KPH Blora – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 23 Nov 2018 00:50:41 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Blora – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Tiga KPH Di Blora Tanam JPP & Rimba 1,250 juta Places https://stg.eppid.perhutani.id/tiga-kph-di-blora-tanam-jpp-rimba-1250-juta-places/ https://stg.eppid.perhutani.id/tiga-kph-di-blora-tanam-jpp-rimba-1250-juta-places/#respond Fri, 23 Nov 2018 00:50:41 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=69130 SUARABARU.ID (22/11/2018) | Musim Tanam 2018-2019, tiga Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di Blora, masing-masing KPH Randublatung, KPH Blora, dan KPH Cepu pada memproyeksikan menaman jati dan rimba campur seluas 2.543,55 hektar.

Lahan bartu itu, akan ditanam jenis jati plus Perhutani (JPP), dan tanaman rimba campur mencapai 1.250.000 plances (pucuk) lebih, dengan luasan lahan di masing-masing KPH berbeda.

“Saat ini kami sudah mulai menanam, pelaksanaanya sampai 2019 depan dengan luas 932,3 hektar,” jelas Administratur KPH Randublatung, Hilalludin, Kamis (22/11).

Tanaman seluas itu, lanjutnya, berupa penamanan produktif bagian dari lahan atau tanah kosong (TK) di KPH Randubaltung saat ini masih sekitar 1.005 hektar, dari total luas hutan 32.438 hektar.

Sementara untuk KPH Cepu, menurut Administratur KPH setempat, Dadhut Sujanto, proyeksi tanaman produktif musim tanam 2018-2019 seluas 1.104,85 hektar dengan jenis tanaman JPP dan rimba campuran.

Di KPH Cepu, saat ini terdapat lahan tanah kosong mencapai 2.095,05 hektar dari luas keseluruhan kawasan hutan 33.017,24 hektar, dan kedepan akan terus berkurang.

“Terdapat TK seluas 2.095,05 hektar di KPH Cepu, bertahap akan ditanami JPP dan pohon rimba,” jelas Dadhut Sujanto.

Libatkan LMDH

Di KPH Blora, menurut Administraturnya, Afwandi, sudah menyiapkan penamaan musim tanam 2018-2019 seluas 506, 4 hektar yang dilaksanakan titik-titik kawasan hutan yang luas totalnya mencapai 15.104,9 hektar.

“Sudah turun hujan beberapa kali, penanaman sudah berjalan sampai musim tanam 2019 nanti,” paparnya.

Afwandi menambahkan, lahan tanaman sudah disiapkan jauh-jauh hari, proses penanaman melibatkan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang berada di sekitar kawasan hutan masing-masing.

Tanaman baru tiga KPH di wilayah Blora tersebut, belum termasuk tanaman baru di KPH Mantingan, Ngawi dan Kebonharjo yang lahan kawasan hutannya sebagian masuk di teritorilal Kabupaten Blora.

Perlu diketahui, tiga KPH lagi (Mantingan, Kebonharjo, Ngawi) meski manajemen dan kantornya berada di Jawa Timur, namun sebagain lahan hutannya berada di wilayah Kabupaten Blora.

Terkait luasan tanaman, masing-masing KPH dihitung berdasar pada perhitungan keterbukaan lahan kawasan hutan setelah tebangan habis jati tua, dan di setiap KPH luas tanaman baru dibuat tidak sama.

Plances (pucuk/bibit) tanaman jati yang ditanam, semuanya sudah berkayu, tujuan bibit jati yang ditanam berdaya tahan kuat terhadap kondisi iklim, dan tanah hutan.

Sumber : suarabaru.id

Tanggal : 22 November 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/tiga-kph-di-blora-tanam-jpp-rimba-1250-juta-places/feed/ 0
Petani Penggarap Lahan Perhutani Blora Tanam Kedelai https://stg.eppid.perhutani.id/petani-penggarap-lahan-perhutani-blora-tanam-kedelai/ https://stg.eppid.perhutani.id/petani-penggarap-lahan-perhutani-blora-tanam-kedelai/#respond Fri, 16 Nov 2018 04:15:25 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=69103 INFOPUBLIK.ID (16/11/2018) | Petani penggarap lahan persil Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora di desa Jetakwanger, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah mempersiapkan lahan dan menanam bibit kedelai memasuki musim penghujan.

