KPH Banyumas Timur – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 11 Jul 2018 08:03:43 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Banyumas Timur – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Dukung Jambore Daerah SD/MI Tahun 2018 https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dukung-jambore-daerah-sdmi-tahun-2018/ Wed, 11 Jul 2018 08:03:43 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=62392 SINDONEWS.COM (11/07/2018) | Kabupaten Purbalingga, sukses menjadi tuan rumah kegiatan Jambore Daerah (Jamda) SD/MI ke-4 Jawa Tengah Tahun 2018. Kegiatan yang diselenggarakan Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Tengah itu digelar di Bumi Perkemahan Munjulluhur, Desa Karangbanjar, Kecamatan Bojongsari pada 1-6 Juli 2018 kemarin.

Kepala Departemen Pengelolaan dan Perlindungan SDH Perhutani Jawa Tengah Selaku Ketua Bidang Kegiatan Pimpina Saka Wanabakti Jawa Tengah, Tri Setya Pratama menjelaskan, Jamda kali ini mengambil tema ‘penggalang ramu yaitu rajin, mandiri dan unggul’. Selain itu, Jamda menjadi ajang silaturahmi serta berbagi pengalaman antarpenggalang yang diikuti oleh Kwartir Cabang se-Jawa Tengah.

“Secara keseluruhan ada 42 kontingen putra dan 42 kontingen putri berjumlah 1.680 penggalang dengan 168 pembina pendamping dan 168 pembina pendukung sebagai peserta kegiatan,” kata Tri Setya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (11/7/2018).

Tri Setya menambakan, dalam rangka mendukung kegiatan Jamda Saka Wanabakti Jateng binaan Perum Perhutani Divre Jateng melalui bidang Komunikasi Perusahaan telah melaksanakan kegiatan ketrampilan kepramukaan, camp craff di kawasan hutan RPH Serang, BKPH Gunung Slamet Timur, KPH Banyumas Timur serta pemutaran film penyuluhan.

Pihaknya bersama para pimpinan dan instruktur Saka Wanabakti menghadiri kegiatan yang dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko. Dalam sambutannya, Heru Sudjatmoko mengharapkan, melalui kegiatan jamda ini, terbentuk sumber daya manusia yang hebat.

Terlebih selain keterampilan kepramukaan, seperti camp craft, halang rintang, dan sebagainya, para peserta juga diajarkan tentang kearifan lokal seperti memanah atau jemparingan, memancing, permainan tradisional, pentas seni daerah, dan sebagainya.

Rangkaian kegiatan Jambore Daerah ditutup oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah S Budi Prayitno, Jumat (6/7/2018) yang ditandai dengan penyalaan api unggun dan kembang api.

Kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan itu, Budi Prayitno berharap agar mereka bisa menjadi pondasi di kemudian hari. “Kesuksesan apapun yang mereka raih, mereka tidak akan meninggalkan jiwa kesederhanaan, melalui Pramuka inilah sebagai proses menanam dan memupuk,” katanya.

Sumber : sindonews.com

Tanggal : 11 Juli 2018

]]>
Destinasi Wisata Air Terjun di Banyumas https://stg.eppid.perhutani.id/destinasi-wisata-air-terjun-di-banyumas/ Sun, 17 Dec 2017 10:00:36 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51363 HARIANPOST.CO.ID (17/12/17) | Banyumas memang terkenal dengan wisata Baturaden yang menyuguhkan keindahan panorama alam di daerah ini. Namun siapa sangka jika di Banyumas juga terdapat beberapa destinasi wisata alam, salah satunya air terjun yang juga berada di sekitar Baturaden namun belum banyak diketahui oleh wisatawan. Berikut ini beberapa destinas wisata air terjun yang ada di Banyumas yang dapat dikunjungi.

Curug Jenggala
Terletak di dusun Kalipagu, desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, lokasi curug ini masih dalam lahan milik Perhutani KPH Banyumas Timur. Yang unik, disini terdapat 3 air terjun yang berjejer dan melebar. Selain itu,disini juga terdapat sebuah spot favorit para pengunjung yakni berupa deck kayu yang berbentuk hati berada tepat didepan air terjun tersebut.

