Gumrosin – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Sat, 05 Mar 2016 00:39:05 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Gumrosin – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perum Perhutani Pembelian Produk gumrosin Berasal 20 Negara https://stg.eppid.perhutani.id/perum-perhutani-pembelian-produk-gumrosin-berasal-20-negara/ Sat, 05 Mar 2016 00:39:05 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34302 indopos.co.id – Perum Perhutani menggelar pertemuan dengan para pembeli produk gumrosin dan turpentinnya yang berasal dari 20 negara. Produk nonkayu itu diproduksi Perhutani untuk ekspor dan sebagian untuk pasar domestik. Pembelinya adalah perusahaan manufaktur atau industri langsung dan perusahaan penyalur atau trader yang akan menjual kembali kepada industri pengguna atau manufaktur dalam dan luar negeri.

Mustoha Iskandar, direktur utama Perum Perhutani, mengatakan, pada 2014, kebutuhan ekspor produk gumrosin Perhutani 52 ribu ton, pada 2015 mencapai 55 ribu ton, sedangkan kebutuhan dalam negeri 8 ribu ton. €œIndonesia merupakan penghasil gumrosin terbesar ke-3 setelah Republik Rakyat China (RRC) 70 persen dan Brazil 11 persen, katanya dalam pertemuan International Business Gathering Perhutani Gumrosin Turpentin yang digelar di Nusa Dua Bali, Kamis (3/3).

Tidak kurang dari 208 perusahaan dari 38 negara membeli produk gumrosin Perhutani saat ini dengan total ekspor Perhutani mencapai 51.950,2 ton atau senilai USD 110.846.788.

Dari jumlah tersebut, pada 2013-2015 tercatat 20 negara pembeli gumrosin Perhutani terbanyak mencapai 48 ribu ton per tahun, yakni India (18,47 persen), RRC (15,15 persen), Portugal (9,05 persen), Taiwan (9,05 persen), Belanda (7,15 persen), Turki (5,54 persen), Jepang (5,33 persen), Belgia (5,26 persen), Korea (4,14 persen), Pakistan (4,13 persen), Jerman (3,16 persen), Italia (1,81 persen), Polandia (1,78 persen), Yunani (1,27 persen), Perancis (1,19 persen), dan Filipina (1,19 persen).

Selain itu, Spanyol (1,02 persen), Australia (0,94 persen), Bangladesh (0,66 persen), dan Finlandia (0,59 persen). Para pembeli umumnya perusahaan produsen atau manufaktur penghasil produk derivat atau turunan gumrosin. Produk derivat atau turunan gumrosin memiliki fungsi sebagai perekat dalam beberapa industri seperti industri karet atau ban, industri bahan perekat, cat, tinta, minuman, dan permen karet. Mustoha menjelaskan, pertemuan ini merupakan kali pertama dalam sejarah setelah lebih dari 55 tahun berbisnis gumrosin turpentin.

Kita ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mereka dengan memberi jaminan ketersediaan bahan baku dan kontrak jangka panjang. Kontrak ini akan memberikan kepastian bahan baku kepada perusahaan-perusahaan tersebut, paparnya. Permintaan gumrosin dunia saat ini terus meningkat didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Saat ini telah banyak ditemukan inovasi produk-produk turunan gumrosin dengan teknik pembuatan yang lebih sederhana, tetapi dapat memberikan hasil yang optimal sebagai hasil pengembangan teknik konvensional.

Namun demikian produk gumrosin getah pinus tetap merupakan produk yang lebih unggul karena sifatnya yang natural dan environment friendly, ujar dia. Gumrosin dan turpentin adalah produk hasil hutan nonkayu dari getah pohon pinus yang diolah melalui proses melting, scrubber dan pemasakan. Perhutani memiliki delapan pabrik pengolah getah pinus.

