#kampungkurcaci – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 29 Nov 2016 02:50:33 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kampungkurcaci – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Pemuda Purbalingga Sulap Hutan Jadi Wisata Alam https://stg.eppid.perhutani.id/pemuda-purbalingga-sulap-hutan-jadi-wisata-alam/ Tue, 29 Nov 2016 02:50:33 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42949 salah-satu-pengunjung-yang-sedang-berfoto-foto-di-loka-wisata-kampung-kurcacix8scxTIMESINDONESIA.CO.ID (28/11/2016) | Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah, berhasil menginovasi hutan pohon Damar tanpa harus merusak menjadi wisata alam yang terkenal dengan nama Kampung Kurcaci.
Salah satu pengurus LMDH sekaligus Ketua Pengelola Wisata Alam Kampung Kurcaci, Hendi menjelaskan, area wisata alam yang memiliki luas sekitar 3,5 hektar, milik Perhutani Banyumas Timur ini, telah dirintis satu tahun, dan resmi dibuka pada bulan September 2016 lalu.
“Melihat tempatnya yang menarik, pemandangannya asri, berhawa sejuk dan lokasinya dekat pemukiman warga, serta sering pula dipakai untuk wahana bermain oleh warga terutama anak-anak. Maka munculah ide untuk mengadakan kegiatan belajar di luar ruangan atau kami menyebutnya ‘sinau neng alas’, sebagai kegiatan yang positiv dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Hendi, Senin (28/11/2016).
Menurut Hendi, seiring berjalannya waktu, ternyata aktivitas di hutan pohon damar yang besar-besar itu makin ramai oleh anak-anak yang belajar di alam, mulai dari Pramuka sampai para pecinta alam.
Sejak itu, pihaknya mulai mencoba mempublikasikan di media sosial, sekalipun belum di kelola dengan maksimal.
“Setelah kami berembug dengan teman-teman dan mensosialisasikan rencana dan konsep pengembangan tempat tersebut, ternyata memiliki semangat dan niat yang sama untuk mengembangkan wisata alam. Maka, selanjutnya kami terus berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak Perhutani,” terang Hendi.
Setelah itu, kami bersama-sama dengan para remaja dan pemuda Desa Serang, sepakat membuat branding yang unik dan menarik yaitu Wisata Alam Kampung Kurcaci, karena di lokasi wisata alam itu, pohon damarnya besar-besar, dan kalau kita masuk ke area itu, seolah-olah kita menjadi kecil, seperti kurcaci.
“Di Kampung Kurcaci sementara baru ada dua rumah kurcaci, empat rumah pohon, high crup atau jembatan titian dan hammock susun, Camping ground, perpustakaan kurcaci, area permainan tradisional, seperti, congklak, egrang dan sunda manda, serta ayunan raksasa atau giant swing,” kata Hendi.
Kedepan, direncanakan akan dibuat lagi rumah kurcaci agar tampak seperti layaknya kampung kurcaci, dan kita-pun bisa masuk rumah yang dilengkapi dengan segala perabotanya. Selain itu juga pengembangan rumah pohon dan area parker.
Sementara itu, loka wisata alam yang buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB, dikelola oleh delapan belas orang yang terdiri dari para remaja dan pemuda, dengan tiket masuk Rp 5 ribu.
Adapun pengunjung, untuk hari biasa mencapai 100 hingga 150 orang, dan untuk hari Sabtu dan Minggu, pengunjung bisa mencapai 700 sampai 1500 orang.
Selain itu, di area tersebut juga tersedia minuman dan makanan khas, yakni wedang wijun dan tahu cocol, dan digelar pula acara edukatif, pada setiap dua minggu sekali, seperti mendongeng, menanam pohon dan lain lain.
“Dan untuk memaksimalkan Perpustakaan Kampung Kurcaci, kami selaku pengelola menerima sumbangan dari masyarakat berupa buku-buku umum, terutama buku bagi anak-anak,” kata Hendi.(*)
Sementara itu, sejumlah pengunjung yang ditemui Purbalingga TIMES, umumnya merasa penasaran dengan rumah-rumah kurcaci dan ingin mencari suasana yang baru, terutama pohon-pohon yang besar dan suasana pegunungan yang sejuk.
“Saya datang karena penasaran saja. Ternyata memang luar biasa,” aku Wendi dan Selfi, seorang pengunjung dari Pemalang. Hal yang sama juga diakui pengunjung dari Kota Purwokerto, Yuyun dan Testi.(*)
 