Dibawah pimpinan Sertu (Purn) Widodo, petani dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Rahayu, kini mengembangkan tanaman kedelai varietas Anjasmoro.

Tanam perdana kedelai melibatkan sejumlah pihak. Di antaranya personil Koramil dan Polsek Ngawen, Dinas Kehutanan, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian UPTD Ngawen.

Waka ADM Perhutani KPH Blora, Anthonie ketika dikonfirmasi membenarkan LMDH Wana Rahayu di Desa Jetakwanger tengah memanfaatkan lahan persil Perhutani untuk pengembangan tanaman kedelai Anjasmoro.

”Memang benar, kami juga melakukan pembinaan, harapannya apa yang dihasilkan nanti bisa ikut berperan dalam ketahanan pangan,” ungkapnya, di Blora, Jumat (9/11/2018).

Mantan Babinsa Sertu (Purn) Widodo yang menjadi pendorong pengembangan kedelai Anjasmoro tersebut.

Setelah purna tugas dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 0721/Blora, bagi Widodo bukan berarti tidak lagi berbuat sesuatu untuk ikut membantu mensukseskan program pemerintah.

Bahkan, sudah diprogramkan semasa masih dinas, pensiun dari TNI lantas tergabung pada sebuah lembaga masyarakat yang bergerak di bidang pertanian, dengan tujuan bisa meneruskan pengabdiannya di tengah-tengah masyarakat.

Karena perannya cukup handal di masyarakat sewaktu masih menjadi Babinsa, Widodo didaulat untuk menjadi Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Rahayu Desa Jetakwanger Kecamatan Ngawen, Blora.

Memilih tanaman kedelai, menurut Sertu (Purn) Widodo, selama ini kedelai merupakan salah satu komoditas strategis dan menjadi prioritas pemerintah dalam swasembada pangan, selain padi dan jagung.

Sebagai Ketua LMDH dirinya merasa tidak asing lagi terjun dalam hal pertanian. Sebab, selama menjadi Babinsa, dalam menjalankan tugas sehari-hari selalu turun ke lapangan bersama petani guna membantu program pemerintah dalam upaya khusus meningkatkan swasembada pangan nasional.

Berbekal pengalaman tersebut, Widodo tidak menyia-nyiakan kesempatan dituakan di sebuah LMDH, yakni memanfaatkan lahan produktif milik Perhutani yang cukup luas dan dipandang tepat untuk mengembangakan komoditas kedelai.

”Ini juga merupakan salah satu bentuk pengabdian saya setelah pensiun, yakni dapat membantu menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai untuk menyukseskan swasembada pangan yang berkelanjutan. Khususnya bisa berperan bagi petani yang selama ini menggarap lahan di wilayah pemangkuan hutan,” ujar Widodo.

Dari berbagai literatur, kedelai Anjasmoro dilepas 22 Oktober 2001 dengan SK Mentan : 537/Kpts/TP.240/10/2001. Daya hasil antara 2,03 –2 ,25 Ton/ha. Kandungan protein : 41,8 –42,1 %, kandungan lemak antara 17, 2– 18,6%. Jenis tanaman ini tahan rebah, moderat terhadap karat daun, sementara itu polong tidak mudah pecah.

Sumber : infopublik.id

Tanggal : 16 November 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/petani-penggarap-lahan-perhutani-blora-tanam-kedelai/feed/ 0
KPH Blora Bantu Pasang Listrik, Sumur Bor, dan Bedah Rumah https://stg.eppid.perhutani.id/kph-blora-bantu-pasang-listrik-sumur-bor-dan-bedah-rumah/ https://stg.eppid.perhutani.id/kph-blora-bantu-pasang-listrik-sumur-bor-dan-bedah-rumah/#respond Thu, 01 Nov 2018 01:25:19 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=68165 WAWASAN.CO (01/11/2018) | Warga Kalijalin, Desa Wotbakah, Kecamatan Japah, Blora, menyatakan kebanggannya dengan bantuan pemasangan sambungan listrik gratis dari Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora.

