KPH Madiun – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 20 Nov 2018 04:41:46 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Madiun – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Kenalkan Wisata Edukasi di Lereng Wilis dengan Lomba Burung Berkicau https://stg.eppid.perhutani.id/kenalkan-wisata-edukasi-di-lereng-wilis-dengan-lomba-burung-berkicau/ https://stg.eppid.perhutani.id/kenalkan-wisata-edukasi-di-lereng-wilis-dengan-lomba-burung-berkicau/#respond Tue, 20 Nov 2018 04:41:46 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=69091 TIMESINDONESIA.CO.ID (18/11/2018) | Para anggota komunitas burung Independen Akar Rumput (IAR), punya cara unik untuk mempromosikan tempat wisata Dungus Fores Park (Dungus FP) di Desa Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

Terletak di hutan lereng gunung Wilis mereka manfaatkan sebagai tempat edukasi wisata dan pameran burung berkicau (lomba burung) yang digelar setiap Minggu untuk menarik pengunjung.

“Ada sekitar 420 peserta dari berbagai daerah,” kata Totok Junari, ketua panitia lomba kicau burung Dungus FP, Minggu (18/11/2018).

Lomba kicau burung terbagi menjadi tiga kelas yakni PAUD (usia burung 3 hingga 5 bulan), pemula dan dewasa. Jenis burung yang dilombakan diantaranya love bird, pleci, cucak hijau, kenari, kacer. Setiap kelas memperlombakan jenis berkicau yang berbeda.

“Setiap kelas diambil juaranya 1,2,3 dengan hadiah tropi dan uang, ” terang Toto.

Dungus FP bekerjasama dengan Perhutani KPH Madiun dengan memanfaatkan area hutan seluas tujuh hektare.

Di area ini sebagai tempat edukasi wisata dengan mengadopsi alam yang dilengkapi perkebunan kakao, arena bermain anak, rumah pohon, karya seni brecek (akar pohon), hingga instalasi lampu hias dan arena kicau.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 18 November 2018

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/kenalkan-wisata-edukasi-di-lereng-wilis-dengan-lomba-burung-berkicau/feed/ 0
Libur Tahun Baru Islam, Tingkat Kunjungan Taman Trembesi Meningkat https://stg.eppid.perhutani.id/libur-tahun-baru-islam-tingkat-kunjungan-taman-trembesi-meningkat/ Fri, 22 Sep 2017 01:50:50 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49676 SOLOPOS.COM (21/9/2017) | Jumlah pengunjung tempat wisata Taman Trembesi, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, pada libur Tahun Baru Hijriah 2017 ini meningkat tajam dibandingkan hari biasa.

Pantauan Madiunpos.com di taman wisata di lahan Perhutani KPH Madiun itu, Kamis (21/9/2017), ratusan orang memadati taman yang baru dibuka Lebaran 2017 lalu itu. Wisatawan terlihat melakukan berbagai aktivitas di taman itu seperti bermain paintball, berswafoto, hingga duduk di kursi yang tersedia.

Seorang pengelola Taman Trembesi, Rudi, mengatakan kunjungan wisatawan pada libur Tahun Baru Hijriah pada Kamis itu melonjak sekitar dua kali lipat dibandingkan pada hari biasa. Banyak warga Kota Madiun yang memilih untuk berwisata di tempat wisata dalam kota.

Dia menuturkan pada hari biasa jumlah kunjungannya di angka 100 orang per hari. Namun, pada hari libur Tahun Baru Hijriah ini bisa mencapai lebih dari 300 orang per hari.

“Tiket masuk ke Taman Trembesi cukup terjangkau, hanya Rp3.000 per orang dan parkir Rp1.000 untuk sepeda motor dan Rp500 untuk sepeda kayuh. Harga tiket ini tidak naik meski musim liburan,” kata dia, Kamis.

Rudi menyampaikan pengunjung Taman Trembesi mulai remaja hingga dewasa. Menurut dia, taman yang memanfaatkan lahan milik Perhutani itu sangat cocok untuk kegiatan keluarga.

“Pada libur Tahun Baru Hijriah ini, kami tidak menyelenggarakan acara apa pun,” ujar Rudi.

