FSC – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 28 Sep 2017 06:34:40 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png FSC – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani, Ajak Konsumen Peduli Kelestarian Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-ajak-konsumen-peduli-kelestarian-hutan-3/ Thu, 28 Sep 2017 06:34:40 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49857 RAKYAT MERDEKA (27/9/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna pada acara Indonesia FSC Week 2017 di Jakarta mengajak konsumen kayu dan masyarakat untuk peduli kelestarian hutan dengan menggunakan produk-produk berbahan baku berasal dari hutan yang dikelola perusahaan secara bertanggungjawab terhadap lingkungan.
“Untuk itu penting bagi Perhutani terus mendorong perilaku green consumer bisa semakin meluas. Perusahaan-perusahaan kehutanan di Eropa, USA bahkan Afrika Selatan penghasil produk kayu dan kertas telah melakukan hal ini. Sebagai produsen kita berperan memberi edukasi dan mengajak masyarakat global ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan .”katanya.
“Melalui kegiatan Indonesia FSC Week 2017 ini. Perhutani mengajak konsumen, masyarakat juga generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumberdaya hutan, mulai dari kesadaran memilih produk-produk ramah lingkungan. Semua bisa dimulai dari diri sendiri atau dan rumah,” imbuhnya.
Sebagai produsen kayu jati terbesar di dunia, kami berkomitmen untuk senantiasa mengelola hutan secara lestari dengan menerapkan kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sosial. Kami memproduksi bahari baku yang sumbernya dijamin memenuhi standar sustainable forest management untuk melayani konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan,” ujarnya.
“Bahkan pada tahun 1990. Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional “Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Allience, lembaga sertifikasi kehutanan dari Amerika Serikat,” jelasnya.

Sumber: Rakyat Merdeka, hal. 18

Tanggal: 27 September 2017

]]>
Perhutani, Produsen Kayu Jati Terbesar Dunia Ajak Konsumen Peduli Kelestarian Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-produsen-kayu-jati-terbesar-dunia-ajak-konsumen-peduli-kelestarian-hutan/ Mon, 25 Sep 2017 10:36:20 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49725

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

JAKARTA, PERHUTANI (25/9/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna pada acara Indonesia FSC Week 2017 di Jakarta mengajak konsumen kayu dan masyarakat untuk peduli kelestarian hutan dengan menggunakan produk-produk berbahan baku berasal dari hutan yang dikelola perusahaan secara bertanggung jawab terhadap lingkungan, Senin (25/9).

Menurut Denaldy M Mauna, konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan yang bereputasi ramah lingkungan dan memiliki komitmen sosial. Konsumen bisa menerapkan wawasan ramah lingkungan di setiap tindakan konsumsinya. Untuk itu penting bagi Perhutani terus mendorong perilaku green consumer bisa semakin meluas. Perusahaan-perusahaan kehutanan di Eropa, USA bahkan Afrika Selatan penghasil produk kayu dan kertas telah melakukan hal ini. Sebagai produsen kita berperan memberi edukasi dan mengajak masyarakat global ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan.

Berdasarkan hasil survei Nielsen tahun 2015 menunjukkan bahwa 66% responden global bersedia membayar lebih untuk produk dan layanan yang berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap sosial dan lingkungan yang positif, naik dari 55% pada tahun 2014, termasuk responden generasi Z (15-20 tahun) kenaikan menjadi 72% dibanding tahun 2014 sebesar 55%.

“Siapapun bisa ikut serta melestarikan hutan. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah menggunakan produk-produk yang jelas berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberi manfaat sosial bagi masyarakat. Informasi untuk menengarai produk ramah lingkungan sudah banyak di pasaran” kata Denaldy.

Pengelolaan hutan Perhutani telah menerapkan sepuluh prinsip Sustainable Forest Management mengacu standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).  Bahkan pada tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional “Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Allience, lembaga sertifikasi kehutanan dari Amerika Serikat.  Meskipun sertifikat pernah ditangguhkan pada awal reformasi tahun 1998 karena kasus penjarahan hutan, namun Perhutani mampu melakukan perbaikan berkelanjutan sehingga meraih kembali sertifikat FSC pada 2011.

