Investasi – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 13 Jun 2017 09:03:51 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Investasi – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Garap Wisata Penggaron Jateng Park Dengan Calon Investor https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-garap-wisata-penggaron-jateng-park-dengan-calon-investor/ Tue, 13 Jun 2017 09:03:51 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47525

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

JAKARTA, PERHUTANI (12/6/2017) | Perum Perhutani mengadakan pertemuan dengan sejumlah calon investor untuk menggarap wisata alam “Penggaron Jateng Park” di Jakarta, Senin (12/6).

Direktur Perencanaan dan Pengembangan, Pemasaran dan Sinergi Bisnis (P3SB), Agus Setya Prastawa menyatakan kegiatan tersebut merupakan market sounding sekaligus mengajak calon investor berinvestasi dalam pengembangan Penggaron Jateng Park.
“Perhutani bekerjasama dengan Pemprov Jawa Tengah membuka kesempatan bagi calon investor atau calon mitra untuk mengembangkan Penggaron Jateng Park. Wisata alam ini diharapkan akan menjadi icon wisata Jawa Tengah”, demikian Agus dalam sambutannya.
Dengan target kunjungan wisatawan minimal 2 juta orang per tahun, lokasi wisata di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini akan menempati sebagian dari 500 Ha luas kawasan yang disediakan. Nilai investasi Penggaron Jateng Park mencapai Rp 2,1 triliun, dengan jangka waktu pembangunan fisik selama 5 tahun.
Bentuk kerjasamanya berupa kerjasama Build Operate Transfer (BOT). Kontrak ijin usaha pengembangan sara wisata alam tersebut berjangka waktu 35 tahun, bisa diperpanjang 20 tahun apabila kinerja investor bagus.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Pemprov Jateng Prasetyo Aribowo yang hadir pada acara tersebut menyatakan bahwa kehadiran Wana Wisata Penggaron Jateng Park akan memberi inovasi baru terhadap eksistensi wisata di Jawa Tengah.
“Pariwisata kini menjadi salah satu pilihan bisnis strategis pemerintah maupun swasta. Di Jawa Tengah sendiri kini hanya sekitar 20 obyek wisata saja yang hidup, termasuk Borobudur. Penggaron Jateng Park akan hadir sebagai sebuah inovasi baru yang menawarkan Eco Park berkelas internasional”, ujarnya.
Beberapa calon investor yang hadir antara lain PT Ciputra, Siamex Energy & Investment Group, PT Jababeka, Tbk., PT Lintas Sertifindo Unggul, Panton Group, PT Botan Rahardjo Propertindo, Makasar Strait Marine Centre, PT Santika Griya Persada. (Kom-PHT/PR/2017-VI-26)

]]>
Perhutani Bondowoso Tawarkan Investasi Tanaman Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bondowoso-tawarkan-investasi-tanaman-pohon/ Thu, 01 Dec 2016 14:41:42 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=43071 20160526img_20160323_093620ANTARAJATIM.COM (1/12/2016) | Perum Perhutani Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bondowoso, Jawa Timur pada tahun ini menawarkan kerja sama kepada masyarakat untuk investasi tanaman pohon di lahan milik Perhutani.
“Penawaran kerja sama investasi tanaman pohon kepada masyarakat ini kami lakukan selain masyarakat mendapatkan keuntungan bagi hasil dari tanaman pohon juga secara tidak langsung masyarakat terlibat menjaga keamanan hutan dari pembalakan liar,” ujar Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso, Adi Winarno di Bondowoso, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa peluang usaha kerja sama investasi tanaman pohon Perhutani dan kelompok masyarakat nantinya akan dilakukan pernjanjian kerja sama (PKS) terkait pembagian hasil panen dari tanaman tersebut.
Yang dapat bekerja sama investasi tanaman pohon tegakan, lanjut dia, adalah organisasi-organisasi masyarakat yang berbadan hukum seperti LSM, koperasi, pesantren serta organisasi masyarakat lainnya.
Sedangkan jenis tanamannya adalah tanaman yang cepat di panen, katanya, salah satu contohnya jenis tanaman sengon yang jarak penanaman hingga masa panen hanya membutuhkan 5 hingga 7 tahun.
“Sistem kerjanya nanti Perhutani sebagai penyedia lahan dan investor (pemilik modal) serta lembaga masyarakat yang memiliki modal mulai dari pembelian bibit tanaman sengon, penanaman hingga pemupukan,” tuturnya, menjelaskan.
Adi menambahkan, penawaran investasi tanaman di Kawasan Hutan Bondowoso dan Situbondo tersebut, selain Perhutani menanam sendiri juga memberikan kesempatan kepada masyarakat menanam pohon tegakan yang dapat dibagi keuntungan saat masa panen.
“Kalau jumlah luasan lahan milik Perhutani yang siap dikerjasamakan dengan lembaga masyarakat ada sekitar 600 hektare yang tersebar di Bondowoso dan Situbondo,” ucapnya. (*)
 
