#KedaulatanPangan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 18 Oct 2016 02:16:00 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #KedaulatanPangan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Sarasehan dan Temu Wicara “Program Kegiatan PAT Kedelai 2016” Perhutani KPH BOJONEGORO https://stg.eppid.perhutani.id/sarasehan-dan-temu-wicara-program-kegiatan-pat-kedelai-2016-perhutani-kph-bojonegoro/ Tue, 18 Oct 2016 02:16:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40891 CAHAYABARU.COM, BOJONEGORO (15/10/2016) | Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Inf M. Herry Subagyo, Sabtu, 15 Oktober 2016, turut menghadiri Sarasehan dan Temu Wicara Program Kegiatan PAT Kedelai APBN-P 2016, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem yang di gelar oleh Perhutani KPH Bojonegoro.

Hadir pada acara itu diantaranya Bupati Bojonegoro, Suyoto, Sekjen Kementan RI, Dr. Ir. Maman Suherman, Kepala Divre Perhutani Jatim, Andy Purwadi, MM., Kabag Sumda Polres Bojonegoro, Kompol Hariadi Agus Wahono dan ADM Perhutani Bojonegoro, Ir. Erwin.

Diungkapkan oleh Suyoto, Bupati Bojonegoro, bahwa sejak era reformasi hutan diwilayah Kabupaten Bojonegoro itu habis, termasuk kayu jati yang ada diwilayah KPH Bojonegoro ini. “Di era reformasi, masyarakat menjarah hutan hingga tidak tersisa. Sehingga, harus menanggung hasil perbuatannya itu. Yaitu, kurangnya sumber air dan kerabnya banjir bandang yang terjadi akhir-akhir ini” tegasnya. Untuk itu, lanjut Bupati Bojonegoro yang akrab di sapa Kang Yoto itu mengharapkan, bahwa sudah saatnya kini untuk berfikir (Melek) hutan. Yaitu, dengan mengambil manfaat dari hutan tersebut. “Yakni bertanam tumpang sari jagung dan kedelai maupun tanaman lainya, bukan menebang kayu jatinya. Sehingga, hasil dari lahan Perhutani yang dimanfaatkan untuk tanaman produktif bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Regional (Divre) Perhutani Jatim Ir. Andy Purwadi, MM., dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan seperti ini. Selain itu, untuk tanaman kedelai dilahan Perhutani KPH Bojonegoro pada bulan Oktober ini ada sekitar 700 hektar. Sedangkan, se- Jawa Timur tanaman kedelai tersebut seluas 45 ribu hektar. “Sehingga, dengan melakukan tanam perdana atau lebih maka hasilnya juga akan lebih baik” terangnya.

Sementara itu, Sekjen Kementan RI Dr. Ir. Maman Suherman mengatakan bahwa melalui program kegiatan PAT Kedelai di APBN-P tahun 2016, hendaknya dapat mengembangkan Kedelai untuk kemandirian pangan di Indonesia.

“Untuk mewujudkan tekad itu kita kembangkan lahan Perhutani untuk ditanami kedelai dan jagung. Sehingga, Pemerintah membagikan bibit jagung dan kedelai secara gratis kepada para petani yang ada di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di seluruh Indonesia, termasuk petani hutan yang ada diwilayah KPH Perhutani Bojonegoro ini” jelasnya.

Sementara menurut Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Inf M. Herry Subagyo, pemanfaatan lahan oleh petani dikawasan hutan itu diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan. Sehingga, kesejahteraan ditingkat petani itu sendiri bisa terwujud.

“Penggarapan lahan dikawasan hutan ini dengan tanam jagung dan kedelai, sekaligus juga petani turut menjaga dan merawat hutan jati yang ada” ujarnya saat ditemui disela-sela kegiatan tanam perdana jagung dan kedelai itu.

