Kementerian Lingkungan dan Kehutanan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 26 May 2015 08:31:39 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Kementerian Lingkungan dan Kehutanan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Lembaga Masyarakat Desa Hutan Perhutani Bertemu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan https://stg.eppid.perhutani.id/lembaga-masyarakat-desa-hutan-perhutani-bertemu-menteri-lingkungan-hidup-dan-kehutanan/ Tue, 26 May 2015 08:31:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=21442 (Dok.Kom-PHT/2015)JAKARTA – PERHUTANI (26/5) | Tiga Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) binaan Perum Perhutani bersama dua Kelompok Tani Hutan (KTH) binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan temu wicara dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dalam rangka Hari Bhakti Rimbawan sekaligus menyambut Hari Lingkungan Hidup bertempat di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (26/5).

Selain bertatap muka langsung dan temu wicara, LMDH dan KTH tersebut mengikuti Lomba Asah Terampil yang diselenggarakan oleh Kementerian LHK. Mereka yang berlomba adalah para pemenang wana lestari tahun 2014 yaitu LMDH Manggala Dharma (Perhutani KPH Balapulang), LMDH Wono Lestari (Perhutani KPH Probolinggo), LMDH Rahayu Tani (perhutani KPH Bandung Selatan), KTH Giri Yuwono Kab. Banjarnegara dan KTH Margawiwitan IV Kabupaten Ciamis. Temu wicara dan lomba dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan sekaligus mengetahui tingkat kesadaran dan tanggungjawab para kelompok tersebut akan pentingnya kelestarian sumberdaya hutan dan lingkungan disekitar mereka.

Perhutani menetapkan sistem Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) sejak 2001 dengan prinsip pemberdayaan, berbagi peran dan tanggungjawab antara Perhutani, masyarakat desa hutan dan pemangku kepentingan lainnya yang terlibat. Dalam sistem PHBM, masyarakat desa hutan bekerjasama dengan Perhutani melalui organisasi sosial Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Dari 5.386 jumlah desa hutan di Jawa, sampai dengan 2014 saat ini terdapat 5.278 LMDH yang bekerjasama dengan Perhutani dan mengelola hutan pangkuan desa seluas 2.216.225 ha. Melalui PHBM tenaga kerja masyarakat desa hutan yang terserap dalam kegiatan kehutanan mencapai 6.304.467 orang dengan total nilai pendapatan sebesar Rp 2.705,71 miliar. Kontribusi PHBM kepada masyarakat melalui bagi hasil atau production sharing dari tahun 2002 sampai 2012 mencapai nilai Rp 252,34 miliar. Meskipun belum sempurna tetapi sampai saat ini PHBM diakui masyarakat desa hutan sebagai sistem terbaik yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung, dengan eksistensi sumberdaya hutan yang terjaga sesuai kaidah-kaidah silvikultur, dan konservasi.

Tokoh lain dalam acara temu wicara sekaligus juri kehormatan lomba adalah Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo dan Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar. Lomba Asah Terampil akan memperebutkan Trophy, piagam dan uang pembinaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Keluar sebagai Juara Nasional 2015 adalah: Juara 1 LMDH Wono Lestari Perhutani KPH Probolinggo, Juara II KTH Margawiwitan IV Kab. Ciamis, dan Juara III KTH Giri Yuwono Kab. Banjarnegara.