Sumber : antarajatim.com
Tanggal : 1 Desember 2016

]]>
Perhutani Kejar Pendapatan Nonkayu https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kejar-pendapatan-nonkayu/ Wed, 22 Oct 2014 10:48:04 +0000 http://perhutani.co.id/?p=14653 JAKARTA – Perusahaan Umum (perum) Perhutani menargetkan pendapatan dari hasil hutan nonkayu dan industri kehutanan lain. Aksi korporasi tersebut dilakukan setelah restrukturisasi perusahaan yang membuat Perhutani menjadi perusahaan induk (holding) sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di industri kehutanan.
Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar mengungkapkan, Perhutani mengubah struktur perusahaan dengan memisahkan usaha hulu dan hilir. Usaha hilir dinilainya harus menjadi pendorong pendapatan perusahaan dengan mengedepankan nilai kreasi.
“Industri kehutanan harus bervariasi. Karena Perhutani masuk zona bisnis maka harus kompetitif, terutama usaha di hilir sehingga Perhutani mampu bersaing dan memimpin,” ungkapnya seusai acara lepas sambut jabatan dirut Perum Perhutani, di Jakarta, Selasa (21/10).
Perusahaan pelat merah tersebut dinilai tidak bisa lagi bergantung pada produk berbasis kayu. Hingga akhir 2014, Perhutani menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 4,6 triliun dengan komposisi 52 persen nonkayu dah 48 persen kayu. Komposisi pendapatan usaha nonkayu akan diperbesar hingga 55 persen pada 2016.
Untuk mencapai target itu, perseroan telah berinvestasi ke sejumlah perusahaan. Investasi itu antara lain Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang, Jawa Tengah. Nilai investasinya hingga Rp 200 miliar untuk industri nonkayu.
Selain itu, Perhutani berencana membangun industri kayu lapis (plywood) di Banyumas dan Kuningan. Rencana tersebut akan diwujudkan Perhutani melalui Holding lima anak perusahaannya, yaitu PT Inhutani I hingga PT Inhutani V. Anak perusahaan tersebut diharapkan bisa menyumbang pendapatan.
Kebijakan pembentukan holding Perhutani, kata Mustoha sudah ditindaklanjuti dengan memenuhi keharusan untuk menilai harga saham wajar PT Inhutani. “PT Inhutani sudah memanggil pihak kantor jasa penilai publik (KJPP) untuk menilai par value per lembar dari 1 juta saham. Itu nantinya jadi data penyertaan modal negara kepada PT Inhutani,” tutur Mustoha.
Mantan dirut Perhutani Bambang Sukmananto menambahkan, program sertifikasi yang diberlakukan selama masa kepemimpinannya akan mendukung rencana Perhutani. Selain itu, Perhutani telah memiliki divisi khusus untuk mengoptimalkan aset pada lahan tidur.
Sumber  : Republika
Tanggal  : 22 Oktober 2014

