Divisi Regional Jawa Tengah – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 14 Dec 2017 00:50:10 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Divisi Regional Jawa Tengah – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 HMPI Jawa Tengah di Geparang Purworejo : Adi Pradana Ajak Masyarakat Sadar Gerakan Penanaman https://stg.eppid.perhutani.id/hmpi-jawa-tengah-di-geparang-purworejo-adi-pradana-ajak-masyarakat-sadar-gerakan-penanaman/ Thu, 14 Dec 2017 00:50:10 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51274 KABARJATENG.CO.ID (13/12/17) | Menjadi komitmen dan semangat bersama aksi penanaman pohon memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2017 tingkat Provinsi Jawa Tengah, Rabu (13/12/2017) pagi di Desa Geparang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Banyak pihak hadir dalam kegiatan penanaman yang dimotori Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) Provinsi Jawa Tengah, seperti dari Perum Perhutani Regional Jawa Tengah yang memang mendukung kegiatan ini.

Ditemui media ini di sela kegiatan penanaman, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Ir Adi Pradana MM menegaskan dukungannya untuk kegiatan penanaman memperingati HMPI dan BMN. Ada sekira 30.000 bibit yang disediakan, selain dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, juga bantuan dari Perum Perhutani.

“Kami sangat mendukung kegiatan penanaman seperti ini, tidak hanya seremonial namun benar-benar menjadi gerakan dan kesadaran bersama semua masyarakat, saatnya untuk menanam dan terus menanam,” tegas Adi Pradana didampingi jajaranya dan Administratur Kedu Selatan Agus Yulianto S.Hut.

“Sesuai dengan tema kerja bersama : makmurkan rakyat, lestarikan alam, memang perlu kebersamaan dalam mewujudkan pelestarian alam. Tidak hanya satu atau dua instansi saja, namun semua komponen masyarakat. Tanpa kebersamaan, itu sulit. Semua punya tugas dan tanggung jawab dalam menjaga dan melestarikan alam,” imbuh Adi Pradana. ‘

Dia menambahkan, di jajarannya sendiri gencar dalam melakukan aksi penanaman. Di tahun 2017 ini, sudah menanam sebanyak 3,6 juta bibit pohon, selain sebagai tanaman produksi yang dijaga kelestarian produksinya, dan ada yang memang ditanam untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungannya.

“Tahun 2018 program penanaman terus berlanjut. Kami mengajak komponen masyarakat lainnya seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), ikut menjaga dan merawat hutan. Begitu besar manfaat hutan sebagai penyangga kehidupan, seperti tata kelola air, pencegah bencana dan juga bermanfaat dengan memberi keuntungan dalam sisi ekonomi,” imbuhnya yang ramah dengan insan pers.

Sebagai bentuk komitmen dan keseriusan, tata nilai Perhutani sarat dengan kepedulian akan kelestarian hutan. “Aspek kelestariannya kita jaga, aspek sosial bagi masyarakat dan juga profit sebagai perusahaan umum,” tegas Adi Pradana.

Sumber : kabarjateng.co.id

Tanggal : 13 Desember 2017

]]>
Karyawan Perhutani Purwodadi Belajar Pajak Online https://stg.eppid.perhutani.id/karyawan-perhutani-purwodadi-belajar-pajak-online/ Sat, 14 Feb 2015 09:01:40 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18341 GROBOGAN (KR) – Sekitar seratus karyawan Perum Perhutani KPH Purwodadi mengikuti pelatihan cara membayar pajak online melalui e-Feling yang dilakukan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Purwodadi. Lewat pelaporan pajak dengan program e-Filing ini menjadikan laporan lebih mudah, tidak perlu antre di loket dan bisa dilakukan di mana saja.
Hal itu dikatakan Kepala KP2KP Purwoadi Moch Hamim Tohari, usai memberi penyuluhan, Jumat (13/2). Hamim mengungkapkan, sosialisasi program e-Filing untuk membantu memudahkan bagi wajib untuk laporan tahunan. Sehingga dengan adanya program baru tersebut pelaporan wajib pajakbagi karyawan lebih mudah karena tinggal mengisi lewat program e-Filing di internet. “Harapannya nanti semua wajib pajak bisa tertib dan tidak ada laporan tunggakan. Sebab, program e-Filing mempermudah unhrk menyetorkan laporan pajak. Tidak hanya pajak penghasilan tetapijuga pajak usaha lainnya,” ujarnya.
Kepala Seksi Pelayanan KPP Pratama Blora Andrea Sanhedi menambahkan, mulai tahun 2015, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Blora dan KP2KPPurwodadi akan menertiban semua jenis pajak dengan membentuk tim satgas. (Tas)-c
Sumber  : Kedaulatan Rakyat
Tanggal  : 14 Pebruari 2015