Curug Lima
Disebut curug Lima, air terjun disini memiliki beberapa bagian aliran atau jika dihitung kira-kira terdapat 5 aliran air terjun. Air tejun ini berada di desa Baseh, Kedung Banteng Banyumas. Karena letaknya ditengah-tengah hutan, tentu saja suasana disekitar curug ini sangat tenang. Udaranya juga masih sangat sejuk dan alami karena banyak pepohonan hijau yang tumbuh disektar sini.

Curug Gomblang
Curug Gomblang memiliki debit air yang cukup besar namun tidak terlalu tinggi. Suasana dan udara disini masih sangat alami karena pepohonan disekitar air terjun ini masih tergolong lebat. Karena letaknya di kaki Gunung Slamet, para pengunjung harus berjalan selama kurang lebih 30 menit dari parkiran untuk bisa sampai di air terjun ini.

Sumber: harianpost.co.id

Tanggal: 17 Desember 2017

]]>
Dari Kebun Stroberi Hingga Area Kemah Ada di Desa Lereng Gunung Slamet Ini https://stg.eppid.perhutani.id/dari-kebun-stroberi-hingga-area-kemah-ada-di-desa-lereng-gunung-slamet-ini/ Tue, 31 Oct 2017 02:06:18 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50486 MERDEKA.COM (30/10/2017) | Desa Serang, Kecamatan Karangreja merupakan salah satu desa wisata yang sedang naik daun di Purbalingga. Desa di lereng timur Gunung Slamet ini, selama ini dikenal sebagai penghasil buah stroberi yang manis.

Tak hanya memetik stroberi, beragam aktivitas wisata juga bisa dilakukan di daerah dengan ketinggian 650-1.300 meter di atas permukaan laut ini. Mulai dari bersantai, berfoto, hingga petualangan seru di wahana yang tersedia.

Pegiat Serang Adventure, Purwoko menuturkan, lebih dari lima tahun silam, desa ini hanya dikenal sebagai sentra stroberi. Lebih dari empat ratus petani menggarap lahan seluas 45,525 hektar dengan produksi mencapai 1-3 ton per hari.

“Sejak tiga tahun belakangan, justru dikenal sebagai destinasi wisata. Tahun 2016 lalu Pendapatan Asli Desa dari sektor wisata mencapai Rp 1,2 miliar,” katanya, Minggu (29/10).

Sebagai pilihan, ujar Purwoko, ada tiga spot menarik yang bisa dikunjungi saat sore hari yaitu, areal “Pinesan”, Rest Area “Lembah Asri” dan “Serang Adventure Highland”.

Area hutan pinus “Pinesan” dan Serang Adventure Highland berada di tanah milik Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur. Namun, aktivitas di dalamnya digarap oleh pegiat desa wisata setempat. Sedangkan Rest Area, dikelola oleh Pemdes Serang.

“Kalau cuaca sedang cerah, senja di “Pinesan” sangat eksotis. Di sini disediakan beberapa bangku taman dari potongan kayu untuk menikmati pemandangan. Jadi bisa menyeruput kopi sambil menikmati langit yang mulai memerah,” jelasnya.

Apabila belum merasa puas, wisatawan juga bisa menjajal sejumlah wahana permainan di Serang Highland. Untuk yang gemar swafoto, pengelola menyediakan selfie deck berlatar Bukit Njelir dan taman bunga.

Bagi penggemar berkemah atau ingin melakukan aktivitas outbond training, di tempat ini juga disediakan area berkemah. Untuk permainannya terdapat outdoor billiard. Khusus bagi wisatawan yang ingin menguji adrenalin bisa mencoba wahana giant swing. Sensasi berayun di seutas tali setinggi 25 meter benar-benar mampu membuat perut mengencang seketika.

“Di Rest Area Lembah Asri banyak jajanan mulai dari mendoan hangat hingga bakso tersedia di warung-warung. Ada juga spot-spot selfie di sekitar rest area,” ujarnya.

