KPH Pekalongan Barat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 15 May 2018 06:52:04 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Pekalongan Barat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Wanawisata Bayu Alas Dikembangkan https://stg.eppid.perhutani.id/wanawisata-bayu-alas-dikembangkan/ Tue, 15 May 2018 06:52:04 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=55074 SUARAMERDEKA.COM (15/5/2018) | Meski belum resmi dibuka, Wanawisata Bayu Alas di Desa Pangebatan, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, sudah mulai dikunjungi. Pesona alam khas hutan pinus yang asri dan sejuk menjadi magnet destinasi wisata yang tengah dirintis oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Alas Pangebatan itu.

Wanawisata Bayu Alas berada di kawasan hutan wilayah pangkuan BKPH Bantarkawung, KPH Pekalongan Barat.

Letaknya berdampingan dengan objek wisata pemandian air panas Buaran. Ketua LMDH Rimba Alas Pangebatan Risyanto mengemukakan pengembangan destinasi wisata tersebut didasari oleh perubahan tren wisata yang cenderung kembali pada alam. ’’Kita punya potensi alam yang bagus, mengapa tidak kita manfaatkan untuk wisata? .

Alhamdulillah Perhutani mendukung dan memberikan izin,’’ kata dia. Menurutnya, pemanfaatan aset perhutani untuk wisata tersebut dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. ’’Adanya destinasi wisata ini, warga bisa memperoleh penghasilan tambahan dengan ikut berjualan makanan, minuman atau produk hasil kerajinan,’’ ujarnya.

Lengkapi Fasilitas

Wanawisata Bayu Alas yang sedang dirintis, menurut Risyanto, akan menonjolkan konsep alam dan kearifan lokal. Hingga saat ini, pihaknya masih melengkapi sejumlah fasilitas seperti taman bermain, bumi perkemahan, outbound dan selfie untuk pengunjung yang hobi swafoto.

’’Mudah-mudahan sebelum lebaran pembangunan fasilitas sudah bisa rampung,’’ katanya. Meski masih dalam proses pembangunan, wanawisata sudah dibuka untuk pengunjung dengan tiket Rp 3.000 (hari biasa) dan Rp 5.000 (hari libur). Risyanto optimistis Wanawisata Bayu Alas akan menjadi pilihan keluarga untuk berlibur atau menghabiskan akhir pekan.

’’Kami berterima kasih kepada Dinas Pariwisata yang ikut mendukung pengembangan wanawisata ini,’’ kata dia.

Sumber : suaramerdeka.com

Tanggal : 15 Mei 2018

]]>
Begini Indahnya Gua Peninggalan Jepang di Purwakarta https://stg.eppid.perhutani.id/begini-indahnya-gua-peninggalan-jepang-purwakarta/ Wed, 16 Nov 2016 07:14:28 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=42389 sr1RADARTEGAL.COM (15/11/2016) | Bagi yang menyukai wisata alam sekaligus wisata sejarah, sebuah gua di Desa Pusaka Mulya Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta bisa menjadi pilihan. Selain menyuguhkan suasana alam yang asri, gua ini memiliki sejarah yang menarik.Terceritakan, terdapat puluhan mungkin ratusan serdadu Negeri Matahari (Jepang, red) mendiami gua ini beberapa waktu silam. Tercatat jelas, para prajurit yang terkenal dengan Misi Hara Kiri (bunur diri) ini meninggalkan gua tanah tersebut pada tahun 1945 lalu, tak lama setelah pasukan Amerika dan sekutunya menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hirosima.

Memiliki luas kurang lebih 200 meter persegi, berisikan satu aula pertemuan, sembilan kamar di dalamnya dengan kapasitas 50 orang tertampung dalam kamar tersebut. Gua bersejarah ini kini menjadi lokasi wisata yang menakjubkan.

Jajaran pohon pinus nan rindang, dengan dua curug (air terjun) bernama Curug Cimanaresa dan Curug Pamoyanan, ratusan wisatawan lokal pun mendatangi lokasi wisata ini. Biasanya mencapai puncak keramaian pada akhir pekan.

Hanya dengan merogoh kantong senilai Rp5 ribu untuk tiket masuk ke lokasi, wisatwan akan disuguhkan pemandangan menakjubkan.

“Kebanyakan wisawatan kesini untuk menikmati keindahan alam, sejuknya mata air curug dan yang paling populer adalah wisata sejarah gua peninggalan Jepang,” tutur Asep (39), salah seorang guide (pemandu wisata) di lokasi.