]]>
Perhutani Temanggung Hijaukan Sindoro https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-temanggung-hijaukan-sindoro/ Fri, 13 Feb 2015 05:47:51 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18327 TAHUN ini, Perum Perhutani akan menghijaukan 58 hektare areal hutan lindung di petak 4 dan 6 di Gunung Sindoro, dengan tanaman rimba campuran dan pinus. Persiapan sudah dilakukan dan Perhutani tengah menyemai bibit yang dibutuhkan.
“Reboisasi akan dilakukan mulai Oktober dan ditargetkan tuntas pada Desember. Selama 2014, kami sudah mereboisasi kawasan hutan lindung seluas 1 10 hektare di Gunung Sindoro ini,” kata Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan Temanggung, Cahyono, kemarin.
Hutan di Gunung Sindoro sering meranggas akibat kebakaran yang nyaris terjadi setiap musim kemarau. Selain menghijaukan lahan bekas kebakaran, Perhutani juga harus menyulami lahan.
Sumber  : Media Indonesia
Tanggal  : 13 Pebruari 2015

]]>
Polres Wujudkan Satu Desa Satu Polisi https://stg.eppid.perhutani.id/polres-wujudkan-satu-desa-satu-polisi/ Fri, 06 Feb 2015 05:56:02 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18224 POLRES WUJUDKAN SATU DESA SATU POLISI
WUNGU — Jajaran Polres Madiun mengoptimalkan pelayanan masyarakat. Salah satunya diwujudkan dengan penempatan bintara pembinanaan dan keamanan ketertiban masyarakat (babinkamtibmas) di setiap desa. Kemarin, para personel babinkamtibmas itu dikukuhkan di Wana Wisata Grape, Kecamatan Wungu.
Kegiatan tersebut untuk mendukung program kapolri satu desa satu polisi. ”Kami terus berupaya memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat,” kata Kapolres Madiun AKBP Denny SN Nasution kepada Jawa Pos Radar Madiun. Sebelum dikukuhkan para anggota babinkamtibmas itu mengikuti pelatihan tiga hari pada 2 – 4 Februari kemarin. Kegiatan tersebut ditutup dengan longmarch dari Monumen Kresek menuju Wana Wisata Grape.
Pengukuhan ditandai dengan siraman air bunga oleh Forpimda Kabupaten Madiun. ”Kegiatan ini juga dihadiri Dirbinmas Polda Jatim AKBP Guritno,” jelasnya. Khusus kegiatan outbond, juga diikuti babinkamtibmas Polres Madiun Kota dan seluruh Babinsa Kodim 0803 Madiun, senkom dan perhutani. Tujuannya, meningkatkan sinergitas TNI-POLRI dan Pemkab Madiun.
Serta memantabkan tugas babinkamtibmas mewujudkan wilayah Polres Madiun aman dan kondusif. Bupati Madiun Muhtarom yang hadir dalam kegiatan kemarin juga melakukan ritual adat siraman. ”Kami berharap situasi Kabupaten Madiun semakin kondusif dengan adanya program ini,” ujar bupati. (tyo/gus/bar/sat)
Sumber  : Radar Madiun
Tanggal  : 6 Pebruari 201

