KPH Lawu Ds – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 19 Sep 2018 01:07:42 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Lawu Ds – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 KPH Lawu Ajak Swasta Garap Wisata Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/kph-lawu-ajak-swasta-garap-wisata-hutan/ https://stg.eppid.perhutani.id/kph-lawu-ajak-swasta-garap-wisata-hutan/#respond Wed, 19 Sep 2018 01:07:42 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=65372 MADIUNPOS.COM (18/08/2018) | Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Lawu membuka diri kepada pihak swasta untuk bekerja sama dalam mengelola pariwisata di kawasan hutan yang menjadi wilayah KPH Lawu. Saat ini sejumlah tempat wisata telah berdiri di kawasan hutan KPH Lawu.

Wakil Kepala Adm KPH Lawu, Adi Nugroho, mengatakan wilayah KPH Lawu ada di lima kabupaten seperti Madiun, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo. Potensi alam yang ada di wilayah KPH Lawu cukup besar untuk kegiatan pembukaan tempat wisata.

Namun, selama ini pemanfaatan kawasan hutan untuk tempat wisata hanya terpusat di Kabupaten Magetan, khususnya di wilayah Sarangan. Ada beberapa tempat wisata baru yang dikembangkan dengan bekerja sama dengan pihak swasta seperti Mojosemi Forest Park.

“Paling berkembang memang di kawasan Magetan. Karena di sana sudah ada tempat wisata seperti Telaga Sarangan dan Cemoro Sewu yang jadi tujuan wisata,” jelas dia, Kamis (13/9/2018).

Adi menyampaikan di setiap wilayah memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Dia memerinci saat ini ada sejumlah tempat wisata yang sudah dibuka seperti di Kabupaten Madiun ada Taman Nongko Ijo dan Watu Rumpuk, di Ponorogo ada air terjun Pletok, Selorejo, dan wisata alam Kemloko Indah, di Kabupaten Ngawi ada air terjun Suwono dan air terjun Srambang.

“Di Kabupaten Pacitan yang kita kembangkan ada tempat wisata Pacitan Indah dan Pinus Kita. Pacitan Indah ini menawarkan pesona bukit dengan view kota Pacitan,” jelas Adi.

Menurut dia, masih banyak potensi alam yang ada di wilayah KPH Lawu untuk dikembangkan menjadi tempat wisata.

Untuk itu, KPH Lawu membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk ikut mengembangkan potensi alam ini sebagai tempat wisata. Yang terpenting seluruh syarat harus dipenuhi untuk mengembangkan tempat wisata hutan.

“Kami juga melibatkan masyarakat yang ada di sekitar hutan. Karena mereka terlebih dahulu menjadi mitra Perhutani. Seperti di Mojosemi, kami bekerja sama dengan swasta, tetapi warga lokal juga kami libatkan,” jelas dia.

Selain bisa menjadi pendorong perekonomian masyarakat sekitar, pengembangan wisata alam di kawasan hutan juga menjadi pemasukan kas daerah karena ada sektor pajak yang harus dibayarkan ke daerah.

 
Sumber : madiunpos.com
Tanggal : 18 September 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/kph-lawu-ajak-swasta-garap-wisata-hutan/feed/ 0
Jalur Pendakian Gunung Lawu Sisi Jawa Tengah Sudah Dibuka https://stg.eppid.perhutani.id/jalur-pendakian-gunung-lawu-sisi-jawa-tengah-sudah-dibuka/ https://stg.eppid.perhutani.id/jalur-pendakian-gunung-lawu-sisi-jawa-tengah-sudah-dibuka/#respond Sun, 16 Sep 2018 01:24:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=65332 TEMPO.CO (15/09/2018) | Juru bicara Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Dan Sekitarnya (DS) Arifin menyatakan bahwa jalur pendakian lewat Cemorokandang dan Candi Cetho keduanya di wilayah Jawa Tengah, sudah dibuka. Namun, jalur Cemorosewu di Magetan, Jawa Timur, hingga Jumat, 14/9, masih ditutup.

