kopi bondowoso – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 19 Jan 2018 05:27:39 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png kopi bondowoso – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Bupati Kumpulkan Petani dan Pemilik Kedai Kopi https://stg.eppid.perhutani.id/bupati-kumpulkan-petani-dan-pemilik-kedai-kopi/ Fri, 19 Jan 2018 05:27:39 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=52323 JATIMPOS.COM (19/1/2018) | Bupati Bondowoso Amin Said Husni yang dijuluki Presiden Bondowoso Republik Kopi (BRK) ingin menjadikan Bondowoso dikenal luas sebagai kabupaten penghasil kopi specialty terbaik dunia. Sebab, kopi arabika yang dihasilkan masyarakat yang berada di kawasan hutan di Sumberwringin, Sukosari, Ijen memang menghasilkan kopi kelas dunia yang dirintis sejak 2011.

Oleh sebab itu, dengan dukungan Bank Jatim Bondowoso, bupati mengundang para kelompok tani arabika Bondowoso dan para pemilik kedai kopi bersama Puslitkoka Jember, Perhutani Bondowoso, serta para kepala SKPD, untuk mengoptimalkan produksi kopi dan peningkatan kualitas kopi dalam acara Silaturahmi Bupati Bersama Pegiat Kopi Kabupaten Bondowoso 2018 di pendapa, Rabu kemarin (17/1).

Dalam acara itu, bupati mengatakan telah membentuk BUMD Kopi yang merupakan pintu gerbang pasar perkopian Bondowoso. “Saya telah mendirikan BUMD Kopi di Bondowoso. Ini bertujuan untuk meraih profit dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Amin kepada para petani kopi. Oleh sebab itu, bupati meminta para petani kopi di Bondowoso untuk selalu menjaga citra dan kualitas kopi yang dihasilkan. ”Tentunya, saat memanen atau memetik buah kopi, dalam kondisi buah berwarna merah bukan warna hijau,” ujarnya.

Apalagi, sejak 2011, bupati yang bekerja sama dengan Puslitkoka, Bank Jatim, Bank Indonesia, Perhutani, telah membina petani kopi di Bondowoso. ”Sehingga, petani kopi di Bondowoso semakin berdaya dan mampu melayani permintaan kopi specialty ke Eropa,” katanya. Bahkan saat ini, para pemilik kedai atau warung kopi yang banyak berdiri di Bondowoso, ikut membeli kopi petani Bondowoso. ”Oleh sebab itu, saya ingin ada tata kelola perkopian dari hulu ke hilir yang sudah dibuat perbup-nya bahkan nanti akan dibuat perda,” terangnya.

Bupati menambahkan agar setiap petani yang memproduksi kopi memberi label atau merek Bondowoso. Sehingga, nama Bondowoso menjadi terkenal tidak hanya di tingkat nasional juga di tingkat dunia. Apalagi, saat ini, banyak petani atau kelompok tani dari Gayo Aceh dan Toraja Sulawesi yang ingin belajar perkopian di Bondowoso. “Oleh sebab itu, saya mengingatkan petani kopi Bondowoso untuk menjaga citra dan kualitas kopi Bondowoso terbaik. Dan, Bondowoso Republik Kopi benar-benar dikenal luas seantero dunia,” katanya. Bupati juga mengapresiasi berdirinya kampung kopi Pelita Bondowoso. ”Saya ingin kawasan kampung Kopi Pelita menjadi seperti Malioboro Jogja. Menjadi jujugan turis lokal dan asing untuk minum kopi,” katanya.

Bupati juga mengapresiasi peran Bank Jatim yang ikut memberi kredit kepada para petani kopi sehingga petani kopi semakin berdaya. Juga, bupati mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang menyediakan lahannya untuk ditanami kopi. ”Hanya ada di Bondowoso, semua ikut andil dalam perkopian ini. Mulai dari pemkab, petani, bank Jatim, Puslitkoka, dan Perhutani, ikut membesarkan perkopian di Bondowoso,” katanya.

Sementara itu, Pemimpin Bank Jatim Suwoto mengatakan pihaknya sejak 2011 memberikan bantuan kredit ke para petani kopi. Dan, para petani kopi bisa mengembangkan usahanya dengan optimal. ”Mereka juga lancar saat membayar hutang kredit ke Bank Jatim,” katanya.