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

Hasil studi komprehensif FSC tahun 2015 menunjukkan bahwa sekitar 300 juta m3 kayu bersertifikasi FSC-FM/CoC dipanen setiap tahun.  Sampai dengan September 2017, terdapat 197.817.395 Ha hutan bersertifikat FSC-FM/CoC di 84 Negara di dunia termasuk Indonesia.

Di Indonesia, terdapat 38 perusahaan pengelola hutan atau Forest Management (FM) memperoleh sertifikat FSC FM/CoC, dengan total hutan seluas 3.075.701 Ha, termasuk wilayah hutan Perhutani di pulau Jawa seluas 276.864 Ha.

Unit manajemen pengelolaan Perhutani yang bersertifikat FSC FM/CoC adalah Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cepu, KPH Randublatung, KPH Ciamis, KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Madiun, KPH Banyuwangi Utara, KPH Banten dengan skema sertifikat multisite bernomor  SGS-FM/CoC-010716 berlaku hingga tahun 2021.

Selain itu, seluruh wilayah pengelolaan hutan Perhutani di 57 KPH juga telah lolos verifikasi standar FSC Controlled Wood sejak 2014 dengan nomor verifikasi SGS CW/FM-010314. FSC Controlled Wood ini menunjukkan bahwa kayu-kayu yang diproduksi dari hutan Perhutani tidak illegal; tidak melanggar hak-hak sipil dan hak-hak tradisional; tidak merusak kawasan bernilai konservasi tinggi (High Conservation Value Area); tidak melakukan konversi hutan alam (primer/ skunder); dan tidak mengelola hutan dengan tanaman transgenic atau tanaman yang dihasilkan dari persilangan genetik atau modifikasi genetik. Juga Perhutani bermitra dengan masyarakat sekitar hutan, dan mereka mendapatkan bagi hasil produksi karena peran mereka dalam pengelolaan sumberdaya hutan.

Total produksi kayu Perhutani yang bersertifikat FSC FM/CoC tahun 2016 mencapai 120 ribu m3  terdiri dari kayu jati 100 ribu m3 dan kayu rimba 20 ribu m3 , sedangkan sampai Agustus 2017, Perhutani menghasilkan kayu bersertifikat sebanyak 101 ribu m3 terdiri dari kayu Jati 91 ribu m3 dan kayu rimba seperti Mahoni, Sonokeling, Johar, Akasia, Trembesi, Sengon, Gmelina sebanyak 10 ribu m3.  Seluruh kayu-kayu Perhutani tersebut dalam bentuk kayu bundar atau LOG tersebut dijual melalui sistem online di tokoperhutani.com.

“Melalui kegiatan Indonesia FSC Week 2017 ini, Perhutani mengajak konsumen, masyarakat juga generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumberdaya hutan, mulai dari kesadaran memilih produk-produk ramah lingkungan. Semua bisa dimulai dari diri sendiri atau dari rumah. Sebagai produsen kayu jati terbesar di dunia, kami berkomitmen untuk senantiasa mengelola hutan secara lestari dengan menerapkan kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sosial. Kami memproduksi bahan baku yang sumbernya dijamin memenuhi standar sustainable forest management untuk melayani konsumen yang semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan,” kata Direktur Keuangan Perhutani Sugiarti yang hadir pada acara Indonesia FSC Week 2017 di Ritz Carlton Jakarta. (KOM-PHT/PR/2017-IX-47)

]]>
Kayu Perhutani Bersertifikat Internasional Standar FSC https://stg.eppid.perhutani.id/kayu-perhutani-bersertifikat-internasional-standar-fsc/ Mon, 04 Sep 2017 08:34:18 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49377

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

JAKARTA, PERHUTANI (04/9/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menyatakan Perhutani sampai saat ini mampu mempertahankan sertifikat pengelolaan hutan lestari standar internasional FSC setelah tiga unit Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)  Randublatung, KPH Madiun dan KPH Ciamis  dinyatakan lolos audit surveillance ke dua oleh lembaga sertifikasi SGS Qualifor Indonesia beberapa waktu lalu (11/8).

