KPH Bogor – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 20 Sep 2018 01:07:37 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Bogor – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Murah tapi Bisa Seru-seruan, Curug Leuwi Hejo Bogor Tujuannya https://stg.eppid.perhutani.id/murah-tapi-bisa-seru-seruan-curug-leuwi-hejo-bogor-tujuannya/ https://stg.eppid.perhutani.id/murah-tapi-bisa-seru-seruan-curug-leuwi-hejo-bogor-tujuannya/#respond Thu, 20 Sep 2018 01:07:37 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=65431 POJOKSATU.ID (19/09/2018) | Mungkin banyak diantara kalian yang belum mengetahui jika Curug Leuwi Hejo Bogor juga sering sekali disebut Curug Bengkok.

Ada juga yang mengatakan curug ini merupakan versi mininya Green Canyon.
Tapi apa pun sebutannya, semua orang sepakat curug ini istimewa dan luar biasa indah.

Seperti halnya pemandian alami, air yang mengalir di curug ini segar dan dingin juga jernih. Jadi basah-basahan di sini adalah hal yang wajib dilakukan.

Tapi satu hal lain yang tak boleh dilewatkan, apalagi kalau bukan selfie dan wefie bersama orang terdekat.

Untuk mencapai Curug Leuwi Hejo, pengunjung harus melewati jalanan yang cukup menantang.

Jalur yang tersedia cukup curam, namun kepuasan akan pemandangan kanan dan kiri membayar sulitnya perjalanan ke tempat ini.

“Pemandangannya seperti berada di pegunungan,” ujar Mutia, salah satu pengunjung kepada pojoksatu.id.

Curug Leuwi Hejo yang berada di bawah KPH Perum Perhutani Bogor ini memiliki daya tarik alam yang luar biasa.

Mulai dari airnya, bebatuan alami dan kondisi alam lainnya.

Tempat wisata yang berada di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadan, Kabupaten Bogor hanya mewajibkan pengunjung membayar tiket masuk sebesar Rp10.000 saja.

Gimana apa kalian mau berlibur ke lokasi ini?

 

Sumber : pojoksatu.id

Tanggal : 19 September 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/murah-tapi-bisa-seru-seruan-curug-leuwi-hejo-bogor-tujuannya/feed/ 0
Perhutani Dampingi KLHK Kembalikan Fungsi Kawasan Lindung Bopunjur https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dampingi-klhk-kembalikan-fungsi-kawasan-lindung-bopunjur/ Thu, 01 Mar 2018 15:03:50 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=53491 JAKARTA, PERHUTANI (1/3/2018) | Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto mendampingi Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rasio Ridho Sani dalam pemasangan plang di kawasan lindung yang masuk wilayah administratif Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Babakan Madang yang sejak tahun 2000 diklaim oleh pihak yang ingin menguasai kawasan seluas 368 ha pada Kamis(1/3).

Pemasangan plang ini merupakan bentuk pelaksanaan putusan pengadilan terhadap klaim penguasaan kawasan hutan oleh pihak yang tidak berhak dan secara sengaja berusaha mengubah fungsi kawasan.

Operasi gabungan ini melibatkan 125 personil yang terdiri dari Perhutani, Direktorat Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejati Jawa Barat, JPN Kejari Cibinong, Den POM TNI, Polres Bogor dan unsur Forkopimda Pemkab Bogor.

Kegiatan diawali apel persiapan yang dipimpin oleh Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan kemudian dilanjutkan perjalanan menuju kawasan yang diklaim, untuk dilakukan pemasangan plang. Sebanyak 7 plang penertiban dipasang, untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti kegiatan penyegelan dan pembongkaran bangunan tanpa ijin oleh Satuan Polisi Pamong Praja di kawasan tersebut.

Rasio menjelaskan bahwa fungsi kawasan tersebut adalah untuk melindungi tata air dan konservasi tanah, bila berubah dapat menyebabkan bencana ekologis. “Upaya hari ini adalah untuk penyelamatan kawasan hutan dan penyelamatan aset negara” ujar Rasio.