Petualangan belum berakhir. Ketika sinar matahari belum terlihat, pemandu wisata akan diajak mendaki Bukit Njelir, menyusuri hutan pinus yang masih tertutup kabut. Dari atas bukit ini, puncak Gunung Slamet terlihat sangat jelas. Sementara di bagian timur, matahari menyapa perlahan hingga hangatnya mulai terasa.

Untuk menuju desa ini ada dua jalur pilihan. Bila dimulai dari Kota Purbalingga, wisatawan yang ingin berkunjung bisa naik bus umum atau angkutan kota menuju ke pertigaan Serayu Larangan di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyewa kendaraan mobil bak terbuka atau ‘kol coak’.

Selain itu, ada pula kendaraan pribadi trayek Selaganggeng-Serang yang disewakan dengan tarif Rp 10.000. Bila datang dari arah Pemalang, pengunjung dapat mengambil jalur Belik-Pratin-Serang.

Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, setiap tahun, warga menggelar Festival Gunung Slamet pada bulan Sura. Gelaran dengan ikon mengambil air dari Tuk Sikopyah ini selalu ramai pengunjung.

“Event ini media kami untuk mengenalkan potensi wisata dan budaya di Serang,” kata dia

Sumber : merdeka.com

Tanggal : 30 Oktober 2017

]]>
Berkunjung ke Tempat Selfie Asyik di Bukit Mertelu Purbalingga https://stg.eppid.perhutani.id/berkunjung-ke-tempat-selfie-asyik-di-bukit-mertelu-purbalingga/ Fri, 06 Oct 2017 01:16:40 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50049 DETIK.COM (5/10/2017) | Wisata alam Bukit Mertelu yang ada di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet, Purbalingga menjadi salah satu destinasi wisata baru yang menawarkan keindahan alamnya. Wisata alam yang baru dibuka pada 25 Juni lalu, sudah mendapatkan hingga 18.000 pengunjung dalam waktu satu bulan saat libur Lebaran lalu.

Bukit Mertelu berada di ketinggian 913 Mdpl dan berjarak sekitar 35 kilometer dari Kota Purbalingga. Lokasi ini menawarkan spot-spot untuk selfie dengan gaya wisata kekinian. Pemandangan di bukit Mertelu dapat dilihat 360 derajat atau dapat melihat sisi selatan, barat, utara dan timur. Bahkan Kota Purwokerto, Kota Purbalingga hingga Gunung Slamet dapat terlihat dari sini saat cuaca cerah.

“Yang ditawarkan view bisa melihat 360 derajat, barat, timur, utara sekatan kelihatan. Biasanya di tempat lain tidak bisa melihat 360 (derajat), di sini bisa kalau tidak kabut bisa lihat pagi sunrise, sore sunset bisa keliatan dari sini. View lain ada Gunung Slamet, ada kota Porwokerto kota Purbalingga,” kata Sugeng Utomo Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, Kamis (5/10/2017).

Menurut dia, bukit Mertelu saat ini masih dikelola secara lokal oleh masyarakat sekitar, LMDH dan Perhutani dengan spot wahana yang masih minim. Ada ayunan langit, anjungan, Pos pandang serta wahana lain untuk berfoto.

“Awalnya di sini cuma untuk tempat main, tempat camping, tapi karena pengunjung merasa terkenang dengan keindahan bukit Mertelu. Akhirnya masyarakat lokal sini berinisiatif untuk mengambangkan lagi agar ada pengunjung lebih banyak dan mereka merasa nyaman,” ujarnya.

Untuk menuju ke bukit Mertelu, para pengunjung harus berjalan menaiki bukit sekitar 15 menit perjalanan. Selama berjalan menuju bukit Mertelu, pengelola sudah memberikan spot untuk beristirahat dan terus memperbaiki jalan menuju bukit dengan memasang pembatas. Pengunjung harus berjalan di antara jurang dengan pemandangan alam yang sangat indah.

“Di sini masih bersifat rintisan, jadi dari segi wahana belum begitu banyak, masih butuh masukan kritik saran dari pengunjung. Untuk pengelolaannya sendiri, masih bersifat lokal, mash butuh pembelajaran SDM mengenai kepariwisataan,” ucapnya.