Seorang pengunjung Taman Trembesi, Ulul Albab, mengatakan datang bersama keluarga untuk berlibur dan menghabiskan masa liburan Tahun Baru Hijriah. Menurut dia, Taman Trembesi ini menjadi pilihan yang tepat karena melihat lokasinya berada di tengah kota dan aksesnya cukup mudah dijangkau.

“Dilihat dari tiket masuknya juga murah. Ya lumayan untuk mengisi liburan dari pada di rumah,” ujar warga Kecamatan Taman, Kota Madiun itu.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 21 September 2017

]]>
Taman Trembesi, Area Selfie Nan Rindang di Tengah Kota Madiun https://stg.eppid.perhutani.id/taman-trembesi-area-selfie-nan-rindang-di-tengah-kota-madiun/ Sat, 08 Jul 2017 01:33:09 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48056 SOLOPOS.COM (7/7/2017) | Puluhan pohon trembesi berusia sekitar 100 tahun menjulang tinggi di Taman Trembesi yang berlokasi di komplek kantor Perhutani KPH Madiun, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Pohon trembesi yang berdiameter sekitar 1 meter dengan ketinggian sekitar 50 meter dengan dahan yang dipenuhi daun lebat membuat lokasi taman menjadi rindang dan sejuk.

Ratusan potong batang pohon trembesi dan lainnya juga tertata rapi di tempat penyimpanan kayu seluas 4,2 hektare itu. Saat ini, tempat penyimpanan kayu milik Perhutani tersebut tidak hanya difungsikan sebagai tempat penyimpanan kayu, melainkan juga menjadi lokasi wisata yang diberi nama Taman Trembesi.

Lokasinya tidak jauh dari pusat Kota Madiun, yaitu di kompleks kantor Perhutani KPH Madiun Jl. Diponegoro, Kecamatan Kartoharjo.

Lahan seluas 4,2 hektare itu masih digunakan sebagaimana fungsinya yaitu sebagai perkantoran Perhutani dan tempat penyimpanan kayu. Sedangkan sebagian lahannya diubah fungsi menjadi taman wisata.

Awal ide pembukaan Taman Trembesi yang baru dibuka pada Senin (26/6/2017) itu melihat antusiasme masyarakat yang sangat menyukai wisata alam. Selanjutnya sebagian lahan yang selama ini memang tidak difungsikan disulap menjadi taman.

Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani KPH Madiun, Eka Cahyadi, mengatakan ada sekitar 2.000 meter persegi lahan yang dimanfaatkan untuk Taman Trembesi. Taman wisata ini mengambil tema taman wisata keluarga. Di lokasi taman juga diberi tempat duduk memanjang dari kayu balok.

Ada beberapa tempat duduk disediakan di taman itu. Selain tempat berkumpul di bawah rindangnya pohon trembesi, aneka permainan juga disediakan pengelola taman. Antara lain flying fox sepanjang 70 meter, panahan, paintball, mobil ATV, dan minitrail.

Harga tiket masuk ke Taman Trembesi cukup terjangkau, kata dia, yaitu senilai Rp2.500/orang. Sedangkan tarif berbagai permainan yaitu mulai dari Rp15.000/orang hingga Rp25.000/orang.

“Jadi selain bisa berkumpul keluarga di bawah pohon trembesi, juga bisa bermain berbagai permainan yang telah disediakan,” ujar dia, Rabu.

Pengunjung juga bisa berfoto selfie dan berfoto bersama di spot foto yang telah disediakan. Selain itu, yang menarik pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang tumpukan kayu yang ditata secara apik di lokasi wisata.

Jika tidak ingin kelelahan mengelilingi tempat penampungan kayu itu, kata dia, pengunjung bisa memanfaatkan mobil ATV dengan tarif Rp25.000/orang. Pengunjung sudah bisa berkeliling di tempat penyimpanan kayu dengan seru.

Saat pengunjung merasa kehausan bisa membeli minuman dan makanan di kedai yang ada di taman tersebut. “Taman ini kan memang baru dibuka, tentu masih banyak kekurangan fasilitas yang disediakan pengelola. Tetapi ke depannya akan diperbaiki dan ditambahi fasilitasnya,” jelas dia.

