Kompetisi – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 08 Dec 2015 07:14:44 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Kompetisi – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Mahasiswa dan Desainer Muda Indonesia Ditantang Ciptakan Mebel Inovatif https://stg.eppid.perhutani.id/mahasiswa-dan-desainer-muda-indonesia-ditantang-ciptakan-mebel-inovatif/ Tue, 08 Dec 2015 07:14:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=29954 Mahasiswa dan desainer muda Indonesia ditantang untuk menciptakan desain mebel inovatif yang bernilai ramah lingkungan dan juga memenuhi selera pasar.

Tantangan itu disampaikan Program Officer Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia Indra Setia Dewi di Jakarta, Rabu (2/12/2015).

“Pasar Eropa menunggu karya desainer muda Indonesia, dan melalui kompetisi ‘Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016’ itu bisa diwujudkan,” katanya kepada Antara.

Ia menjelaskan dalam kaitan IDC 2016 pihaknya bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), Perum Perhutani, BioIndustries dan William E. Connor & Associates Ltd. mengajak mahasiswa dan desainer muda Indonesia untuk ikut berkompetisi.

Dalam kaitan itu pihaknya melakukan rangkaian sosialisasi kompetisi IDC 2016 sepanjang bulan Oktober hingga November 2015.

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia.

Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

Indra Setia Dewi menambahkan kayu merupakan bahan baku yang dominan dalam kompetisi itu karena pihaknya ingin menonjolkan aspek ramah lingkungannya.

Pihaknya ingin para desainer mebel tetap menggunakan kayu sebagai material yang dominan agar dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon yang dihasilkan dari polusi dan kegiatan pembangunan lainnya.

“Tentu saja kami mendorong agar kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab seperti kayu bersertifikat FSC,” katanya.

Ketua IDC 2016 Cosmas Tri Susantho menjelaskan IDC merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia.

“Yakni dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan,” katanya.

Ia mengatakan IDC 2016 merupakan ikon bagi desainer muda untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencipta desain mebel, yang selain mempunyai nilai seni dan membawa pesan lingkungan, namun memenuhi tuntutan pasar internasional.

Kompetisi itu, kata dia, berbeda dari yang lain, karena selain karya para peserta dinilai oleh para kurator dan juri, juga dinilai secara langsung oleh para pemmbeli (buyer).

“Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan kontrak dan royalti jika karyanya terpilih oleh ‘buyer’,” katanya.

Sementara itu Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyambut baik ajang tersebut.

“Kami mendukung penuh IDC 2016. Bahan baku kayu jati yang digunakan berasal dari hutan Perhutani yang telah bersertifikat FSC,” katanya.

Ia juga menjelaskan kayu bersertifikat FSC itu di antaranya berasal dari unit usaha industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik, yang kapasitas totalnya 60.000 m3.

Saat ini Perhutani memproduksi kayu log jati bersertifikat FSC dengan total sekitar 400.000 m3.

Sedangkan Arifin Wicaksono dari BioIndustries menyatakan daya tarik industri mebel Indonesia bagi pasar dunia salah satunya adalah kayu jati berkualitas tinggi.

Namun sayangnya, kata dia, cadangan kayu jati Perhutani kelas A3 saat ini tinggal 20 persen sedangkan jati A1 tersedia melimpah.

Ketua HDMI Bambang Kartono Kurniawan menambahkan peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel Indonesia di dunia internasional.

“Disinilah peran IDC 2016 untuk meningkatkan inovasi dan potensi desainer muda sekaligus memberikan tantangan pasar secara langsung kepada generasi muda,” katanya.

Tanggal : 2 Desember 2015
Summer : Galamedianews.com

]]>
Desainer Mebel Peduli Lingkungan Ajak Desainer Muda Menembus Pasar Eropa melalui Indonesia Designer Challenge 2016 https://stg.eppid.perhutani.id/desainer-mebel-peduli-lingkungan-ajak-desainer-muda-menembus-pasar-eropa-melalui-indonesia-designer-challenge-2016/ Wed, 02 Dec 2015 03:21:53 +0000 http://perhutani.co.id/?p=29684 (Dok.Kom/Pht/Kanpus/2015)JAKARTA, PERHUTANI (02/12/15) Forest Stewardship Council Indonesia (FSC Indonesia) bekerjasama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) dan Perhutani, bersama dengan BioIndustries dan William E. Connor & Associates Ltd. mengajak mahasiswa dan desainer muda Indonesia untuk menciptakan desain mebel inovatif yang bernilai ramah lingkungan dan juga memenuhi selera pasar.