Sumber : jawapos.com

Tanggal : 19 Januari 2018

]]>
Kenikmatan Kualitas Kopi Bondowoso Harus Dijaga https://stg.eppid.perhutani.id/kenikmatan-kualitas-kopi-bondowoso-harus-dijaga/ Sun, 16 Jul 2017 04:45:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48226 TIMESINDONESIA.CO.ID (15/7/2017) |  Ketua Asosiasi Kopi Indonesia Syafrudin menyampaikan, Kopi Bondowoso sangat nikmat dan menjadi salah satu kopi terbaik di Dunia. Hal ini tidak lepas dari proses tanam dan perawatan yang baik dan benar.

“Proses tanamnya sudah benar dan baik. Hal ini juga peran dari pihak Perhutani dan Puslitkoka Indoensia yang telah menunjukan cara bagaimana menanam kopi yang benar,” jelasnya ditemui usai acara petik Kopi di Desa Sukorejo Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Sabtu, (15/7/2017).

Dengan mematuhi arahan tersebut, dapat meningkatkan produksi dan lebih mengenal kopi Bondowoso. Sebab kopi Bondowoso memiliki ciri khas yang paling beda dengan kopi lain.

“Ciri khas kopi Bondowoso tersebut disebabkan karena letak geografis, dimana letaknya diatas 1000 meter, kemudian kontur tanah yang baik, bibit yang unggul, teknik menanam dan yang paling baik adalah pohon yang menjulang tinggi ini sebagai pelindung kopi yang tumbuh dibawahnya,” jelasnya.

Selain itu Syafrudin menambahkan bahwa, dengan cara pengelolaan tersebut, akan banyak peminat dari negara-negara lain yang ingin membeli kopi Bondowoso. Tetapi juga harus memperhatikan kualitas dan tingkat produksinya.

“Harus bisa menjaga kenikmatan kualitas dan meningkatkan produksi kopi Bondowoso, maka secara tidak mungkin kesejahteraan petani yang paling utama akan ikut terangkat juga,” tutupnya.

Dalam acara petik kopi tersebut juga diikuti oleh delegasi Specialty Coffe Association of Europe (SCAE), Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Bondowoso, jajaran Forpimda, Tim Pengendalian Inflasi Daerah se Karesidenan Besuki dan Lumajang, Dandim 0822 Bondowoso, serta Kepala Bank Jatim Bondowoso.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 15 Juli 2017

]]>
Dihadapan Anggota MPR RI, Bupati Amin Promosikan Pertanian Organik https://stg.eppid.perhutani.id/dihadapan-anggota-mpr-ri-bupati-amin-promosikan-pertanian-organik/ Fri, 26 May 2017 03:26:10 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47269 TIMESINDONESIA.CO.ID (25/5/2017) | Bupati Bondowoso H Amin Said Husni mempromosikan keberhasilan Bondowoso dalam mengembangkan pertanian organik kepada anggota Komisi IV MPR RI, Zainut Tauhid, dalam acara Sosialisi Empat Pilar Kebangsaan dan Halaqah Pertanian.

Acara tersebut bertempat di Pendopo Wakil Bupati Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (25/05/2017).

Dalam sambutannya, Amin mengenalkan program Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) dan pengembangan Kluster Kopi yang saat ini merupakan fokus pembangunan di Bondowoso.

Pertanian organik kata Amin, dipilih karena ramah lingkungan serta dapat menambah nilai bagi para petani.

“Beras organik Bondowoso sudah mengantongi sertifikasi organik dari Lembaga Sertifikasi Organik (Lesos) dan sedang dalam proses memperoleh sertifikasi organik intersional dari Biocert,” jelas Amin.

Untuk program Pengembangan Kluster Kopi, dihadapan Zainut Tauhid Amin menjelaskan bahwa kopi Bondowoso dengan indikasi geografis (IG) Java Ijen-Raung sudah mulai dipasarkan di luar negeri dan mendapat sambutan yang cukup baik.

Walaupun masih kalah populer dari Toraja, Gayo atau Mandailing, namun Bondowoso unggul karena dalam pengembangan kopi ini melibatkan petani kopi lewat program klusterisasi kopi rakyat.

“Dibelakang populernya nama Toraja, Gayo atau Mandailing itu pemainnya adalah para pengusaha besar, sedangkan di Bondowoso kita memberdayakan petani lewat kluster kopi rakyat,” ujarnya.

Ia menyebutkan untuk peningkatan kualitas kopi, Pemkab menggandeng Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia yang rajin mengadakan pelatihan dan penyuluhan kepada para petani kopi Bondowoso. Untuk perluasan areal lahan, Perhutani diajak bekerjasama di mana para petani dizinkan menanam pada lahan kosong dengan ketentuan sesuai perjanjian.

“Dua hari lalu, saya bari saja berkunjung ke Rusia untuk mempresentasikan kopi Bondowoso. Hasilnya luar biasa, ada tiga perusahaan yang telah menunjukkan ketertarikannya pada kopi Bondowoso,” jelasnya.