Ds Arfin belum bisa memastikan sampai kapan penutupan Jalur Cemorosewu di Gung Lawu itu dicabut. “Saat ini masih sering terjadi badai yang dapat membahayakan pendaki jika nekat naik gunung,” kata dia, di Magetan, Jum’at, 13/9.

Arifin menyatakan penyebab penutupan jalur pendakian akibat potensi kebakaran hutan seperti beberapa hari lalu dinyatakan aman. Kebakaran hutan Gunung Lawu sempat melanda petak 41 wilayah Jogorogo, Ngawi dan pos 5 di dekat jalur pendakian melalui Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, Fery Yoga Saputra, membenarkan Perum Perhutani belum mengeluarkan surat resmi pembukaan jalur pendakian via Cemoro Sewu.

Fery menyatakan jalur pendakian Gunung Lawu akan kembali dibuka setelah situasi dinilai aman. Karena itu, petugas gabungan dari BPB, TNI Angkatan Darat, Perum Perhutani dan relawan masih siaga di pos Cemoro Sewu.

 
Sumber : tempo.co
Tanggal : 15 September 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/jalur-pendakian-gunung-lawu-sisi-jawa-tengah-sudah-dibuka/feed/ 0
Toyota Forest, Program Lingkungan Toyota https://stg.eppid.perhutani.id/toyota-forest-program-lingkungan-toyota/ Thu, 01 Feb 2018 04:07:40 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=52644 KORAN SINDO (1/2/2018) | Toyota Indonesia melalui program corporate social responsibility (CSR) Toyota Forest kembali menunjukkan komitmen penghi jauannya dengan membangun Bukit Taman Wisata dengan menanam pohon sakura di Dusun Tlogodringo, Desa Gondosuli (Cemoro Kandang) Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pada penanaman perdana ini Toyota Indonesia akah menanam 60 pohon sakura.

Taman dan Bukit Sakura yang dibangun oleh Toyota Indonesia menjadi satu-satunya taman dan bukit Sakura di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar yang kedepannya akan dikembangkan sebagai objek wisata yang unik di Jawa Tengah. Luas lahan Perhutani yang ditujukan untuk bukit taman wisata ini seluas 1.2 hektare dah rencana total 5 hektare dalam 5 tahua Selanjutnya hingga bulan Maret 2018, Toyota Indonesia akan menanam kembali 40 pohon sakura.

Dalam penanaman dan pembibitan sakura ini Toyota Indonesia bekerja sama dengan Perhutani, BPPTP DAS (Kementrian lingkungan Hidup dan Kehutanan), UPI (Kebon Raya Cibodas), dan Universitas Sebelas Maret “Melalui semangat Toyota Berbagi, TMMM melalui kegiatan Toyota Forest menyebarkan gerakan penghijauan dengan bergotong-royong bersama melibatkan partisipasi aktif dari akademi, pemerintah, komunitas, masyarakat sekitar, dan Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia,” ujar Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Toyota Indonesia memberikan perhatian besar terhadap kelestarian lingkungan hidup dan berupaya terus-menerus untuk melakukan aktivitas yang berdampak posi dibagi kondisi alam, khususnya melalui kegiatan Toyota Forest. Penanaman pohon sakura di taman wisata Tawangmangu menambah total aktivitas penghijauan di Indonesia. Hingga tahun 2018 TMMIN telah menanam sebanyak lebih dari 1.300 000 pohon yang tersebar di wilayah Indonesia. Pada tahun yang sama TMMIN mencanangkan gerakan penghijauan dengan akan menanamkan 300.000 pepohonan sehingga cita-cita untuk menjaga kelestarian ekosistem di pesisir pantai utara Jawa dapat tercapai.

Toyota Indonesia berkeinginan kuat untuk ikut serta dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan hidup melalui kegiatan Toyota Forest berupa penanaman dan pemeliharaan pohon yang dilaksanakan sejak 2003.Tidak hanya untuk melestarikan lingkungan. Toyota Forest juga dibangun untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat seki tar melalui Income Cenenrting Amvity.