Dia menjelaskan jika jumlah kunjungan saat musim hujan sangat menurun, setidaknya dalam sebulan terakhir jumlah kunjungan hanya berkisar sekitar 4.000 orang, dari biasanya yang mencapai 7.000 orang dengan harga tiket masuk sebesar Rp 5.000.

“Pas Lebaran itu dalam waktu 15 hari sudah mencapai 13.000 orang dan setelah di rekap dalam sebulan mencapai 18.000 orang. Rata rata pengunjung lokal dan ada juga yang dari Bandung, Bogor, mungkin karena sempat viral juga, ” ujarnya.

Sumber : detik.com

Tanggal : 5 Oktober 2017

]]>
Indahnya Curug Jenggala di Banyumas https://stg.eppid.perhutani.id/indahnya-curug-jenggala-di-banyumas/ Sun, 17 Sep 2017 14:05:07 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49623 HARIANPOST.CO.ID (17/09/17) | Di daerah Banyumas, Jawa Tengah, destinasi wisata yang populer adalah Baturaden. Namun siapa sangka, ternyata masih di wilayah yang sama terdapat salah satu lokasi wisata yang viral beberapa waktu yang lalu, yakni Curug Jenggala.

Berada di dusun Kalipagu, desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, lokasi curug ini masih dalam lahan milik Perhutani KPH Banyumas Timur. Awalnya lokasi wisata air terjun ini dinamakan dengan curug Tempuan karena curug tersebut merupakan pertemuan dari beberapa sungai.

Yang pain populer dari curug ini adalah adanya sebuah deck kayu yang berbentuk hati berada repat didepan air terjun tersebut. Lokasi ini menjadi spot favorit bagi para pengunjung untuk mengambil gambar dan diunggah di media sosial. Pemandangan disini juga masih sangat alami dengan pepohonan yang hijau dan rindang. Yang unik, disini terdapat 3 air terjun yang berjejer dan melebar.

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, fasilitas umum disini sudah cukup memadai dan membuat pengunjung semakin nyaman.

Sumber: harianpost.co.id
Tanggal: 17 September 2017

]]>
Berburu Sinar Matahari di Bukit-bukit Eksotis di Banyumas https://stg.eppid.perhutani.id/berburu-sinar-matahari-di-bukit-bukit-eksotis-di-banyumas/ Tue, 05 Sep 2017 04:05:16 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49401 MERDEKA.COM (4/9/2017) | Wilayahnya yang berada di selatan Gunung Slamet dan dibelah oleh Sungai Serayu membuat Kabupaten Banyumas dikenal dengan keindahan alamnya. Topografi alam seperti hutan, perbukitan, ngarai, lembah, sungai menjadi dinding pembatas yang menakjubkan.

Sebagai daerah wisata, Banyumas ternyata tidak hanya memiliki objek wisata Baturraden saja. Nah, dari hasil penjelajahan baru-baru ini, ternyata kabupaten ini memiliki sejumlah lokasi favorit untuk menikmati pemandangan alam, terutama bagi para pemburu sunrise dan sunset.

Lokasi pertama yang cukup populer yakni Bukit Tranggulasih di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng. Letaknya hanya sekitar satu jam 30 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor, ke arah barat Lokawisata Baturraden.

Bagi para pelancong, bukit di kawasan seluas 6,7 hektare tersebut sangat indah ketika sore dan pagi hari. Pada malam, dari area puncak akan terlihat panorama kota Purwokerto di kejauhan. Alam pegunungan dan kota Purwokerto di bawahnya akan terlihat indah saat diabadikan.

Di beberapa titik, wisatawan bisa berfoto dengan panorama menawan. Di tempat ini juga disediakan area untuk berfoto selfie dan berkemah.

“Pengunjung yang datang rata-rata nge-camp. Mereka ingin menikmati pemandangan pada malam hari dan juga saat matahari terbit,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Windujaya Waryo.

Awalnya, bukit ini hanyalah sebuah lahan terbuka milik warga setempat yang ditanami kopi. Setelah foto-foto lanskapnya tersebar di media sosial, masyarakat membentuk kelompok sadar wisata untuk mengelola tempat ini sebagai kawasan wisata.