Sumber : timesindonesia.co.id
Tanggal : 28 November 2016

]]>
Mengembangkan Desa Wisata di Purbalingga https://stg.eppid.perhutani.id/mengembangkan-desa-wisata-purbalingga/ Mon, 14 Nov 2016 03:57:16 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42275 2016111317070413kampung-kurcaciANTARAJATENG.COM (13/11/2016) | Pemerintah Indonesia memiliki perhatian yang sangat besar untuk sektor pariwisata karena menilai memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang perekonomian masyarakat.
Atas dasar itu, pemerintah terus meningkatkan kegiatan promosi dan penataan kawasan-kawasan wisata.
Pemerintah juga mengarahkan pembangunan industri pariwisata untuk meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional.
Selain itu, meningkatkan keragaman dan daya saing produk atau jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata.
Dan yang juga tidak kalah penting adalah pemberian fasilitas pengembangan dan peningkatan jenjang keterampilan tenaga kerja lokal di bidang wisata.
Untuk menindaklanjuti program tersebut, Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah juga terus mengembangkan sektor pariwisata yang ada di wilayah tersebut.
Salah satunya melalui pengembangan desa-desa wisata yang sangat potensial untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan.
Kabid Pariwisata, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Prayitno, mengatakan, pemerintah kabupaten sangat mendukung pengembangan desa wisata.
Dukungan pemerintah kabupaten, kata Prayitno, salah satunya berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, pemerintah kabupaten juga terus melakukan studi komparasi guna mendorong wacana pengembangan desa wisata yang sudah maju.
“Selain itu, pemerintah daerah juga telah menggelontorkan bantuan keuangan khusus atau BKK sejak tahun 2015 kepada desa-desa wisata. Pada tahun 2015 setidaknya dikucurkan Rp1 miliar, dan pada tahun 2016 ini dikucurkan Rp1,8 miliar,” tuturnya.
Desa-desa yang sudah mulai bersemangat dan pengelolanya mulai terlihat, tambah dia, baru diberikan stimulan.
“Pemerintah kabupaten tidak memberikan stimulan bagi desa wisata yang belum bergerak sama sekali,” ucapnya.
Pada tahap awal, kata dia, Dinbudparpora Purbalingga lebih berupaya pada pendampingan SDM untuk meningkatkan pelayanan dan pengelolaan.
“Selanjutnya baru dibantu dana stimulan yang mekanisme penyalurannya melalui pemerintah desa masing-masing,” ujarnya.
Prayitno menambahkan, pada saat ini setidaknya sudah ada 15 desa wisata di Kabupaten Purbalingga yang mulai diminati wisatawan.
Beberapa desa, tambah dia, juga mulai menunjukkan prospek untuk dikembangkan sebagai desa wisata dan para pengelolanya sudah mulai menggeliat.
Desa-desa tersebut antara lain Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari, Desa Lambur, Kecamatan Mrebet, dan Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar.
“Perkembangan desa wisata yang sudah lebih dahulu maju, ternyata mampu memberikan efek positif bagi pemuda desa lain dan ingin menjadikan desanya sebagai desa wisata,” kata dia.
Sementara itu, dia menambahkan bahwa salah satu keseriusan pemerintah kabupaten dalam mengembangkan pariwisata,adalah dengan menyiapkan rencana bisnis pengembangan pariwisata yang diwadahi dalam sebuah perusahaan induk atau holding company.
“Holding ini ditarget akan mulai dijalankan pada tahun 2017, dan nantinya akan mengelola daya tarik wisata yang lebih profesional,” katanya.
Sejumlah daya tarik wisata yang dikelola dinas, tambah dia, akan diambil alih.
“Begitu juga dengan marketing wisata yang akan dijalankan dengan mensinergikan beberapa paket kunjungan wisata yang tidak hanya daya tarik wisata massal yang sudah ada, tetapi juga disinergikan dengan paket kunjungan ke desa wisata,” katanya.
Sementara itu, keseriusan pemerintah kabupaten lainnya, tambah dia, adalah pembangunan infrastruktur di sejumlah lokasi yang menjadi daya tarik wisata.
Pendampingan Pemerintah
Para pegiat wisata dari sejumlah desa di Purbalingga mengatakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata memegang peranan yang sangat penting bagi pengembangan desa wisata.
“Para pegiat wisata dari sejumlah desa wisata di Purbalingga masih membutuhkan pendampingan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga untuk meningkatkan kualitas SDM,” kata Sugit, seorang pegiat wisata dan pengelola wisata Gunung Malang, Desa Serang Kecamatan Karangreja.
Sugit menjelaskan, Serang memang sudah dikenal sebagai desa wisata dengan ‘rest area’ Lembah Asri dan petik stroberi.
“Namun kami ingin memberikan daya tarik lain berupa nuansa camping ground di padang ilalang dan sunrise bukit Gunung Malang dengan ketinggian sekitar 1.700 meter diatas permukaan air laut,” katanya.
Sugit mengatakan dia mengelola daya tarik wisata itu dengan komunitas pecinta alam Gumapala yang ada di wilayahnya.
“Kami saat ini mengelola secara mandiri bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan dan Perhutani. Kami berharap, dinas mendampingi kami untuk meningkatkan kualitas para pemandu,” katanya.
Sementara pengelola Kampung Kurcaci Desa Wisata Serang, Edi Susanto juga berharap pendampingan dari pemerintah daerah.
“Kami berharap ada pendampingan pelatihan dan bantuan tempat sampah serta dukungan promosi wisata,” katanya.
Dia menambahkan, dukungan dari pemerintah daerah bisa menjadi dorongan semangat untuk semakin memajukan pengembangan desa wisata.
Hal senada juga disampaikan Kirman, pegiat wisata dari Dukuh Kaliurip, Desa Serang.
“Para pemuda di Kaliurip saat ini tengah mengembangkan wisata sunrise bukit Gunung Sumbe, dan wisata edukasi bertani,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya juga berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan wisata petik stroberi dan juga wisata edukasi bertani tersebut.
 