Sumber : Koran SINDO

Tanggal : 1 Februari 2018

]]>
Peringati Hari Hutan Internasional, Siswa SD di Madiun Tanam Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/peringati-hari-hutan-internasional-siswa-sd-madiun-tanam-pohon/ Mon, 21 Mar 2016 00:04:45 +0000 http://perhutani.co.id/?p=34920 rri.co.id – KBRN, Madiun : SD Negeri Klegen 2 Kelurahan Klegen Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun menggandeng Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Lawu DS untuk melakukan reboisasi. Upaya tersebut sebagai bentuk keprihatinan satuan lembaga pendidikan, karena kondisi lahan untuk kehutanan di Indonesia semakin berkurang.

Ungkapan tersebut disampaikan Kepala SDN 02 Klegen, Dra. Sumiatun disela-sela acara memperingati hari hutan internasional tahun 2016. Menurutnya, dalam event tersebut, pihak sekolah juga mengajak siswanya menanam pohon produktif dan berkayu di hutan sekolah. Kegiatan ini bertujuan menjaga oksigen di lingkungan sekolah, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan siswa siswinya melestarikan hutan.

Keprihatinan terhadap hutan yang telah banyak gundul ini, kita sudah melakukan kerja sama dengan KPH Lawu sebagai bentuk kelanjutan dari event ini. Ada juga nanti event di kemudian hari yang berkaitan dengan kehutanan. Karena keprihatinan itulah, anak-anak kami saya ajak untuk melakukan penanaman hutan kembali. Sudah ada sepakat juga dari perhutani, dan pihak KPH Lawu DS sendiri juga siap membantu, Tuturnya, Senin(21/3/2016).

Sementara itu, Pengawas SD dari Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Madiun, Sunaryoto mengapresiasi kegiatan Hari Hutan Internasional di SDN 02 Klegen. Menurut Sunaryoto, melalui tema “Kita tingkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap hutan dan pohon untuk kehidupan sekarang dan masa depan”, diharapkan tidak hanya diperingati sebagai momentum tahunan, tetapi sebagai introspeksi diri untuk menjaga dan melestarikan hutan.

Untuk menghayati apa arti hutan, tidak ada salahnya kalau SDN 02 Klegen ini menanamkan cinta kasih dan cinta memelihara hutan, katanya.Tidak hanya menanam pohon, dalam rangka memperingati Hari Hutan Internasional, siswa SDN 02 Klegen diajak mengolah barang bekas (babe) limbah plastik diubah menjadi barang yang artistik. Selain itu, juga menggelar lomba menggambar dan mewarnai hutan yang diikuti ratusan anak tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) di Madiun. (Eka/HF)

Sumber : rri.co.id
Tanggal : 21 Maret 2016

]]>
Tanamkan Rasa Cinta Gunung Lawu Kepada Warga https://stg.eppid.perhutani.id/tanamkan-rasa-cinta-gunung-lawu-kepada-warga/ Tue, 10 Nov 2015 03:10:15 +0000 http://perhutani.co.id/?p=28402 Radar Madiun – Berbagai kesan dan tantangan tugas sebagai seorang penjaga hutan Gunung Lawu memberikan pelajaran bagi Marwoto. Walau di tengah beratnya tantangan tugas tersebut, Marwoto mengaku tetap bisa tersenyum. Sebab dirinya tak merasa sendiri, karena ada warga dan stakeholder lain yang ikut berperan.

Seorang pria dengan seragam Perhutani dipadu dengan jaket kulit cokelat dan topi hitam nampak sibuk mengkoordinir warga sekitar Sidomulyo, Sidorejo, Magetan. Saat itu, warga yang tinggal di lereng Lawu itu berupaya memadamkan api yang membakar petak 65, 67, dan 68. Usai melakukan briefing pria yang bernama Marwoto itu mengomandoi warga menyisir titik api.