“Perhutani konsisten menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari sesuai standar FSC, juga standar nasional sesuai aturan yang berlaku. Untuk standar FSC ini,  selain memenuhi kebutuhan pasar kayu bersertifikat FSC dari domestik maupun internasional yang semakin tahun semakin meningkat, industri kayu Perhutani juga menghasilkan produk berbahan baku 100% kayu FSC certified,” demikian Denaldy.

Pengelolaan hutan Perhutani selama ini telah menerapkan prinsip-prinsip Sustainable Forest Management mengacu pada standar mandatory Pemerintah dan standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).  Bahkan pada tahun 1990, Perhutani merupakan perusahaan kehutanan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Internasional “Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Allience, Amerika Serikat.  Sertifikat tersebut pernah ditangguhkan tahun 1998 karena kasus penjarahan hutan, namun Perhutani terus melakukan perbaikan hingga meraih kembali sertifikat tersebut pada 2011.
Delapan KPH Perhutani yang bersertifikat FM-FSC adalah KPH Cepu, KPH Randublatung, KPH Ciamis, KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Madiun, KPH Banyuwangi Utara, KPH Banten dengan skema sertifikat multisite bernomor:  SGS-FM/CoC-010716 berlaku hingga tahun 2021.  Sertifikat FM-FSC ini merupakan bentuk green certificate yang menunjukkan bahwa kayu-kayu yang diproduksi bersumber dari hutan yang dikelola sesuai prinsip kelestarian produksi, sosial dan lingkungan.
Perhutani menghasilkan 120 m3 kayu FSC, terdiri dari jati 100 ribu m3 dan kayu rimba 20 ribu m3 pada 2016, sedangkan sampai Juli  2017, menghasilkan  78 ribu m3 kayu FSC terdiri dari Jati 69 ribu m3 dan rimba seperti Mahoni, Sonokeling, Johar, Akasia, Trembesi, Sengon, Gmelina sebanyak 8 ribu m3. (Kom-PHT/PR/2017-IX-44)

]]>
Perhutani Lakukan Audit Internal Pengelolaan Hutan Standar FSC https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-lakukan-audit-internal-pengelolaan-hutan-standar-fsc/ Mon, 13 Jun 2016 02:36:53 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37657 2016-6-8 Persiapan Audit FSC JAKARTA, PERHUTANI (13/06/2016) | Deputi Direktur Pengendalian dan Peningkatan Kinerja (PPK) Perum Perhutani Hari Priyanto, memimpin persiapan pelaksanaan audit internal sistem pengelolaan sumberdaya hutan  Forest Management-Forest Stewardship Council (FM-FSC) 2016 di Kantor Pusat Perum Perhutani, Rabu (8/6).

Delapan unit Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani yang selama ini telah memperoleh sertifikat FM-FSC yaitu KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Cepu, KPH Randublatung, KPH Ciamis, KPH Saradan, KPH Banyuwangi Utara dan terakhir KPH Banten pada Mei 2016.

Audit internal merupakan bagian proses continual improvement sistem manajemen Perum Perhutani untuk mempertahankan kinerja Pengelolaan Hutan Lestari.  Kegiatan Audit Internal dipusatkan di tiga wilayah yaitu Perhutani KPH Cepu, KPH Randu, dan KPH Kendal.

Sertifikat FM-FSC merupakan bukti pengakuan pihak internasional terhadap sistem pengelolaan sumberdaya hutan dan lingkungan lestari yang diterapkan oleh Perum Perhutani telah memenuhi 10 prinsip dan kriteria dalam standar FSC tersebut.

Hari Priyanto mengatakan sertifikasi FM-FSC ini penting bagi Perum Perhutani, perlu dipersiapkan sebaik mungkin dan butuh dukungan berbagai pihak internal dan eksternal.