Taman Trembesi dikelola secara langsung oleh petugas Perhutani KPH Madiun. Pihaknya mengaku telah mengurus perizinan mengenai pembukaan tempat wisata ini kepada pemerintah setempat.

Meski baru dibuka, pengunjung Taman Trembesi ini cukup banyak. Pada hari pertama dibuka, sekitar 800 orang dari berbagai daerah berkunjung ke taman wisata ini.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 7 Juli 2017

]]>
Taman Trembesi Pikat Ratusan Wisatawan per Hari https://stg.eppid.perhutani.id/taman-trembesi-pikat-ratusan-wisatawan-per-hari/ Thu, 06 Jul 2017 02:43:44 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48004 SOLOPOS.COM (5/7/2017) | Ratusan wisatawan setiap hari mengunjungi lokasi wisata taman Trembesi yang ada di Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Taman Trembesi ini merupakan tempat wisata yang menggunakan lahan milik Perhutani KPH Madiun dan baru dibuka pada Senin (26/7/2017) atau hari kedua Lebaran.

Pantauan Madiunpos.com di Taman Trembesi, Rabu (5/7/2017) siang, puluhan wisatawan berkunjung ke taman yang dipenuhi dengan balok kayu dan puluhan pohon Trembesi. Wisatawan terlihat menikmati berbagai wahana permainan yang ada di lokasi wisata. Wisatawan juga terlihat berfoto selfie di sejumlah titik yang ada di taman tersebut.

Kasi Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani KPH Madiun, Eka Cahyadi, mengatakan objek wisata ini baru dibuka hari kedua Lebaran lalu dengan tiket masuk senilai Rp2.500 per orang. Objek wisata yang menggunakan lahan Perhutani ini menawarkan wisata di bawah hutan Trembesi dan tumpukan kayu milik Perhutani.

Dia menuturkan awal tempat wisata ini dibuka telah dikunjungi sekitar 800 orang. “Rata-rata tingkat kunjungan di Taman Trembesi ini per hari sekitar 600 orang,” kata dia kepada wartawan, Rabu.
Eka menyampaikan antusiasme warga yang berkunjung ke lokasi wisata baru ini dianggap cukup tinggi. Dia mengaku optimistis tingkat kunjungan wisatawan di obyek wisata itu akan terus meningkat.

Objek wisata ini buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Taman Trembesi ini menawarkan kesejukan alam di bawah hutan Trembesi untuk keluarga. Ada berbagai wahana permainan yang ditawarkan di obyek wisata ini antara lain flying fox, motor ATV, panahan, paintball, dan lainnya.

“Kami juga menyediakan lokasi selfie di beberapa titik di lokasi taman,” jelas dia.

Wisatawan Taman Trembesi, Ari, mengatakan sangat menyambut positif keberadaan taman tersebut. Taman ini bisa menjadi alternatif wisata keluarga di Kota Madiun.

“Bagus sekali ya, soalnya ini kan di tengah kota. Jadi bisa untuk tempat liburan keluarga, jadi tidak melulu ke mall,” terang warga Kota Madiun ini.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 5 Juli 2017

]]>
Perhutani Madiun Deklarasikan Kepatuhan Terhadap Kebijakan FSC https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-madiun-deklarasi-kepatuhan-terhadap-kebijakan-fsc/ Mon, 13 Jun 2016 03:07:46 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38539 Logo PHT-web-ok

DEKLARASI KEPATUHAN
TERHADAP KEBIJAKAN BERASOSIASI DENGAN FSC

Perum Perhutani mendeklarasikan bahwa akan patuh terhadap kebijakan berasosiasi dengan FSC dengan memberikan panduan bahwa perusahaan tidak akan melakukan segala aktivitas yang dilarang oleh regulasi FSC.

  1. Perum Perhutani tidak akan melakukan pemanenan dan penjualan kayu secara illegal.
  2. Perum Perhutani tidak akan melanggar hak-hak tradisional dan hak-hak asasi manusia dalam pengelolaan hutan.
  3. Perum Perhutani tidak akan merusak kawasan dengan nilai konservasi tinggi dalam pengelolaan hutan.
  4. Perum Perhutani tidak akan secara nyata mengkonversi hutan alam untuk tanaman atau untuk penggunaan bukan hutan.
  5. Perum Perhutani tidak akan mengintroduksikan pohon transgenik dalam pengelolaan hutan.
  6. Perum Perhutani tidak akan melanggar hal-hal dasar dalam konversi ILO.