”Masyarakat punya semangat luar biasa menjaga hutan, jadi walau pun berat dalam menjalankan tugas ini kami juga tetap bersemangat,” ujar Marwoto yang bertugas sebagai Asisten Perhutani (Asper) Lawu DS itu. Marwoto memang jadi salah seorang yang bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi di hutan Gunung Lawu. Pria yang sudah 18 bulan memegang jabatan di Perhutani wilayah Lawu Selatan itu mengaku seberat apa pun tugasnya tetap bisa dibuat menyenangkan. Sebab, semua pihak baik TNI, Polri, dan LMDH juga turut konsen dalam upaya pengamanan gangguan hutan.

Baik kemanan dan kebakaran hutan termasuk penghijauan. ”Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak bersemangat,” tegas pria kelahiran Nganjuk, 27 Desember 1970 itu. Untuk menjaga semangat tersebut, Marwoto mengaku berusaha mengenal sedekat mungkin hutan yang dijaganya.

Hal itu juga yang selalu ditekankannya dalam komunikasi sosial ke warga. Selain itu, dirinya juga menyadarkan warga bahwa hutan Gunung Lawu merupakan milik masyarakat Magetan. Menurutnya, perhutani hanya memiliki kewenangan mengelola hutan tersebut.

Berdasar pantauan Marwoto, manfaat hutan Gunung Lawu yang diberikan dan dirasakan masyarakat merupakan satu alasan yang membuat warga rela menjaganya tanpa mengubah fungsi dan status kepemilikannya. ”Buatlah warga seolah mencintai hutan itu, maka dengan sendirinya mereka juga rela melakukan apa pun untuk menjaganya,” tutur pria yang kini tinggal di Rumah Dinas Asper KBKPH Lawu Selatan, Plaosan, Magetan.

Banyak manfaat yang diberikan hutan Gunung Lawu untuk warga. Seperti ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari juga pertanian. Kemudian, ikut mendorong perekonomian daerah dengan adanya wana wisata. Selain itu, juga memberikan Hijauan Makan Ternak (HMT), turut membantu ketahanan pangan karena di hutan produksi tersebut menggunakan sistem tumpang sari. Tak kalah penting, hutan Gunung Lawu juga melindungi warga dari tanah longsor.

”Banyak sebenarnya manfaat hutan yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu,” urai suami dari Sunarti itu. Pria 45 tahun itu juga mengaku banyak tantangan dalam menjaga hutan Gunung Lawu terutama saat terjadi kebakaran hutan. Sebab, medan berat yang terkenal di Gunung Lawu yakni menanjak, berbukit, berjurang, dan sebagian tanahnya bergambut yang membuat api susah dipadamkan akibat angin kencang yang ada di dataran tersebut.

”Saat upaya pemadaman, jangankan membawa alat yang memadai, bawa diri sendiri sampai lokasi saja beratnya minta ampun,” kenangnya saat proses pemadaman hutan berlangsung. Meski dengan sekian banyak tantangan tersebut, Marwoto tetap bisa tersenyum dalam tugas. Sebab, di tempat tugasnya saat ini pihaknya bisa bersosialisasi dengan masyarakat luas, dan stakeholder.

Sehingga, dapat menambah pengalaman dan wawasan. Sebelumnya, Marwoto sempat bertugas di KPH Padangan selama 14 tahun, kemudian KPH Ngawi tiga tahun, KPH Lawu lima tahun. ”Sebelumnya saya sebagai kepala Sub Seksi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (KSS PHBM, Red),” pungkasnya. ****

(ota)

Sumber : Radar Madiun, hal. 37 & 38
Tanggal : 8 November 2015

]]>
Perhutani Tingkatkan Kesiagaan Pasca Kebakaran Bagian Hutan Ponorogo Timur dan Barat https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-tingkatkan-kesiagaan-pasca-kebakaran-bagian-hutan-ponorogo-timur-dan-barat/ Sun, 01 Nov 2015 02:38:52 +0000 http://perhutani.co.id/?p=28010 JAKARTA, PERHUTANI (1/11) | Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar memerintahkan secara khusus Direktur Pengelolaan Sumberdaya Hutan (PSDH), Heru Siswanto, dan Kepala Divisi Regional Jawa Timur, Andi Purwadi, untuk meningkatkan kesiagaan pengamanan hutan dari bahaya kebakaran akibat musim kering yang berkepanjangan maupun akibat kelalaian manusia yang terjadi di lokasi Bagian Hutan Ponorogo Timur, di Petak 166a RPH Sawo BKPH Ponorogo Timur KPH Lawu Ds, wilayah administratif Dusun Krajan Desa Tumpak Pelem, Kecamatan Sawo, Kab. Ponorogo, Sabtu (31/10).