” Ada pembeli kayu dari Eropa, sudah sepuluh tahun mencari kayu jati berkualitas, bersertifikat FSC lagi dan baru menemukan kayu tersebut di Perum Perhutani.  Pembeli tersebut kini menjadi pelanggan Perhutani dan selalu repeat order. Ini membuktikan bahwa sertifikat FSC yang sifatnya voluntary tersebut penting sebagai salah satu instrumen pasar kayu internasional,” demikian Hari menegaskan (Kom-PHT/Kanpus/PR)

Editor: Soe

Copyright©2016

]]>
Perhutani Tambah Satu Lagi Sertifikat Internasional FSC https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-tambah-satu-sertifikat-internasional-fsc/ Mon, 06 Jun 2016 03:02:12 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37537 SUARAMERDEKA.COM, BANTEN (5/6/2016) | Perum Perhutani berhasil menambah satu lagi sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management) standard internasional Forest Stewardship Council (FSC) untuk Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten dengan nomor sertifikat SGS-FM/COC-010716 berlaku mulai tanggal 19 Mei 2016 hingga 18 Mei 2021 pada Jumat (27/5).
Sertifikat FSC untuk Perhutani KPH Banten tersebut merupakan sertifikat ke delapan bagi unit-unit KPH penghasil kayu jati terbaik di Perhutani, setelah sebelumnya tujuh unit kerja KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Cepu, KPH Ciamis, KPH Randublatung, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Madiun menerima sertifikat yang sama.

Sertifikat FSC merupakan pengakuan internasional bahwa Perhutani telah mengelola sumberdaya hutan dan lingkungan secara berkelanjutan sesuai 10 prinsip dan kriteria FSC. Pengelolaan hutan lestari merupakan komitmen Perum Perhutani dalam mengelola hutan Jawa Madura, dengan pengelolaan produksi, sosial dan lingkungan yang berimbang.
Informasi dari para pembeli kayu bersertifikat FSC di wilayah Banten dan lainnya, selama ini mereka menahan diri untuk tidak membeli kayu jati dari Banten sampai sertifikat FSC Perhutani KPH Banten diterima pada Jumat, 27 Mei 2016.
Bagi para pembeli kayu jati dari Eropa dan negara lainnya, sertifikat FSC masih menjadi standar mereka untuk membeli kayu-kayu tropis.  Produksi kayu di KPH Banten mencapai 30.476,843 m3,  dengan luas kawasan hutan 81.514,16 Ha, kelas perusahaan Kawasan Hutannya adalah Jati, Mahoni, dan Accacia mangium.
Sebagai BUMN pengelola hutan di Indonesia, Perhutani selama ini telah memiliki sertifikat mandatory atau sertifikat wajib Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dari pemerintah untuk wilayah pengelolaan hutan Divisi Regional Jawa Timur, Divisi Regional Jawa Tengah, seta Divisi Regional Jawa barat dan Banten, selain sertifikat internasional FSC dari lembaga independen yang bermarkas di Bonn, Germany.
Tanggal : 5 Juni 2016
Sumber  : suaramerdeka.com

]]>
Satu Lagi Sertifikat Internasional FSC Diraih Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/satu-sertifikat-internasional-fsc-diraih-perhutani/ Fri, 03 Jun 2016 07:11:48 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37438 seritifikat FSCJAKARTA, PERHUTANI (03/06/2016) | Perum Perhutani berhasil menambah satu lagi sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management) standard internasional Forest Stewardship Council (FSC) untuk Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten dengan nomor sertifikat SGS-FM/COC-010716 berlaku mulai tanggal 19 Mei 2016 hingga 18 Mei 2021 pada Jumat (27/5).
Sertifikat FSC untuk Perhutani KPH Banten tersebut merupakan sertifikat ke delapan bagi unit-unit KPH penghasil kayu jati terbaik di Perhutani, setelah sebelumnya tujuh unit kerja KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Cepu, KPH Ciamis, KPH Randublatung, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Madiun menerima sertifikat yang sama.
Sertifikat FSC merupakan pengakuan internasional bahwa Perhutani telah mengelola sumberdaya hutan dan lingkungan secara berkelanjutan sesuai 10 prinsip dan kriteria FSC. Pengelolaan hutan lestari merupakan komitmen Perum Perhutani dalam mengelola hutan Jawa Madura, dengan pengelolaan produksi, sosial dan lingkungan yang berimbang.
Informasi dari para pembeli kayu bersertifikat FSC di wilayah Banten dan lainnya, selama ini mereka menahan diri untuk tidak membeli kayu jati dari Banten sampai sertifikat FSC Perhutani KPH Banten diterima pada Jumat, 27 Mei 2016.
Bagi para pembeli kayu jati dari Eropa dan negara lainnya, sertifikat FSC masih menjadi standar mereka untuk membeli kayu-kayu tropis.  Produksi kayu di KPH Banten mencapai 30.476,843 m3,  dengan luas kawasan hutan 81.514,16 Ha, kelas perusahaan Kawasan Hutannya adalah Jati, Mahoni, dan Accacia mangium.
Sebagai BUMN pengelola hutan di Indonesia, Perhutani selama ini telah memiliki sertifikat mandatory atau sertifikat wajib Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dari pemerintah untuk wilayah pengelolaan hutan Divisi Regional Jawa Timur, Divisi Regional Jawa Tengah, seta Divisi Regional Jawa barat dan Banten, selain sertifikat internasional FSC dari lembaga independen yang bermarkas di Bonn, Germany. (Kom-PHT/Kanpus/PR)