Ajakan ini disampaikan dalam rangkaian sosialisasi kompetisi Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016 di sepanjang bulan Oktober hingga November 2015. IDC 2016 merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan. “Indonesia Designer Challenge 2016 merupakan ikon bagi desainer muda untuk menunjukkan kemampuannya dalam mencipta desain mebel yang selain mempunyai nilai seni dan membawa pesan lingkungan namun memenuhi tuntutan pasar internasional” jelas Cosmas Tri Susantho, Ketua IDC 2016 di sela-sela sosialisasi IDC 2016 di Bandung pada 26 November 2016 yang lalu “Kompetisi ini berbeda dari yang lain, karena selain karya para peserta dinilai oleh para kurator dan juri, juga dinilai secara langsung oleh para buyer. Para pemenang juga berkesempatan mendapatkan kontrak dan royalty jika karyanya terpilih oleh buyer.”

“Kami mendukung penuh IDC 2016. Bahan baku kayu jati yang digunakan berasal dari hutan Perhutani yang telah bersertifikat FSC. Unit usaha industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik kapasitas totalnya 60.000 m3. Saat ini Perhutani memproduksi kayu log jati bersertifikat FSC dengan total sekitar 400.000 m3. Desainer dapat menciptakan inovasi dari kayu jati berdiameter kurang dari 20 cm hasil pengelolaan hutan adaptif terhadap dinamika sosial dan lingkungan. Produksi kayu dengan diameter kurang dari 20 cm akan semakin besar potensinya, ini terbukti dari produksi kayu tersebut meningkat dari 20% menjadi 40%. Lomba ini dapat dilakukan setiap tahun untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif generasi muda Indonesia dibidang perkayuan,” demikian Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar.

“Daya tarik industri mebel Indonesia bagi pasar dunia salah satunya adalah kayu jati berkualitas tinggi. Sayangnya cadangan kayu jati Perhutani kelas A3 saat ini tinggal 20% sedangkan jati A1 tersedia melimpah. IDC 2016 adalah sebuah terobosan untuk menimbulkan inovasi baru bagi industri mebel Indonesia yang mengusung konsep desain mebel ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumberdaya kayu jati A1,”papar Arifin Wicaksono dari BioIndustries seraya menambahkan ” Jati A1 karena kayu muda punya peluang terkena bluestain dan kami BioIndustries sebagai pelopor produsen bahan pendukung industri mebel ramah lingkungan berstandard internasional untuk membantu mengatasi masalah tersebut dan turut aktif mendukung karya desainer muda dalam IDC 2016.

Potensi jati kelas A1 yang tinggi untuk dalam produksi mebel berkualitas tinggi juga didukung oleh Imam Damar Jati dari Fakultas Seni Rupa & Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengatakan, “Indonesia memiliki sumberdaya kayu jati kedua terbanyak setelah Myanmar. Kayu jati muda berukuran kurang dari 20 cm potensinya bernilai tinggi sebagai bahan baku mebel, karena jati muda yang diperoleh dari proses thinning memiliki kelas kekuatan yang sama dengan jati tua yaitu 70-140 mega pascal. Selain itu jati muda memiliki pola kayu yang khas. Kami telah meneliti dan menemukan 16 pola kayu jati muda yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan karya desain yang bernilai tinggi.”