Sumber getah pinus berasal dari hutan pinus di Jawa. Produk hasil hutan nonkayu Perhutani selama ini memasok pendapatan perusahaan sebesar lebih kurang 50 persen per tahunnya. Perhutani sendiri saat ini tengah membangun industri hilir berupa pabrik derivat gumrosin dan turpentin Perhutani Pine Chemical Industry di Pemalang, Jawa Tengah. (lum)

Sumber : indopos.co.id
Tanggal : 5 Maret 2016

]]>
Kali Pertama setelah 55 Tahun Bisnis Gumrosin https://stg.eppid.perhutani.id/kali-pertama-55-tahun-bisnis-gumrosin/ Sat, 05 Mar 2016 00:34:40 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34296 Indo Pos – JAKARTA-Perum Perhutani menggelar pertemuan dengan para pembeli produk gumrosin dan turpentinnya yang berasal dari 20 negara. Produk nonkayu itu diproduksi Perhutani untuk ekspor dan sebagian untuk pasar domestik. Pembelinya adalah perusahaan manufaktur atau industri langsung dan perusahaan penyalur atau trader yang akan menjual kembali kepada industri pengguna atau manufaktur dalam dan luar negeri.

Mustoha Iskandar, direktur utama Perum Perhutani, mengatakan, pada 2014, kebutuhan ekspor produk gumrosin Perhutani 52 ribu ton. pada 2015 mencapai 55 ribu ton. sedangkan kebutuhan dalam negeri 8 ribu loa “Indonesia merupakan penghasil gumrosinterbesar ke-3 setelah Republik Rakyat China (RRC) 70 persen dan Brazil 11 persen,” katanya dalam pertemuan International Business Gathering Perhutanis Gumrosin Turpentin yang digelar di Nusa Dua Bali. Kamis (3/3).

Tidak kurang dari 208 perusahaan dari 38 negara membeli produk gumrosin Perhutani saat ini dengan total ekspor Perhutani mencapai 51.950.2 ton atau se nilai USD I10.846.788.

Dari jumlah tersebut, pada 2013-2015 tercatat 20 negara pembeli gumrosin Perhutani terbanyak mencapai 48 ribu ton per tahun, yakni India (18.47 persen), RRC (15,15 persen), Portugal (9,05 persen). Taiwan (9,05 persen), Belanda (7.15 persen), Turki (554 persen). Jepang (5,33 persen),

Belgia (5.26 persen). Korea (4,14 persen), Pakistan (4,13 persen), Jerman (3,16 persen). Italia (1,81 persen), Polandia (1.78 persen). Yunani (1,27 persen). Perancis (1,19 persen), dan Filipina (1,19 persen). Selain itu. Spanyol (1,02 persen). Australia (0,94 persen), Bangladesh (0,66 persen), dan Finlandia (039 persen).

Para pembeli umumnya perusahaan produsen atau manufaktur penghasil produk derivat atau turunan gumrosin. Produk derivat atau turunan gumrosin memiliki fungsi sebagai perekat dalam beberapa industri seperti industri karet atau ban, industri bahan perekat, cat, tinta, minuman, dan permen karet.

Mustoha menjelaskan, pertemuan ini merupakan kali per-tama dalam sejarah setelah lebih dari 55 tahun berbisnis gumrosin turpentin. “Kita ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mereka dengan memberi jaminan ketersediaan bahan baku dan kontrak jangka panjang. Kontrak ini akan memberikan kepastian bahan baku kepada perusahaan-perusahaan tersebut.” paparnya

Permintaan gumrosin dunia saat ini terus meningkat didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Saat ini telah banyak ditemukan inovasi produk-produk turunan gumrosin dengan teknik pembuatan yang Iebih sederhana, tetapi dapat memberikan hasil yang optimal sebagai hasil pengembangan teknik konvensional “Namun demikian produk gumrosin getah pinus tetap merupakan produkyang lebih unggul karena sifatnya yang natural dan. environment friendly” ujar dia

Gumrosin dan turpentin adalah produk hasil hutan nonkayu dari getah pohon pinus yang diolah melalui proses melting, scrubber dan pemasakan. Perhutani memiliki delapan pabrik pengolah getah pinus.