Program Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Hadir Untuk Negeri (BHUN) 2018, pada tahap pertama ini menyasar 10 kepala keluarga (KK), sehingga warga yang rumahnya di kawasan hutan jati kini berlistrik.

“Selain pemasangan sambungan listrik, BUMN BHUN juga melakukan bedah rumah, dan pembuatan sumur bor,” Administratur Perhutani KPH Blora, Afwandi melalui Wakil Administratur, Anthonie A. Tandayu, Rabu (31/10).

Program BHUN 2018, lanjut Anthonie, dalam pelaksanaannya bertujuan untuk ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan sarana, dan prasana kehidupan yang ada disekitar unit kerja masing masing.

Anthonie menambahkan, program BHUN dari empat BUMN itu, khusus Perhutani KPH Blora tidak hanya dimanfaatkan untuk pamasangan listrik baru, tapi juga bedah rumah, dan pembuatan dua sumur bor beserta instalasinya.

Sulit Air

Bantuan pembuatan dua unit sumur bor itu, masing-masing di berada di Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo dan Desa Gondorio, Kecamatan Todanan, Blora. “Selama ini kami pantau, dua desa itu warganya banyak yang kesulitan mencari air bersih,” jelas Wakil Administratur Anthonie A. Tandayu.

Sedangkan bedah rumah, dilaksanakan pada keluarga yang rumahnya masih tampak sangat sederhana, yakni di Desa Gondorio, Kecamatan Todanan, Blora.

Menurut Anthonie, program BHUN 2018 ini digelar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan Perhutani, dan melakukan kerja sama kemitraan dengan sistim pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM).

PHBM, lanjutnya, saat ini dipandang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, selain itu Perhutani berperan aktif ikut meningkatkan perekonomian mikro pedesaan melalui progran kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). “Pembinaan, bantuan dan pinjaman PKBL, tujuan agar pelaku usaha kecil dan menengah bisa berdaya saing, dan daya usaha yang lebih kuat,” jelasnya.

 
Sumber : wawasan.co
Tanggal : 1 November 2018
 

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/kph-blora-bantu-pasang-listrik-sumur-bor-dan-bedah-rumah/feed/ 0
Gua Terawang, Wisata Bawah Tanah yang Miliki Cahaya Eksotis di Blora https://stg.eppid.perhutani.id/gua-terawang-wisata-bawah-tanah-yang-miliki-cahaya-eksotis-di-blora/ https://stg.eppid.perhutani.id/gua-terawang-wisata-bawah-tanah-yang-miliki-cahaya-eksotis-di-blora/#respond Thu, 18 Oct 2018 01:28:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=67220 INEWS.ID (17/10/2018) | Berwisata menjelajahi Blora, Jawa Tengah, belum lengkap tanpa mengunjungi tempat-tempat eksotis. Gua Terawang menjadi salah satu destinasi wisata menarik untuk dieksplor ketika berada di Blora.

Wisata gua memang berbeda ketika Anda harus berwisata ke pantai. Anda dapat mengagumi keindahan formasi batuan stalagtit dan stalagmitnya. Tersembunyi di bawah tanah, Gua Terawang akan tampak memesona ketika cahaya matahari menerobos masuk ke celah mulut gua.

“Selamat Malam Jawa Tengah! Gua yang lagi ngehits di Blora nih. Yang dari Blora atau pernah ke sana, biasanya jalan ke mana saja?,” tulis Instagram @wisatasemarang dikutip Rabu (17/10/2018).

Berada di tengah hutan jati, gua ini memiliki keunikan tersendiri. Lubang-lubang bebatuan kapur yang terdapat di dalam gua dapat menghantarkan siluet indah dari matahari bak cahaya surga yang tersembunyi.

Gua Terawang memiliki luas 13 hektare dan tercatat sebagai gua terbesar di Jawa Tengah. Di sekitar gua juga terdapat satu gua induk berukuran besar.