Lokasi kedua, yakni Bukit Badar di Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen. Bukit yang juga dikenal dengan nama Watu Meja ini dikelola oleh KPH Banyumas Timur dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Objek wisata ini cukup mudah dituju dengan kendaraan pribadi.

Dari arah pasar Patikraja, pelancong bisa menuju ke arah selatan di Kecamatan Kebasen. Setelah memarkirkan kendaraan di areal parkir Desa Tumiyang, pengunjung harus berjalan kaki sekitar 30 menit untuk mencapai puncak bukit yang dikenal dengan nama Watu Meja ini.

Di punggung bukit terdapat sebuah batu seukuran meja makan. Panorama jembatan kereta api, perbukitan, sawah, lembah dan kelokan aliran Sungai Serayu menjadi tawaran menarik untuk memanjakan mata.

“Bukit Badar atau Watu Meja ini kami kelola dengan konsep memberdayakan masyarakat di sekitar hutan. Jadi mereka juga bisa merasakan manfaat ekonominya, tidak hanya dari pendapatan karcis masuk, tapi juga warung dan aktivitas lainnya,” ujar Junior Manager Bisnis, Perhutani KPH Banyumas Timur, Sugito.

Sumber : merdeka.com

Tanggal : 4 September 2017

 

]]>
Cari Tempat Selfie yang Indah di Purbalingga? Datang ke Bukit Mertelu Saja https://stg.eppid.perhutani.id/cari-tempat-selfie-yang-indah-di-purbalingga-datang-ke-bukit-mertelu-saja/ Thu, 13 Jul 2017 01:15:21 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48152 JPNN.COM (12/7/2017) | Demam menggabungkan keindahan alam dengan fenomena kekinian untuk menggejot sektor pariwisata menjalar ke Purbalingga, Jawa Tengah.

Saat ini, Purbalingga memiliki wisata alam Bukit Mertelu yang terletak di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet.

Untuk menuju Bukit Mertelu, travelista cukup masuk jalur arah Purbalingga. Setelah itu, belok kiri di pertigaan Selaganggeng menuju agrowisata Serang.

Nah, sebelum masuk desa wisata Serang di Pondok Nangka sudah ada petunjuk jalan ke Bukit Mertelu.

Sejak dibuka pada 25 Juni lalu, wisata alam Bukit Mertelu sudah menjadi buruan travelista.

Panorama yang indah dan instagramable membuat Bukit Mertelu tak pernah sepi pengujung. Saat weekend, jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari seribu per hari.

Selama libur Lebaran lalu, lebih dari sepuluh ribu wisatawan menikmati keindahan Bukit Mertelu.

Kepala Desa Sangkanayu Ali Nur Setiawan mengatakan, objek wisata Bukit Mertelu merupakan kerja sama antara Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Banyumas Timur dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Argo Mulasari.

“Dengan adanya objek wisata alam yang baru dibangun di Desa Sangkanayu menjadi salah satu bukti kegigihan warga Sangkanayu yang tergerak untuk memajukan desa melalui ekonomi kreatif. Selain itu, ekonomi warga di sekitar Bukit Mertelu bisa meningkat,” terang Ali pekan lalu.

Meski merupakan objek wisata baru, Bukit Mertelu sudah memiliki fasilitas pendukung yang cukup baik. Misalnya, toilet umum yang bersih, area parkir, dan musala.

Sementara itu, Ketua Pengelola Wisata Bukit Mertelu Hardiyano tidak menyangka destinasi di desanya mendapat sambutan hangat dari wisatawan.

“Pengembangannya masih dalam tahap rintisan dan kami tidak menyangka pengunjung sampai banyak,” ujar Hardiyano.

Lantas, apa keistimewaan Bukit Mertelu sehingga menjadi incaran travelista?

Wisatawan bisa menikmati panorama Kota Purbalingga dari ketinggian di gardu pandang yang disediakan pengelola.

Tak hanya itu, wisatawan juga bisa ber-selfie sepuasnya dengan latar belakang yang aduhai.

Salah satu spot selfie terbaik berbentuk sarang burung seperti yang ada di Bukit Jomblo, Tulungagung, Jawa Timur.

