hutan lestari – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 28 Oct 2016 03:00:05 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png hutan lestari – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Dukung Program Ketahanan Pangan, Tiga BUMN Optimalisasi Produksi Gula https://stg.eppid.perhutani.id/dukung-program-ketahanan-pangan-tiga-bumn-optimalisasi-produksi-gula/ Fri, 28 Oct 2016 03:00:05 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41369 INDOPOS.CO.ID, JAKARTA (27/10/2016) | Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III holding, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menandatangani nota kesepahaman untuk budidaya tanaman tebu di kawasan hutan Perhutani. Kerja sama ini bertujuan untuk mendukung program ketahanan pangan, khususnya gula, melalui optimalisasi kawasan hutan.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menerangkan, perusahaan memiliki potensi lahan hutan yang besar untuk dimanfaatkan. “Kami lihat Perhutani luasan cakupan lahan 3,7 juta hektare dari Sumatera sampai Papua,” kata dia di Kantor Perum Perhutani Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, kemarin (26/10).
Perhutani tidak sembarangan dalam mengelola lahan yang cukup luar tersebut. Faktor kelestarian lingkungan tetap menjadi patokan dalam pengembangan lahan.
Oleh sebab itu, Perhutani tetap melakukan pengelolaan lestari dengan komposisi 1 : 9. Artinya, setiap satu hektare pohon yang ditebang, maka akan ditanami sembilan kalinya.
“Satu hal yang tidak banyak tahu adalah Perhutani melakukan penanaman, antara tebang dan tanam 1 : 9,” kata dia. Dalam kerja sama ini, PTPN dan RNI akan menggunakan lahan Perhutani untuk menanam tebu.
Langkah kerja sama ini merupakan salah satu sinergi perusahaan BUMN. Dia berharap, kinerja BUMN akan semakin efektif dan efisien.
“Kombinasi ini menghasilkan suatu proses yang efisien dan efektif. Sinergi ini perlu kita lakukan,” ujar dia.
Sedangkan Direktur Human Capital Management dan Umum PTPN III Holding Seger Budiarjo menerangkan, nota kesepahaman ini merupakan upaya perseroan untuk meningkatkan pasokan bahan baku. Dia menuturkan, kerja sama ini awalnya akan dilakukan dengan memanfaatkan lahan hutan di Pulau Jawa.
“Itu untuk pemanfaatan lahan ditanami tebu, sehingga pasokan bahan baku perkebunan tebu ke pabrik BUMN. BUMN kan pabrik tebu di PTPN IX, X, XI, XII. Ini kan untuk Jawa dulu. Adanya tambahan lahan untuk memperkuat pasokan tebu,” kata dia.
Namun, dia belum bisa memastikan berapa luas lahan hutan yang bisa dimanfaatkan PTPN. Pasalnya, untuk mengelola lahan itu mesti mendapat restu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Ini dasar MoU membuat proposal KLHK. Karena ada Permen Kehutanan yang baru untuk pemanfaatan lahan Perhutani harus bikin proposal, salah satu yang diminta MoU Perhutani,” ungkap dia.
Untuk diketahui, kerja sama ini juga melibatkan PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk untuk dukungan pendanaan.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : indopos.co.id