Tanggal : 18 Oktober 2016
Sumber  : Cahayabaru.com

]]>
Rantai Distribusi Jagung Dipangkas https://stg.eppid.perhutani.id/rantai-distribusi-jagung-dipangkas/ Wed, 21 Sep 2016 09:02:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40191 BISNIS INDONESIA, JAKARTA (20/9/2016) | Pemerintah memotong peranpedagang perantara dalam rantai distribusijagung dengan melibatkan pelaku industripakan ternak dari perencanaan tanam hinggapenyerapan panen. Guna mewujudkan hal itu, Kementerian Pertanian telah menandatangani nota kesepaham­an dengan 41 perusahaan anggota Cabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan 29 dinas per­tanian provinsi.Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menuturkan, kolaborasi itu membuat rantai pasok jagung dari petani hingga pengusaha ter­pangkas. Perusahaan akan dise­bar ke seluruh sentra penghasil jagung agar serapan bisa lebih pasti dan harga beli tidak jatuh.

“Kami dan GPMT sepakat mem­bagi wilayah untuk 41 perusaha­an. Kalau misalnya ada satu peru­sahaan butuh 200.000 ton jagung per tahun berarti butuh 50.000 ha lahan. Kami akan tentukan nanti dia masuk di kabupaten, provinsi mana,” katanya usai penandata­nganan nota kesepahaman pasok­an jagung oleh Kementan, GPMT, dan dinas pertanian se-Indonesia, Senin (19/9).

Amran menyebutkan, perusa­haan pakan akan dilibatkan sejak dari perencanaan pembukaan lahan dan penyaluran benih. Setiap usulan calon petani dan calon lokasi (CPCL) dari dinaspertanian kepada Kementan akan sepengetahuan GPMT. Dengan demikian, tidak ada celah bagi timbulnya kelangkaan pasokan atau jatuhnya harga beli di tingkat petani.

“Kalau biasanya orang-orang di tengah [pedagang perantara] yang memainkan harga kini tidak ada lagi. Kami membangun sistem dan ini merupakan solusi perma­nen untuk jagung sebagai pakan ternak,” kata pemilik Grup Tiran tersebut.

Kementerian Pertanian menyi­apkan anggaran Rp3 triliun dari kuartal IV/2016 hingga tahun depan untuk meningkatkan pro­duksi jagung. Dana itu akan dialo­kasikan untuk pengadaan benih, pupuk, alat dan mesin pertanian, pembangunan irigasi, dan pen­dampingan petani jagung.

PERKUAT KOORDINASI
Di tempat yang sama, Pelaksana Harian Ketua GPMT Desianto B. Utomo mengatakan, asosiasi akan secepatnya mengatur penyebar­an anggota yang akan menye-dieksekusi di lapangan dengan optimal dalam jangka waktu seta­hun. Produksi, menurut dia, bisa dipacu karena pemerintah menyi­apkan 1 juta ha lahan jagung hingga 2017. Lahan itu berasal baik dari lahan tidur maupun area perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri, hingga konsesi Perum Perhutani.

“Petani akan terus menanam karena dengan harga patokan [jagung] Rp3.150 per kilogram sudah menguntungkan,” katanya.

Bila berhasil, Amran berpenda­pat kelak tidak ada lagi justifikasi perusahaan pakan untuk meminta kuota impor jagung. Bahkan, dia mengklaim, sebelum kerja sama itu dijalankan pun impor jagung per Agustus 2016 baru mencapai 800.000 ton.

Padahal, pada periode yang sama tahun lalu mencapai 2.5 juta ton sehingga realiasi tahun ini sudah terpangkas 60%. “Insya Allah paling lambat pada 2018 In­donesia tidak lagi impor jagung. Kalau bisa lebih cepat lebih ba­gus,” katanya. Brap jagung ke berbagai daerah. GPMT membutuhkan 800.000 ton jagung per bulan untuk dipasok ke 72 pabrik pakan ternak milik anggotanya.

“Kini kami dilibatkan sejak awal. Ini akan memberkuat koor­dinasi. Yang jelas ini akan mem­perpendek rantai pasok,” ujarnya.

Kendati demikian, Desianto mewanti-wanti bahwa kesuksesan kerja sama ini akan sangat ditentukan oleh dinas pertanian. Pasalnya, dinas pertanian terse­but menjadi ujung tombak dalam penyaluran benih dan pupuk dan memiliki akses kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) sebagai pemasok jagung.