.

Administratur Perum Perhutani Madiun

.

.

Ir. Widhi Tjahjanto,MM

]]>
Perputaran Hewan Ternak ala LMDH Wono Salam https://stg.eppid.perhutani.id/perputaran-hewan-ternak-ala-lmdh-wono-salam/ Tue, 05 Apr 2016 04:09:15 +0000 http://perhutani.co.id/?p=35409 webKerja sama dan gotong royong adalah budaya kita sejak zaman dulu. Itu adalah warisan leluhur. Tetapi, saat ini terkesan seolah-olah pola kerja sama, musyawarah, dan gotong royong itu kian sulit ditemukan di masyarakat kita. Maka, pola kerja sama pengelolaan hewan ternak yang dilakukan LMDH Wono Salam patut ditepuktangani. Seperti apa kerja sama peternakan ala LMDH yang berada di bawah koordinasi KPH Madiun itu?

Namanya Djumali. Lelaki paruh baya yang lahir di Madiun, 17 Desember 1949 itu sudah dua periode mengetuai LMDH Wono Salam. LMDH Wono Salam sebenarnya sudah berdiri sejak tahun 2003. Tetapi, yang menarik dari LMDH Wono Salam ini adalah Koperasi dan Unit Peternakan yang mereka kelola sejak 2012. Jenis hewan yang mereka ternakkan adalah sapi dan kambing. Apanya yang menarik?

Djumali menuturkan, anggota LMDH Wono Salam berjumlah 103 orang. Untuk peternakan, hewan ternak mereka tidak dikumpulkan di satu tempat, atau dalam satu rumah atau satu area tertentu. Namun, masing-masing hewan ternak itu dipegang atau diperlihara oleh masing-masing anggota LMDH. Hewan-hewan ternak tersebut hanya dikumpulkan di satu tempat ketika ada acara penyuntikan vaksin atau pemberian vitamin. Selanjutnya, hewan-hewan ternak tersebut dikembalikan lagi kepada masing-masing peternaknya.

“LMDH Wono Salam ini anggotanya ada 103 orang, namun belum semua memiliki kambing dan sapi. Pemeliharaan hewan ternak itu akan di-rolling setelah membuahkan hasil,” kata Djumali.

Nah, inilah yang menarik. Pola pemeliharan hewan ternak yang mereka pilih adalah dengan kerja sama serta gotong royong. Semangat kebersamaan membuat mereka melakukan perputaran pemeliharaan hewan ternak di antara anggota LMDH setelah sang hewan ternak memberikan hasil. Sehingga, diharapkan semua anggota LMDH akan merasakan pemeliharaan hewan ternak tersebut.

LMDH ini punya koperasi yang memiliki pengerusan tersendiri. Nama koperasinya sama dengan LMDH. Kebetulan saat ini yang menjadi ketua adalah anak pertama Djumali. Oya, Djumali sendiri punya 6 anak, 2 orang putra dan 4 orang putri.

“Usaha ternak dan koperasi LMDH ini sudah berjalan 3 tahun, sejak sekitar tahun 2012. Bahkan sebenarnya sudah ada dari tahun 2003, namun waktu itu belum berbadan hukum. Di dalam mengelola ternak yang dilepas ke masing-masing Anggota LMDH ini kami memiliki sub unit dan pengurus tersendiri yang bertugas untuk mengontrol ke masing-masing anggota. Jadi, kalau ada hewan yang sakit, segera bisa dilaporkan dan nanti akan dilanjutkan ke mantri yang biasa memeriksa hewan di sini. Sehingga, hewan ternak yang sakit itu bisa segera ditangani dan diobati,” tutur suami dari Katira ini pula.

Digandeng Perhutani

Setelah dua tahun LMDH Wono Salam berdiri, Djumali dan rekan-rekannya merasa perlu untuk mengembangkan organisasi mereka ke arah yang lebih serius. Mereka berpikir untuk membentuk koperasi. Koperasi itu akan memberikan peluang bagi pengembangan usaha mereka menjadi kian besar.