]]>
Jateng Park Segera Dibangun https://stg.eppid.perhutani.id/jateng-park-segera-dibangun/ Tue, 03 Feb 2015 11:25:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18071 SEMARANG — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersedia merevisi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 31 Tahun 2012 terkait dengan pembangunan Jateng Park. Revisi disepakati selambat-lambatnya Februari 2015. Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono menyampaikan, dengan revisi Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 31 Tahun 2012, hambatan pembangunan Jateng Park bisa teratasi.
Pembangunan lembaga konservasi di kawasan hutan yang selama ini tak diperbolehkan, akhirnya disetujui. Kesepakatan tersebut tercapai pada rapat kordinasi rencana pengembangan Wana Wisata Penggaron atau Jateng Park di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akhir pekan lalu.
Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Soni Partono berjanji, revisi selesai akhir Februari. “Revisi ini penting sebagai pintu pembuka pembangunan Jateng Park di kawasan Hutan Penggaron Kabupaten Semarang seluas 500 ha,” ujar Sri Puryono.
Menurutnya, jika semua proses berjalan lancar, diharapkan awal 2016 pembangunan Jateng Park sudah dimulai. Sebelum rakor, pada hari yang sama dilakukan penandatanganan MoU antara gubernur Jateng, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sonny Partono, Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar, dan Bupati Semarang Mundjrin.
“Tujuan MoU, mewujudkan pengembangan wana wisata Penggaron, guna mendukung konservasi sumber daya alam dan pariwisata di Jateng. Ruang lingkupnya meliputi penyusunan master plan, permanfaatan kawasan hutan, penentuan investor, dan pengaturan mekanisme investasi serta bagi hasil,” jelasnya.
Desain
Kesepakatan bersama akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama yang sifatnya lebih operasional dan mengikat, termasuk menyangkut hak dan kewajiban para pihak. “Perjanjian kerja sama kita proyeksikan pada Februari,” imbuhnya. Dalam rakor juga dihasilkan desain pengembangan Jateng Park.
Selain itu disepakati pula perjanjian kerja sama operasional pada Februari, pembuatan masterplan Februari-April, pemilihan dan penentuan investor pada Mei-Juli, penyusunan mekanisme investasi pada Agustus- September, penyusunan studi kelayakan Mei-September, penyusunan dokumen amdal, RKL dan RPL pada September- Desember, kemudian awal 2016 dimulai pembangunan fisik.
Sejauh ini Pemprov Jateng siap melaksanakan saran dari DPRD Jateng untuk membentuk perusda sebagai payung hukum. “Termasuk keinginan anggota DPRD Jateng agar Pemprov sebagai pemilik saham terbesar di atas 50 persen. Hal ini merupakan dukungan luar biasa. Kami siap menindaklanjuti,” tuturnya.
Sumber  : Suara Merdeka
Tanggal  : 3 Pebruari 2015

]]>
Regulasi Direvisi Jateng Park Bisa Dibangun https://stg.eppid.perhutani.id/regulasi-direvisi-jateng-park-bisa-dibangun/ Mon, 02 Feb 2015 11:45:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17989 SEMARANG– Sekda Provinsi Jateng Dr Sri Puryono mengaku lega. Regulasi terkait Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 31 Tahun 2012 akhirnya disepakati untuk direvisi paling lambat bulan Februari ini. Kesepakatan itu dicapai dalam rapat kordinasi tentang rencana pengembangan wana wisata Penggaron (Jateng Park), di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jakarta, Jumat (30/1).
Revisi yang dimaksud, kata Sekda Jateng, untuk memberi peluang pembangunan lembaga konservasi pada kawasan hutan produktif, yang selama ini tak diperbolehkan. Kesepakatan tercapai, setelah Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Ir Soni Partono akhirnya menjanjikan revisi untuk hal itu, akan diselesaikan paling lambat akhir Februari.
“Revisi ini, penting sebagai pintu pembuka pembangunan Jateng Park, di kawasan hutan Penggaron seluas 500 hektar, di Kabupaten Semarang. Bila semua proses berjalan mulus, diharapkan awal 2016, pembangunan Jateng Park sudah dimulai,” jelasnya di Semarang, Minggu (1/2).
Sekda Jateng didampingi Kepala Biro Bina Produksi Pemprov Jateng Dra Peni Rahayu MSi, menegaskan, sebelum rakor, pada hari sama dilakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) terhadap empat pihak. Pihak 1 Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Pihak 2, Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Sonny Partono, Pihak 3, Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar, dan Pihak 4, Bupati Semarang dr Mundjirin.
Tujuan MoU, lanjut Sekda, dalam rangka mewujudkan pengembangan wana wisata Penggaron untuk mendukung konservasi sumber daya alam dan pariwisata di Jateng. Ruang lingkup MoU meliputi penyusunan master plan, permanfaatan kawasan hutan, penentuan investor dan pengaturan mekanisme investasi dan bagi hasil. Kesepakatan bersama ini, lanjutnya, akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama yang sifatnya lebih operasional dan mengikat, termasuk menyangkut hak dan kewajiban para pihak.
“Perjanjian kerja sama kita proyeksikan pada Februari ini,” lanjut Sri Puryono. Sedangkan rakor juga menghasilkan desain pengembangan Jateng Park, selain perjanjian kerja sama operasional pada Februari, master plan (Februari- April), pemilihan-penentuan investor (mei-Juli), penyusunan mekanisme investasi (Agustus- September), penyusunan studi kelayakan (Mei-September), penyusunan dokumen Amdal, RKL dan RPL (September- Desember), awal 2016 dimulai pembangunan fisik.
Terkait pernyataan Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi yang siap menggelontorkan dana segar Rp 1 triliun pada APBD 2016, sebagai saham Pemprov untuk Jateng Park, Sekda Jateng menyatakan gembira. Termasuk saran anggota Komisi B DPRD Jateng Riyono agar Pemprov membentuk perusda sebagai payung hukumnya, Sekda Jateng menyatakan siap melaksanakan.
“Keinginan kalangan anggota DPRD Jateng agar Pemprov sebagai pemilik saham terbesar di atas 50 persen, hal itu merupakan dukungan luar biasa dari DPRD Jateng. Kita siap untuk menindaklanjuti,” tegas Sekda.
Tentang pembuatan master paln dan studi kelayakan yang hingga hari ini (Minggu-red), masih dikerjakan oleh Budi seorang konsultan dari ITB, dibantu oleh tim teknis dari Pemprov Jateng, Sri Puryono mengatakan hasilnya nanti masih harus dikaji lagi oleh segenap stake holders yang terlibat, sehingga dapat memenuhi aspirasi dari seluruh elemen masyarakat.
(udi/muz)
Sumber  : Jateng Pos
Tanggal  : 2 Pebruari 2015