“Dalam upaya pengembalian fungsi kawasan hutan, pasca dilakukannya pemasangan plang, Perum Perhutani akan melakukan kegiatan reboisasi yang melibatkan masyarakat desa hutan melalui program kemitraan kehutanan” tambah Hari. (Kom-PHT/PR/2018/III-7)

]]>
Wisata Hutan Sentul Disiapkan Jadi Taman Hiburan Kelas Dunia https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-hutan-sentul-disiapkan-jadi-taman-hiburan-kelas-dunia/ Wed, 06 Dec 2017 09:16:51 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51156 DREAM.CO.ID (5/12/2017) | Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang didampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman menerima audiensi Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna yang diamanatkan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar melaporkan rencana pengembangan Kawasan Hutan Wisata ‘Sentul Eco Edu Tourism Forest’ (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang kepada Menpar AY.

Dalam presentasinya kepada Menpar AY dan Deputi Destinasi Dadang R, Dirut Perhutani Denaldy menggambarkan visioning SEETF sebagai World Class Destination Eco Theme Park dan kebutuhan aksesibilitas untuk mohon dukungan Menpar termasuk menjadi KEK Pariwisata, selain itu juga dilaporkan kesiapan infrastruktur kawasan, daya tarik obyek wisata SEETF, dan ketertarikan investor.

Denaldy mengungkapkan, Perhutani telah menjalin komunikasi dengan salah satu investor dari USA, Paramount dan pihaknya memperhatikan wisata Sentul Eco Edu serta menyiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.

Kawasan ini awalnya hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan di bawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.

Untuk informasi, wisata SEETF cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan.

Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.

Sumber : dream.co.id

Tanggal : 5 Desember 2017

]]>
Demi Kepuasan Pengunjung, Pengelola Curug Cipamingkis Menambah Beragam Wahana Baru https://stg.eppid.perhutani.id/demi-kepuasan-pengunjung-pengelola-curug-cipamingkis-menambah-beragam-wahana-baru/ Sat, 22 Jul 2017 01:33:55 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48398 BOGORONE.CO.ID (21/7/2017) | Guna menarik minat wisatawan dan menambah tingkat kunjungan, pengelola wisata curug Cipamingkis, terus berbenah. Tak hanya menawarkan sensasi dinginnya air terjun dan keindahan alamnya, kini berbagai wanaha dan selfie spot pun sengaja dilengkapi demi memenuhi kepuasan pengunjung.

Nah, bagi yang ingin mengisi liburan sambil berekreasi, tak ada salahnya menyempatkan datang ke wana wisata Curug Cipamingkis di Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

Berada di dalam kawasan hutan pinus seluas 16,5 hektar dan di kelola Perhutani KPH Bogor, Curug Cipamingkis kini telah berganti wajah baru. Mulai dari pintu masuk yang semakin dipercantik dengan sentuhan air mancur serta beragam wahana lainnya seperti camping ground, taman batu (stone garden), jembatan pohon, taman Bratayudha dan perahu asmara.

KRPH Perhutani Curug Cipamingkis, Endang mengatakan, berbagai upaya untuk dapat menarik minat wisatawan akan terus dilakukan pihaknya. Dengan demikian diharapkan tempat wisata ini nantinya bisa dikenal sebagai icon destinasi wisata Puncak Dua.

“Sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya, ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan objek wisata di Kabupaten Bogor,khususnya yang berada didalam kawasan hutan Perhutani, ” Kata Endang.

Dalam waktu dekat, sambungya, pihaknya juga berencana menambah berbagai fasilitas penunjang lain.

” Nantinya fokus kami pada penataan, penambahan fasilitas dan utamanya tempat selfie. Itu wajib,” terangnya.

Namun untuk para traveler, sebelum berangkat baiknya mempersiapkan fisik terlebih dahulu. Selain itu, pastikan juga kendaraan dalam kondisi yang benar-benar prima.

Karena, untuk menuju lokasi wisata ini, para traveler akan menemui kondisi jalan yang sempit, tanjakan curam dan bergelombang.

Untuk mencapai lokasi, ada tiga jalur yang dapat dilalui. Pertama, bisa melalui jalur Cibinong-Sentul-Babakan Madang-Citeureup-Sukamakmur. Jalur ke dua melalui Bekasi-Jonggol-Sukamakmur. Dan jalur ke tiga Cianjur-Hanjawar-Loji-Sukamakmur.

“Bagi yang berdomisili di Ibukota Jakarta jarak tempuh menuju wisata ini sekitar 45 kilometer. Tapi kalau anda warga Bogor cukup menempuh jarak sekitar 27 kilometer, ” pungkas Endang.