]]>
Wow! Kayu Jati Ciamis Diminati Buyer Amerika https://stg.eppid.perhutani.id/wow-kayu-jati-ciamis-diminati-buyer-amerika/ Thu, 26 May 2016 04:01:38 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37086 HARAPANRAKYAT.COM, CIAMIS (25/5/2016) | Kayu yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ciamis saat ini diminati oleh pasar dari negara adidaya Amerika Serikat. Hal itu karena pihak Perhutani mengantongi Sertifikat Legalitas Kayu (SLK) sesuai mandatory yang ditetapkan oleh pemerintah.  
Menurut Administratur Perum Perhutani KPH Ciamis, Ir. Bambang Juriyanto, ketika ditemui Koran HR, pekan lalu, mengatakan bahwa Perum Perhutani KPH Ciamis sejak bulan Mei tahun 2012 sudah mendapatkan Sertifikat Forest Stewardshidp Council (FSC).
Bambang menjelaskan, melalui sistem sertifikasi yang ketat ini, maka pengelolaan hutan lestari yang pihanya lakukan menjadi lebih baik, karen a menjaga keseimbangan dari sisi produksi, lingkungan dan sosial.
“Perhutani Ciamis dalam menerapkan sertifikasi voluntary Forest Stewardshidp Council (FSC) dengan maksud agar perhutani menjadi perusahaan unggul dalam pengelolaan hutan lestari sebagaimana yang tertuang dalam visi Perhutani disamping sebagai pelayanan prima kepada konsumen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bambang mengungkapkan, kayu-kayu bersertifikat dari Perhutani Ciamis sebagian diolah di industri-industri kayu Perhutani dan sebagian lagi dibeli oleh buyer dari Amerika dan Eropa.
Untuk membuktikan bahwa kayu yang mereka beli benar-benar produk berstandar kualitas tinggi, ramah lingkungan dan sesuai dengan standar sertifikat internasional, kata Bambang, maka buyer dari Amerika yang terdiri dari Sheri Flies, Christine Andreychuk dan Melissa Haggard datang ke Indonesia untuk melihat langsung bagaimana proses pengelolaan hutan lestari yang dilakukan Perhutani KPH Ciamis.
Bambang menambahkan, aspek kelestarian sosial di Perhutani Ciamis sudah mencerminkan hubungan antara norma-norma pembangunan dan sosial serta sesuai dengan norma-norma setempat.  Untuk kelestarian lingkungan ini menyangkut kelanjutan sebuah ekosistem yang menjamin dukungan berkembangnya berbagai organisme secara sehat.
“Dalam segi memelihara produktifitas, daya adaptasi dan kapasitas untuk pemulihan diri.  Sedangkan dari segi kelestarian produksi menggambarkan bahwa pengelolaan hutan KPH Ciamis bisa optimal dan mampu diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya,” katanya.
Buyer dari Amerika, Sheri Flies, mengatakan, setelah melihat langsung di lokasi pengolahan kayu jati milik Perhutani Ciamis, pihaknya memutuskan akan membeli kayu jati karena pengelolaannya sangat berharga dan sangat bagus sesuai dengan standar internasional.
“Kami hanya ingin membeli kayu apabila proses-prosesnya bisa bermanfaat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, mulai dari karyawan, keluarga dan anak-anaknya, pekerja dan masyarakat sekitar hutan serta menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati seperti tumbuhan dan hewan yang ada di kawasan hutan,” pungkasnya. (Es/Koran-HR)
Tanggal  : 25 Mei 2016
Sumber  : harapanrakyat.com