Saat ini kata Amin, pemerintah tengah mengembangkan pertanian kopi di lereng Argopuro yang juga mempunyai potensi luar biasa dalam hal pertanian dan pariwisata.

“Saat ini tengah kita kembangkan potensi pertanian di lereng Argopuro,” katanya.

Walaupun sudah mulai menuai sukses dibidang Pertanian, Amin berharap dapat dilakukan evaluasi serta mempercepat program pertanian organik di Bondowoso lewat beberapa program yang akan diinisiasi oleh MPR RI.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 25 Mei 2017

]]>
Ini Perjalanan Setahun Bondowoso Republik Kopi https://stg.eppid.perhutani.id/ini-perjalanan-setahun-bondowoso-republik-kopi/ Sun, 21 May 2017 01:31:09 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47213 TIMESINDONESIA.CO.ID (20/5/2017) | Program Pengembangan Kluster Kopi yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso saat ini sukses menjadikan kopi sebagai produk unggulan Kabupaten setempat. Bahkan, Bupati Bondowoso H Amin Said Husni diberi kehormatan untuk mempresentasikan kopi Bondowoso di Rusia dalam forum Pacific International Tourism Expo (PITE).

Dalam program tersebut, Pemkab Bondowoso menggandeng lima stakeholder diantaranya Perhutani, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Bondowoso, Bank Jatim dan Bank Indonesia sebagi mitra.

Untuk perluasan lahan, Perhutani digandeng dimana petani kopi Bondowoso dapat menanam dilahan kosong dikawasan hutan produksi dan hutan lindung. Prasyarat lainnya, petani dilarang menebang atau mengambil barang milik Perhutani dan menjaga kelestarian hutan.

Selain itu, Bank Jatim juga aktif mendukung setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) lewat penyediaan tenda di Kampung Kopi serta bentuk kegiatan promosi kopi lainnya yang dilakukan Dinas Pertanian (Disperta) dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag).

“Setiap kegiatan promosi kopi yang dilakukan OPD di Bondowoso, selalu kita dukung,” tambah Arief.

Program Pengembangan Kluster Kopi di Bondowoso saat ini juga dalam tahap perpanjangan MoU. Diharapkan, dapat lahir kebijakan yang tentunya memihak kepada petani serta dapat mengangkat dan membawa Bondowooso ke pentas kopi dunia.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 20 Mei 2017

]]>
Dari Diragukan, Kopi Bondowoso Kini Jadi Unggulan https://stg.eppid.perhutani.id/dari-diragukan-kopi-bondowoso-kini-jadi-unggulan/ Sat, 20 May 2017 01:50:55 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47044 TIMESINDONESIA.CO.ID (19/5/2017) | Sebelum program Pengembangan Kluster Kopi, petani kopi Bondowoso tidak banyak yang melihat kopi sebagai tanaman emas. Baru pada tahun 2011 sejak Pemerintah Kabupaten Bondowoso mengeluarkan program Pengembangan Kluster Kopi, masyarakat mulai beramai-ramai menanam kopi dan menggantungkan hidupnya disana.

Program Pengembangan Kluster Kopi sendiri diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso yang saat ini dipimpin oleh Bupati Bondowoso H Amin Said Husni dengan melibatkan lima stakeholder terkait diantaranya Perhutani, Asosiasi Petani Kopi, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka), Bank Jatim dan Bank Indonesia.

Untuk perluasan lahan kopi rakyat, Pemkab Bondowoso menggandeng Perhutani Bondowoso sebagai mitra. Area hutan lindung dan hutan produksi milik Perhutani boleh digunakan oleh petani kopi dengan syarat Sumber Daya Alam (SDA) hutan tidak diambil. Kesepakatan dua belah pihak ini masih dijalankan hingga sekarang dan telah menghasilkan luas areal tanam sebesar 14.000 hektar.

Sebagai mitra dalam hal peningkatan kualitas kopi, Puslitkoka ditunjuk oleh Pemkab Bondowoso untuk memberikan pelatihan pasca Progam Kluster Kopi Bondowoso terbentuk. Sejak saat itu, Puslitkoka bersama dinas terkait rutin dan gencar melakukan pelatihan mulai dari proses petik merah matang segar, pengolahan wet process dan proses pengeringan pascapanen. Jika sebelumnya para petani mengeringkan kopi langsung di atas jalan raya, kali ini mereka diberikan penyuluhan bagaimana teknik mengeringkan kopi menggunakan para-para.