Selain itu juga terdapat lima gua kecil lain yang memiliki pesonanya tersendiri. Karena memiliki keindahan menakjubkan dan sering dijadikan spot wisata Instagramable, gua yang terletak di Desa Kedung Wungu ini menjadi objek wisata unggulan di Blora.

Berdasarkan ahli geologi, Gua Terawang terbentuk karena adanya endapan batu kapur yang berumur 10 jutaan tahun lamanya. Lokasinya berada di tengah-tengah hutan jati milik Perhutani KPH Blora, membuat suasana di sini menyejukkan. Bagaimana, apa Anda tertarik mengeksplor Gua Terawang yang menakjubkan ini?

Sumber : iNews.id

Tanggal : 17 Oktober 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/gua-terawang-wisata-bawah-tanah-yang-miliki-cahaya-eksotis-di-blora/feed/ 0
Butuh Waktu 70 Hari, Panen Kedelai di Lahan Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/butuh-waktu-70-hari-panen-kedelai-di-lahan-hutan/ Thu, 26 Apr 2018 09:10:52 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54688 SUARAMERDEKA.COM (25/4/2018) | Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), memilih Kabupaten Blora menjadi percontohan pengembangan kedelai yang ditanam di bawah tegakan pohon jati. Mereka menyebut Pengembangan Teknologi Budi Daya Kedelai pada Lahan Naungan Jati (Budena Jati). Program tersebut dilaksanakan di kawasan hutan jati Perhutani RPH Gendongan, BKPH Ngapus, KPH Blora, kemarin.

Budena Jati ditanam di lahan seluas 41,4 hektare, tersebar di petak 53, 54,55 dan 57 yang secara administratif masuk wilayah Desa Bogem dan Desa Tlogowungu, Kecamatan Japah. Lahan hutan yang biasanya ditanami jagung pada sela tegakan, kini dicoba untuk ditanami kedelai. Hasilnya setelah ditanam pada awal Februari lalu, dan berlangsung 70 hari lamanya, tanaman kedelai itu pun dipanen, kemarin.

Panen perdana diikuti oleh Wakil Bupati (Wabup), Arief Rohman, Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Agus Wahyana Anggara, Kepala Balitkabi, Joko Susilo Utomo, dan Administratur Perhutani KPH Blora, Rukman Supriyatna, serta Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora, Supoyo.

Kepala Balitkabi, Joko Susilo Utomo menjelaskan, pengembangan teknologi Budena Jati di hutan BKPH Ngapus, merupakan tahapan awal yang nantinya akan dijadikan percontohan untuk perluasan di lahan hutan jati lainnya. ‘’Kita ketahui bersama, hingga saat ini Indonesia masih impor kedelai, karena produksi kita masih rendah. Sehingga untuk mengembangkan tanaman kedelai ini, kita butuh lahan baru. Tidak mungkin berebut dengan lahan sawah yang rutin ditanami padi dan jagung,’’ tandasnya.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 25 April 2018

]]>
Balitkabi Kembangkan Tanam Kedelai di Lahan Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/balitkabi-kembangkan-tanam-kedelai-di-lahan-hutan/ Thu, 26 Apr 2018 03:43:21 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54686 SUARAMERDEKA.COM (25/4/2018) | Balitkabi mencoba teknologi pengembangan Budena Jati yang menyasar lahan hutan, khususnya di sela tegakan jati seperti yang dilakukan di Blora ini. Ada pun teknologi, benih, dan pendampingan dilakukan Balitkabi, lahannya dari Perhutani, dan dilaksanakan oleh petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Hal itu disampaikan Kepala Balitkabi, Joko Susilo Utomo.

‘’Alhamdulillah di Blora ini hasilnya bagus. Panen kedelai sebanyak dua ton per hektare dengan kualitas unggul,’’ ungkapnya.

Di lahan percontohan itu ditanam empat varietas unggul, yakni Dena-1 seluas 4,75 hektare, Dega-1 seluas 2 hektare, Anjasmoro 15,2 hektare dan Argomulyo 19,45 hektare. Administratur Perhutani KPH Blora, Rukman Supriyatna menuturkan, pihaknya bersedia menyediakan lahan guna perluasan pengembangan Budena Jati.