Kejadian berawal dari kegiatan dua pesanggem dan penyadap getah pinus mitra kerja Perhutani yang tengah membersihkan dan mengumpulkan daun kering di lahan garapannya pada Sabtu (31/10/2015) untuk persiapan musim tanam. Mereka berusaha membakar sedikit daun kering meskipun ada papan larangan dan telah dilarang langsung oleh Mandor Perhutani. Karena angin bertiup sangat kencang, api membesar tidak terkendali, hingga mengepung mereka.

Petugas Perum Perhutani dibantu masyarakat, Polsek dan Koramil Sawoo telah berusaha membantu pemadaman api, tetapi naas ada korban jiwa satu orang meninggal atas nama: • Sdr. Djadi (70 thn), alamat RT 1 RW 1 Dusun Krajan Desa Tumpak Pelem Kec. Sawoo, Kab. Ponorogo.

Kebakaran di Bagian Hutan Ponorogo Timur yang menelan korban satu orang meninggal ini, hanya berselang dua hari setelah empat korban kejadian kebakaran di Bagian Hutan Ponorogo Barat, tepatnya petak 49a RPH Karang Patihan, BKPH Ponorogo Barat, KPH Lawu Ds, wilayah administratif Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kab. Ponorogo, Kamis (29/10/2015).

Selain korban jiwa, kebakaran Bagian Hutan Ponorogo Barat menyebabkan hilangnya ± 1 Ha hutan pinus dan 400 pohon Pinus hangus terbakar, dengan nilai kerugian diperkirakan Rp. 435 Juta.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar, sangat menyesalkan kejadian ini, memerintahkan semua petugas lapangan untuk meningkatkan kesiagaan dan mengajak masyarakat yang berada disekitar wilayah hutan mematuhi semua aturan-aturan yang ada terkait antisipasi bahaya kebakaran hutan. Pembersihan lahan dengan cara dibakar di dalam kawasan hutan Perum Perhutani pada dasarnya dilarang sesuai dengan prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Lestari yang diterapkan oleh Perum Perhutani, demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan John Novarly, Minggu (1/11/2015).

Atas kejadian ini, Direksi Perum Perhutani dan seluruh karyawan menyampaikan ucapan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban musibah ini. Keluarga Korban telah mendapatkan santunan dari Perum Perhutani.

(Kom-PHT/2015)

©Copyright 2015

]]>
Pengamanan Sumber Air Jadi Prioritas https://stg.eppid.perhutani.id/pengamanan-sumber-air-jadi-prioritas/ Fri, 28 Aug 2015 01:01:09 +0000 http://perhutani.co.id/?p=25887 PERGERAKAN API DI GUNUNG LAWU DIPANTAU
Pengamanan Sumber Air Jadi Prioritas