Pada tahap awal, kolaborasi ini akan dilakukan di Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat yang tengah memasuki masa panen. Walau demikian, Desianto belum berani memprediksi berapa potensi kenaikan volume produksi jagung yang bisa diserap.

Tanggal : 20 September 2016
Sumber : Bisnis Indonesia

]]>
RI Targetkan Produksi Jagung 3,5 Juta Ton https://stg.eppid.perhutani.id/ri-targetkan-produksi-jagung-35-juta-ton/ Wed, 21 Sep 2016 08:54:15 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40189 INVESTOR DAILY INDONESIA, JAKARTA (20/9/2016) | Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung pada puncak panen raya 2017 mencapai 3,5 juta ton dan produksi tersebut akan diserap oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sehingga Indonesia tidak lagi mengimpor jagung. Sebelumnya Indonesia masih mengimpor 3,6 juta ton jagung dengan luas lahan yang dibutuhkan 700 ribu hektare (ha).Amran menuturkan, tahap pertama dimulai dengan mengembangkan jagung seluas 724 ribu hektare (ha) yang tersebar di 29 provinsi dengan target produksi 3,5 juta ton jagung kering pipil. Sebelumnya, Indonesia masih mengim-por 3,6 ju ta ton jagung dengan luas lahan yang dibutuhkan 700 ribu ha. “Guna meningkatkan produksi, mengendalikan impor serta mendorong ekspor jagung. Kementerian Pertanian pun menyiapkan anggaran untuk pengembangan lahan jagung seluas 1 juta ha, namun untuk tahap pertama seluas 724 ribu ha dengandidukung kemitraan antara industri pakan ternak dengan petani jagung,” kata Menteri Amran di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (19/9).

Pola kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama (MOU) antara Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMp dengan 29 kepala dinas pertanian provinsi yang akan memfasilitasi sarana dan memberdayakan petani guna meningkatkan produksi jagung serta menerbitkan harga acuan pembelian jagung di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen. “Sekarang kita sudah sepakat membagi wilayah kemudian 41 perusahaan (makanan ternak) dan kepala dinas berkomitmen. Katakanlah satu perusahaan butuh jagung 200 ribu ton setiap tahun, berarti kita tentukan kelompok taninya siapa, gabungan kelompok taninya, kemudian Kementan mendukung dengan memberikan bantuan infrastruktur,” ujar Amran.

Amran seperti dilansir Antara menje-laskan, kondisi tata niaga jagung masih dirasakan belum efisien karena rantai pasok ter|alu panjang dan hasil jagung petani sebagian besar (86%) masih dijual ke pedagang. Hal ini berakibat profit margin yang dinikmati 20,3 juta petani jagung sekitar Rp 23 triliun sangat kecil dibandingkan profit marjin yang dinikmati 1.700 middleman sebesar Rp 41,3 triliun sehingga diperlukan intervensi pemerintah menangani tata niaga jagung.

Untuk kebijakan jangka menengah dan panjang, Kementan juga mendorong investasi pada lahan hutan 500 ribu ha dan lahan Perhutani 265 ribu ha serta memberi kemudahan bagi industri membangun agribisnis jagung skala luas. Selain itu. Mentan juga menaikkan anggaran jagung hingga 10 kali lipat, yakni pada 2014 anggaran jagung hanya Rp 100 miliar, kemudian 2015 ditingkatkan menjadi Rp 1.2 triliun dan pada tahun ini ditingkatkan lagi menjadi Rp 2,1 triliun, (ti)

Tanggal : 20 September 2016
Sumber : Investor Daily Indonesia

]]>
Kang Yoto Tolak Harga Daging Rp 80 ribu per Kg https://stg.eppid.perhutani.id/kang-yoto-tolak-harga-daging-rp-80-ribu-per-kg/ Thu, 23 Jun 2016 02:22:04 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37970 KABARBISNIS.COM, BOJONEGORO (21/6/2016) | Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto menolak pemerintah pusat yang mematok harga daging sapi sekitar Rp80.000 per kilogram (kg). Dia beralasan, hal itu bisa merugikan peternak dan penjual daging sapi.Mematok harga daging sapi sekitar Rp 80.000 per kilogram sama dengan mengambil keuntungan peternak dan penjual daging sapi lokal, kata Bupati Suyoto saat menerima Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Mulatno, di Bojonegoro, Senin (20/6/2016).