Selain menyimpan banyak cerita sejarah tentang bagaimana keseharian sang serdadu Jepang menduduki negeri ini dengan sistem kerja paksa yang terkenal seantero dunia bernama romusha, wisata alam Pusaka Mulya juga menyimpan cerita bagaimana ‘urang leuweung’ atau harimau jawa, warga sekitar menyebut, menguasai lereng pinus wisata Pusaka Mulya yang berada dibawah kaki Gunung Burangrang ini.

“Dulu puluhan hingga ratusan ekor ‘urang leuweung’ menguasai hutan ini, namun sejak lokasi ini ‘loba jelema’ (banyak manusia) mendatangi areal ini, mereka (harimau) itu seakan lenyap, meski kami yakin mereka masih ada di sekitar kami,” ungkap Asep.

Merinding bercampur takut menjadi hal wajar bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini. Namun menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang memiliki andrenalin kuat untuk bisa menyusuri semua objek yang ada.

Bersama kang Asep, kami pun berhasil menyusuri beberapa langkah kedalam gua. Benar saja, terdapat rongga rongga mirip huruf ‘U’ di dalam gua sebagaimana diceritakan Bah Ahmad, salah satu pemilik warung kopi di lokasi.

“Dulu ayah saya ikut membangun gua ini, kalau tidak salah waktu serdadu Jepang menduduki negeri ini sebelum negara Jepang ‘ludes’ (hancur) kena bom Amerika,” cerita Bah Ahmad sembari menggoreskan sebatang kayu kering ketas tanah merah melukiskan bagaimana grafik desain gua yang berbentuk U atau memutar itu dibangun ayahnya 58-60 tahun lalu.

Berbeda dengan aura dalam gua ketika kita memasukinya, dimana pengunjung akan terbayang bagaimana dahulu para serdadu Jepang beraktifitas di dalam gua dengan mulut gua hanya berdiameter 2-3 meter dengan ketinggian 2,5-3 meter, namun luas di dalamnya.

Pengalaman seru wisatawan pohon pinus Pusaka Mulya akan kembali ditantang andrenalinnya ketika mengunjungi air terjun bernama? Curug Pamoyanan. Lokasi itu menceritakan, puluhan harimau menjemurkan dirinya diatas pohon kiara (pinus).

“Sekitar tahun 60-70-an, mereka (harimau) masih banyak mandi, kemudian berjemur di sekitar curug Pamoyanan. Itulah sebabnya curug tersebut disebut curug pamoyanan atau dalam bahasa Indonesia berjemur,” lanjut Bah Ahmad.

Berjarak 28 km dari pusat kota Purwakarta, wisata pinus Pusaka Mulya memang baru saja dibuka untuk umum dua tahun silam oleh pihak Perhutani Bandung bersama warga sekitar.

Bahkan, diceritakan Bah Ahmad, masih ada beberapa gua peninggalan Jepang yang belum dibuka sejak sengaja ditutup oleh pihak Perhutani dengan warga sekitar tahun 70-an dengan alasan keselamatan dan disalahgunakan orang tidak bertanggung jawab.

“Masih ada beberapa gua yang belum dibuka, itupun lokasinya masih dirahasiakan. Sebab, berada didalam hutan,” lanjut Bah Ahmad.

Bahkan, berdekatan dengan Curug Pamoyanan, warga dan pihak Perhutani mendapati sebuah gua yang konon menjadi sarang harimau. Sehingga tak disarankan bagi wisatwan mengunjungi curug tersebut seorang diri atau tanpa didampingi pemandu wisata sekitar.

“Entah itu gua Jepang atau sarang harimau, yang pasti banyak harimau keluar masuk ke dalam gua itu. Makanya sampai saat ini, gua itu kami isolasi dari wisatwan,” lanjutnya.

Bercerita tentang bagaimana harimau menguasai hutan pinus Pusaka Mulya, Abah Ahmad kemudian menyarankan Pasundan Ekspres menemui Bah Somad, ayah Bah Ahmad di kediamannya.

Meski telah jarang terlihat, sang raja hutan diceritakan Bah Ahmad masih kerap bersautan di malam hari pada tahun 2000 silam.

“Dulu kalau habis panen, kami beberapa pria dewasa terpaksa menunggu padi hasil panen di saung yang berada di tengah sawah,” ujar abah.