Sumber : bogorone.co.id

Tanggal : 21 Juli 2017

]]>
Kopi Tumpang Sari dari Tlahab https://stg.eppid.perhutani.id/kopi-tumpang-sari-tlahab/ Wed, 09 Nov 2016 08:12:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42383 logoKOMPAS, JAKARTA (9/11/2016) | Warga Desa Tlahab, Temanggung, Jawa Tengah, memanen berton-ton kopi di tengah hamparan tanaman tembakau. Inilah contoh proyek tumpang sari dan konservasi lahan yang berhasil. Di belakang kesuksesan itu, ada seseorang bernama Tuhar (49) adalah Ketua Kelompok Tani Daya Sindoro di Jl. Desa Tlahab. Saat ditemui di rumahnya di desa itu, awal Oktober lalu, ia sibuk menemani warga yang menyangrai biji kopi dengan mesin milik kelompok tani yang ditempatkan di rumahnya. Berkarung-karung kopi memenuhi teras rumah.

“Buat saya, menanam kopi itu bagian dari ibadah,” kata Tuhar. “Ibadah” yang dimaksud itu adalah amal kebaikan yang dia kerjakan untuk sesama dan lingkungan sekitar.

Kopi yang diolah itu merupakan produksi warga Desa Tlahab yang dikembangkan dengan pola tanam tumpang sari. Tuhar bersama para penyuluh dinas pertanian Kabupaten Temanggung merintis penanaman kopi dan tembakau di satu lahan. Cara ini kemudian dikenal dengan pola Tlahab.

Pemandangan desa ini segar oleh pola tanam itu. Pohon kopi tumbuh subur dengan daun berwarna hijautua. Tanaman setinggi 1-2 meter itu berderet berpola, selajur, berselang-seling dengan tembakau berdaur hijau muda.

Pola tumpang sari diterapkan dengan penanaman terencana. Caranya, tembakau ditanam dengan jarak 4-6 meter. Di antara jarak itu kemudian ditanami kopi dan beragam jenis sayuran. Agar semua tanaman dapat tumbuh leluasa, di antara deretan tanaman itu diberi jarak lagi sepanjang 1-2 meter.

Dengan menerapkan pola ini, tidak ada jeda panen atau paceklik., Setiap bulan, selalu saja ada tanaman yang memberikan hasil dan pendapatan bagi petani

“Petani tidak lagi menggantungkan nasib pada hasil panen tembakau yang belum tentu bagus dan harganya belum tentu tinggi,” ujarnya.

Saat bersamaan, pohon kopi sebagai tegakan juga bisa membantu menahan erosi yang menggerus lahan pertanian. Pola Tlahab kini populer. Banyak petani dari sejumlah daerah berkunjung, melihat, dan mempelajari teknik itu.

Berawal dari iseng

Tuhar mulai bertani kopi sejak tahun 2000l Saat itu. Desa Tlahab mendapatkan 50.000 bibit kopi gratis dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Program Pemberdayaan Masyarakat Usaha Tani Partisipatif itu sekaligus sebagai bagian dari usaha konservasi dan pencegahan erosi di areal lahan tembakau. –

Pada mulanya, banyak petani yang enggan mengikuti program itu, bah-kan membuang bantuan bibit kopi Namun, iseng-iseng, Tuhar mencoba menanam 500 bibit “Waktu itu, saya bahkan tidak yakin, apakah tanaman kopi bisa tumbuh atau tidak.”

Bibit kopi ia tanam di antara tembakau. Jarak itu bervariasi, sesuai dengan luasan lahan. Selain Tuhar, ternya ta ada juga sejumlah petani lain yang juga mencoba menanam kopi.

Tak berselang lama. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah datang lagi membagikan 150XXX bibit kopi gratis di desa itu. Pada tahap kedua ini, Tuhar memperoleh LOOO bibit kopi

Pada 2004 sampai 2005, tanaman kopi warga, termasuk Tuhar, mulai dipanea Banyak warga terkejut tetapi juga senang. Ternyata, kopi mereka bisa tumbuh baik di tengah kebun tembakau, bahkan bisa berbuah dan dipanen.

Hasil panen kopi awal itu dijual dengan sistem tebasan, yakni diborong saat kopi masih berwarna hijau. Tidak heran, nilai jualnya rendah, hanya Rp L500-Rp 2XKK) per kilogram. Satu pohon kopi menghasilkan sekitar 1 kilogram biji kopi

Menjual kopi

Tahun 2008, Tuhar membentuk Kelompok Tani Daya Sindoro dengan 45 anggota petani Tujuan awalnya, bagaimana cara menjual kopi dengan harga yang baik.