Dipaparkannya, harga daging sapi hidup sekarang ini Rp 45.000 per kilogram, sedangkan harga daging sapi murni normalnya sekitar Rp 90.000 per kilogram.Kalau harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram jelas peternak dan penjual daging sapi akan merugi, ujar Kang Yoto, panggilan akrab Bupati Bojonegoro ini.Ia pun meminta pemerintah pusat memperhitungkan dampak adanya impor daging sapi yang bisa mempengaruhi turunnya harga daging sapi lokal. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan pengembangan sapi di peternak, tegasnya.

Menanggapi hal itu, Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Muladno mengibaratkan daging sapi impor sama dengan ayam potong, sedangkan sapi lokal sama dengan ayam kampung.

“Ya harga daging sapi lokal harus lebih tinggi dibandingkan daging sapi impor”, ucapnya.

Pada kesempatan itu, Muladno menyatakan pengembangan sapi di Indonesia dilakukan dengan mendirikan sentra peternakan rakyat (SPR). Saat ini sudah ada 50 SPR di seluruh Indonesia, salah satunya di Bojonegoro, jelasnya.Di Bojonegoro, lanjut dia, pengembangan sapi dilakukan di SPR Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, bekerja sama dengan PT Santori Probolinggo, yang akan mendatangkan 100 ekor sapi induk asal Australia.

Dalam pengelolaan sapi itu akan memanfaatkan lahan kawasan hutan Perhutani untuk mengembalakan sapi. Kandangnya memanfaatkan tanah warga yang tergabung dalam SPR, urainya. kbc10

Tanggal  : 21 Juni 2016
Sumber  : kabarbisnis.com

]]>
Bupati Bojonegoro: Kalau Daging Sapi Rp 80.000, Jelas Peternak dan Penjual Rugi https://stg.eppid.perhutani.id/bupati-bojonegoro-kalau-daging-sapi-rp-80-000-jelas-peternak-dan-penjual-rugi/ Tue, 21 Jun 2016 05:26:34 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37955 KOMPAS.COM, BOJONEGORO (20/6/2016) | Bupati Bojonegoro Suyoto menolak rencana pemerintah pusat untuk mematok harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kilogram. Menurut Suyoto, harga itu bisa merugikan peternak dan penjual daging sapi.
Mematok harga daging sapi sekitar Rp 80.000 per kilogram sama dengan mengambil keuntungan peternak dan penjual daging sapi lokal, kata Kang Yoto, sapaannya, ketika menerima Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Mulatno, di Bojonegoro, Senin (20/6/2016).

Menurut Yoto, harga sapi hidup sekarang ini Rp 45.000 per kilogram. Adapun harga daging sapi murni normalnya sekitar Rp 90.000 per kilogram.
Kalau harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram, jelas peternak dan penjual daging sapi akan merugi, ujarnya.

Ia meminta kepada pemerintah pusat untuk memperhitungkan dampak adanya impor daging sapi yang bisa memengaruhi turunnya harga daging sapi lokal. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan pengembangan sapi di tingkat peternak.

Menanggapi hal itu, Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Mulatno mengibaratkan daging sapi impor sama dengan sapi potong, sedangkan sapi lokal sama dengan ayam kampung.

Harga daging sapi lokal harus lebih tinggi dibandingkan daging sapi impor, ucapnya.

Mulatno menyatakan, pengembangan sapi di Indonesia dilakukan dengan mendirikan sentra peternakan rakyat (SPR). Saat ini sudah ada 50 SPR di seluruh Indonesia, salah satunya di Bojonegoro.