“Kayu merupakan bahan baku yang dominan dalam kompetisi ini karena kami ingin menonjolkan aspek ramah lingkungannya. Dengan menggunakan kayu kami ingin para desainer mebel tetap menggunakan kayu sebagai material yang dominan agar dapat membantu menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyerap karbon yang dihasilkan dari polusi dan kegiatan pembangunan lainnya,” jelas Indra Setia Dewi, Program Officer Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia. “Tentu saja kami mendorong agar kayu yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab seperti kayu bersertifikat FSC”

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia. Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

“Peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel Indonesia di dunia internasional. Lemahnya riset selera pasar, isu lingkungan, dan sulitnya menjalin kerjasama dengan industri menjadi hambatan bagi para desainer sehingga performa desainer Indonesia tidak menonjol di mata para buyers dan industri. Disinilah peran IDC 2016 untuk meningkatkan inovasi dan potensi desainer muda sekaligus memberikan tantangan pasar secara langsung kepada generasi muda” jelas Bambang Kartono Kurniawan, Ketua HDMI. (Kom-Pht/Kanpus)

©Copyright2015

]]>
Perhutani Buka Kompetisi IDC Berstandar Internasional https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-buka-kompetisi-idc-berstandar-internasional/ Sat, 31 Oct 2015 12:42:16 +0000 http://perhutani.co.id/?p=28012 METROTVNEWS, JAKARTA : Perum Perhutani telah membuka penyelenggaraan kegiatan “Indonesia Designer Challenge 2016”. IDC merupakan ajang untuk mengidentifikasi talenta berbakat dalam mendesain mebel sampai hasilnya dapat diterima pasar.

Penyelenggaraan IDC ini bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI), bertempat di ruang galeria Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti Jakarta, Kamis 29 Oktober. Demikian seperti dikutip dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (31/10/2015).

Direktur Utama dari perusahaan produsen kayu jati berkualitas tinggi dan bersertifikat internasional, Perum Perhutani, Mustoha Iskandar, mendukung penuh kegiatan IDC 2016 ini, dengan penggunaan bahan baku kayu jati yang bersumber dari hutan-hutan Perhutani khususnya yang bersertifikat FSC.

“Total kayu bundar (log) jati Perhutani bersertifikat FSC lebih kurang 400.000 m3. Kayu-kayu bersertifikat sebagian diolah di industri-industri kayu Perhutani di Cepu, Brumbung, dan Gresik yang juga bersertifikat FSC dengan kapasitas total 60.000 m3,” tuturnya.

Kompetisi ini, lanjut dia, juga sebagai tantangan bagi para desainer agar dapat menciptakan inovasi desain kayu jati berdiameter kurang dari 20 cm. Karena dengan model pengelolaan hutan yang adaptif terhadap dinamika sosial dan lingkungan, produksi kayu dengan diameter kurang dari 20 cm akan semakin besar potensinya.

Perum Perhutani mendukung Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) bersama Forest Stewardship Council® (FSC®) dan William E. Connor & Associates Ltd. (WECA) serta BioIndustri bekerjasama meningkatkan daya saing mebel Indonesia melalui kompetisi desain mebel yang disebut dengan Indonesia Designer Challenge (IDC) 2016. IDC 2016 merupakan ajang kompetisi desainer pertama di Indonesia yang bertujuan menempatkan para desainer Indonesia sebagai poros utama penggerak industri kreatif di Indonesia dengan menekankan pada proses produksi dan penggunaan bahan baku kayu dan bahan penunjang lain yang ramah lingkungan.

Ketua HDMI Bambang Kartono Kurniawan, menambahkan, peran desainer dalam industri mebel masih sangat lemah. Para desainer mebel Indonesia, diakuinya diberi ruang tampil dalam setiap event pameran internasional, namun desain yang dihasilkan masih dipandang sebatas pemanis visual semata.

“Padahal peran desainer sangat penting dalam menentukan daya saing mebel kita di dunia internasional. Lemahnya riset selera pasar, isu lingkungan, dan sulitnya menjalin kerja sama dengan industri masih menjadi hambatan bagi para desainer sehingga performa desainer Indonesia tidak menonjol di mata para buyers dan industri,” papar Bambang.

Perwakilan dari WECA, perusahaan global bidang merchandising-sourcing yang mewakili puluhan klien internasional, Tophan Anggoro Putra, memaparkan, jika desain mebel dari Indonesia kini telah tertinggal lima tahun dari negara-negara lain.