]]>
Masukkan Aspek Konservasi, Jateng Park Molor 2016 https://stg.eppid.perhutani.id/masukkan-aspek-konservasi-jateng-park-molor-2016/ Mon, 02 Feb 2015 11:41:24 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17987 Bisnis.com, SEMARANG–Taman Safari Jawa Tengah atau ‘Jateng Park’ yang berlokasi di Wana Wisata Penggaron, Desa Susukan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang dipastikan baru bisa dilaksanakan pada 2016.
“Pembangunan ‘Jateng Park’ paling lambat dimulai pada awal 2016, sedangkan rencana sebelumnya pada pertengahan tahun ini,” kata Sekretaris Daerah Sri Puryono di Semarang, Minggu (1/2/2015).
Kata dia mundurnya realisasi pembangunan “Jateng Park” itu karena ada beberapa kesepakatan baru dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Kehutanan, Perum Perhutani, Pemprov Jateng, dan Pemerintah Kabupaten Semarang di Jakarta pada Jumat (30/1).
Kesepakatan baru itu antara lain, mengenai perubahan tentang Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 31 Tahun 2014 tentang Lembaga Konservasi.
“Permenhut itu diubah di bagian pemanfaatan kawasan dimasukkan pada aspek konservasi dan mudah-mudahan sudah diubah pada bulan ini,” ujarnya.
Dengan adanya perubahan itu, kata dia, maka dimungkinkan pembangunan Jateng Park dilakukan di Penggaron, Kabupaten Semarang.
Ia menjelaskan keempat pihak yang telah menandatangani nota kesepahaman selanjutnya akan membahas skema kerja sama terkait dengan pembangunan “Jateng Park” pascapenyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan serta “master plan”.
“Amdal ‘Jateng Park’ akan selesai dalam tiga hingga empat bulan sehingga amdal dan ‘master plan’ rampung pada pertengahan Juni 2015,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada beberapa calon investor yang berminat mendanai pembangunan “Jateng Park” antara lain, dari Tiongkok, Korea, dan grup Panin Bank.
“Pendanaan sepenuhnya dari investor, Pemprov Jateng dan Pemkab Semarang hanya membantu terkait dengan amdal,” ujarnya.
Sementara itu, Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar menambahkan bahwa ada tiga skema mengenai status lahan yang harus disepakati dan dikaji lebih lanjut terkait dengan pembangunan “Jateng Park”.
“Ada skema yaitu tukar menukar lahan milik Perhutani, pinjam pakai, atau kerja sama operasional, dan Perum Perhutani tidak masalah jika akhirnya dilakukan tukar menukar lahan di daerah manapun, yang penting masih di Jateng serta luasnya sama serta berada di kawasan hutan,” ujarnya.
 