Sementara Wabup, Arief Rohman, mengapresiasi upaya Balitkabi serta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah memilih Blora sebagai lokasi penanaman kedelai melalui teknologi Budena Jati.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 25 April 2018

]]>
Balitkabi Pilih Blora jadi Percontohan Tanam Kedelai di Bawah Tegakan Jati https://stg.eppid.perhutani.id/balitkabi-pilih-blora-jadi-percontohan-tanam-kedelai-di-bawah-tegakan-jati/ Wed, 25 Apr 2018 08:29:53 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54649 SUARAMERDEKA.COM (25/4/2018) | Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) memilih Kabupaten Blora menjadi percontohan pengembangan kedelai yang ditanaman di bawah tegakan pohon jati.

Mereka menyebut Pengembangan Teknologi Budi Daya Kedelai pada Lahan Naungan Jati (Budena Jati). Program tersebut dilaksanakan di kawasan hutan jati Perhutani RPH Gendongan, BKPH Ngapus, KPH Blora, kemarin.

Budena Jati ditanam di lahan seluas 41,4 hektare, tersebar di petak 53, 54,55 dan 57 yang secara administratif masuk wilayah Desa Bogem dan Desa Tlogowungu, Kecamatan Japah. Lahan hutan yang biasanya ditanami jagung pada sela tegakan, kini dicoba untuk ditanami kedelai. Hasilnya setelah ditanam pada awal Februari lalu dan berlangsung 70 hari lamanya, tanaman kedelai itupun dipanen, kemarin.

Panen perdana diikuti oleh Wakil Bupati (Wabup) Arief Rohman, Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Agus Wahyana Anggara, Kepala Balitkabi, Joko Susilo Utomo, dan Administratur Perhutani KPH Blora Rukman Supriyatna serta Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora, Supoyo.

Kepala Balitkabi, Joko Susilo Utomo, menjelaskan, pengembangan teknologi Budena Jati di hutan BKPH Ngapus merupakan tahapan awal yang nantinya akan dijadikan percontohan untuk perluasan di lahan hutan jati lainnya.

‘’Kita ketahui bersama, hingga saat ini Indonesia masih impor kedelai karena produksi kita masih rendah, sehingga untuk mengembangkan tanaman kedelai ini kita butuh lahan baru. Tidak mungkin berebut dengan lahan sawah yang rutin ditanami padi dan jagung.’’

Panen Perdana

Balitkabi mencoba teknologi pengembangan Budena Jati yang menyasar lahan hutan, khususnya di sela tegakan jati seperti yang kita lakukan di Blora ini. Adapun teknologi, benih, dan pendampingan dilakukan Balitkabi, lahannya dari Perhutani, dan dilaksanakan oleh petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

‘’Alhamdulillah di Blora ini hasilnya bagus. Panen kedelai sebanyak dua ton per hektare dengan kualitas unggul,’’ ungkapnya. Di lahan percontohan itu ditanam empat varietas unggul, yakni Dena-1 seluas 4,75 hektare, Dega-1 seluas 2 hektare, Anjasmoro 15,2 hektare dan Argomulyo 19,45 hektare.

Administratur Perhutani KPH Blora, Rukman Supriyatna, menuturkan, pihaknya bersedia menyediakan lahan guna perluasan pengembangan Budena Jati.

Wabup Arief Rohman, mengapresiasi upaya Balitkabi serta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang telah memilih Blora sebagai lokasi penanaman kedelai melalui teknologi Budena Jati.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 25 April 2018

]]>
Blora Jadi Percontohan Pengembangan Kedelai di Bawah Naungan Pohon Jati https://stg.eppid.perhutani.id/blora-jadi-percontohan-pengembangan-kedelai-di-bawah-naungan-pohon-jati/ Wed, 25 Apr 2018 03:17:44 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54646 TRIBUNNEWS.COM (24/4/2018) | Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melaluixa0Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) melaksanakan Pengembangan Teknologi Budidaya Kedelai Pada Lahan Naungan Jati (Budena Jati) dan Kabupaten Blora dijadikan lokasi percontohannya. Bertempat di kawasan hutan jati Perhutani RPH Gendongan, BKPH Ngapus, KPH Blora, pengembangan Budena Jati ini ditanam di lahan seluas 41,4 hektare yang tersebar di petak 53, 54,55 dan 57.