Sumber : antarajateng.com
Tanggal : 13 November 2016

]]>
Ada Destinasi Wisata Menarik di Kampung Kurcaci Purbalingga https://stg.eppid.perhutani.id/ada-destinasi-wisata-menarik-kampung-kurcaci-purbalingga/ Thu, 01 Sep 2016 04:38:18 +0000 http://perhutani.co.id/?p=39726 NETRALNEWS.COM, PURBALINGGA, (31/8/2016) |  Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, menawarkan destinasi wisata alternatif berupa Kampung Kurcaci, kata Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga Prayitno.

“Kampung Kurcaci ini berlokasi di Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja, yang berada di lereng Gunung Slamet. Di Kampung Kurcaci, wisatawan dapat menikmati sejuknya udara Gunung Slamet dan rindangnya ratusan pohon damar,” katanya di Purbalingga, Rabu.

Ia mengatakan wahana yang disediakan di Kampung Kurcaci, antara lain rumah pohon dan gazebo yang tersebar di berbagai sudut destinasi wisata itu.

Dengan demikian, kata dia, wisatawan bisa berswafoto dari atas rumah pohon maupun di bawah pohon damar yang tingginya mencapai belasan meter.

Selain itu, lanjut dia, wisatawan juga dapat memainkan berbagai permainan tradisional seperti egrang, sunda manda, “benthik”, dan dakon.

“Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Curug Lawang, berkemah di ‘camping ground’, dan fasilitas perpustakaan Kurcaci. Bagi wisatawan yang ingin tiduran di antara pepohonan, pengelola Kampung Kurcaci juga menyediakan ‘hammock’ (ayunan yang terbuat dari kain, red) secara gratis,” katanya.

Bahkan, kata dia, wisatawan juga akan diajak berkomunikasi dengan bahasa Jawa Krama yang saat ini telah banyak dilupakan anak-anak.