]]>
GONDORUKEM: Perhutani Tuntaskan Pabrik Pengolah Produk Turunan Akhir 2013 https://stg.eppid.perhutani.id/gondorukem-perhutani-tuntaskan-pabrik-pengolah-produk-turunan-akhir-2013/ Thu, 28 Feb 2013 01:22:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6540 Perum Perhutani akan menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan produk turunan gondorukem pertama di Asia Tenggara pada akhir tahun ini. Selain itu pabrik pengolahan kayu yang mulai dibangun pada tahun lalu juga akan mulai beroperasi pada kuartal II/ 2013.

Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengungkapkan pabrik pengolahan produk turunan (derivatif) gondorukem tersebut diperkirakan baru mulai beroperasi awal tahun depan, sementara pabrik pengolahan kayu sudah mulai melakukan produksi percobaan pada awal bulan ini.

“Jadi saat ini kami punya delapan pabrik yang mengelola gonorukem, tetapi belum punya pengelolaan derivatifnya. Nanti pabrik pertama di Asia Tenggara ini akan mengolah 15.000 ton terpentin per tahun dan 72.000 ton gondorukem per tahun,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (27/2).

Dari pengolahan gondorukem sebanyak 72.000 ton perum berharap dapat menghasilkan 18.000 ton gliserol rosin ester per tahun. Produk tersebut nantinya akan dilempar kepada pasar India, Jepang, Spanyol, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Singapura.

Sementara 15.000 ton terpentin per tahun diperkirakan dapat diolah menjadi 180 ton cineol per tahun, 3.900 ton Alpha-Pinene, 1.800 ton Alpha-Terpicenol, 150 ton Beta-Pinene, dan 105 ton D-Limonene. Seperti derivatif gondorukem, derivatif terpentin diharap dapat terserap oleh pasar India, Jepang, Spanyol, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Singapura.

Selain itu produk turunan terpentine juga diperkirakan dapat menembus pasar Taiwan, Thailand, Malaysia, Srilanka, Nigeria, Perancis, dan Finlandia.

Meski demikian bukan berarti seluruh produk akan diekspor. Menurut Bambang, sekitar 70% dari hasil produksi pabrikan anyar tersebut akan digunakan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, sedangkan sisanya akan dilempar kepada pasar domestik.

Adapun dari target total produksi kimia hutan 1,21 juta ton pada 2013, perum menargetkan total produksi gonodrukem dapat mencapai 73.220 ton, sedangkan produksi terpentin sebesar 15.218 ton. Sisanya adalah produksi minyak kayu putih 371.733 ton, kopal 424 ton, dan lak 23 ton.

Serupa dengan gondorukem, untuk pabrik pengolahan kayu plywood seluas 8,3 hektare di Pare, Kediri, perseroan memperkirakan 70% dari hasil produksinya akan diekspor, dan sisanya akan digunaan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pabrik berkapasitas produksi 24.000 meter kubik plywood per tahun tersebut akan membutuhkan bahan mentah 48.000 meter kubik kayu sengon bulat yang berasal dari lahan seluas 100.000 hektare. Adapun target total produksi kayu sengon Perhutani diperkirakan dapat mencapai 104.125 meter kubik per tahun.

Selain kedua pabrik tersebut Bambang menambahkan pada tahun ini perum juga akan mengembangkan pabrik pengolahan kayu yang berasal dari limbah pabrik produksi pabrik plywood. Sebab itu pabrik yang rencananya akan mulai dibangun pada kuartal III/2012 ini akan berada satu komplek dengan pabrik plywood.

Nantinya pabrik yang akan membutuhkan investasi sekitar Rp30 miliar tersebut diharapkan dapat menghasilkan produk berupa parquet, papan, dan partisi. (bas)

Penulis : Rika Novayanti
Bisnis.com :: Rabu, 27 Februari 2013 | 18:06 WIB

]]>