Bagi yang ingin beristirahat bisa meluruskan badan di gazebo-gazebo unik yang ada di sana.

Travelista juga bisa merasakan sensasi menikmati ayunan langit di tempat itu.

Tren menggabungkan keindahan alam dan fenomena kekinian di Bukit Mertelu mirip dengan beberapa destinasi daerah lain.

Misalnya, wisata alam Kaliburu di Kulon Progo, Coban Rais (Malang), dan The Lodge Maribaya (Bandung).

Melihat kunjungan yang luar biasa, Hardiyano mengaku akan memperbaiki wisata Bukit Mertelu.

“Kami akan bentuk Pokdarwis (kelompok sadar wisata) dan membuat perencanaan yang matang untuk pengembangan Bukit Mertelu. Jalan menuju ke puncak akan diperbaiki, penanaman pohon jambu biji akan disegerakan, penataan wahana foto, dan camping ground yang memperhatikan safety procedur,” kata Hardiyano.

Sementara itu, perwakilan Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Sugeng Utomo mengatakan, sebelumnya pihaknya mengandalkan penghasilan dari getah dan penebangan.

“Saat ini, mulai pengembangan untuk jasa lingkungan. Pengembangan jasa lingkungan yang melibatkan masyarakat sekitar mendatangkan manfaat yang lebih besar,” kata Sugeng.

Sumber : jpnn.com

Tanggal : 12 Juli 2017

]]>
Batu Meja yang Unik dari Banyumas https://stg.eppid.perhutani.id/batu-meja-yang-unik-dari-banyumas/ Wed, 12 Jul 2017 09:54:56 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48155 DETIK.COM (12/7/2017) | Jalan-jalan ke Bukit Watu Meja di Banyumas, ada batu unik yang berbentuk seperti meja. Pemandangan di sekitarnya juga cantik buat foto-foto.

Bukit Watu Meja berada di Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah. Untuk mencapai area bukit ini, pengunjung dapat menggunakan sepeda motor sampai ke area pintu masuk. Namun, apabila pengunjung ingin menikmati suasana hutan pinus yang meneduhkan, untuk mencapai ke sana bisa trekking selama 20 menit dari area parkiran.

Bukit Watu Meja merupakan kawasan Perhutani KPH Banyumas Timur. Untuk masuk ke area Watu Meja, cukup membayar Rp 6.000 saja (harga libur Lebaran). Di area Watu Meja, terdapat camping ground area, spotting area, papan untuk swafoto, ayunan, warung-warung, dan batu-batu yang berserakan. Salah satu yang unik batu yang letaknya paling ujung berbentuk seperti meja.

Batu ini berada di atas batuan yang menjorok ke jurang. Pada bagian bawahnya yang berbentuk melancip seolah menopang bagian atasnya yang rata dan melebar.

Keindahan alam di Bukit Watu Meja adalah pesona lanskap Banyumas yang sangat alami. Sungai Serayu meliuk-liuk di antara apitan perbukitan. Airnya tenang berwarna kecoklatan mengkilat karena sorotan matahari.

Persawahan hijau hampir menguning di bibir aliran sungai. Jalan raya dan rel kereta api melintasi di sisinya. Sesekali suara kereta api terdengar hingar di atas sana. Apabila cuaca sedang mendukung, tampak pula Gunung Slamet di sebelah utara. Oh, indahnya kampung halaman, benar-benar memesona.