“Para buyer dari Amerika maupun Eropa tidak melihat desain mebel baru dan inovatif yang muncul dari Indonesia, sehingga mebel Indonesia kurang mampu bersaing dibanding negara lain. Hal ini diperburuk lagi dengan kenyataan bahwa mayoritas para desainer Indonesia tidak bisa memperoleh data mengenai prediksi tren pasar terbaru dan selalu ketinggalan,” beber Tophan.

Oleh karena itu, kompetisi IDC-2016 yang pertama kali digelar di Indonesia ini diharapkan akan menjadi ikon baru dalam industri furnitur berbasis desain di Indonesia. IDC menyediakan solusi di mana desainer, industri, dan pasar bisa terhubung dengan baik sehingga mampu bersaing di tengah persaingan global.

IDC dirancang sebagai ajang untuk mengidentifikasi talenta berbakat dari Indonesia dan berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pesertanya sehingga hasilnya dapat diterima pasar. Dalam kompetisi ini perwakilan para buyer internasional akan menilai langsung karya para desainer.

IDC-2016 bertema More Than Wood, mengangkat tema kayu untuk memberikan dorongan bagi designer menciptakan produk yang lebih ramah lingkungan melalui sentuhan desain terhadap produk berbasis kayu sehingga berdampak nyata bagi upaya konservasi hutan di Indonesia.

Desain diharapkan dapat meningkatkan nilai produk kayu, khususnya kayu yang berasal dari hutan alam maupun hutan tanaman yang berumur panjang, dari sekadar produk massal; seperti plywood, lantai, komponen bangunan yang cenderung eksploitatif yang berpeluang meningkatkan laju kerusakan kehilangan hutan alam; menjadi produk bernilai dan berharga tinggi, sehingga dapat menekan tingkat eksploitasi hutan dan memberikan kesempatan bagi hutan memulihkan kondisinya.

“Penggunaan bahan baku kayu dari hutan yang telah bersertifikat FSC, yang melambangkan hutan yang dikelola secara bertanggunjawab, kita harapkan mampu mendapatkan perhatian lebih dari konsumen global, khususnya Amerika dan Eropa sehingga mampu mendorong nilai kompetitif desain mebel dari Indonesia,” jelas FSC Perwakilan Indonesia, Hartono Prabowo.

FSC adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dan independen yang mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab di seluruh dunia. Melalui sistem sertifikasi yang ketat, FSC menyiapkan standar yang diakui secara internasional agar perusahaan dan komunitas pengelola hutan dapat terdorong dan mengembangkan praktik kehutanan yang lebih baik dan bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan di Indonesia dan juga dunia.

Dalam sejarah sertifikasi hutan di Indonesia dengan standar FSC, Perum Perhutani merupakan perusahaan pertama di dunia yang mendapat sertifikat Well Managed Forest tersebut pada 1990. Selain telah mengantongi Sertifikat Legalitas Kayu (SLK) untuk seluruh unit manajemen sesuai mandatory yang ditetapkan pemerintah, Perum Perhutani juga menerapkan sertifikasi voluntary guna pelayanan prima.

Setelah mengalami pasang surut proses sertifikasi hutan, saat ini ada tujuh unit manajemen Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perum Perhutani seperti KPH Madiun, KPH Banyuwangi Utara, KPH Cepu, KPH Randublatung, KPH Kebonharjo, KPH Kendal dan KPH Ciamis telah mengantongi sertifikat sustainable forest management standar FSC ini. Diharapkan jumlah unit manajemen akan semakin bertambah, apabila KPH Banten dalam waktu dekat lolos proses sertifikasi FSC ini.

Program sertifikasi hutan secara mandatory dan voluntary merupakan salah satu dari komitmen Perum Perhutani sebagaimana Visi Perusahaan yaitu “Menjadi Perusahaan Unggul Dalam Pengelolaan Hutan Lestari”.

Nantinya, sosialisasi lomba akan diadakan di lima kota yaitu Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Selain itu juga promosi melalui media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. Diharapkan nantinya 50 desain dan konsep yang masuk serta 20 nominator desain, konsep dan prototypenya akan dipamerkan di pameran mebel internasional di Jakarta pada 2016.

Tanggal : 31 Oktober 2015
Sumber : Metrotvnews.com

]]>