Sumber getah pinus berasal dari hutan pinus di Jawa Produk hasil hutan nonkayu Perhutani selama ini memasok pendapatan perusahaan sebesar lebih kurang 50 persen per tahunnya

Perhutani sendiri saat ini tengah membangun industri hilir berupa pabrik derivat gumrosin dan turpentin Perhutani Pine Chemical Industry di Pemalang, Jawa Tengah, (lum)

Sumber : Indo Pos, hal. 5
Tanggal : 5 Maret 2016

]]>
Perhutani Bidik Pasar Dunia Gum Rosin https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bidik-pasar-dunia-gum-rosin/ Fri, 04 Mar 2016 00:27:12 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34288 Tempo – NUSA DUA Badan usaha milik ncguru sektor kehutanan, Perum Perhutani, membidik pasar internasional gum rosin (resin dari getah pohon pinus). Perseroan mengubah stratcgi pemasaran komoditas itu, tidak lagi melalui agen, melainkan langsung kepada pembeli.

“Saat ini ekspor gum rosin 90 persen dilakukan melalui agen yang hanya terdiri atas enam perusa-haan,”ujar Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha

Iskandar, di sela pertemuan dengan pombcli Interna sional di Nusa Dua, Bali, kemarin.

Menurut Mustoha, peran agen dipangkas secara bertahap. Perusahaan mengantisipasi jika nanti ada lvsistansi dari mereka. Tiihun ini Perhutani menargetkan penjualan langsung gum rosin bisa mencapai 40 persen.

Sedangkan 00 persen sisanya masih dijual melalui agen. Perseroan telah membentuk divisipemasaran untuk memantau harga jual yang fluktuatif selama 24 jam.

Tuhun lalu Perhutani membukukan pendapat an US$ 110,8 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun. Volume ekspor perusahaan tahun lalu sebanyak 51.950 ton. Harga gum rosin di pasar internasional saal ini berlluktuasi di kisaran US$ 1.400-1.600 per ton. Fluktuasi itu terutama dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Mustoha enggan merinci targetkenaikan pendapatan tahun ini seiring dengan mulai berlakunya penjualan gum rosin tanpa melalui agen

Perhutani saat ini juga berupaya mengembangkan produk turunan gum rosin yang pabriknya kini tengah dibangun di Pemalang, Jawa Tbnguh. Rencananya, pabrik itu dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo akhir tahun ini. Selama ini, Indonesia mengimpor produk turunan gum rosinyang berfungsi sebagai perekat dalam beberapa industri. Antara lain industri karet atau ban, cat dan tinta, serta industri minuman dan permen karet yang menggunakan produk food grade dari glyccrol rosin ester.

Salah satu calon importir dari Pakistan, Muhammad Fhhim, mengaku lebih senang bisa bertemu langsung dengan manajemen Perhutani. “Itu artinya, Perhutani akan lebih mengerti dan bisamemahami kebutuhan kami,” ujar pemilik Venus Corporation Ini.

Selain itu, kata Fhhim, pertukaran Informasi akun lebih lancar dan menguntungkan kedua pihuk. Dia yakin gum rosln akan men judi produk yang makin dibutuhkan karena menjadi hall.m penting gunu mendukung produksi barang-barang kebutuhan sehari-hari, dari kertas, tinta, hingga alat kecantikan.

ROFIQI HASAN (BAU)

Sumber : Tempo, hal. 15
Tanggal : 4 Maret 2016

]]>
Perhutani Ubah Konsep Penjualan Gumrosin https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-ubah-konsep-penjualan-gumrosin/ Fri, 04 Mar 2016 00:24:47 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34284 Investor Daily Indonesia – BADUNG – Perum Perhutani mengubah konsep penjualan gumrosin untuk menjaga harga komoditas ini di pasar internasional. Mulai tahun ini, BUMN itu menjual langsung (direct selling) gumrosin ke sejumlah pembeli internasional dan mengurangi penjualan melalui agen (indirect selling).