Secara administratif masuk di wilayah Desa Bogem dan Desa Tlogowungu, Kecamatan Japah.

Hutan jati yang biasanya ditanam jagung pada sela tegakan, kini dicoba untuk ditanami kedelai. Hasilnya setelah ditanam pada awal bulan Februari lalu, dan berjalan hingga 70 hari lamanya, akhirnya pada hari Selasa (24/4/2018) mulai dilakukan panen perdana di petak 53.

Panen perdana diikuti oleh Wakil Bupati Blora, H.Arief Rohman M.Si; Kepala Puslitbang Tanaman Pangan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dr. Agus Wahyana Anggara, S.Si, M.Si; Kepala Balitkabi, Ir. Joko Susilo Utomo, MP.Ph.D; Administratur Perhutani KPH Blora Rukman Supriyatna, S.Hut; Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora, Supoyo, Kabag Humas dan Protokol, hariyanto, SIP, M.Si; serta jajaran Forkopimcam Japah.

Usai panen dilanjutkan dengan acara Temu Lapang Teknologi Pengembangan Budena Jati bersama seluruh petani yang tergabung dalam LMDH Jatisari Desa Tlogowungu. Kepala Balitkabi, Ir. Joko Susilo Utomo, MP.Ph.D dalam laporannya menerangkan bahwa pengembangan teknologi Budena Jati di hutan BKPH Ngapus ini merupakan tahapan awal yang nantinya akan dijadikan percontohan untuk perluasan di lahan hutan jati lainnya.nu201cKita ketahui bersama, hingga saat ini Indonesia masih banyak impor kedelai karena produksi kita masih rendah. Sehingga untuk mengembangkan tanaman kedelai ini kita butuh lahan baru. Tidak mungkin berebut dengan lahan sawah yang rutin ditanami padi dan jagung.

Sehingga kami dari Balitkabi mencoba teknologi pengembangan Budena Jati yang menyasar lahan hutan, khususnya di sela tegakan jati seperti yang kita lakukan di Blora ini,” ujar Ir. Joko Susilo Utomo, MP.Ph.D

Teknologi, benih, dan pendampingan dilakukan Balitkabi, lahannya dari Perhutani, dan dilaksanakan oleh petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Alhamdulillah di Blora ini hasilnya bagus. Meskipun ditanam di bawah tegakan jati, terbukti masih bisa menghasilkan kedelai sebanyak 2 ton per hektar dengan kualitas unggul. Yang kami tanam ada empat varietas unggul, yakni Dena-1 seluas4,75 hektare, Dega-1 seluas2 hektare, Anjasmoro 15,2 hektare dan Argomulyo 19,45 hektare,” lanjutnya.

Ia mengatakan, hasil panen ini akan dipakai untuk penanaman di lahan baru kembali guna mendukung program swasembada kedelai 2020 melalui penyediaan benih berkualitas. Dimana untuk tahun 2019 sendiri akan dilakukan perluasan areal tanam sebesar 2 juta hektar se Indonesia.

Administratur Perhutani KPH Blora, Rukman Supriyatna, S.Hut menyambut positif hasil yang diperoleh Balitkabi dalam melaksanakan teknologi pengembangan Budena Jati.

Ke depan ia bersedia untuk menyediakan lahan guna perluasan pengembangan Budena Jati.

“Pada prinsipnya kami sangat mendukung. Hutan harus produktif dan memberikan manfaat untuk masyarakat. Kalau hanya mengandalkan jati saja, hasilnya hanya bisa diambil puluhan tahun sekali ketika masa tebang.

Untuk menyiasati itulah kami dari Perhutani juga mulai mengembangkan hutan untuk agroforestri atau wanatani, serta wisata sehingga hutan bisa menghasilkan setiap bulannya. Budena Jati ini merupakan salah satu wujud agroforestri yang harus didukung,” ucapnya.