Tahun 2010, jalan mulai terbuka. Ketika itu, ada Sekolah Lapangan

Pengendalian Hama Terpadu di Desa Tlahab yang mengajari petani tata cara budidaya kopi secara benar. Tuhar lantas menyemangati petani, terutama anggota Daya Sindoro, untuk membibitkan kopi secara mandiri.

Mereka menghasilkan sekitar 200.000 bibit kopi Sebanyak 30.000 bibit di antaranya diberikan gratis kepada Lembaga Masyarakat Desa dan Hutan. Bibit itu lantas ditanam di kawasan hutan seluas 25 hektar milik Perhutani

Dari 170.000 bibit sisanya, 100.000 bibit diberikan kepada petani yang berminat menanam kopi Sebanyak 70000 bibit lagi dijual. Hasil penjualan itu disimpan sebagai dana kas kelompok.

Produksi kopi Desa Tlahab berangsur dikenal. Tahun 2010. sejumlah pedagang dan eksportir mulai datang membeli kopi dari desa ini Melalui perantaraan sejumlah eksportir. Kelompok Tani Daya Sindoro mengekspor kopi ke Jerman dan Korea Selatan. Ekspor biji kopi mentah ke Korea Selatan bahkan berlangsung hingga tiga kali berturut-turut dari tahun 2012 hingga 2014. Total, alda 14 ton biji kopi yang telah diekspor ke “Negeri Ginseng” itu.

Kontes kopi

Kiprah Kelompok Tani Daya Sindoro di Desa Tlahab menarik perhatian pemerintah pusat Kementerian Pertanian memberikan delapanunit mesin. Ada juga bantuan mesin wasting (panggang) rancangan Institut Pertanian Bogor.

Namun, mesin itu belum disertai standar operasional. Tuhar mengetahui teknik operasional mesin tersebut setelah mencoba-coba selama dua hari dua malam dengan menghabiskan 70 kilogram biji kopi hasil panennya.

Lebih lanjut Tuhar mendalami cara membuat kopi bubuk. Semua itu dilakukan secara otodidak serta banyak bertanya dan berkunjung ke sejumlah kafe di Semarang dan Yogyakarta. Setelah uji coba dan belajar dari sana-sini dia pun menguasai teknik menyangrai dan membuat bubuk kopi secara benar.

Tuhar lantas merintis usaha pembuatan kopi bubuk. Ia keluarkan tiga merek kopi dengan cita rasa berbeda Lebih dari itu, ia memberanikan diri mengikuti lomba Tahun 2014, kopi arabika milik petani ini menyabet gelar juara III dalam Kontes Kopi Specialti Indonesia tingkat nasional untuk kategori kopi arabika

Prestasi itu menyentak banyak orang yang selama ini tidak mengetahui bahwa Kabupaten Temanggung juga memproduksi kopi “Seusai kontes, sejumlah petani dari kelompok tani asal Bondowoso datang ke Desa Tlahab. Mereka ingin membuktikan, apakah kopi benar-benar ditanam di Temanggung atau tidak,” ujarnya sembari terbahak.

Pada Februari 2016, kopi produksi Tuhar dipamerkan dalam pameran Speciality Coffee Association of America di Atlanta, Amerika Serikat Ajang ini kian memopulerkan Desa Tlahab sebagai penghasil kopi

Semangat Tuhar “menular” kepada banyak warga. Dari sekitar 200 hektar lahan pertanian di Desa Tlahab, sekitar 70 persen kini ditanami kopi Semuanya menggunakan pola tumpang sari dengan rata-rata LOOO tanaman kopi per 1 hektar. Sekarang, total tanaman kopi di desa ini mencapai 150.000 pohon. Produktivitasnya mencapai 5 kilogram green bean per pohon.

Gerakan menanam kopi juga terbukti membantu konservasi lahan pertanian. Saat bersamaan, muncul altematif komoditas andalan selain tembakau. Kini, petani Desa Tlahab tidak lagi terialu bergantung pada hasil panen tembakau yang selama ini tidak menentu. Maklum, kualitas dan harga tembakau tu run-naik. bergantung pada cuaca serta pasar.

“Kami berharap petani dapat bebas paceklik sepanjang tahun,” ujar Tuhar.