Gumrosin adalah produk turunan getah pinus berjenis gondorukem yang diolah melalui proses melting dan pemasakan. Perhutani memiliki delapan pabrik gumrosin, yang memiliki banyak kegunaan, antara lain sebagai perekat di industri ban, cat, minuman, dan permen karet

Seiring dengan itu. Perhutani menggelar pertemuan International Business Gathering Perhutani Gumrosin di Nusa Dua, Badung, Bali. 3 Maret 2016, yang dihadiri perwakilanperusahaan pembeli produk gumrosin dari Jerman, Belgia, Pakistan, Jepang, Dubai, dan Turki. Acara ini bertujuan menggenjot penjualan gumrosin.

Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, pertemuan yang baru pertama kali diselenggarakan ini bakal memperkuat hubungan bisnis dengan pembeli internasional (international buyer) melalui konsep penjualan langsung. Selama 55 tahun berbisnis gumrosin. Perhutani memakai konsep penjualan tidak langsung dengan menggunakan jasa agen.

Mulai 2016. kata dia. Perhutani memakai konsep direct selling, dengan memberikan layanan terbaik dan menandatangani kontrak jangka panjang dengan pembeli dunia. Keuntungan konsep ini adalah harga gumrosin lebih stabil, karena

Perhutani terjun langsung dalam menjual produk itu, serta hubungan bisnis antara pembeli dan Perhutani lebih kuat.

“Perhutani ingin membangun hubungan bisnis lebih dekat lagi dan ingin saling bertatap muka, karena selama ini tidak pernah bertemu,” ujar dia pada pembukaan Internasional Business Gathering Perhutani, Kamis (3/3).

Dia menjelaskan saat ini Perhutani mempunyai 6 agen resmi yang menjual gumrosin kepada buyer. Namun, harga gumrosin yang dijual tidak sehat, karena sesama agen saling bersaing.

Dia berhadap keterlibatan Perhutani dalam direct selling dapat membuat harga lebih sehat dan pembeli tidak kecewa. Perhutani tidak memutuskan hubungan dengan agen dan masih memakainya, denganporsi penjualan seimbang, yakni Perhutani 50% dan agen 50%.

Menurut dia. Perum Perhutani merupakan produsen gumrosin nomor tiga di dunia setelah Tiongkok dan Brazil. Gumrosin yang diproduksi sebagian besar untuk kepentingan ekspor dan sisanya untuk domestik dengan komposisi 80% dan 20%.

Produksi gumrosin Perhutani pada 2015 mencapai 60 ribu ton. Dari jumlah itu, ekspor sekitar 52 ribu ton, sedangkan untuk domestik 8 ribu ton. Nilai ekspor produk gumrosin selama tahun 2015yaituUS$110juta.

Mustoha mengatakan, dari hasil pertemuan bisnis tersebut, sudah ada beberapa perusahaan yang menandatangani kontrak dengan Perhutani, antara lain Marubeni Plax Corporation dari Jepang dan Venus Corporation dari Pakistan, (dho)

Sumber : Investor Daily Indonesia, hal. 8
Tanggal : 4 Maret 2016

]]>
Perhutani Undang Pembeli Internasional ke Bali https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-undang-pembeli-internasional-bali/ Thu, 03 Mar 2016 13:41:29 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34572 TEMPO.CO,Nusa Dua – Sejarah baru dibuat oleh Perum Perhutani yang pertama kalinya menggelar pertemuan dengan pembeli internasional di Nusa Dua, Bali, Kamis, 3 Maret 2016. “Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah setelah lebih dari 55 tahun dalam berbisnis gum rosin dan terpentin,” kata Mustoha Iskandar, Direktur Utama Perum Perhutani.

Pertemuan dengan pembeli utama internasional dari berbagai negara itu dimaksudkan untuk memberikan pelayanan terbaik, terutama yang terkait dengan jaminan ketersediaan bahan baku dan kontrak jangka panjang. Kontrak ini akan memberikan kepastian bahan baku kepada perusahaan-perusahaan tersebut.

