Divisi Regional Jawa Barat dan Banten – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Sat, 30 May 2015 05:12:39 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Divisi Regional Jawa Barat dan Banten – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 LMDH Se-Banten Memperoleh "Profit Sharing" Dari Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/lmdh-se-banten-memperoleh-profit-sharing-dari-perhutani/ Sat, 30 May 2015 05:12:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=21645 Pikiran Rakyat – BANTEN – Perum Perhutani membagikan dana sharing total Rp 838 juta untuk 45 Lembaga Masyarakat Desa Sekitar Hutan (LMDH) se-Provinsi Banten.

Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Barat dan Banten Ellan Berlian di Serang, dilansir Antara, Kamis (28/5/2015), mengatakan,’ dana sharing tahap dua tebangan tahun 2013 tersebut dibagi untuk dua wilayah LMDH di Banten yakni Kabupaten Pandeglang Rp 645,5 juta dan Lebak Rp 192,6 juta.

“Kami berharap dana sharing ini dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat sekitar, terutama mereka yang memiliki koperasi,” kata Ellan Berlian seusai pembagian dana sharing tersebut di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) di Kota Serang, la mengatakan, tujuan pembagian dana hasil olahan kayu tebangan ini semata-mata untuk kesejahteraan para petani dan masyarakat yang tergabung dalam LMDH di Banten.

“Nilainya ada peningkatan dana sharing tahun ini sekitar Rp 200 juta. Karena sebelumnya hanya sekitar Rp 600 juta, sedangkan yang dibagikan tahun ini sudah di kisaran Rp 800 juta,” katanya. (KS) ***

Sumber : Pikiran Rakyat, hal. 27
Tanggal : 30 Mei 2015

]]>
Perum Perhutani Peduli Masyarakat Sekitar https://stg.eppid.perhutani.id/perum-perhutani-peduli-masyarakat-sekitar/ Mon, 16 Feb 2015 09:06:17 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18345 Menggelontorkan Rp 120 juta untuk membantu pengusaha kecil di lingkungan sekitar hutan. Ada juga bantuan untuk bina lingkungan sebesar Rp 17 juta telah dialokasikan untuk sarana ibadah, sosial, pengentasan kemiskinan, pelatihan dan pendidikan.
BUMN setiap tahunnya melaksanakan Program Kemitraan yang bertujuan meningkatkan kemampuan para pengusaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Begitu juga dengan Perum Perhutani. BUMN kehutanan ini menebar PKBL dimana dia berada. Seperti yang dilakukan pada akhir bulan lalu, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya menyerahkan bantuan pinjaman modal dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebesar Rp 120 juta kepada sepuluh binaan LMDH dan non LMDH di Aula Kantor Perhutani, Tasikmalaya.
Sepuluh mitra binaan yang mendapat bantuan pinjaman yaitu LMDH Anggabuana Rp 14 juta dari RPH Pagera-geung, LMDH Sejahtera Mandiri Rp 10 juta, LMDH Mekar Sari Saluyu Rp 10 juta, LMDH Mekar Jaya Rp 10 juta, LMDH Taruna Mekar Rp 10 juta, untuk non LMDH batuan pinjaman diberikan kepada Riri Sutisna Rp 10 juta yang bergerak dalam bidang usaha bata merah. Yuyun Sri Widyaningsih sebesar Rp 6 juta yang bergerak bidang usaha batik Tasik, Apong Rp 30 juta UMKM yang bergerak dalam bidang usaha penggemukan sapi), Indra Juanda Rp 10 juta yang bergerak dalam bidang usaha budi daya ikan dan Lutfi Maulana Rp 10 juta UKM yang memiliki usaha mebel.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Administratur Perum Perhutani KPH Tasikmalaya, Henry Gunawan disaksikan Wakil Adm dan KSS PHBM Tasikmalaya. “Bantuan pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ini merupakan hak dan kewajiban Fungsi Sosial Perum Perhutani dian taranya untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat sekitar hutan,” terang Hendry. Bantuan dana pinjaman PKBL ini diberikan kepada LMDH yang sudah dibentuk kelembagaannya, yang berada di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya dengan jumlah uang yang berpariasi sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.
Kepada yang telah menerima bantuan, Hendry berpesan agar modal usaha tersebut dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan bidang usahanya masing-masing sehingga pemberdayaan masyarakat secara bertahap dapat terwujud, serta diharapkan dalam pengembalianya agar tepat waktu sesuai aturan yang telah disepakati bersama dalam perjanjian antara perhutani dengan mitra binaan.
Selain dana kemitraan, lanjut Henry. Perhutani KPH Tasikmalaya melalui dana bina lingkungan sebesar Rp 17 juta telah dialokasikan untuk sarana ibadah, sosial, pengentasan kemiskinan, pelatihan dan pendidikan.
Sumber  : BUMN Insight
Tanggal  : 16 Pebruari 2015