Sumber : Kompas
Tanggal : 9 November 2016

]]>
Perhutani Bogor Terus Incar Investor https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bogor-terus-incar-investor/ Wed, 09 Nov 2016 02:19:54 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41984 hutan-perhitaniJABAR.POJOKSATU.ID (8/11/2016) | Pembenahan di wisata alam Sentul Eco Edu Tourism Forest, menarik perhatian Direktur Utama Perhutani, Denaldy M, Mauna. Orang pertama di Perum Perhutani ini pun akan melakukan pemetaan dan kesiapan seluruh infrastruktur di Sentil Eco Edu Tourism Forest.
Menurut Denaldy, pemetaan ini dilakukan untuk mempersiapkan dan menyusun strategi. “ Untuk mempermudah calon investor yang ingin bekerjasama,” ujarnya dalam rilisnya, Senin (07/11/2016).
Sentul Eco Edu Tourism Forest adalah kawasan wisata seluas 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya kurang lebih 45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Lokasi wisata ini dibangun bersama Pemerintah Korea pada tahun 2008 .
“Lingkungannya cukup menarik, dikelilingi hutan pinus, daerah perdesaan dan perbukitan gunung Pancar, air terjun, juga air panas alami, ” kata Denaldy.
Diberitakan sebelumnya, Sentul Eco Edu Tourism yang terletak di Kampung Sukamantri, Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang. Kawasan yang memiliki luas sekitar 100 hektare ini menyediakan berbagai fasilitas yang berkaitan dengan alam. Seperti camping ground, penginapan dan tempat pertemuan.
“Sentul Eco Edu Tourim ini awalnya memiliki konsep berupa pertukaran pelajar Korea dan Indonesia. Namun, sekarang sudah diperuntukan untuk umum,” ujar ADM KPH Perhutani Bogor, Asep Dedi Mulyadi yang diwakili Humas KPH Perhutani Bogor, Yeti.
Di lokasi ini, pengunjung bisa merasakan dan mengenal beberapa tanaman hutan, salah satunya Pinus. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa memanfaatkan lokasi ini untuk outbond maupun kegiatan lainnya.
“Kita masih akan melakukan pengembangan. Nanti juga ada taman kupu-kupu, trek sepeda dan lainnya,” ujarnya.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : jabar.pojoksatu.id

]]>
Sentul Eco Edu Forest Sebagai Kawasan Penyangga Jakarta https://stg.eppid.perhutani.id/sentul-eco-edu-forest-kawasan-penyangga-jakarta/ Tue, 08 Nov 2016 08:02:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41975 berita_324852_800x600_fullsizerenderTIMESINDONESIA.CO.ID (8/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone (kawasan penyangga) bagi Jakarta.
Obyek wisata tersebut dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : timesindonesia.co.id

]]>
Dirut Perhutani Pantau 'Sentul Eco Edu Tourism Forest' https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-pantau-sentul-eco-edu-tourism-forest/ Tue, 08 Nov 2016 03:59:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41933 sentul-eco-edu-tourism-forestBISNISUPDATE.COM (8/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang dalam rangka memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF.
Denaldy mengungkapkan, Perhutani perlu memerhatikan wisata Sentul Eco Edu dan menyiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Wisata SEETF cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
Dirut Perhutani menginap semalam dan membayar sewa guest house seharga 1,25 juta rupiah. Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : bisnisupdate.com

]]>
Dirut Perhutani Siapkan 'Sentul Eco Edu Forest' untuk Investor https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-siapkan-sentul-eco-edu-forest-investor/ Mon, 07 Nov 2016 04:43:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41875 berita_324852_800x600_fullsizerenderRRI.CO.ID (7/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
“Lingkungannya cukup menarik, dikelilingi hutan pinus, daerah perdesaan dan perbukitan gunung Pancar, air terjun, juga air panas alami,” terang Donald.
Dirut Perhutani menginap semalam dan membayar sewa guest houseseharga 1,25 juta rupiah.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : rri.co.id

]]>
Perhutani Bogor Serahkan Dana PKBL Rp. 175 Juta https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bogor-serahkan-dana-pkbl-rp-175-juta/ Mon, 05 Oct 2015 15:49:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32371 BOGOR, PERHUTANI (4/10) | Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH Bogor) melaksanakan penyerahan dana program kemitraan dan bina lingkungan atau disebut PKBL sebesar Rp. 175.000.000,- yang diperuntukan, untuk masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan di lokasi objek wisata Cilember,
Program Kemitraan ini bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan sasaran utama berupa peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. ( Komp-PHT/Bgr/Yeti).
Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015

]]>