]]>
Indonesia Ditantang Ciptakan Mebel Inovatif Ramah Lingkungan https://stg.eppid.perhutani.id/indonesia-ditantang-ciptakan-mebel-inovatif-ramah-lingkungan-2/ Tue, 08 Dec 2015 07:23:12 +0000 http://perhutani.co.id/?p=29959 Jakarta (Antara Megapolitan) – Mahasiswa dan desainer muda Indonesia ditantang untuk menciptakan desain mebel inovatif yang bernilai ramah lingkungan dan juga memenuhi selera pasar.

Tantangan itu disampaikan Program Officer Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia Indra Setia Dewi di Jakarta, Selasa.

“Pasar Eropa menunggu karya desainer muda Indonesia, dan melalui kompetisi `Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016` itu bisa diwujudkan,” katanya kepada Antara.

Ia menjelaskan dalam kaitan IDC 2016 pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), Perum Perhutani, BioIndustries dan William E. Connor & Associates Ltd. mengajak mahasiswa dan desainer muda Indonesia untuk ikut berkompetisi.

Dalam kaitan itu pihaknya melakukan rangkaian sosialisasi kompetisi IDC 2016 sepanjang bulan Oktober hingga November 2015.

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia.

Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

Indra Setia Dewi menambahkan kayu merupakan bahan baku yang dominan dalam kompetisi itu karena pihaknya ingin menonjolkan aspek ramah lingkungannya.

Pihaknya ingin para desainer mebel tetap menggunakan kayu sebagai material yang dominan agar dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon yang dihasilkan dari polusi dan kegiatan pembangunan lainnya.

“Tentu saja kami mendorong agar kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab seperti kayu bersertifikat FSC,” katanya.

Ketua IDC 2016 Cosmas Tri Susantho menjelaskan IDC merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia.

“Yakni dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan,” katanya.

Ia mengatakan IDC 2016 merupakan ikon bagi desainer muda untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencipta desain mebel, yang selain mempunyai nilai seni dan membawa pesan lingkungan, namun memenuhi tuntutan pasar internasional.

Kompetisi itu, kata dia, berbeda dari yang lain, karena selain karya para peserta dinilai oleh para kurator dan juri, juga dinilai secara langsung oleh para pemmbeli (buyer).

“Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan kontrak dan royalti jika karyanya terpilih oleh `buyer`,” katanya.

Sementara itu Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyambut baik ajang tersebut.

“Kami mendukung penuh IDC 2016. Bahan baku kayu jati yang digunakan berasal dari hutan Perhutani yang telah bersertifikat FSC,” katanya.

Ia juga menjelaskan kayu bersertifikat FSC itu di antaranya berasal dari unit usaha industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik, yang kapasitas totalnya 60.000 m3.

Saat ini Perhutani memproduksi kayu log jati bersertifikat FSC dengan total sekitar 400.000 m3.

Sedangkan Arifin Wicaksono dari BioIndustries menyatakan daya tarik industri mebel Indonesia bagi pasar dunia salah satunya adalah kayu jati berkualitas tinggi.

Namun sayangnya, kata dia, cadangan kayu jati Perhutani kelas A3 saat ini tinggal 20 persen sedangkan jati A1 tersedia melimpah.

Ketua HDMI Bambang Kartono Kurniawan menambahkan peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel Indonesia di dunia internasional.

“Disinilah peran IDC 2016 untuk meningkatkan inovasi dan potensi desainer muda sekaligus memberikan tantangan pasar secara langsung kepada generasi muda,” katanya.

Tanggal  : 2 Desember 2015
Sumber  : Megapolitan.antaranews.com

]]>
Mahasiswa dan Desainer Muda Indonesia Ditantang Ciptakan Mebel Inovatif https://stg.eppid.perhutani.id/mahasiswa-dan-desainer-muda-indonesia-ditantang-ciptakan-mebel-inovatif/ Tue, 08 Dec 2015 07:14:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=29954 Mahasiswa dan desainer muda Indonesia ditantang untuk menciptakan desain mebel inovatif yang bernilai ramah lingkungan dan juga memenuhi selera pasar.