Kedaulatan Rakyat – KARANGANYAR (KR) – Alur koordinasi antarpersonel sukarelawan dan Perhutani makin dirapatkan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan Gunung Lawu. Pengamanan sumber mata air menjadi salah satu fokus operasi bersama.
Mulai Kamis (27/8), tiga posko didirikan di jalur pendikian Gunung Lawu lewat Candi Cetho, masing-masing Posko induk di area candi, Posko taktis d.an bascamp di jalur pendakian. Pendirian Posko di lokasi tersebut untuk memudahkan sukarelawan dan petugas mengantisipasi meluasnya kebakaran. Sebelumnya kebakaran melanda petak 63 F seluas 25 hektare di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Nglerak serta petak 63 G seluas 10 hektare dan 63 H seluas 5 hektare di RPH Tambak.
Kepala RPH Bromo Sujarwo mewakili Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara Arif Nurjati mengatakan, seluruh unsur penanggulangan kebakaran hutan Lawu dicatat dan diberi tugas sesuai keahlian masing-masing. “Teman-teman dari semua uasur wajib didata supaya memudahkan koordinasi. Saat ini semuanya berada di Posko Candi Cetho, mulai Anak Gunung Lawu (AGL) sampai Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),i katanya kepada wartawan, Kamis (27/8).
Informasi yang diterimanya menyebutkan, api tak lagi terlihat membara hutan Lawu di wilayah Karanganyar hingga Kamis (27/8). Namun asap masih mengepul di petak-petak tersebut. Guna mengantisipasi api kembali berkobar, para sukarelawan dan petugas Perhutani bersiaga nonstop di Posko dengan berbekal metode manual pemadaman api.
“Tbtal luas area terbakar belum bisa dipastikan. Di Karanganyar, masih di area RPH Tambak dan Nglerak,” katanya.
Koordinasi antarsukarelawan diarahkan langsung Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Marthen Pasunda. Pergerakan api terus dipantau dari sisi bukit area pos 4 lewat Candi Cetho sekaligus mengamankan sumber mata air di area itu.
“Sumber mata airini vital bagi warga di bawah. Bahkan dibUat parit agar api tidak bisa menjangkaunya. Jarak antara titik api terluar dengan sumber mata air dan permukiman masih jauh,” kata Dandim.
Dengan melihat medan ekstrem hutan Gunung Lawu, operasi bersama pemadaman kebakaran tidak dapat maksimal. Mereka berharap kebakaran mereda akibat faktor alam.
Sementara itu Kasie Pemerintahan Desa Gumeng, Jenawi Sutardi mengatakan, sumber mata air di lokasi antara pos 3 dan 4 jalur menuju puncak lewat Candi Cetho diandalkan masyarakat yang bertempat tinggal di Dusun Babar, Milir, Ngargosari dan Dusun Cetho.
“Pipa penyalur sepanjang 7,5 kilometer ini satu-satunya sumber air bersih yang diambil dari Bukit Piling (lokasi sumber air),” katanya. (M-8)-c
Sumber : Kedaulatan Rakyat, hal. 19
Tanggal : 28 Agustus

]]>
Perhutani Lawu Serahkan Sharing Produksi Rp. 521 Juta https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-lawu-serahkan-sharing-produksi-rp-521-juta/ Thu, 18 Jun 2015 02:40:56 +0000 http://perhutani.co.id/?p=23035 LAWU, PERHUTANI (18/6) | Administratur Perhutani KPH Lawu Ds Nanang Sugiharto menyerahkan sharing produksi getah pinus kepada Kepala Dinas Kehutanan Kab. Madiun Heri Sodiq Purnomo yang kemudiaan diserahkan secara simbolis ke LMDH Wilis Maju di aula perhutani KPH Lawu Ds, Kamis.

Administratur Perhutani KPH Lawu Ds,  Nanang Sugiharto menyatakan bahwa sharing produksi sebesar Rp. 521.710.871 diberikan kepada 63 LMDH yang terdiri dari  9 BKPH yang berada di KPH Lawu Ds yang mempunyai keluasan hutan produksi 25997,40 ha. Nanang Berharap agar sharing yang diperoleh tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam kegiatan yang bersifat produktif dan produksi getah pinus di tahun 2015 ini meningkat di atas NPS.

Dalam perhitungan rencana pengunaan dana sharing, 50% di arahkan untuk kegiatan usaha produktif LMDH, 10% direncanakan untuk peningkatan dan memperbaiki kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) LMDH, 10% untuk Desa yang langsung di serahkan oleh LMDH setempat dan 30% untuk sektor Koperasi simpan pinjam.