Menurutnya pihak Perhutani tidak akan menentukan target tanaman agroforestri apa yang harus ditanam. Pasalnya wilayah hutan di Kabupaten Blora memiliki kontur dan jenis tanah yang berbeda.

Sehingga LMDH bisa mengajukan untuk penanaman kedelai seperti Budena Jati, atau tanaman buah-buahan seperti durian di Tunjungan atau Matoa di Todanan.

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 24 April 2018

]]>
Dana Sharing Kayu Perhutani Rp 3,5 M https://stg.eppid.perhutani.id/dana-sharing-kayu-perhutani-rp-35-m/ Wed, 17 Jan 2018 04:14:24 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=52261 SUARAMERDEKA.COM (17/1/2018) | Perhutani dan enam kesatuan pemangkuan Hutan (KPH) di wilayah Blora memberikan dana sharing produksi kayu 2017 kepada 68 lembaga masyarakat desa hutan (LMDH).

Dana sharing bagi hasil hutan yang mencapai Rp 3,5 miliar tersebut secara simbolis diserahkan kepada pengurus LMDH di pendapa rumah dinas Bupati Blora, kemarin.

Hadir dalam acara itu pejabat Expert Perlindungan Sumber Daya Hutan (SDH) Perhutani Divre Jateng Weda Panji Hudaya dan Bupati Djoko Nugroho. Dana sharing produksi kayu tersebut berasal dari Perhutani KPH Blora sebesar Rp 212,715 juta diberikan kepada 21 LMDH.

Adapun dari Perhutani KPH Cepu sebesar Rp 844,32 juta diberikan kepada 17 LMDH, Perhutani KPH Randublatung sebesar Rp 2,003 miliar kepada 19 LMDH, Perhutani KPH Kebonharjo Rp 200,62 juta diberikan kepada satu LMDH di wilayah Blora dan Perhutani KPH Mantingan sebesar Rp 323,82 juta diserahkan kepada tiga LMDH.

Selain Perhutani KPH tersebut, akan diserahkan pula dana sharing dari Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, yaitu KPH Ngawi sebesar Rp 5,33 juta kepada 7 LMDH.

‘’Total LMDH yang menerima sharing produksi kayu dari Perhutani tersebut sebanyak 68 LMDH dengan jumlah total Rp 3,5 miliar,’’ ujar Administratur Perhutani KPH Blora Rukman Supriatna, kemarin.

Sektor Wisata

Selain sharing produksi kayu, Perhutani KPH Blora juga memberikan dana sharing dari sektor wisata kepada LMDH Tani Jati Mulya Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan sebesar Rp 3,68 juta. LMDH bersama Perhutani KPH Blora mengelola objek wisata Goa Terawang di Kecamatan Todanan.

Dalam rangkaian penyerahan dana sharing produksi kayu yang akan dihadiri Bupati Djoko Nugroho tersebut, menurut rencana akan diserahkan pula bantuan bibit dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Propinsi Jawa Tengah sebanyak 9.450 buah.

Bibit tersebut terdiri dari tanaman holtikultura jenis durian 4.000 buah, belimbing madu (900), jeruk pamelo (700), jambu citra (900), mangga (400), matoa (400), rambutan (400), jambu kristal (1.150) dan jeruk siam (600).

Bantuan tanaman holtikultura diberikan kepada beberapa LMDH yang ada di wilayah Blora yang tersebar di sejumlah lokasi, di antaranya di Kecamatan Tunjungan, Sambong, Todanan Bogorejo dan Randublatung.

‘’Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, Perhutani tidak bisa melakukan sendiri. Perlu kerja sama dengan banyak pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan menggerakkan semua lini,’’ tandas Rukman Supriyatna.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 17  Januari 2018