Bukan hanya khawatir akan keselamatan, Bah Ahmad bersama beberapa temannya terpaksa mengunci diri didalam saung takut takut sang harimau menerkam mereka, meski belum pernah terceritakan ada warga menjadi korban keganasan sang harimau.

“Mereka (harimau) itu tidak akan menganggu atau mengancam jika tidak manusia itu sendiri yang menggangu mereka,” tutur Abah.

Areal gunung Burangrang sendiri berdasarkan data yang berhasil dihimpun merupakan areal hutan lindung untuk Harimau Jawa oleh pemerintah yang dikelola oleh pihak Perhutani. Maka tak aneh ketika habibat mereka banyak ditemui warga di lokasi wisata pusaka mulya beberapa tahun silam.

Sayang, meski menjadi lokasi wisata ramai dikunjungi ratusan pengunjung setiap minggunya. Objek wisata yang kini masih menjadi objek wisata dibawah wewenang Perhutani ini kurang mendapat perhatian pemerintah sekitar mungkin karena lokasinya yang berbatasan antara Kabupaten Subang dan Purwakarta.

Tangan tangan jahil corat coret pohon dan batu juga buang sampah sembarangan menjadi pemandangan kurang menyedapkan dilokasi ini oleh ulah wisatwan tak bertanggung jawab.(maldiansyah/jpg)

Sumber : Radartegal.com
Tanggal : 15 November 2016

]]>
Wow… Begini Indahnya Atap Langit Brebes dari Puncak Malahayu https://stg.eppid.perhutani.id/wow-begini-indahnya-atap-langit-brebes-puncak-malahayu/ Thu, 27 Oct 2016 04:12:14 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41258 SOLOPOS.COM, BANJARHARJO (26/10) | Banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan di Kabupaten Brebes, salah satunya di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo. Berada di kawasan Dadablangan, potensi tersebut menyajikan indahnya pemandangan di pagi dan sore hari.
Menurut Kepala Desa (Kades) Malahayu Rustamadji, di wilayahnya tidak hanya potensi obyek wisata Waduk Malahayu, melainkan masyarakat sekitar sudah membuat destinasi wisata lain, yakni Bukit Dadablangan. Setiap akhir pekan, banyak masyarakat sekitar yang menghabiskan waktu untuk melihat-lihat pemandangan.
“Kalau naik rumah pohon yang disediakan masyarakat, pengunjung bisa melihat 75 persen Waduk Malahayu dari atas,” jelasnya saat ditemui di lokasi wisata.
Rustamadji menambahkan, Bukit Dadablangan tidak kalah dengan bukit-bukit lain yang ada di Kecamatan Salem maupun daerah lainnya. Karenanya, bekerjasama dengan aparatur desa serta masyarakat sekitar dan Karang Taruna akan terus menggali potensi yang ada.
“Kalau Waduk Malahayu sudah terkenal. Jadi kita juga akan berusaha memaksimalkan dan mempromosikan Bukit Dadablangan agar dikenal warga,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, dari mulai beroperasinya Bukit Dadablangan empat bulan yang lalu, baru dua bulan terakhir banyak pengunjung yang datang. Bahkan, kata dia, perwakilan dari dinas terkait sudah ada yang datang dan melihat potensi Bukit Dadablangan.
Meski demikian, dia mengimbau kepada seluruh pengelola dan para pengunjung untuk menjaga keasrian hutan yang ada. Pasalnya, kata dia, Bukit Dadablangan sendiri berada di kawasan hutan milik Perhutani.
“Kita juga akan dirikan papan pengumuman untuk menjaga keasrian hutan. Jadi keindahan dan keasrian Bukit Dadablangan bisa terjaga,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Bukit Dadablangan Kuswor mengatakan, pemandangan yang dapat dilihat di bukit tersebut tidak kalah dengan objek wisata lain. Meski baru pertama kali, dia juga tidak menutup kemungkinan untuk datang lagi ke Bukit Dadablangan.
“Habis suasana asri. Apalagi kalau sore hari kita bisa melihat pemandangan yang sangat bagus. Khususnya kita bisa melihat obyek wisata Waduk Malahayu dari atas,” singkatnya. (ded/zul)
Tanggal  : 26 Oktober 2016
Sumber  : Radartegal.com

]]>
Perhutani Kerjasama Dengan Polres Brebes https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-mou-polres-brebes/ Thu, 14 Jan 2016 00:50:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32755 Dok-Kom/Pht/Pkb@2016