Maka, mereka pun perlu tambahan modal. Juga pembinaan agar usaha mereka kian terarah. Pilihan pun jatuh kepada Perum Perhutani.

“Setelah 2 tahun berdirinya LMDH ini, kami mengajukan pinjaman kepada Perhutani. Lalu kami pun menerima pinjaman dari Perhutani. LMDH ini sudah 3 kali menerima pinjaman dari perhutani. Pinjaman pertama, kami mendapatkan 7,5 juta rupiah. Untuk yang kedua, kami mendapatkan 15 juta rupiah. Dan yang terakhir ini 20 juta rupiah. Tahun ini, kami akan mengajukan lagi pinjaman dana sekitar 50 juta rupiah, namun masih dalam peroses pengajuan,” kata Djumali.

Djumali mengisahkan, dana dari hasil pinjaman yang pertama tersebut sebagian dialokasikan ke pupuk bokashi dan sebagian lagi untuk usaha koperasi. Untuk alat pembuat pupuk bokashi, mereka mendapatkan bantuan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Madiun.

Sesungguhnya, pupuk bokashi merupakan awal mula usaha yang mereka rintis. Ini adalah jenis usaha mereka yang pertama. Namun, mereka mengalami kesulitan dalam hal pemasarannya. Sebab, menurut Djumali, harga jual pupuk bokashi ternyata tak menutup biaya produksi.

“Untuk pupuk bokashi ini, sebenarnya kalau kami sesuaikan secara kaku dengan formula yang kami buat, tidak menutup modal dengan harga di pasaran. Sementara pemerintah, dalam hal ini Pupuk Gresik yang memproduksi pupuk organik, bisa menjual pupuk organik itu dengan harga di bawah kita, karena mereka mendapatkan subsidi dari pemerintah. Seandainya subsidi itu beralih kepada kita sebagai rakyat kecil, mungkin pupuk bokashi ini akan terus berjalan sesuai dengan yang kami harapkan,” ujarnya.

Kesulitan memasarkan pupuk bokashi dengan harga yang pantas agar dapat menutup biaya produksi itulah yang membuat usaha tersebut mandek di tengah jalan. Tak putus asa, LMDH Wono Salam lalu mencoba usaha lain, yaitu koperasi dan ternak. Pilihan itu lalu dijalani bersama.

“Awal mulanya memang kami diberikan pembinaan oleh Perhutani untuk pupuk bokashi.  Waktu itu, pemasaran pupuk bokashi ini memang untuk Perhutani. Sebab, di sini kan terdapat tempat persemaian bibit. Seluruh wilayah se-KPH Madiun menggunakan pupuk bokashi produksi LMDH ini, bahkan sampai ke Ponorogo. Jadi, sebenarnya usaha pupuk bokashi ini tidak berhenti total, tetapi hanya untuk konsumsi di sekitar kita saja,” kata Djumali pula.

Rolling Usai Melahirkan

Menurut Djumali, koperasi LMDH Wono Salam ini untuk sementara masih dalam bentuk simpan-pinjam. Sedangkan peternakan, pola perputaran pengelolaan hewan ternak yang mereka jalankan telah berlangsung dengan baik.

“Untuk kambing, semula kita tidak membeli dalam jumlah banyak. Dulu kita beli 5 ekor, sekarang sudah sekitar 14 ekor. Yang sapi juga sama. Kebetulan belum lama ini baru saja lahir,” ujarnya.

LMDH mereka mengadakan perkumpulan di setiap satu bulan sekali. Tukar menukar informasi dan sumbang saran penyelesaian kesulitan dalam pengelolaan ternak mereka lakukan di pertemuan itu. Di dalam pertemuan tersebut, mereka secara rutin menghadirkan Asper dan Mantri untuk memberikan pembinaan kepada seluruh Anggota koperasi. Dari rangkaian pertemuan bulanan itulah mereka selalu menerima informasi terkait PKBL.

“Nah, dari perkumpulan bulanan itu, kami selalu mendapat informasi tentang PKBL ini. Sebab, Asper ataupun Mantri sering memberikan berita-berita terbaru,” ucapnya.