Sumber : semarang.bisnis.com
Tanggal : 2 Pebruari 2015

]]>
Jateng Park Diusulkan MICE https://stg.eppid.perhutani.id/jateng-park-diusulkan-mice/ Sun, 01 Feb 2015 11:37:23 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17985 SEMARANG- Dalam kompleks Jateng Park diusulkan dibangun fasilitas meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Potensi pasar MICE cukup besar dan saat ini pendapatan wisata didapat dari MICE sedang tumbuh 50-60 persen. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, MICE dapat mendongkrak kunjungan wisatawan domestik. Harus ada keunikan yang menjual untuk membuat Jateng Park berbeda dari tempat wisata lain. “Dari 417 lokasi wisata di Jateng, terdapat 132 wisata alam. Persoalan yang dihadapi semua belum dikemas maksimal,” ujarnya.
Berkaca dari tempat wisata di luar Jateng, 90 persen yang mendorong pengembangan tempat wisata adalah investor swasta. Saat ini di provinsi ini masih minim investor yang mau mengemas atau mendorong wisata seperti Trans Studio di Bandung dan Jatim Park di Jawa Timur. Jika wana wisata Penggaron milik Perhutani bisa dibuka aksesnya untuk swasta, maka bisa mengubah wajah Jateng.
“Dari 25 kapal cruiseyang datang ke Jateng paling banyak berkunjung ke Borobudur. Jumlah pengunjung dari kapal hanya sepertiga dari jumlah penumpang. Sebagian besar masih ada di dalam kapal menikmati fasilitas. Kalau Jateng Park ada, bisa menarik wisatawan yang selama ini hanya tinggal di dalam kapal,” katanya. Jika MoU antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemprov Jateng, Perum Perhutani, dan Bupati Semarang ditandatangani 30 Januari, maka diperkirakan pekerjaan fisik proyek ini baru dapat dimulai awal 2016. Konsep Unik Setelah MoU ada feasibility study, lalu penunjukan investor baik lewat penunjukan langsung atau tender yang paling cepat dilakukan Juni 2015.
Setelah lelang baru disusun amdal minimal selama dua bulan, kemudian detail engineering design (DED). “Pekerjaan fisik paling cepat baru bisa dilakukan pada awal 2016,” paparnya Kepala Pusat Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata ITB, Budi Faisal, yang menjadi konsultan pengembangan Wana Wisata Penggaron, menyatakan, perlu dipikirkan konsep yang unik agar Jateng Park dapat bersaing.
“Kalau hanya taman safari saingannya banyak. Di Jawa Timur sudah ada Jatim Park, di Jawa Barat sudah ada Jungle Land,” tuturnya. Pengembangan tidak hanya konservasi, tapi juga ada leisuredengan ditambah danau, outbound, taman safari, serta menonjolkan keunikan dengan menggaungkan budaya dan kearifan lokal. “Pembangunan Jateng Park tidak perlu langsung seluas 500 hektare, namun secara bertahap,” katanya. (J8, H81-85)
Sumber  : Suara Merdeka
Tanggal  : 1 Pebruari 2015

]]>
Perkenalkan “Sastra Hijau” https://stg.eppid.perhutani.id/perkenalkan-sastra-hijau/ Fri, 30 Jan 2015 04:40:57 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18087 PERHATIAN terhadap kelestarian lingkungan dan hutan tidak sekadar menanam pohon atau menjaga alam. Namun, lebih dari bisa dilakukan dengan menulis karya sastra. Sebab, menurut cerpenis ternama Soesi Sastro, dengan menulis bisa menggugah seseorang untuk lebih peduli, terutama untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. ”Mereka tidak sekadar diajak menanam pohon bersama atau menjaga agar tidak merusak hutan. Dengan menulis, saya pikir seseorang bisa lebih menghayati pentingnya kelestarian alam,” kata Soesi saat memberi pelatihan menulis di KPH Perhutani Pekalongan Barat, barubaru ini.
Penulis yang memiliki nama lengkap Susetyaningsih ini menambahkan, potensi menulis bagi anak muda sangat besar. ”Memang perlu mendapat pelatihan, terutama untuk menulis soal lingkungan. Imajinasi mereka perlu digugah dan diasah, apalagi di Tegal ini kondisi hutannya masih cukup bagus. Untuk wahana pelatihan sekarang ini sudah cukup banyak tempat untuk belajar menulis.” Menggugah Semangat Dia yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi Perhutani Pusat ini sedang mengenalkan penulisan ”Sastra Hijau”.
Menurut alumnus Institut Pertanian Bogor tahun 1992 ini, menggugah semangat menulis bagi kalangan remaja dan pelajar itu cukup strategis untuk mendukung upaya pelestarian hutan. ”Seperti ketika seseorang melihat hutan yang masih hijau atau ada tindakan yang merusak lingkungan, maka dengan imajinasi itulah yang dituangkan dalam tulisan. Dari proses itu, akan muncul gagasan entah dalam bentuk puisi atau cerpen,” papar Soesi. Untuk model pelatihan menulis Sastra Hijau sudah ia lakukan tiap tahun. ”Kali ini sudah tahun kedua dan respons dari peserta sangat bagus,” ujarnya. (Dwi Ariadi-74)
Sumber  : Suara Merdeka
Tanggal  : 30 Januari 2015

]]>