Kepada TIMES Indonesia, Bupati Bondowoso H Amin Said Husni mengaku senang atas hasil positif yang diterima masyarakat sejak program Pengembangan Kluster Kopi. Meskipun awalnya banyak pihak yang meragukan kebijakan tersebut, saat ini Amin bisa membuktikan jika kopi bisa menjadi produk unggulan Kabupaten Bondowoso dan digemari oleh pasar dalam negeri dan mancanegara.

“Awal dulu banyak sekali yang meragukan kebijakan saya pada kopi Bondowoso. Mereka berpikir jika Bondowoso bukan daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Tapi saat ini kita buktikan,” ujar Amin.

Upaya Amin Said untuk menjadikan kopi sebagai produk unggulan Kabupaten juga tak gampang. Kebijakan yang berpihak pada petani dan penguatan dari sektor hulu hingga hilir terus ia lakukan. Hal ini ditandai dengan bergabungnya APEKI Kabupaten Bondowoso menjadi anggota Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI). Bahkan saat ini, Bondowoso dipercaya sebagai wakil dari Jawa Timur yang akan mempresentasikan tentang Bondowoso Coffee: The Featured Product Of Bondowoso, East Java, Indonesia dalam forum Pacific Internationa Tourism Expo (PITE) di Rusia.

Setelah memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dengan nama Arabika Java Ijen-Raung dan deklarasi Bondowoso Republik Kopi membuat para petani kopi Kecamatan Sumberwringin dan Kecamatan Ijen berlomba-lomba menanam kopi.

Bahkan, daerah di kaki Gunung Argopuro saat ini juga tengah dilakukan pengembangan kluster kopi dan sedang dalam proses perolehan sertifikasi IG. Lahan perhutani hasil kerjasama progam MoU kini diperbaharui lagi. Luasan lahan penanaman kopi juga bertambah.

Awalnya dari 4.000 hektar menjadi 14.000 hektar lahan kopi siap tanam. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bondowoso sangat memanjakan petani-petani kopi. Peningkatan kualitas dan kuantitas kopi Arabika Bondowoso terus dilakukan. Hal ini dilakukan demi ketersediaan kopi berkualitas di pasar kopi luar dan dalam negeri.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 19 Mei 2017

]]>
Perhutani Mendorong Lahirkan BUMD untuk Kopi Bondowoso https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-mendorong-lahirkan-bumd-kopi-bondowoso/ Sat, 05 Nov 2016 02:11:09 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41821 TIMESINDONESIA.CO.ID (5/11/2016) | Kantor Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Bondowoso, Jawa Timur, mendorong lahirnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengurusi soal regulasi kopi yang ada di Kabupaten Bondowoso.
Hal itu disampaikan Administratur KPH Bondowoso Adi Winarno, Sabtu (5/11/2016). Menurut Adi, pihaknya sangat setuju rencana Pemkab Bondosowo untuk membentuk BUMD.
“Saya setuju asal jelas tujuannya. Yakni untuk pembangunan ekonomi masyarakat atau petani kopi yang ada di Bondowoso. Baik di Ijen Raung, Argopuro dan Lereng Gunung Puteri,” katanya kepada TIMES Indonesia.
Ditanya soal sistem BUMD, Adi menjabarkan bisa diterapkan seperti apa yang dilakukan perhutani. “Bisa dimiripkan dengan Perhutani. Misalnya, jika kopi bisa ada tata usaha hasil hutan non kayu kopi,” katanya.
Praktiknya jelas Adi, jika sistem di kayu, ada penimbunan kayu atau getah. “Ada Tempat Penimbunan (TP), lalu dibawa ke penimbunan besar untuk diolah dan dijual ke pasar,” katanya.
Setelah ada di TP, lalu didiangkut oleh truk. “Atau masyarakat bisa setor sendiri. Lalu dikirim ke pabrik. Jika kopi dikumpulkan BUMD, akan lebih aman dan tertata pola keluar masuknya,” katanya.
Dari situ katanya, peran BUMD akan mengatur sistem regulasi dan pasarnya. “Petani itu bawa barang, pulangnya bawa uang. Sama dengan pengelolaan susu di Probolinggo,” aku Adi.
Karena, jika kopi dijual ke orang atau pihak lain, belum tentu langsung bayar. Petani belum tentu langsung bawa pulang uang. Saya yakin, lahirnya BUMD tidak akan monopoli. Karena, harga kopi sudah terkoneksi dengan pasar,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Pertamanan (Dishutbun) Kabupaten Bondowoso, Muhammad Erfan juga mendorong lahirnya BUMD. “Sekarang kajian akademiknya sudah dilakukan bersama dengan Universitas Jember,” katanya.
 
Tanggal : 5 November 2016
Sumber : timesindonesia.co.id

]]>