Ia mengatakan bagi wisatawan yang lapar setelah menikmati berbagai wahana tidak perlu khawatir pengelola Kampung Kurcaci juga menyediakan santapan makan siang yang tersaji dalam sebuah tampah.

Menurut dia, menu santapan yang disajikan semuanya khas desa seperti nasi jagung, oseng daun renjeng, oseng welok, oseng tempe, kuluban, mendoan, dan peyek serta ikan asin yang hangat.

Selain itu, lanjut dia, wisatawan dapat menikmati minuman teh yang daun tehnya dipetik dari pekarangan sekitar rumah warga.

“Yang jelas, sebagian besar santapan yang disajikan dibuat dari tanaman sayuran di sekitar rumah warga. Jadi, wisatawan akan selalu terkenang dengan kunjungannya ke Kampung Kurcaci sehingga tidak bosan untuk datang kembali dengan mengajak saudara maupun rekan-rekan mereka,” katanya.

Sangat Sejuk

Lokasi wisata yang berlokasi di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja ini memang sangatlah sejuk. Hal ini dikarenakan loaksi wisata ini terletak di kaki Gunung Slamet serta masih memiliki pepohonan yang sangat rimbun.

Sebenarnya lokasi yang memiliki luas sekitar 3,5 hektare ini ditujukan untuk sekolah alam untuk anak-anak desa. Namun karena begitu diminati oleh masyarakat, maka diputuskan untuk menjadi objek wisata.

“Awalnya, kami menyiapkan sekolah alam untuk anak-anak desa. Untuk menarik anak-anak, kami buatkan semacam rumah Kurcaci, dan ternyata anak-anak sangat tertarik. Tidak hanya, anak-anak desa setempat,, wisatawan yang datang kemudian berfoto dan mengunggahnya ke media sosial, menjadikan Kampung Kurcaci semakin ramai,” ujar pegiat desa wisata setempat yang sekaligus pengelola Rumah Kurcaci, Edi Susanto seperti dikutip dari laman resmi Kabupaten Purbalingga.

Pemilihan nama sendiri bukan dikarenakan penghuni di lokasi ini memiliki tubuh yang ‘mini’. Pemilihan ini diambil karena lebih menggambarkan filosofi bahwa sejatinya manusia itu terasa kecil dibanding keindahan alam.

“Ketika wisatawan berada di bawah rindangnya pepohonan besar dan menjulang tinggi, membuat kita menjadi kecil bagai kurcaci. Sebuah pelajaran dari alam bahwa meskipun sejatinya kita manusia besar dengan segala kekuasaannya, namun seiring perpindahan ruang dan waktu, kita bisa saja menjadi makhluk mungil dengan segala keterbatasannya,” ujarnya berfilosofi.

Keberadaan wisata kampung kurcaci, diakui salah satu pemandu Kusin (18), membuka potensi destinasi wisata lain di Desa Serang untuk dikunjungi. Diakuinya, keindahan alam yang menjadi andalan desa tersebut saat ini menjadi alternatif selain kampung kurcaci.

“Sebenarnya, banyak wahana yang bisa dinikmati, seperti air terjun (curug) Tarung, curug Lawang, camping ground, pendakian Gunung Kelir, perpustakaan alam, dan rumah pohon,” ujar Kusin.

Untuk masuk ke lokasi ini pun para pengunjung tidak dibebankan biaya yang terlalu mahal. Hanya dengan membayar Rp2 ribu saja per motor dan Rp5 ribu per orang, pengunjung sudah dapat menikmati keindahan lokasi ini dengan aman dan nayaman.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, mengatakan, area sekolah alam kampung kurcaci ini sekitar 3,5 hektare yang lahannya milik PT Perhutani.

“Pihak pengelola dalam kapasitas sebagai masyarakat anggota LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) tengah menyiapkan kerja sama dengan Perhutani. Tentunya kami berharap, Perhutani memberikan kemudahan dalam pengelolaannya. Prinsipnya, masyarakat tidak merusak tanaman hutan utama berupa pohon damar,” katanya.

Tanggal : 31 Agustus 2016
Sumber : Netralnews.com

]]>