Khusus untuk peternakan, mereka sudah menerapkan aturan yang menarik. Jika pengurus LMDH memberikan sapi atau kambing kepada anggotanya untuk diperlihara, maka hewan ternak tersebut akan dibawa oleh anggota yang bersangkutan ke rumahnya untuk dirawat.

Tetapi, jika nanti kalau hewan tersebut hamil dan melahirkan, maka pengurus LMDH nanti akan mengambil kembali. Kepada anggota yang telah memelihara hewan tersebut, diharuskan untuk memilih, apakah mau mengambil anaknya yang baru dilahirkan itu atau induknya, untuk tetap mereka pelihara. Jika sang anggota yang telah memelihar hewan tersebut memilih untuk mengambil anaknya, maka pengurus LMDH akan mengambil induknya untuk kemudian akan mereka rolling atau putar ke anggota yang lain.

“Tetapi anggota yang sebelumnya memelihara hewan tersebut harus membayar uang kas dulu sebesar 25% dari harga jual hewan tersebut. Banyaknya 25% ini merupakan hasil musyawarah anggota dan selalu mengikuti harga pasar. Jadi kalau harga pasaran seekor sapi itu kisarannya 8 juta rupiah, berarti mereka harus bayar uang kas sekitar 2 juta rupiah. Seandainya 25% ini tidak ada, maka modal kita tidak akan bertambah terus,” kata Djumali.

Menurut Djumali, sebelum ada dana PKBL, masyarakat setempat menjalankan usaha tanam tumpang sari di lahan Perhutani. Tanaman yang ditanam dengan pola tumpang sari itu misalnya kacang, jagung, kedelai, dan ketela pohon. Hasilnya cukup lumayan juga.

“Untuk hasil dari tanaman tumpang sari ini, saya tidak bisa menghitung secara pasti besarannya berapa, tetapi semenjak kami bermitra dengan Perhutani, ada perbedaan yang jelas kami rasakan. Kalau dulu masih ada anggota LMDH yang anak-anaknya masih bersekolah hanya sampai tingkat SD atau SMP karena terkendala biaya, sekarang sepertinya sudah tidak ada. Sudah selesai semua sekolahnya minimal sampai lulus SMA. Jadi untuk kebutuhan sehari-hari, makan dan lauk pauk, itu sudah bisa dicukupi dari hasil tumpang sari lahan perhutani tersebut,” ujarnya.

Djumali pun menyebut, pihaknya sangat berbahagia dengan adanya dana PKBL. Menurut dia, dana PKBL sangat membantu mereka mengembangkan usaha dan mengejar harapan.

“PKBL ini bagus, karena bunga pinjamannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bank-bank konvensional. Namun, kekurangannya adalah waktu turunnya dana ini yang lumayan lama, tidak seperti di bank yang langsung cair. Hal ini menjadi kekurangan PKBL, karena terkadang kita butuh dana cepat agar bisa mengembangkan usaha kita,” ujarnya sambil tersenyum.

Toh masih ada harapan yang terselip dari sela bibirnya. Apa itu? Harapan kita ke depan, semua anggota LMDH ini masing-masing bisa memelihara ternak itu. Sehingga, sistem rolling sudah tidak diperlukan lagi. Jadi kalau sudah tidak ada rolling, akan semakin besar nilai tambahnya,” kata Djumali.

Sebuah harapan sederhana, sebenarnya. Semoga segera terwujud. Dan Djumali pun kembali tersenyum. DR

]]>
Notifikasi Publik FSC FM/CoC Survaillance Audit 2015 Perum Perhutani KPH Madiun https://stg.eppid.perhutani.id/notifikasi-publik-fsc-fmcoc-survaillance-audit-2015-perum-perhutani-kph-madiun/ https://stg.eppid.perhutani.id/notifikasi-publik-fsc-fmcoc-survaillance-audit-2015-perum-perhutani-kph-madiun/#respond Mon, 29 Jun 2015 06:50:19 +0000 http://perhutani.co.id/?p=23452 Dear Valuable Stakeholders,

Para pemangku kepentingan yang terhormat,

Perhutani KPH Madiun has appointed SGS QUALIFOR to carry out an evaluation of the management of Perhutani KPH Madiun forest concession in East Java Province of Indonesia against the requirements of the Forest Stewardship Council Principles and Criteria (FSC P&C). We plan to carry out the evaluation during 04-09 August 2015.