Kepala Dinas Kehutanan Kab. Madiun Heri Sodiq Purnomo mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Perhutani yang telah membantu masyarakat sekitar hutan dengan menyerahkan sharing produksi kepada 63 LMDH, sehingga kerja sama dalam penggelolaan hutan bersama masyarakat bisa terjalin dengan baik. Heri juga mengajak utnuk meningkatkan kebersamaan, dan menggali potensi yang ada dengan tetap memperhatikan kelestariaan lingkungan menuju hutan lestari. (Kom-Pht/Lw/Eko)

Editor  :  A. Irfan Setiawan

Copyright ©2015

]]>
Jemaat GMM Bersama Perhutani Lawu Tanam Durian Masal https://stg.eppid.perhutani.id/jemaat-gmm-bersama-perhutani-lawu-tanam-durian-masal/ Wed, 17 Jun 2015 02:30:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=23014 Dok. Kom-PHT/Lw @2015

Dok. Kom-PHT/Lw @2015

LAWU, PERHUTANI (17/6) | Gereja Materdhai Madiun bersama Perhutani  Lawu Ds menanam durian masal sebanyak  550 plc yang ditanam bersama di kawasan hutan lindung di lokasi wisata Telaga Ngebel  petak 64 RPH Ngebel BKPH Wilis Barat,

Kegitan dilakukan 180 Jemaat gereja  yang dipimpin oleh pendeta (Romo) Tjahya Widia Utama.

Administratur KPH Lawu Ds,  Nanang Sugiharto mengatakan bahwa melalui kegiatan penanaman akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kesadaran atas pelestarian lingkungan hidup, manfaat penanaman pohon memang tidak bisa dinikmati sekarang, tetapi untuk anak cucu kita nantinya.

“Kegiatan penanaman merupakan bukti cinta terhadap alam sekitar dan merupakan agenda yang akan selalu diadakan tiap tahun guna menciptakan kepedulian jemaat gereja terhadap lingkungan hutan demi anak cucu nantinya.” ujar pendeta Romo Tjahya Widia Utama. (Kom-PHT/Lw)

Editor  :  A. Irfan Setiawan

Copyright ©2015

]]>
Air Terjun Pletuk Perhutani Lawu Nan Menantang https://stg.eppid.perhutani.id/air-terjun-pletuk-perhutani-lawu-nan-menantang/ Sun, 31 May 2015 05:13:54 +0000 http://perhutani.co.id/?p=21727 Dok.Kom-PHT/Lwu  @2015

Dok.Kom-PHT/Lwu @2015

LAWU DS, PERHUTANI (31/5) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu Ds mempunyai distinasi wisata menantang tersembunyi di balik Gunung Wilis di Desa Jurug, Kec. Sooko, Kab. Ponorogo yang sangat alami terletak di lereng Gunung Wilis masuk wilayah kerja Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilis Selatan, yang mempunyai keluasan 2 ha.

Air terjun Pletuk merupakan wisata alam yang eksotik yang mempunyai pesona air jatuh serupa percikan embun yang orang jawa menyebut “ Pletuk – Pletuk “ sehingga di namakan Wisat Air Terjun Pletuk oleh masyarakat sekitar desa hutan.

Walaupun akses masuk melewati desa wisata Pletuk sangat terkenal masyarakat luas sekitar Gunung wilis.

Pengemar traveling seakan menikmati treasure hunt (penemuan harta karun) di Air Terjun Pletuk Obyek wisata alami yang di temukan tahun 1990- an menjanjikan pengalaman berbeda. Untuk mencapai air terjun yang dibuka untuk umum sejak Sembilan tahun lalu itu bukan perkara mudah harus menuai ekstra tenaga yang fit. Medan menanjak langsung menghadang begitu kendaraan memasuki area parkir.

Wisata Air Terjun Pletuk yang mempunyai ketinggian 25 meter itu seperti menghipnotis semua pengunjung yang hadir di lokasi wisata, asset ini dapat menambah pendapatan Perhutani KPH Lawu Ds di bidang wisata yang penangganannya di lakukan kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Administratur/KKPH Lawu Ds, Nanang Sugiharto mengharapkan lokasi wisata air terjun yang berada di lokasi hutan ini dapat dijaga, dikembangkan lebih mempesona lagi sehingga dapat mendongkrak penghasilan di bidang wisata yang lebih baik. ( Kom KPH Lawu Ds/Eko S )

Editor : Dadang K Rizal

Copyright ©2015

]]>