@ Copyright 2015

]]>
Lahan Sejuta Hektare Bagi Gula & Beras https://stg.eppid.perhutani.id/lahan-sejuta-hektare-bagi-gula-beras/ Fri, 16 Jan 2015 03:37:06 +0000 http://perhutani.co.id/?p=17672 JAKARTA. Target swasembada pangan untuk gula dan beras terus dikebut. Pasca Kementerian Pertanian (Kemtan) minta pembukaan lahan untuk tebu dan padi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) langsung merespon untuk membuka lahan 1 juta hektare (ha).
Siti Nurbaya, Menteri KLH mengatakan, permintaan pembukaan lahan baru ke KLH begitu deras. Kendati semangatnya untuk swasembada pangan, tapi tidak semua permohonan bisa langsung ditindaklanjuti. Sebab, pembukaan lahan harus tetap harus mengedepankan konservasi.
“Kami sedang pemetaan dan sudah diskusi dengan Menteri Pertanian. Prinsipnya, kami setuju untuk lahan baru 1 juta ha. Namun, kami tetap prudent dalam pembukaan lahan,” kata Siti pada Rabu (14/1). Tahun ini, KLH mengalokasikan pembukaan lahan baru seluas 1 juta ha.
Perinciannya, 600.000 ha untuk lahan perkebunan tebu dan sisanya untuk tanaman padi. KLH menyiapkan lahan perkebunan tebu di Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. Luas lahan di Sulawesi Tenggara mencapai 300.000 ha–400.000 ha, Gorontalo 100.000 ha, dan Sulawesi Tengah seluas 200.000 ha.
Awal tahun ini, KLH telah membuka lahan baru seluas 167.000 ha. Rinciannya, 50.000 ha di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan 117.000 ha di Lampung. Pembukaan lahan baru di NTT merupakan tidak lanjut dari rencana mengembalikan NTT sebagai lumbung ternak Indonesia. Pembukaan lahan ini juga diharapkan dapat mengembalikan kualitas sapi bakalan NTT yang terus menurun. Lahan seluas itu mampu menampung 500.000 ekor sapi. Ada pun target produksi bibit unggul sapi jantan adalah sebanyak 52.000 ekor per tahun.
Program pembukaan lahan baru ini diharapkan bisa menghasilkan sekitar 6.200 ton daging sapi setiap tahun. Produk sampingan lainnya adalah pupuk organik dan biogas. Lahan tersebut juga menjadi percontohan sistem agro silvo pastoral atau gabungan pertanaman konsep pertanian dan kehutanan. Kawasan silvo pastoral ini akan menghasilkan tanaman pangan, seperti palawija dan madu hutan. Sementara pembukaan lahan seluas 117.000 ha di Lampung difokuskan untuk tanaman padi.
Dari target 1 juta ha itu, memang belum semuanya ditentukan daerah atau lokasinya di mana. Menurut Siti, hal itu masih harus melihat data di Kementerian Agraria. “Jadi, rekomendasi dari Kementerian Agraria,” ujarnya. Tentu, Kementerian Agraria harus memilah- milah lahan mana yang bebas dari potensi konflik.
Gandeng Perhutani
Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) berpendapat, pembukaan lahan baru juga harus dilakukan di Pulau Jawa. Apalagi, membuka lahan baru di Pulau Jawa tidaklah sulit. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menggandeng Perhutani yang saat ini memiliki lahan sekitar 1,5 juta ha sampai 2 juta ha.
Lahan seluas itu bisa saja dibagi menjadi dua, yakni hutan abadi dan sisanya dicetak menjadi sawah. Jika ini dilakukan, maka tambahan luas lahan sawah yang didapat bisa mencapai 500.000 ha. Henry menyarankan, perkebunan di Pulau Jawa seperti kebun karet dan kebun sawit sebaiknya dibabat habis dan diganti lahan pertanian. “Saat ini, produksi dua komoditas itu sudah berlebihan. Sebaiknya dikonversi menjadi lahan pangan.
Ini tugas Kementerian Agraria untuk melakukan data ulang dengan rekomendasi dari KLH dan Kemtan,” jelas Henry. Henry menghitung, jika ada pembukaan lahan sawah baru seluas 500.000 ha, maka akan ada tambahan 500.000 petani baru dengan rata-rata luas kelolaan sekitar 1 ha.
Sumber  : Kontan
Tanggal  : 16 Januari 2015

]]>