“Pelayanan terbaik akan menghindari kemungkinan persaingan tidak sehat antarpembeli karena produk kami adalah produk alam yang kuantitasnya terbatas,” ujarnya. Selain itu, melalui pertemuan ini, Perhutani bisa lebih memahami keinginan dan kebutuhan pembeli akan produk gum rosin dan terpentin, termasuk produk turunannya.

Perum Perhutani memproduksi gum rosin dan terpentin untuk kepentingan ekspor dan sebagian untuk pasar domestik. Dua kategori pembeli produk tersebut adalah perusahaan MANUFAKTUR atau industri langsung dan perusahaan penyalur, yang akan menjual kembali produk tersebut kepada industri pengguna atau manufaktur dalam dan luar negeri.

Dibandingkan Cina (70 persen pasar) dan Brasil (11 persen), Indonesia adalah penghasil gum rosin terbesar ketiga di dunia setelah dua negara tersebut. Sebanyak 208 perusahaan dari 38 negara membeli produk gum rosin Perhutani saat ini dengan total ekspor Perhutani mencapai 51.950,2 ton senilai US$ 110.846.788.

Para pembeli umumnya perusahaan produsen atau manufaktur penghasil produk derivat atau turunan gum rosin. Produk derivat atau turunan gum rosin tersebut memiliki fungsi sebagai perekat dalam beberapa industri, seperti industri karet, ban, bahan perekat,cat dan tinta, minuman, dan permen karet, yang menggunakan produk food grade dari gliserol rosin ester—salah satu turunan produk gum rosin yang disenyawakan dengan gliserol, dengan fungsi sebagai pengemulsi dan penstabil.

Pada acara “International Business Gathering Perhutani’s Gumrosin & Turpentin” di Nusa Dua, Bali, ini, perwakilan perusahaan-perusahaan pembeli produk gum rosin/gondorukem dan terpentin Perum Perhutani yang hadir, antara lain, berasal dari Jerman, Belgia, Pakistan, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Turki.

Tanggal : 3 Maret 2016

Sumber : m.tempo.co

]]>
Perhutani, Produsen Gumrosin Dan Turpentin Terbesar Ketiga Dunia Adakan Pertemuan Dengan Buyer Internasional Untuk Meningkatkan Pelayanan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-produsen-gumrosin-dan-turpentin-terbesar-ketiga-dunia-adakan-pertemuan-buyer-internasional-meningkatkan-pelayanan/ Thu, 03 Mar 2016 10:03:19 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34130 Perhutani Gumrosin Intl Business Gathering, BaliNUSA DUA BALI, (Kamis 03/03/2016) | Perum Perhutani berkomitmen terus meningkatkan pelayanan kepada para pembeli produk gumrosin dan turpentinnya yang ada di lebih dari 20 Negara, dengan memberikan pelayanan terbaik dan mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka kesinambungan bisnis produk berbasis sumberdaya hutan non-kayu tersebut. Untuk itu Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar mengundang para pembeli utama dalam pertemuan “International Business Gathering Perhutani’s Gumrosin & Turpentin” yang diadakan di Nusa Dua Bali pada hari Kamis (3/3/2016).
Perum Perhutani memproduksi gumrosin dan turpentine untuk kepentingan ekspor dan sebagian untuk pasar domestik. Dua kategori pembeli produk tersebut adalah perusahaan manufaktur atau industri langsung dan perusahaan penyalur atau trader yang akan menjual kembali produk tersebut kepada industri pengguna atau manufaktur dalam dan luar negeri.

Pada tahun 2014, kebutuhan ekspor produk gumrosin Perhutani 52,000 ton, tahun 2015 mencapai 55,000 ton sedangkan kebutuhan dalam negeri 8,000 ton. Dibandingkan Republik Rakyat China (70%) dan Brazil (11%), Indonesia adalah penghasil gumrosin terbesar ke tiga di dunia setelah dua Negara tersebut.