Sumber : detik.com

Tanggal : 12 Juli 2017

]]>
Antre Hanya Untuk Selfie https://stg.eppid.perhutani.id/antre-hanya-untuk-selfie/ Wed, 05 Jul 2017 03:38:22 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47978 RADARPEKALONGAN (4/7/2017) | Wisata Alam Bukit Mertelu yang baru dibuka 25 Juni, sudah mendapatkan jumlah pengunjung yang fantastis untuk destinasi wisata rintisan.
Selama libur lebaran, jumlah pengunjung mencapai 10.456 lebih. Bahkan pada hari Sabtu dan Minggu, lebih dari 1.000 pengunjung per hari.
Kepala Desa Sangkanayu, Ali Nur Setiawan mengatakan, objek wisata di desanya belum lama dikembangakan. Pengembangan Bukite Mertelu merupakan kerjasama anata Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur dengan LMDH Argro Mulasari Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet.
“Dengan adanya objek wisata alam yang baru dibangun di Desa Sangkanayu, menjadi salah satu bukti kegigihan warga Sangkanayu yang tergerak untuk memajukan Desa melalui ekonomi kreatif. Selain itu, ekonomi warga di sekitar Bukit Mertelu bisa meningkat,” terangnya.
Meski baru pertama kali mengelola objek wisata, LMDH berusaha menyediakan fasilitas pendukung dengan baik. Yakni penyediaan WC umum, parkir, dan musala di sekitar lokasi parkir kendaraan.
Ketua Pengelola Wisata Bukit Mertelu, Hardiyano menuturkan, tidak menyangka destinasi di desanya bisa mendapatkan kunjungan dengan jumlah fantastis. Sebelumnya untuk menyediakan tiket masuk sebanyak 2.000, mereka merasa ragu.
“Sebelumnya, kami meminta maaf kepada pengunjung jika pelayananan selama libur lebaran kurang memuaskan. Sebab, pengembangannya masikh dalam tahap rintisan dan kami tidak menyangka pengunjung sampai banyak,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengunjung sampai antre untuk berfoto di ayunan, anjungan, pos pandang, dan wahana foto yang lain di puncak Bukit Mertelu.
“Kami akan bentuk Pokdarwis dan membuat perencanaan yang matang untuk pengembangan BUkit Mertelu. Jalan menuju ke puncak akan diperbaiki, penanaman pohon jambu biji akan disegerakan. Selain itu juga dibangun toilet dan musala serta penataan wahana foto dan camping ground yang memperhatikan safety prosedur,” katanya.
Sementara itu, dari pihak Perum Perhutani KPH Banyumas Timur Sugeng Utomo mengungkapkan, KPH Banyumas Timur tengah mengembangkan program sosial yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Seperti pengembangan wisata Bukit Mertelu yang spenuhnya merupakan wilayah Perum Perhutani. “Bukit Mertelu terletak di petak 42 M dengan luas area sekitar 7,5 hektar. Jika sebelumnya Perum Perhutani menyandarkan penghasilan dari getah dan tebangan, saat ini mulai pengembangan untuk jasa lingkungan. Selain itu, pengembangan jasa lingkungan yang melibatkan masyarakat sekitar mendatangkan manfaat yang lebih besar. Saat ini, pengelolaaan wisata KPH Banyumas Timur sekitar 17 Destinasi wisata dari Banjarnegara, Cilacap, Banyumas, sampai Purbalingga,” ungkapnya.