Tantangan itu disampaikan Program Officer Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia Indra Setia Dewi di Jakarta, Rabu (2/12/2015).

“Pasar Eropa menunggu karya desainer muda Indonesia, dan melalui kompetisi ‘Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016’ itu bisa diwujudkan,” katanya kepada Antara.

Ia menjelaskan dalam kaitan IDC 2016 pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), Perum Perhutani, BioIndustries dan William E. Connor & Associates Ltd. mengajak mahasiswa dan desainer muda Indonesia untuk ikut berkompetisi.

Dalam kaitan itu pihaknya melakukan rangkaian sosialisasi kompetisi IDC 2016 sepanjang bulan Oktober hingga November 2015.

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia.

Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

Indra Setia Dewi menambahkan kayu merupakan bahan baku yang dominan dalam kompetisi itu karena pihaknya ingin menonjolkan aspek ramah lingkungannya.

Pihaknya ingin para desainer mebel tetap menggunakan kayu sebagai material yang dominan agar dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon yang dihasilkan dari polusi dan kegiatan pembangunan lainnya.

“Tentu saja kami mendorong agar kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab seperti kayu bersertifikat FSC,” katanya.

Ketua IDC 2016 Cosmas Tri Susantho menjelaskan IDC merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia.

“Yakni dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan,” katanya.

Ia mengatakan IDC 2016 merupakan ikon bagi desainer muda untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencipta desain mebel, yang selain mempunyai nilai seni dan membawa pesan lingkungan, namun memenuhi tuntutan pasar internasional.

Kompetisi itu, kata dia, berbeda dari yang lain, karena selain karya para peserta dinilai oleh para kurator dan juri, juga dinilai secara langsung oleh para pemmbeli (buyer).

“Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan kontrak dan royalti jika karyanya terpilih oleh ‘buyer’,” katanya.

Sementara itu Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyambut baik ajang tersebut.

“Kami mendukung penuh IDC 2016. Bahan baku kayu jati yang digunakan berasal dari hutan Perhutani yang telah bersertifikat FSC,” katanya.

Ia juga menjelaskan kayu bersertifikat FSC itu di antaranya berasal dari unit usaha industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik, yang kapasitas totalnya 60.000 m3.

Saat ini Perhutani memproduksi kayu log jati bersertifikat FSC dengan total sekitar 400.000 m3.

Sedangkan Arifin Wicaksono dari BioIndustries menyatakan daya tarik industri mebel Indonesia bagi pasar dunia salah satunya adalah kayu jati berkualitas tinggi.

Namun sayangnya, kata dia, cadangan kayu jati Perhutani kelas A3 saat ini tinggal 20 persen sedangkan jati A1 tersedia melimpah.

Ketua HDMI Bambang Kartono Kurniawan menambahkan peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel Indonesia di dunia internasional.

“Disinilah peran IDC 2016 untuk meningkatkan inovasi dan potensi desainer muda sekaligus memberikan tantangan pasar secara langsung kepada generasi muda,” katanya.

Tanggal : 2 Desember 2015
Summer : Galamedianews.com

]]>
Desainer Mebel Peduli Lingkungan Ajak Desainer Muda Menembus Pasar Eropa melalui Indonesia Designer Challenge 2016 https://stg.eppid.perhutani.id/desainer-mebel-peduli-lingkungan-ajak-desainer-muda-menembus-pasar-eropa-melalui-indonesia-designer-challenge-2016/ Wed, 02 Dec 2015 03:21:53 +0000 http://perhutani.co.id/?p=29684 (Dok.Kom/Pht/Kanpus/2015)JAKARTA, PERHUTANI (02/12/15) Forest Stewardship Council Indonesia (FSC Indonesia) bekerjasama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) dan Perhutani, bersama dengan BioIndustries dan William E. Connor & Associates Ltd. mengajak mahasiswa dan desainer muda Indonesia untuk menciptakan desain mebel inovatif yang bernilai ramah lingkungan dan juga memenuhi selera pasar.

