futuristik. Sedangkan untuk existing business yang dipertahankan maka kita lakukan rebranding ecotourism dengan Canopy.

Dikatakan wisata alam di bawah Perhutani yang telah eksis saat ini jumlahnya lebih dari 232 lokasi. Pihaknya terus meningkatkan dengan cara melakukan standarisasi yang lebih professional dan berkualitas.

“Belajar dari pengalaman pengelolaan wisata alam di Swedia dan Finlandia, kontribusi mereka bisa mencapai 30-40 persen, sedangkan di Perhutani baru mencapai kurang dari 10 persen terhadap pendapatan perusahaan per tahun,” imbuhnya.

Dirut Perhutani ini menambahkan, pendapatan bisnis wisata Perhutani sampai dengan triwulan III tahun 2017 sebesar Rp 90,42 miliar atau 80% dari target RKAP 2016 dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 7,3 juta orang, meningkat 160% dibanding periode yang sama pada tahun 2016 (YoY).

“Nilai tersebut diharapkan akan terus meningkat pasca rebranding dengan memperluas kerjasama pemasaran serta dukungan marketing communication yang akan diintensifkan,” kata Denaldy M Mauna.

Denaldy menambahkan bahwa meskipun kontribusi bisnis wisata Perhutani masih relatif kecil dibanding bisnis kayu dan gumrosin, pihaknya yakin rebranding ecotourism ini akan segera mendongkrak pendapatan perusahaan pada 2018 nanti.

Sumber : detik.com
Tanggal : 11 November 2017

]]>
Dukung Program Wisata, Perhutani Branding Ecotourism dengan Canopy https://stg.eppid.perhutani.id/dukung-program-wisata-perhutani-branding-ecotourism-dengan-canopy-6/ Sun, 12 Nov 2017 13:05:25 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50793 MERDEKA.COM (11/11/2017) | Semangat membangun Indonesia bersama, atau Indonesia Incorporated dari Kementerian Pariwisata RI dengan intansi lain terus bergulir.

Kini, giliran Pehutani mendukung program wisata Indonesia pada tahun 2020. Kemenpar dan Perhutani meluncurkan brand baru pengelolaan wisata alam, di Kawah Putih Ciwidey, Jawa Barat dan di BanyuNget, Trenggalek, Jawa Timur, pada Sabtu (11/11).

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengatakan, Canopy brand atau identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani.

Dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan profesional dan berkualitas, Kawah Putih di Ciwidey dan BanyuNget di Trenggalek menjadi pilot project untuk pemenuhan standar Canopy tersebut.

“Peluncuran Canopy akan dilaksanakan serentak, di Ciwedey rencananya juga akan dihadiri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Sedangkan di Trenggalek, nanti diluncurkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani Agus Setyaprastawa, bersama Wakil Bupati Kabupaten Trenggalek, Mochamad Nur Arifin,” ujar Denaldy dalam keterangan resminya, Jumat, (10/11).

Lantas apa tujuan Perhutani meluncurkan brand baru? Bagaimana dengan brand eco tourism sebelumnya? Denaldy memberikan jawaban secara sistematis .

Pihaknya ingin menghadirkan alternatif tempat liburan untuk anak-anak, supaya mereka kembali ke alam, ke hutan dengan sentuhan futuristik. Sedangkan untuk existing business dipertahankan maka Perhutani perlu lakukan rebranding ecotourism dengan Canopy ini.

“Saat ini kita tetapkan dulu dua pilot project di Kawah Putih dan Banyu Nget, kedepan brand baru ini akan menaungi wisata-wisata alam Perhutani khususnya lokasi wisata yang telah memenuhi unsur-unsur dan indikator dalam standar Canopy”, jelas Dirut Perhutani.

Penetapan brand untuk pengelolaan wisata alam Perhutani, lanjut Denaldy, bagian dari transformasi bisnis perusahaan tahap ke empat yaitu restrukturisasi bisnis terdiri dari revitalisasi existing business dan new business development seperti rencana pembangunan Ecotheme Park dengan luas lahan 600 Ha di kawasan hutan Bogor, dengan nilai investasi tahap pertama minimal US$ 1 miliar.