Di Bojonegoro, pengembangan sapi dilakukan di SPR Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, bekerja sama dengan PT Santori Probolinggo, yang akan mendatangkan 100 ekor sapi induk asal Australia.

Dalam pengelolaan sapi itu akan memanfaatkan lahan kawasan hutan Perhutani untuk mengembalakan sapi. Kandangnya memanfaatkan tanah warga yang tergabung dalam SPR, kata Mulatno.
Tanggal : 21 Juni 2016
Sumber  : Kompas.com

]]>
Perhutani Optimalkan Panen Jagung Di Hutan Dukung Kedaulatan Pangan Nasional https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-optimalkan-panen-jagung-hutan-dukung-kedaulatan-pangan-nasional/ Tue, 21 Jun 2016 02:08:58 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37753 2016-6-14 Panen raya JagungJAKARTA, PERHUTANI (21/06/2016)| “Perum Perhutani sampai dengan akhir Mei 2016 mencatat telah memanen jagung dari lahan hutan di Jawa Madura seluas 155.550 ha dengan produksi jagung pipil sebesar 647.602 ton atau 53% dari target produksi 1.227.453 ton tahun 2016 ini.  Sedangkan padi yang telah dipanen seluas 35.481 ha dengan produksi gabah kering panen sebesar 83.628 ton atau 62% dari target sebesar 133.227 ton, ” demikian disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar disela persiapan rapat Direksi Senin (20/06).

Pada tahun 2015, lahan dalam kawasan hutan Perum Perhutani yang telah dioptimalkan untuk tanaman pangan seluas 160.668 ha dengan rincian padi seluas 43.020 ha dan jagung seluas 117.648 ha, lahan tersebut mampu menghasilkan produksi sebesar 108.594 ton Gabah Kering Giling 2016-6-14 Panen raya Jagung(3)(GKG) dan 396.120 ton jagung pipil.

Perum Perhutani sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2010 mengelola hutan di Pulau Jawa Madura seluas kurang lebih 2,4 juta hektar dan wilayah hutan ini memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Sesuai Surat Sekretaris Kabinet Nomor B-187/Seskab/3/2015 tanggal 31 Maret 2015 perihal Arahan Presiden Mengenai Optimalisasi Lahan Perhutani, Perum Perhutani diharapkan dapat lebih mengoptimalkan lahan kawasan hutan untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

2016-6-14 Panen raya Jagung(2)Program kerja yang telah dilakukan Perum Perhutani adalah mengoptimalkan lahan kawasan hutan untuk produksi pangan sesuai kaidah kehutanan dan melakukan intensifikasi pada budidaya tanaman pangan (on farm) serta penanganan pasca panen (off farm). Selain itu untuk mendukung kebijakan kedaulatan pangan tersebut, Perum Perhutani kerjasama dengan berbagai stakeholder antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian Transmigrasi Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Perum Bulog, BUMN lainnya dan pihak Swasta.

Mustoha Iskandar berharap program tersebut dapat memberikan manfaat bagi petani, selain pencapaian target produksi.

“Selain untuk mencapai target produksi yang diharapkan pemerintah, diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” jelasnya. (Kom-PHT/Kanpus/PR)