Perhutani KPH Madiun telah menunjuk SGS QUALIFOR untuk melakukan penilaian terhadap pengelolaan hutan Perhutani KPH Madiun di Provinsi Jawa Timur berdasarkan persyaratan-persyaratan dari Prinsip dan Kriteria Forest Stewardship Council Principles (P&K FSC). Kami merencanakan untuk melakukan penilaian pada tanggal 04-09 Agustus 2015.

Enclosed I submit complete stakeholder letter included with relevant annexes.

Terlampir saya sampaikan surat untuk para pemangku kepentingan berikut dengan lampiran-lampiran terkait.

I thank you in advance for any comments that you might be able to provide. Our contact details are included below – you can email, phone, fax or send a letter to me.

Terima kasih atas komentar yang mungkin Bapak/Ibu dapat sampaikan. Silahkan menghubungi alamat kami seperti di bawah ini – Bapak/Ibu dapat mengirim email, telepon, faks atau mengirim surat kepada kami.

PT SGS INDONESIA

Cilandak Commercial Estate # 108C

Jl. Raya KKO Cilandak Jakarta 12560 – Indonesia

Phone : +62 21 781 81 11

Mobile : +62 8111 55 0403

Fax : +62 21 781 82 22

Contact : Fourry Meilano
E-mail : Fourry.Meilano@sgs.com

Langlang Tata Buana

Systems & Services Certification

Forestry Auditor

Phone : +62 21 781 81 11

Mobile: +62 811 9532 715

Fax : +62 21 781 82 22
E-mail : Langlang.Buana@sgs.com

Lampiran-lampiran  :

AD 39 – FM Evaluation – Stakeholder Letter Perum Perhutani KPH Madiun SA2015

AD 40-03 – FM Evaluation – Stakeholder Report Form Perum Perhutani

RD 06 – Guideline – Stakeholders Perum Perhutani

]]> https://stg.eppid.perhutani.id/notifikasi-publik-fsc-fmcoc-survaillance-audit-2015-perum-perhutani-kph-madiun/feed/ 0 LMDH Jati Lestari Perhutani Madiun Penerima Sharing Tertinggi Rp. 81,3 Jt https://stg.eppid.perhutani.id/lmdh-jati-lestari-perhutani-madiun-penerima-sharing-tertinggi-rp-813-jt/ Wed, 27 May 2015 02:55:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=22143 Pemaparan rencana dana sharing LMDHMADIUN, PERHUTANI (27/5) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun bersama Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Ponorogo serta Muspika Kecamatan Pulung menyaksikan pemaparan pemanfaatan dana sharing kayu tahun 2013 oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jati Lestari Desa Ngadirojo Kec. Pulung Kabupaten Ponorogo, bertempat di Pendopo Desa Ngadirojo, Selasa.

Ketua LMDH Jati Lestari menyampaikan terima kasih kepada Perum Perhutani dengan terjalinya kerjasama dalam bidang pengelolaan hutan bersama masyarkat (PHBM) dapat dirasakan manfaatnya tahun ini. LMDH Jati Lestari menerima sharing kayu tebangan tahun 2013 sebesar Rp. 81.314.278,- ( Delapan puluh satu juta tiga ratus empat belas ribu dua ratus tujuh puluh delapan rupiah).

Dalam sambutannya ketua tim sukses PHBM Perhutani Madiun, Tri Rahardjo menyatakan kepada pengurus dan anggota LMDH Jati Lestari sebagai penerima sharing produksi kayu tertinggi tahun 2013, bahwa besar kecilnya perolehan sharing tergantung bagaimana Hutan Pangkuan Desanya dikelola secara baik, berhasil atau tidak dalam pengelolaan dibidang tanaman, pemeliharaan, produksi dan keamanannya merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh LMDH sebagai mitra kerja Perhutani.

“Beliau juga berharap partisipasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) akan keberhasilan di bidang Tanaman dan Keamanan. LMDH agar meningkatkan peran aktifnya dalam mengelola hutan secara lestari agar hutannya hijau masyarakatnya sejahtera” tegasnya. (Komp-PHT/Mdn/Yudi)

Editor : Bagus Tri Aditiya

Copyright ©2015

]]>