“Investor tentu saja harus yang memiliki pengalaman mengembangkan kawasan ecopark, sehingga apabila terwujud akan lebih meningkatkan daya jual wisata Indonesia di kancah internasional,” ujar dia.

Denaldy menambahkan, meskipun kontribusi bisnis wisata Perhutani masih relatif kecil dibanding bisnis kayu dan gumrosin. Pihaknya yakin, rebranding ecotourism ini akan segera mendongkrak pendapatan perusahaan pada 2018 nanti.

“Rebranding ini juga salah satu upaya Perhutani mendukung percepatan program pengembangan pariwisata Indonesia dan Indonesia Incorporated memiliki target menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia dengan target kunjungan 20 juta wisatawan pada tahun 2020,” ucap Denaldy.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi langkah perhutani meluncurkan branding Canopy ini. Menurut dia, ini merupakan bentuk dukungan pemerintah untuk pengembangan bisnis wisata alam.

“Dari dulu saya berprinsip, tidak boleh merusak alam dan memegang teguh prinsip konservasi, karena pariwisata adalah urusan pelestarian. Ada banyak contoh, konservasi yang membawa rezeki jangka panjang. Justru kalau dirusak, dengan cepat akan menjadi malapetaka dan mudah menyelesaikannya,” ucap Arief Yahya.

Lagi-lagi Menpar Arief Yahya menyampaikan prinsip dalam pariwisata, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. “Jadi konservasi itu penting, tetapi harus mempertimbanglan dua aspek. Cultural valeu dan sekaligus commercial value,” katanya.

Sumber : merdeka.com
Tanggal : 11 November 2017

]]>
Perhutani Branding Ecotourism dengan Canopy https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-branding-ecotourism-dengan-canopy-2/ Sun, 12 Nov 2017 10:00:20 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50791 JPNN.COM (11/11/2017) | Semangat membangun Indonesia bersama, atau Indonesia Incorporated dari Kementerian Pariwisata RI dengan intansi lain terus bergulir.

Kini, giliran Pehutani mendukung program wisata Indonesia pada tahun 2020. Kemenpar dan Perhutani meluncurkan brand baru pengelolaan wisata alam, di Kawah Putih Ciwidey, Jawa Barat dan di BanyuNget, Trenggalek, Jawa Timur, pada Sabtu (11/11).

Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengatakan, Canopy brand atau identitas yang akan menaungi beragam karakter wisata alam Perhutani.

Dengan jaminan standar produk, pelayanan dan pengelolaan profesional dan berkualitas, Kawah Putih di Ciwidey dan BanyuNget di Trenggalek menjadi pilot project untuk pemenuhan standar Canopy tersebut.

“Peluncuran Canopy akan dilaksanakan serentak, di Ciwedey rencananya juga akan dihadiri Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Sedangkan di Trenggalek, nanti diluncurkan oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perhutani Agus Setyaprastawa, bersama Wakil Bupati Kabupaten Trenggalek, Mochamad Nur Arifin,” ujar Denaldy dalam keterangan resminya, Jumat, (10/11).

Lantas apa tujuan Perhutani meluncurkan brand baru? Bagaimana dengan brand eco tourism sebelumnya? Denaldy memberikan jawaban secara sistematis .

Pihaknya ingin menghadirkan alternatif tempat liburan untuk anak-anak, supaya mereka kembali ke alam, ke hutan dengan sentuhan futuristik. Sedangkan untuk existing business dipertahankan maka Perhutani perlu lakukan rebranding ecotourism dengan Canopy ini.

“Saat ini kita tetapkan dulu dua pilot project di Kawah Putih dan Banyu Nget, ke depan brand baru ini akan menaungi wisata-wisata alam Perhutani khususnya lokasi wisata yang telah memenuhi unsur-unsur dan indikator dalam standar Canopy,” jelas Dirut Perhutani.

Sumber : jpnn.com

Tanggal : 11 November 2017

]]>