Copyright©2016

]]>
Toko Tani Mangkus Potong Rantai Pasok https://stg.eppid.perhutani.id/toko-tani-mangkus-potong-rantai-pasok/ Mon, 20 Jun 2016 05:23:02 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37953 MEDIA INDONESIA, JAKARTA (16/6/2016) | PEMERINTAH melalui Kementerian Pertanian secara resmi meluncurkan Toko Tani Indonesia (TTI) Center. Itu akan menjadi pusat TTI yang akan dibangun tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
TTI, seperti yang kerap digembar-gemborkan, dibentuk sebagai upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pangan. Secara spesifik, keberadaan TTI bertujuan memotong rantai distribusi yang berdampak pada harga kebutuhan pokok.
“Ini solusi permanen kita dalam rangka menstabilkan harga pangan di masa depan. Akan ada 1.000 titik TTI. Semua produsen pun akan langsung masuk ke TTI tersebut,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sela-sela peresmian TTI di Jakarta, kemarin.
Dengan mendapat pasokan langsung dari produsen, Amran menyebut TTI telah mengaplikasikan konsep rantai distribusi pangan yang horizontal. Dengan begitu, harga bahan-bahan pokok yang dijual di TTI bisa dipatok di bawah harga pasar.
“Kita potong rantai pasok panjang ini dari 9 menjadi 3. Seperti produsen minyak dari pabrik masuk TTI dan langsung ke pasar. Ini artinya rantai pasok bisa terpangkas. Kita juga akan bermitra dengan koperasi, PT Pos Indonesia, dan Perhutani untuk bisa mendistribusikan bahan pangan pokok ini,” tuturnya.
Pada kesempatan sama, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf menegaskan harga yang digunakan TTI harus menjadi referensi bagi pasar lokal.
Ia mencontohkan harga daging sapi. Dalam gelaran perdana TTI Center, kemarin, daging segar dan daging beku dilabeli harga Rp75 ribu dan Rp70 ribu per kilogram. “Kita lihat faktanya sekarang, harganya bisa turun. Tidak hanya daging beku, tapi juga daging segar.”
Jika pemerintah konsisten dalam menjaga stabilitas harga dan memotong rantai distribusi, Syarkawi yakin harga daging Rp80 ribu/kg di seluruh Indonesia bisa direalisasikan. “Butuh waktu. Namun kita harus optimistis, apalagi sudah ada program tol laut yang sangat membantu distribusi,” tandasnya. (Pra/E-1)
Tanggal : 16 Juni 2016
Sumber  : Media Indonesia

]]>
Kementan Kembangkan 1 Juta Ha Integrasi Jagung-Karet https://stg.eppid.perhutani.id/kementan-kembangkan-1-juta-ha-integrasi-jagung-karet/ Fri, 10 Jun 2016 03:32:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37675 INVESTOR DAILY, BANYUASIN (10/6/2016) | Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan program integrasi (tumpangsari/infrero) jagung-karet guna mendongkrak produksi jagung nasional. Melalui program tersebut, impor jagung yang setiap tahunnya mencapai 3,6 juta ton atau setara Rp 10 triliun bisa dikurangi secara perlahan. Saat ini, setidaknya terdapat lahan seluas 1 juta hektare (ha) yang bisa dimanfaatkan untuk program intercropping jagung, termasuk integrasi jagung-sawit.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman akan mengejar target peningkatan produksi jagung melalui program intercropping, yakni dengan memanfaatkan lahan sela pada tanaman karet maupun kelapa sawit yang sedang diremajakan. “Ada potensi 1 juta ha lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menerapkan intercropping jagung-karet dan jagung-sawit Ini bisa menekan impor yang setiap tahun mencapai 3,6 juta ton, itu setara Rp 10 triliun. Kondisi ini sangat menyedihkan bagi kita,” kata Amran.