Tidak kurang dari 208 perusahaan dari 38 negara membeli produk gumrosin Perhutani saat ini dengan total ekspor Perhutani mencapai 51.950,2 ton atau senilai USD 110.846.788

Dari jumlah tersebut, tahun 2013-2015 tercatat 20 Negara Pembeli Gumrosin Perhutani terbanyak mencapai 48,000 ton pertahun, yaitu: India (18.47%), RR China (15.15%), Portugal (9.05%), Taiwan (9.05%), Belanda (7.15%), Turkey (5.54%), Japan (5.33%), Belgia (5.26%), Korea (4.14%), Pakistan (4.13%), Germany (3.16%), Italy (1.81%), Polandia (1.78%), Yunani (1.27%), Perancis (1.19%), Philippines (1.19%), Spanyol (1.02%), Australia (0.94%), Bangladesh (0.66%), Finlandia (0.59%).

Para pembeli umumnya perusahaan produsen atau manufaktur penghasil produk derivat atau turunan gumrosin. Produk derivat atau turunan gumrosin tersebut memiliki fungsi sebagai perekat/adhesive/binfer dalam beberapa industri seperti industri karet/ban, industri bahan perekat (adhesive/sealant), industri cat dan tinta, industri minuman dan permen karet yang menggunakan produk food grade dari Gliserol Rosin Ester, salah satu turunan produk gumrosin yang disenyawakan dengan gliserol, dengan fungsi sebagai pengemulsi dan penstabil.

Pada acara “International Business Gathering Perhutani’s Gumrosin & Turpentin” di NusaDua Bali ini, perwakilan perusahaan-perusahaan pembeli produk gumrosin/gondorukem dan turpentin Perum Perhutani yang hadir antara lain berasal dari Jerman, Belanda, Pakistan, Jepang, Uni Emirat Arab, Turkey, Indonesia .

“ Ini adalah kali pertama dalam sejarah setelah lebih dari 55 tahun dalam berbisnis gumrosin turpentin, Perum Perhutani bertemu langsung dengan beberapa pembeli utama internasional dari berbagai Negara. Kita ingin memberikan pelayanan terbaik kepada mereka dengan memberi jaminan ketersediaan bahan baku dan kontrak jangka panjang. Kontrak ini akan memberikan kepastian bahan baku kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Pelayanan terbaik akan menghindari kemungkinan persaingan tidak sehat antar pembeli karena produk kita adalah produk alam/nature yang kuantitasnya terbatas. Selain itu melalui pertemuan ini Perhutani bisa lebih memahami keinginan dan kebutuhan mereka akan produk gumrosin turpentine termasuk produk turunan atau derivatnya ,” demikian Mustoha Iskandar Direktur Utama Perum Perhutani menyatakan.

Permintaan gumrosin dunia saat ini terus meningkat didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini saja telah banyak ditemukan inovasi produk-produk turunan gumrosin dengan teknik pembuatan yang lebih sederhana tetapi dapat memberikan hasil yang optimal sebagai hasil pengembangan teknik konvensional. Namun demikian produk gumrosin getah pinus tetap merupakan produk yang lebih unggul karena sifatnya yang natural dan environment friendly.

Gumrosin dan Turpentin adalah produk hasil hutan non-kayu dari getah pohon pinus yang diolah melalui proses melting, scrubber dan pemasakan. Perum Perhutani memiliki delapan pabrik pengolah getah pinus.

Sumber getah pinus Perum Perhutani berasal dari hutan pinus Perhutani di Jawa. Perum Perhutani sebagai BUMN seluas 2.4 juta Ha, terdiri dari hutan tanaman jati seluas 1.261.465,81 Ha (52%), hutan pinus 876.992,66 Ha (36%), sisanya tanaman Damar, Mahoni, Akacia, Sengon, Kesambi. Dari areal hutan pinus tersebut, untuk tahun 2016, luas hutan pinus yang akan disadap 177.959 Ha dengan jumlah 37.288.068 pohon pinus serta ditargetkan menghasilkan 95.760 ton getah pinus. Produk hasil hutan non-kayu Perhutani selama ini memasok pendapatan perusahaan sebesar lebih kurang 50 persen pertahunnya.