]]>
Rayakan Hari Kemerdekaan RI ke-72, Ratusan Warga Kibarkan Bendera Raksasa di Perut Bumi https://stg.eppid.perhutani.id/rayakan-hari-kemerdekaan-ri-ke-72-ratusan-warga-kibarkan-bendera-raksasa-di-perut-bumi/ Thu, 17 Aug 2017 13:18:48 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48939 KUMPARAN.COM (17/8/2017) | Memaknai hari Kemerdekaan dengan sesuatu yang unik memang selalu membuat kebanggaan tersendiri dan bisa semakin memupuk rasa nasionalisme bagi masyakarat Indonesia. Seperti halnya di Blora Jawa Tengah, ratusan orang pada Kamis (17/08/2017) laksanakan upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-72 di perut bumi.
Lokasi yang di pilih yaitu di goa bawah tanah, tepatnya di Goa Terawang Kecamatan Todanan, yang ditandai dengan pemasangan bendera merah putih raksasa yang dikibarkan di dinding goa dengan ketinggian 50 meter dari dasar goa.
ADM KPH Blora, Rukman Supriyatna mengatakan di hari Kemerdekaan ke-72 tahun ini menjadikan momen untuk memupuk rasa nasionalisme yang harus selalu dijaga di hati seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu untuk memupuk hal tersebut ratusan orang dari petugas perhutani, pramuka dan sejumlah atlet panjat tebing melakukan sebuah upacara unik di perut bumi.
“Jika pada umumnya upacara dilakukan di tanah lapang, kami memang mencoba hal lain yaitu dengan melakukan upacara unik di dalam goa,” jelas ADM KPH Blora Rukman Supriyatna pada (17/08/2017).
Menurutnya di pilihnya goa terawang sebagai tempat pelaksanaan upacara ini lantaran letak goa bawah tanah dengan terdiri dari 5 kolom goa dan mengambil momen sinar matahari yang masuk dalam goa.
“Hal ini untuk memberikan penyemangat bagi masyarakat agar selalu menjaga keutuhan NKRI,” imbuhnya.
Rukmana menambahkan, meski di dalam goa bawah tanah dengan hawa dingin yang menusuk, ratusan peserta upacara tetap khidmad menjalankan upacara. Dalam upacara tersebut juga dibentangkan bendera raksasa dengan ukuran 10 kali 6 meter di ketinggian 50 meter dari dasar goa. Dengan petugas pengibar bendera dari atlet-atlet Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Blora, yang menuruni tebing sambil membuka gulungan bendera yang dikibarkan.
“ Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar, persiapan hanya lima hari. Bendera ini nanti akan berkibar terus di dalam goa,” ujarnya.
Kepala Kesbangpol Kabupaten Blora, Nur Hidayat mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak Perhutani yang menyelengarakan upacara tersebut. Meski mengandung faktor risiko yang cukup tinggi dalam hal pengibaran bendera, karena berada di ketinggian goa, namun pengibaran bendera bisa berjalan dengan lancar.
“Saya kira ini upacara yang luar biasa, perlu perjuangan dan berisiko tinggi, namun alhmadulillah berjalan lancar.” ujarnya.
Nur Hidayat menambahkan, meskipun goa tersebut berlokasi di bawah tanah, upacara di perut bumi tersebut dimaksudkan selain menumbuhkan rasa nasionalisme di masyarakat, juga dimaksudkan untuk mempromosikan salah satu aset wisata milik Perhutani yakni Goa Terawang.
“Tentu dengan adanya pengibaran inijuga akan menjadikan daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke wahana wisata Goa Terawang,” terangnya
Sementara itu Krisbintoro, salah satu petugas pengibar bendera raksasa mengaku sudah ada persiapan sebelumnya dengan berbagai macam uji-coba teknik pengibaran. Meskipun agak mepet namun pengibaran berjalan lancar.
“ Memang ada kesulitan, tapi semua ini bisa kami atasi dengan adanya kerjasama antar petugas, yang selalu berkoordinasi baik saat gladi bersih mapun saat pelaksanaannya,” terangnya.
Usai upacara, para peserta menyempatkan diri untuk berfoto dengan background bendera raksasa. Rencananya bendera yang berkibar di dinding goa tersebut tidak akan pernah dilepas, kecuali mengalami kerusakan. Diharapkan dengan adanya bendera raksasa tersebut bisa menjadi pembangkit minat warga untuk berkunjung ke Goa Terawang sebagai destinasi wisata di Kabupaten Blora.

Sumber : kumparan.com

Tanggal : 17 Agustus 2017

]]>