Amran menyampaikan hal itu saat kunjungan kerja ke Pulau Harapan, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel). Kamis (9/6). Kunjungan kerja juga dilakukan ke Kecamatan Tanjung Lago di provinsi yahg sama. Selain ikut menanam perdana jagung di sela tanaman karet yang sedang diremajakan. Amran juga menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian kepada petani. Sebelum menuju perkebunan. Amran juga membuka pasar murah di Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel.
Amran mengatakan, intercropping akan memberikan tambahan pendapatan bagipetani. Selama 3-4 tahun, petani bisa menanam jagung di sela tanaman karet dan kelapa sawit Hasilnya, petani tetap memiliki sumber pendapatan meski tanaman karet dan kelapa sawit di kebunnya belum menghasilkan. Selain itu, petani bisa memangkas biaya herbisida untuk mengatasi rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman karet dan kelapa sawit “Program intercropping sebenarnya sudah ada sejak 2015, tapi waktu itu baru tahap pengolahan lahan hingga pembagian alat mesin dan pertanian. Saat ini, kita galakkan lagi,” jelas Mentan.
Khusus untuk Kabupaten Banyuasin, Mentan minta direalisasikan sedikitnya 10 ribu ha program intercropping jagung-karet Bibit berasal dari pemerintah. Kementan bersama pengawai penyuluh lapangan, TNI, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan mahasiswa akan terjun dan memantau langsung di lapangan. Tujuannya agar program intercropping jagung tersebut berhasil dan target tercapai.
Dalam hitungan Mentan, apabila 1 juta ha lahan dimanfaatkan sepenuhnya untuk program intercropping jagung sedangkan produktivitas mencapai 6 ton per ha, bukan tidak mungkin target impor jagung untuk pakan ternak maksimal 1 juta ton tahun ini akan tercapai- Lahan 1 juta ha umumnya adalah lahan milik Perhutani, saat ini sudah ada kontrak pengembangan 200 ribu ha program intercropping jagung. “Negara kita besar, subur, sehingga kami ambil inisiatif. Dengan integrasi jagung-karet dan jagung-sawit, mudah-mudahan impor kita yang tahun lalu 3,6 juta ton, tahun ini hanya 1 juta. Paling lambat tahun ini, persoalan jagung selesai,” kata dia.
Di tempat yang sama. Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan, penanganan pascaproduksi merupakan faktor penting untuk menjaga pasokan jagung bagi industri pakan. Setiap bulan, kebutuhan jagung industri pakan rata-rata sekitar 700 ribu tondan apabila menjelang Lebaran mengalami kenaikan 20-25%. Sementara, produksi selalu berfluktuasi.
Karena itu, kata Desianto, apabila kebutuhan naik, pasokan dalam negeri juga seharusnya mengikuti. Karena itulah, perlu ada penanga-nan pascaproduksi yang baik. Di sisi lain, apabila pasokan jagung untuk industri pakan tidak mencukupi, industri pakan beralih ke gandum. “Substitusi ke gandum sudah berlangsung sekitar akhir tahun lalu. Kita impor gandum feed weed dari Eropa,” kata Desianto. (eme)
Tanggal : 10 Juni 2016
Summer  : Investor Daily