Sumber : radarpekalongan.com

Tanggal : 4 Juli 2017

]]>
Curug Aul, Tempat Hits Untuk Foto-Foto https://stg.eppid.perhutani.id/curug-aul-tempat-hits-foto-foto/ Tue, 08 Nov 2016 02:02:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41913 curugBERITAJATENG.NET (7/11/2016) | Pegiat wisata di Desa Tanalum yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Argo Lestari, kini tengah menyiapkan sebuah tempat untuk selfi atau swafoto di curug Aul. Curug setinggi 45 meter ini memiliki keindahan alam yang bagus, hanya saja belum dikelola optimal karena terbentur infrastruktur yang kurang memadai.
Tempat selfi ini untuk memberi kemudahan bagi wisatawan yang cenderung ingin berfoto-foto dengan latar belakang curug yang indah.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan,curug Aul merupakan sumber mata air pertama yang mengaliri sungai Aul. Sungai ini memang tergolong kecil, namun dimanfaatkan oleh warga untuk sumber air bersih dan pertanian.
“Curug ini berada di areal lahan milik Perhutani, oleh karenanya pengelolaannya tetap harus seijin Perum Perhutani dalam hal ini menjadi wewenang Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur. Dari pihak Perhutani ternyata sangat mendukung, dan ketika disampaikan keinginan Pokdarwis untuk membuat tempat berfoto-foto, pihak Perhutani langsung memberikan dukungan dana,” kata Prayitno, Senin (7/11).
Dikatakan Prayitno, pekan lalu rombongan Administratur KPH Banyumas Timur dan BKPH (Bagian Kesatuan Pemangku Hutan) Gunung Slamet Timur melakukan kunjungan kerja ke Desa Tanalum. Kunjungan ini sebagai tindaklanjut pembicaraan berkaitan dengan pengelolaan curug yang berada di areal milik Perhutani. Setelah meninjau lokasi, ternyata KPH Banyumas Timur sangat mendukung pengelolaan curug oleh masyarakat setempat. Dan akhirnya curug Aul mula digarap dengan sistem bagi hasil.
“Perjanjian kerjasama memang belum ditandatangani, namun secara lisan KPH Banyumas Timur sudah menyatakan mendukung dan bahkan sudah memberikan bantuan dana untuk pembuatan tempat selfi serta penataan lokasi di sekitar curug. Penataan tidak diperbolehkan merusak hutan dengan menebang pohon atau merusak dengan cara lainnya,” kata Prayitno.
Dengan lampu hijau dari Perum Perhutani untuk mengelola curug Aul, warga Dukuh Pucung Rumbak Desa Tanalum yang paling dekat dengan curug Aul kini semakin bersemangat. Mereka mulai menata jalan sepanjang 800 meter yang rusak parah dengan menggunakan semen secara swadaya.
“Untuk menuju curug Aul dari pemukiman penduduk terakhir berjarak sekitar 800 meter, nantinya untuk pengendara sepeda motor bisa sampai ke lokasi dekat curug, namun untuk wisatawan yang menggunakan mobil hanya bisa memarkir kendaraan di lapangan Pucung Rumbak, dan berjalan kaki sekitar 800 meter,” kata Prayitno.
Sementara itu Ketua Pokdarwis Argo Lestari, Fatah mengatakan, setelah pembuatan tempat selfi selesai beserta penataannya, rencananya pengunjung dikenai tiket masuk Rp 5.000,-. Tiket ini termasuk asuransi, dan sisanya dibagi antara pengelola dengan Perhutani yang dituangkan dalam kerjasama.
“Dari sejumlah curug yang ada di Desa Tanalum, yang dikelola kerjasama dengan Perhutani yakni curug Aul karena, lokasi curug di lahan milik Perhutani, sedang beberapa curug lainnya, kepemilikan lahan ada yang milik warga dan tanah kas desa, serta sebagian Perhutani,” kata Fatah.
Fatah menambahkan, sejumlah curug yang dibenahi Pokdarwis Argo Lestari antara lain curug Nagasari, curug Gogor, curug Kali Karang, curug Lempeng, curug Buret, curug Silawe, curug Kembar, curug Banyu Banger dan terakhir curug Aul yang bekerjasama dengan Perhutani.
Curug yang tertinggi di Tanalum yakni curug Nagasari yang mencapai 102 meter, kemudian curug Aul setinggi 45 meter, curug Gogor sekitar 35 meter. Sebelum mencapai curug Gogor yang berada di Dukuh Buret Sawangan, ada dua curug lain yakni curug Kembar dan satunya lagi sebuah curug yang belum diberi nama. Dua curug itu seperti anak dari curug Gogor.
Pesona curug Gogor mulai dibenahi pada bulan Juni 2016 lalu. Warga setempat bekerja bakti membuat jalan setapak menuju lokasi curug. Semula jalan setapak sempat dibuat, namun terkena banjir bandang sehingga jalur jalan berubah lagi. Untuk mencapai curug Gogordari lokasi parkiran hanya sekitar 500 meter. Jalurnya melewati perkambungan, sungai kecil yang jernih.
“Wisatawan yang datang ke curug Gogor biasanya melakukan repling (rappeling) dan canyoning. Karena lokasinya yang tidak terlalu tinggi dan kondisi tebing yang memungkinkan. Berbeda dengan di curug Nagasari yang lumayan tinggi dan kondisinya cukup ekstrem jika dipakai oleh pemula untuk repling,” kata Fatah.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : beritajateng.net

]]>