]]>
Hutan Rakyat Sebagai Penyumbang Pangan https://stg.eppid.perhutani.id/hutan-rakyat-sebagai-penyumbang-pangan/ Tue, 10 Feb 2015 06:20:23 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18236 Sejumlah hutan rakyat di Jawa Barat, saat ini didorong untuk pengembangan agroforestri tanaman pangan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat perdesaan. Komoditas pangan yang potensial diusahakan di antaranya padi gogo, jagung, dan kacang tanah.
Kepala Bidang Bina Usaba Produksi dan Usaha Kehutanan Dinas Kehutanan Jawa Barat, Suherman, di Bandung, Senin (9/2/105) mengatakan, saat ini hutan rakyat dengan pola agroforestri dengan kombinasi tanaman pangan, tengah dikembangkan di Kabupaten Ciamis. Apalagi, di daerah tersebut banyak masyarakat yang memiliki hutan rakyat, seperti tegakan albasia, jati, jabon, dll.
“Dengan cara itu, hutan rakyat di Jawa Barat dapat berperan ganda, baik sebagai pelestari lingkungan dan penyedia kayu-kayuan, kini bertambah dengan pemasok pangan. Pada sisi lain, hal ini memberikan nilai tambah dan suatu hutan rakyat masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Masyarakat di selatan Jawa Barat diketahui memiliki kultur menabung pangan dan pemelihara hutan rakyat, di mana sawah dan hutan rakyat hidup berdampingan. Namun, masih banyak hutan rakyat di selatan Jawa Barat belum dioptimalkan untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakatnya.
Pola agroforestri dengan tanaman pangan di Jawa Barat sudah diawali di kawasan kehutanan negara Perum Perhutani. Banyak areal tegakan pohon kehutanan, misalnya pohonj ati muda dll ditumpangsarikan dengan tanaman padi atau kacang tanah.
Pola tersebut, kata Suherman, dicoba dikembangkan oleh Dinas Kehutanan Jawa Barat di kawasan hutan rakyat. Dengan cara itu, selain meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, juga mendorong masyarakat agar tidak terburu nafsu menebang pohon kayu-kayuan saat masih muda hanya sekadar untuk memperoleh pendapatan.
Untuk aneka produk hutan rakyat, khususnya yang sifatnya tanaman cepat tumbuh (fast growing species) seperti albasia dan jabon, menurut Suherman, kini tengah diarahkan pada usaha setengah jadi. Hal ini diharapkan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat pemilik hutan rakyat di Jawa Barat dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pada kesempatan itu, Suherman menambahkan, sejak awal tahun 2015 kebutuhan Jabon rneningkat dengan adanya permintaan dari sejumlah industri asal Korea yang membutuhkan aneka keperluan berbahan kayu jabon, misalnya lamitaning board, pensil, dll. dengan batang pohon minimal 15 cm.
Sementara itu, kawasan kehutanan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat-Banten mengisyaratkan akan meningkatkan kemampuan produksi dan bisnis dari komoditas kayu putih. Saat ini, areal terbesar tanaman kayu putih Perhutani Jawa Barat berada di Kesatuan Pemangkuan Hutan Indramayu.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, usaha kayu putih merupakan industri non-kayu yang selama ini kurang dimanfaatkan. Bisnis kayu putih sangat potensial sebagai salah satu andalan usaha sektor kehutanan negara di Jawa Barat.
Sumber  : Pikiran Rakyat
Tanggal  : 10 Pebruari 2015

