Administratur Perhutani KPH Ciamis, Ir. Mulyadi MSc mengatakan, bantuan tersebut merupakan bukti kepedulian Perhutani kepada pengusaha UMKM yang selama ini menjadi mitra binaan Perhutani.

“Bantuan kemitraan tersebut tersebar di wilayah Kabupaten Ciamis, Banjar dan Pangandaran,”tambahnya,.

“Saya berharap dengan adanya dana kemitraan ini dapat meningkatkan perekonomian serta menjadi ikatan mitra ini makin baik, makin erat dan makin bermitra yang bisa ikut menyuarakan program kegiatan di Perhutani, “harapnya.

Ke sebelas pengusaha itu,tambahnya, bergerak di bidang sektor perdagangan, perikanan, peternakan dan jasa lainnya.

Masih menurut Mulyadi, dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2017 perhutani KPH Ciamis telah menyerahkan bantuan sebesar Rp,2.969.157.500,- ke 500 Mitra binaan yang ada di kawasan sekitar hutan.

“Penyaluran pinjaman lunak itu juga merupakan bagian dari program Perum Perhutani wujud dari kepedulian terhadap masyarakat yang ingin menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan, “tambahnya,

Lanjut Mulyadi, ini merupakan bukti adanya kemitraan antara perum Perhutani dengan Masyarakat Sekitar Hutan (LMDH).

“Perhutani sebagai BUMN berupaya mengsejahtrakan Masyarakat, Khususnya Masyarakat yang berada sekitar hutan. Mudah-mudahan dengan adanya bantuan ini dapat bermanfaat bagi bapak ibu semua dan saya titip untuk selalu menjaga dan melestarikan kawasan hutan,”pungkasnya.

Sumber : wartapriangan.com

Tanggal : 23 November 2017

“Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan penanaman di Gunung Sangkur. Dan seminggu sebelumnya telah dilaksanakan di blok hutan Gunung Geger Bentang,” ujar Asper BKPH Banjar Selatan Alex D Budi Martanto Senin (13/11).

Penanaman dilaksanakan seluruh karyawan Perhutani Banjar Selatan dan masyarakat sekitar hutan serta melibatkan unsur Pemerintahan Kota Banjar dan FIFGroup Banjar. “Selain itu turut pula rimbawan-rimbawan muda yang merupakan putra-putri karyawan Perhutani. Mereka kita libatkan agar sejak dini memiliki kecintaan terhadap hutan dan lingkungan hidup,” kata Alex.

Sementara itu, sampai akhir tahun 2017 ini, Perum Perhutani KPH Ciamis BKPH Banjar Selatan berencana menanam sebanyak 44.000 pohon.

Branch Manager FIFGroup Banjar Ali Mulhakim Rais mengaku memiliki misi yang sama untuk turut menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. “Itu sesuai dengan semboyan better life for better future. Kehidupan yang lebih baik untuk masa depan yang lebih baik,” katanya.

Sumber : radartasikmalaya.com

Tanggal : 15 November 2017

Sumber : radartasikmalaya.com

Tanggal : 20 Oktober 2017

Administratur Perum Perhutani KPH Ciamis Ir Mulyadi MSc mengatakan pemberian santunan tersebut sebagai bentuk saling berbagi dan kepedulian kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa di kawasan hutan Pamarican.

Mereka itu, kata dia, adalah generasi muda yang akan mewarisi sumber daya alam (SDA). Untuk itu, mereka diharapkan bisa sama-sama menjaga hutan dan memberikan informasi bila mana ada pelaku-pelaku pencurian atau pembalakan liar dan kebakaran hutan. “Kami mengajak kepada masyarakat juga untuk melesatarikan alam,” jelasnya.

Pihaknya juga siap membantu anak-anak atau masyarakat dalam mempelajari teknik penyemaian dan menanam pohon jati agar kelestarian hutan tetap terjaga. ” Jaga hutan pasti akan memberikan manfaat bagi kita semua, ” paparnya.

Pimpinan Umum Ponpes Riyadlul Huda Muhammad Qodar SA SPdI MA berterima kasih kepada Perum Perhutani yang telah peduli terhadap anak-anak yatim dan kaum duafa. “Dengan kebaikan ini semoga dibalas oleh Allah SWT dan berkah,” tutur dia.

Sumber : radartasikmalaya.com

Tanggal : 15 Juni 2017

“Semua HP yang mayoritas adalah jenis kayu jati, dijual langsung via online yang dikelola DPK Cirebon. Jadi, kita di TPK menunggu intruksi dari DPK setelah kayu tersebut dibeli oleh konsumen,” jelas Kepala TPK Kota Banjar, Otong, kepada Koran HR, Selasa (01/11/2016) pekan lalu.

Dia menjelaskan, proses penebangan kayu yang dikelola Perhutani sudah sesuai Standar Operasional Prosedure (SOP) yang berlaku. Pemilihan kayu berdasarkan waktu dan umurnya menjadi salah satu upaya Perhutani menjaga kelestarian alam.

Pihaknya pun tidak semena-mena menebang kayu karena ada aturan mainnya berdasarkan Kelas Umur (KU). Misalnya, untuk pencarangan adalah kelas 1 yang umur 7 tahun. Sedangkan yang sudah layak dijual adalah kelas 3 maupun kelas 4 yang berumur 21 maupun 28 tahun.

Sementara itu, dalam memenuhi target produksi kayu, pihaknya memprediksi setiap bulan sekitar 300 hingga 600 kubik kayu jati, sesuai dengan kondisi cuaca serta kebutuhan pasar. Sedangkan, kayu yang telah ditebang dan sudah masuk ke TPK sudah melalui proses verifikasi dari tim khusus yang menilai kelayakan jual kayu tersebut.

“Semua yang ada di TPK itu kayunya layak jual, baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun internasional, sebab sudah melalui seleksi oleh tim khusus,” terang Otong.

Dirinya juga mengaku pihak Perhutani selalu terbuka dalam masalah pengelolaan kayu. Pasalnya, sistem yang digunakan Perhutani tidak lagi secara manual, yakni sistem e-commerce atau online.

“Jadi tidak ada lagi kayu illegal yang dijual, semuanya resmi dan memiliki sertifikat. Kami sebagai bagian dari Perhutani selalu terbuka kepada siapapun untuk melayani masyarakat, apalagi untuk transparansi pengelolaan kayu oleh Perhutani,” tandasnya. (Muhafid/Koran HR)

Tanggal : 7 November 2016
Sumber : Harapanrakyat.com