]]>
Kementan Dorong Peternak Kolektif Kelola Sapi Perah https://stg.eppid.perhutani.id/kementan-dorong-peternak-kolektif-kelola-sapi-perah/ Thu, 02 Jun 2016 11:04:08 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37410 BISNIS.COM, MALANG (2/6/2016) | Kementerian Pertanian mendorong peternak mengusahakan sapi perah secara kolektif sehingga produksi susu bisa naik secara optimal dan usaha tersebut bisa efisien.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Mulatno mengatakan saat ini peternak mengusakan peternakan secara sendiri-sendiri dengan kepemilikan sapi yang relatif terbatas, antara 2-3 ekor/peternak, sehingga usaha ternak menjadi kurang efisien.

“Dengan model peternak seperti itu, maka sulit untuk meningkatkan produksi susu karena tidak efisien,” ujarnya di sela-sela peringatan Hari Susu Nusantara di Universitas Brawijaya Malang, Rabu (1/6/2016).
Dengan cara beternak sendiri-sendiri, rerata produksi susu relatif kecil, hanya 10-12 liter/ekor/hari. Mestinya produksi susu sapi bisa mencapai 20 liter/ekor/hari.
Bahkan pengusahaan secara modern, seperti dikelola dengan cara industri, bisa mencapai 31 liter/ ekor/ hari seperti yang dilakukan PT Greenfield Indonesia.
Dengan produktifitas sapi perah yang rendah, kata Mulatno, sulit diharapkan peternakan sapi perah bisa efisien sehingga dapat menyejahterakan peternak.
Karena itulah, pengelolaan peternakan sapi perah dengan cara kolektif bisa menjadi solusi untuk meningkatkan produksi susu. Pengelolaan kolektif itu bisa dilakukan lewat koperasi dan lainnya.
Dia juga mengingatkan agar koperasi yang membawahi peternak sapi perah dikelola secara benar dan transparan sehingga mendapatkan kepercayaan anggota . Dengan begitu, koperasi dapat menyejahterakan anggota.
Juga disebutkan tentang masuknya industri peternakan sapi perah. Dengan begitu, maka perusahaan tersebut mengelola peternakan dengan cara modern dan efisien,
Pada gilirannya, perusahaan-perusahaan tersebut diharapkan membina peternak sapi perah tradisional sehingga dapat meningkatkan produksi. Pembinaan itu bisa menggunakan model plasma-inti atau lainnya.
“Pemerintah memberi insentif bagi investor yang masuk di bisnis peternakan sapi perah,” ujarnya.
Terkait keluhan soal pakan hijauan, menurut dia, peternak bisa bersinergi dengan instansi lain seperti Perhutani dan lainnya. Lahan-lahan sela tanaman inti bisa ditanami tanaman hijauan untuk pakan sapi.
Bisa juga memanfaatkan lahan-lahan tanah negara untuk ditanami rumput dan lainnya sebagai pakan hijauan.
Kementan, tegasnya, telah melobi berbagai instansi terkait upaya pemanfaatan lahan kosong yang bisa ditanami tanaman hijauan untuk pakan hijauan sapi perah dan lainnya.
Dengan produksi yang tinggi, maka usaha peternakan sapi bisa efisien. Terkait soal harga, maka bisa dihitung berapa harga susu yang ideal untuk disetor ke industri pengolah susu. “Ada hitungannya,” ujarnya.
Catatan Bisnis, kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) untuk susu olahan saat ini sekitar 3,8 juta ton (setara susu segar) dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri 798.000 ton (21 %) dan sisanya sebesar 3 juta ton (79%) masih harus diimpor dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
”Tapi saat ini angkanya sudah naik. Produksi susu nasional sudah mendekati 1 juta ton dan 51% atau di antaranya dipasok dari Jatim,” ujar Kepala Dinas Peternakan Jatim Maskur.
Tanggal : 2 Juni 2016
Sumber  : bisnis.com

]]>
Mentan Pede Integrasi Sawit-Jagung Tak Akan Gagal Seperti Sawit-Sapi https://stg.eppid.perhutani.id/mentan-pede-integrasi-sawit-jagung-tak-gagal-seperti-sawit-sapi/ Tue, 31 May 2016 07:42:34 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37263 DETIK.COM, JAKARTA (31/5/2016) | Dalam program unggulan Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun 2017, ada integrasi perkebunan kelapa sawit dengan jagung. Targetnya, ada tambahan luas tanam jagung sebesar 1 juta hektar hingga akhir tahun depan.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, menyebut program tersebut tak akan senasib dengan integrasi sawit-sapi yang gagal alias tak lagi jalan sejak beberapa tahun belakangan.
“Ini beda, karena kalau sapi butuh rumput banyak. Jagung nggak butuh rumput, kalau ada rumput justru terganggu jagungnya,” ujar Amran ditemui di kantor Kementan, Ragunan, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
Selain itu, menurutnya, integrasi sawit-jagung ini bukan lagi uji coba, melainkan sudah sukses diterapkan di lahan perkebunan sawit di Sumatra Barat. Integrasi juga akan dilakukan dengan tanaman lainnya, bahkan dengan hutan produksi Perum Perhutani.
“Kemarin bukan percobaan, 13.000 hektar berhasil. Jadi insya Allah nanti ada replanting karet, sawit, tanaman lainnya bukan saja karet dengan sawit, tapi juga di Perhutani 200.000 hektar,” jelas Amran.
Dia menargetkan, meski ada potensi lahan 4 juta hektar dari sawit dan tanaman perkebunan lainnya, pihaknya menargetkan bisa menambah hingga 1 juta hektar dalam sampai akhir 2017 nanti.
“Sekarangh sudah jalan, dulu panennya rumput sekarang jagung. Kami target 1 juta hektar karena TBM (tanaman belum menghasilkan) kurang lebih 4 juta, dengan karet jadi kita ambil 1 juta hektar,” pungkasnya.
(ang/ang)
Tanggal : 31 Mei 2016
Sumber  : detik.com

]]>