]]>
Kerjasama Perhutani, IPB, dan UGM, Bisnis Pengelolaan Hutan Dikaji https://stg.eppid.perhutani.id/kerjasama-perhutani-ipb-dan-ugm-bisnis-pengelolaan-hutan-dikaji/ Fri, 28 Oct 2016 02:51:29 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41364 JURNALASIA.COM, JAKARTA (27/10/2016) | Perhutani menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meneliti dan mengkaji bisnis model pengelolaan sumber daya hutan. Penelitian bersama (joint research) dengan dua perguruan tinggi itu diharapkan dapat memberikan masukan pola pemanfaatan hutan dengan pangan yang tepat di masa depan.
“Kami ingin mengetahui faktor-faktor yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat, sekaligus merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan,” jelas Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna di kantornya, Rabu (26/10).
Saat ini, sebanyak 5.300 desa berada di sekitar kawasan hutan. Perhutani kerapkali menemui persoalan terkait pengelolaan hutan pada lokasi-lokasi yang interaksi masyarakatnya tinggi.
“Saya yakin, pakar-pakar kehutanan yang hebat apabila disatukan akan menghasilkan karya luar biasa berupa kajian bisnis model pengelolaan hutan untuk Perum Perhutani ke depan.
Apakah untuk lokasi-lokasi dengan interaksi masyarakat yang tinggi saat ini model pelestarian kawasan hutan perlu ada improvement lagi,” kata Denaldy. Dekan Fakultas Kehutanan IPB Rinekso Soekmadi menyampaikan, kerja sama ini langkah positif. Transformasi besar-besaran yang dilakukan Perhutani kali ini diharapkan bisa lebih menarik generasi muda memilih fakultas kehutanan, karena kecenderungannya jurusan ini mulai berkurang peminat.
Perhutani juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Prasetiya Mulya tentang pengembangan objek wisata ekowisata dalam rangka pemanfaatan potensi alam dan sumberdaya lahan hutan. Sebab, pengelolaan destinasi wisata alam merupakan kunci dalam mengoptimalkan aset hutan dan taman nasional di Indonesia. “Kerja sama ini bertujuan agar tata kelola destinasi wisata hutan lebih terstruktur dan sinergis melalui pemanfaatan jejaring, informasi, dan teknologi,” ujar Denaldy.
Denaldy menyakini, pengalaman Universitas Prasetiya Mulya dapat membantu menghasilkan model-model paket wisata hutan. Sehingga memiliki daya tarik bagi masyarakat, termasuk generasi muda. “Kami ingin generasi muda mempunyai awareness yang luas tentang hutan. Di negara-negara maju seperti Eropa, wisata ke hutan sudah menjadi lifestyle,” ucap Denaldy.
Perum Perhutani mengelola 2,4 juta ha kawasan hutan di Jawa Madura. Sistem tebang dan tanam dalam pengelolaan hutan menerapkan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektar yang ditebang Perhutani menanamkan kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : jurnalasia.com

]]>
78.000 Ha Kebun Tebu Segera Ditambah https://stg.eppid.perhutani.id/78-000-ha-kebun-tebu-segera-ditambah/ Fri, 28 Oct 2016 01:55:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41355 JURNALASIA.COM, JAKARTA (27/10/2016) | PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menargetkan pada tahun 2020 mengelola lahan tebu seluas 78.000 hektare meningkat dibanding saat ini sekitar 55.000 hektare. “Peningkatan luas lahan tebu sejalan dengan program pencanangan target swasembada gula pada tahun 2019 dengan produksi sekitar 3 juta ton,” kata Direktur Utama RNI Didiek Prasetyo di sela penandatanganan nota kesepahaman “Pemanfaatan Kawasan Hutan Untuk Kegiatan Budi daya Tebu”, di Jakarta, Rabu (26/10).
Tiga BUMN yang melakukan sinergi dalam rangka peningkatan produksi gula BUMN yaitu RNI, PTPN III dan Perum Perhutani. Menurut Didik, saat ini RNI memiliki tujuh pabrik gula dengan 55.000 hektare tanaman tebu, baik status hak guna usaha maupun tebu rakyat.
Dalam kerja sama itu, RNI akan menanami tebu pada lahan seluas 20.000 hektare yang disediakan Perhutani di KPH Indramayu, KPH Majalengka, serta KPH Semarang. Ruang lingkup kerja sama meliputi penyediaan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola “agroforestry” mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi dan produktivitas tanaman tebu.
Selanjutnya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui kegiatan tanaman tebu, penyediaan tenaga ahli budi daya tebu serta penyediaan dan pendanaan modal kerja untuk kegiatan kerja sama budi daya tanaman tenu dengan kredit sindikasi.
Sementara itu Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan, ke depannya dengan pola agroforesty Perhutni akan lebih mengoptimalkan kombinasi tanaman hutan dan pangan termasuk tebu, tanaman hutan dan ternak (silvopasture) atau dengan ikan (silvofishery).
“Dengan kawasan hutan seluas 2,4 juta hektare, ke depan kita akan lebih fokus ke pola agroforesty dengan tetap mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari. Saat ini, kita menerapkan sistem tebang dengan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektare yang ditebang kita tanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan,” tutur Denaldy.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : jurnalasia.com

]]>