]]>
Perhutani Kembangkan Populasi Pohon Pinus https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kembangkan-populasi-pohon-pinus/ Sat, 07 Feb 2015 06:00:58 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18228 Pengembangan kembali populasi tegakan pohon pinus dilakukan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat-Banten sebagai kebijakan bisnis kelas perusahaan. Apalagi, produksi getah pohon pinus diprediksi kembali meninggi ke depan untuk pemenuhan bahan baku gondorukem dan terpentin dunia.
Kasi Humas Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat-Banten Ade Sugiharto, di Bandung, Jumat (6/2/2015), menyebutkan, pengembangan kembali populasi pohon pinus tersebut dilakukan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sukabumi dan KPH Bogor. Ini pun sekaligus peremajaan kembali aneka tegakan pohon pinus sebagai sumber getah bahan produksi gondorukem dan terpentin.
Dikatakan, pengembangan populasi pohon pinus juga sebagai salah satu langkah bisnis Perhutani Jawa Barat-Banten mengembalikan bisnis inti kepada kelas perusahaan, Namun, ada pula sebagian bisnis pohon kayu-kayuan yang dipertahankan untuk jenis cepat tumbuh, sepeiti akasia mangium, mindi, dll. di KPH Bogor dan KPH Banten.
Disebutkan, keberadaan hutan pinus Perhutani sebenarnya merupakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar di Jawa Barat. Namun, sejauh ini belum sepenuhnya termanfaatkan oleh masyarakat sekitar sehingga masih banyak diisi oleh masyarakat asal Cilacap. Sementara itu, pengembangan bisnis pohon kayu akasia mangium tengah dikembangkan di wilayah Banten untuk mengisi tingginya kebutuhan kayu pertukangan ke depan.
Menurut personel Biro Perlindungan Sumber Daya Hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan Banten Encang Suryana, pengembangan bisnis kayu akasia mangium ini selain mengisi pasar kebutuhan kayu untuk pertukangan, juga sebagai langkah pemulihan kawasan hutan di sekitaran Malingping. Dahulu, kawasan keutanan selatan Banten sempat rusak berat akibat gangguan keamanan beberapa tahun lalu.
Kini kawasan hutan di Malingping berangsur hijau kembali dengan keberadaan populasi pohon-pohon akasia mangium. Pohon akasia mangium warna kayunya merah sehingga banyak yang mengira sebagai kayu jati.
Sumber : Pikiran Rakyat
Tanggal : 7 Pebruari 2015

]]>
Perhutani Tasikmalaya Salurkan Bantuan Bina Lingkungan ke Desa-Desa https://stg.eppid.perhutani.id/peduli-pendidikan-perhutani-tasikmalaya-bantuan-bina-lingkungan/ Tue, 20 Jan 2015 06:40:42 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17702 Dok.pht/tsk/2015TASIKMALAYA-PERHUTANI (20/01)| Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya menyerahkan bantuan bina lingkungan kepada PAUD, anak yatim, lansia, sarana ibadah, sarana bermain anak di Desa Cisarua, RPH Cineam, BKPH Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Senin kemarin.
Bentuk bantuan bermacam-macam mulai alat tulis untuk PAUD Asadah, sembako dan alat tulis untuk anak-anak yatim piatu desa Sodong Hilir, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sodong, Bagian  Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Taraju, perbaikan MCK dan sarana ibadah untuk Desa Sukapada, RPH Pagerageung, BKPH Tasikmalaya. Bantuan lain berupa sarana bermain anak-anak untuk  Desa Karangjaya, RPH Cineam, BKPH Tasikmalaya dan peralatan sarana pendidikan untuk PAUD  Desa Puspamukti, RPH Lukun, BKPH Taraju.
Bantuan diserahkan oleh Kepala Subseksi PHBM KPH Tasikmalaya, Elis Habihah mewakili Administratur KKPH Tasikmalaya.  Kelengkapan belajar anak-anak tersebut diharapkan bisa menambah semangat dan kreatifitas. Keberadaan PAUD di desa sangat penting  menunjang perkembangan anak usia dini. Sebab, masa emas anak-anak adalah pada usia 0 hingga 5 tahun, dan perkembangan kecerdasan mereka mencapai 85 persen, demikian disampaikan Elis. (Kom-PHT/tsk/asep)
Editor: Media Indah E.L/ @Copyright2015

]]>