Perum Perhutani sendiri saat ini tengah membangun industri hilir berupa pabrik derivat gumrosin dan turpentin Perhutani Pine Chemical Industry atau PPCI di Pemalang Jawa Tengah yang akan mengolah gumrosin turpentin menjadi produk derivat turunan berupa ?-Pinene (Alphapinene), Bethapinene, D-limonen, D-carene. Serta produk Glycerol dan Rosin Ester melalui proses easterifikasi dan flacking.

Pabrik PPCI ini akan meningkatkan nilai tambah hasil hutan non-kayu dibandingkan apabila Perhutani hanya memasarkan produk dalam bentuk gumrosin turpentin saja. Sementara data menunjukkan kebutuhan pasar untuk produk derivat gumrosin turpentin seperti Alphapinene dan Bethapinene di dunia mencapai 600.000 ton/tahun, di dalam negeri mencapai 19.000 ton/tahun. Dengan bahan baku getah Pinus yang ada, dan pengolahan sampai ke derivatnya, maka Perum Perhutani kedepan akan menjadi salah satu pelaku bisnis industri pine chemical penting di dunia.

Acara “International Business Gathering Perhutani’s Gumrosin & Turpentin” ini dihadiri oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Dr. Aloysius Klik Ro mewakili Menteri BUMN RI.

Juga hadir Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Dr. Ir. Ida Bagus Putera Parthama, MSc. mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI sebagai nara sumber sekaligus membuka acara tersebut.(Kom-PHT/Kanpus)

©Copyright2016

]]>
Perhutani Adakan Pertemuan Buyer Gumrosin Internasional https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-adakan-pertemuan-buyer-gumrosin-internasional/ Wed, 02 Mar 2016 22:43:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34057 Nusa Dua (ANTARANews) – Perum Perhutani melakukan terobosan mengadakan pertemuan langsung dengan para buyer (pembeli asing) gumrosin dan terpentin internasional setelah puluhan tahun bisnis komoditas tersebut dilakukan melalui agen.

Pertemuan berlangsung di Nusa Dua, Bali, Rabu malam hingga besok (2-3 Maret) antara direksi Perhutani dengan pembeli asing dari sekitar 10 negara utama pengimpor gumrosin dan terpentin dari Indonesia.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, secara memimpin pertemuan dengan satu per satu perwakilan perusahaan yang ingin membeli gumrosin dan terpentin dari Indonesia, diantaranya mereka berasal dari Turki, Pakistan, Jerman, Jepang, dan Uni Emirat Arab.

Setelah lebih dari 55 tahun berada dalam bisnis gumrosin terpentin, Ini pertama kali Perhutani bertemu langsung dengan beberapa pembeli utama dari berbagai negara, kata Mustoha.

Ia mengatakan saat ini Indonesia merupakan produsen gumrosin dan terpentin ketiga terbesar setelah Tiongkok dan Brazil.

Oleh karena itu, menurut dia, posisi tawar Indonesia, cq Perhutani, cukup besar dalam bisnis komoditas tersebut.

Tahun 2015 pihaknya telah mengekspor gumrosin sebanyak 55 ribu ton, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 52 ribu ton.

Gumrosin dan terpentin adalah produk hasil hutan non-kayu dari getah pohon pinus yang diolah melalui proses melting, scrubber, dan pemasakan.

Produk turunan gumrosin memiliki fungsi perekat yang dibutuhkan sejumlah industri seperti industri karet/ban, cat, tinta, minuman, dan permen karet.

Perhutani memiliki delapan pabrik pengolah getah pinus dari lahan hutan pinus di Jawa sebanyak 876.992,62 hektare.Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT ANTARA 2016

Sumber : antaranews.com
Tanggal : 3 Maret 2016

]]>