Ajakan ini disampaikan dalam rangkaian sosialisasi kompetisi Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016 di sepanjang bulan Oktober hingga November 2015. IDC 2016 merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan. “Indonesia Designer Challenge 2016 merupakan ikon bagi desainer muda untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencipta desain mebel yang selain mempunyai nilai seni dan membawa pesan lingkungan namun memenuhi tuntutan pasar internasional” jelas Cosmas Tri Susantho, Ketua IDC 2016 di sela-sela sosialisasi IDC 2016 di Bandung pada 26 November 2016 yang lalu “Kompetisi ini berbeda dari yang lain, karena selain karya para peserta dinilai oleh para kurator dan juri, juga dinilai secara langsung oleh para buyer. Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan kontrak dan royalty jika karyanya terpilih oleh buyer.”

“Kami mendukung penuh IDC 2016. Bahan baku kayu jati yang digunakan berasal dari hutan Perhutani yang telah bersertifikat FSC. Unit usaha industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik kapasitas totalnya 60.000 m3. Saat ini Perhutani memproduksi kayu log jati bersertifikat FSC dengan total sekitar 400.000 m3. Desainer dapat menciptakan inovasi dari kayu jati berdiameter kurang dari 20 cm hasil pengelolaan hutan adaptif terhadap dinamika sosial dan lingkungan. Produksi kayu dengan diameter kurang dari 20 cm akan semakin besar potensinya, ini terbukti dari produksi kayu tersebut meningkat dari 20% menjadi 40%. Lomba ini dapat dilakukan setiap tahun untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif generasi muda Indonesia dibidang perkayuan,” demikian Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar.

“Daya tarik industri mebel Indonesia bagi pasar dunia salah satunya adalah kayu jati berkualitas tinggi. Sayangnya cadangan kayu jati Perhutani kelas A3 saat ini tinggal 20% sedangkan jati A1 tersedia melimpah. IDC 2016 adalah sebuah terobosan untuk menimbulkan inovasi baru bagi industri mebel Indonesia yang mengusung konsep desain mebel ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya kayu jati A1,”papar Arifin Wicaksono dari BioIndustries seraya menambahkan ” Jati A1 karena kayu muda punya peluang terkena bluestain dan kami BioIndustries sebagai pelopor produsen bahan pendukung industri mebel ramah lingkungan berstandard internasional untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan turut aktif mendukung karya desainer muda dalam IDC 2016.

Potensi jati kelas A1 yang tinggi untuk dalam produksi mebel berkualitas tinggi juga didukung oleh Imam Damar Jati dari Fakultas Seni Rupa & Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengatakan, “Indonesia memiliki sumberdaya kayu jati kedua terbanyak setelah Myanmar. Kayu jati muda berukuran kurang dari 20 cm potensinya bernilai tinggi sebagai bahan baku mebel, karena jati muda yang diperoleh dari proses thinning memiliki kelas kekuatan yang sama dengan jati tua yaitu 70-140 mega pascal. Selain itu jati muda memiliki pola kayu yang khas. Kami telah meneliti dan menemukan 16 pola kayu jati muda yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan karya desain yang bernilai tinggi.”

“Kayu merupakan bahan baku yang dominan dalam kompetisi ini karena kami ingin menonjolkan aspek ramah lingkungannya. Dengan menggunakan kayu kami ingin para desainer mebel tetap menggunakan kayu sebagai material yang dominan agar dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon yang dihasilkan dari polusi dan kegiatan pembangunan lainnya,” jelas Indra Setia Dewi, Program Officer Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia. “Tentu saja kami mendorong agar kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab seperti kayu bersertifikat FSC”

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia. Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

“Peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel Indonesia di dunia internasional. Lemahnya riset selera pasar, isu lingkungan, dan sulitnya menjalin kerjasama dengan industri menjadi hambatan bagi para desainer sehingga performa desainer Indonesia tidak menonjol di mata para buyers dan industri. Disinilah peran IDC 2016 untuk meningkatkan inovasi dan potensi desainer muda sekaligus memberikan tantangan pasar secara langsung kepada generasi muda” jelas Bambang Kartono Kurniawan, Ketua HDMI. (Kom-Pht/Kanpus)

©Copyright2015

]]>