MoU Perhutani dengan Polres Brebes

PEKALONGAN BARAT,  PERHUTANI (14/1) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat dan Balapulang melakukan kesepakatan bersama  dengan Polres Brebes bidang keamanan, tenurial, serta gangguan yang berada di wilayah KPH Pekalongan Barat dan Balapulang di PTP Kebun Teh Kaligua masuk wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Paguyangan. Kamis

Administratur KPH Pekalongan Barat,  A Fadjar Agung Susetyo mengatakan bahwa penandatanganan kesepakatan bersama  tidak hanya tandatangan saja melainkan didalamnya ada kegiatan-kegiatan bidang keamanan hutan serta kegiatan-kegiatan yang berada di hutan.

Wakapolres Brebes,  Kompol Wahyu Purwidiarso mengatakan bahwa perlu adanya kerjasama antara Perum Perhutani dengan Kepolisian untuk mengamankan aset-aset Negara yang ada diperhutani bukan hanya kayu saja akan tetapi yang ada di Perhutani. “Karena terbatasnya personel Polisi Hutan Perum Perhutani, perlu adanya bantuan dari Kepolisian Republik Indonesia. Petugas  Perhutani hanya mempunyai kewenangan untuk menangkap, sedangkan proses hukumnya oleh Kepolisian.

Pencurian sering terjadi di wilayah sepi yang sulit di pantau oleh petugas,  untuk itu Perhutani yang dilapangan agar sering koordinasi dengan Polsek setempat dan Babinkamtibmas. Kami Perintahkan agar Kapolsek dan Babinkamtibmas untuk berkoordinasi kepada Perhutani dalam pengamanan hutan, “Ujarnya.

“ Dalam pengamanan di sekitar hutan secara preventif, Babinkamtibmas supaya ikut di wilayah Perhutani KPH Pekalongan Barat dan Balapulang, serta melibatkan masyarakat sekitar hutan bekerja sama dalam mengamankan hutan. Mari kita tingkatkan kualitas dan kuantitas kinerja kita.” Lanjutnya. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2016

]]>
Perhutani Pekalongan Barat Bersama Masyarakat Desa Tanam Curug Cicantel https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-bersama-masyarakat-desa-tanam-curug-cicantel/ Tue, 12 Jan 2016 01:35:05 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32758 PEKALONGAN BARAT-PERHUTANI (12/1) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat melaksanakan penanaman bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Darmasuci  di  Curug Cicantel di  petak 12j Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Igirklanceng, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Paguyangan – KPH Pekalongan Barat. Selasa.

Penanaman yang diikuti sekitar 100 orang, dengan jenis yang ditanam antara lain beringin, nangka, alpokad, rumput vertifer, dan berbagai jenis tanaman rimba.

Administratur KPH Pekalongan Barat,  A Fadjar Agung Susetyo, mengatakan bahwa penanaman ini wujud kepedulian LMDH Darmasuci kepada Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat, ia berterimakasih terhadap LMDH. Karena melihat kondisi tanah  pegunungan yang sangat jarang tanamannya sehingga perlu adanya kerapatan tanaman.

“Apalagi di daerah hutan ini ada objek wisata Curug Cicantel, yang mulai ramai dikunjungi pengunjung. Sehingga perlu penghijauan  dan penataan lokasi agar curug Cicantel semakin menarik, kelihatan indah, dan pengunjungnya akan semakain ramai.” Lanjutnya.

Dengan adanya objek wisata Curug dimanfaatkan LMDH untuk usaha penitipan kendaraan untuk membantu pendapatan LMDH, serta dimanfaatkan masyarakat dengan membuka warung – warung disekitar lokasi. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

]]>
Perhutani Berikan Umroh Gratis Bagi Penyadap Berprestasi https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-berikan-umroh-gratis-bagi-penyadap-berprestasi/ Mon, 04 Jan 2016 15:05:46 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32527 PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (4/1) | Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah memberikan hadiah umroh bagi gratis bagi seorang penyadap getah pinus dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat. Supono, seorang penyadap getah pinus dari Dukuh Cigugur, Desa Indrajaya, Kecamatan Salem – Kabupaten Brebes karena ketekunan dan kerajinan dalam bekerja sebagai penyadap pinus di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Indrajaya, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Salem, KPH Pekalongan Barat yang beruntung mendapatkan hadiah umroh gratis ini.

Supono beserta isteri merupakan peyadap yang rajin, ia menyadap getah pinus dari pagi hingga sore hari, “memang profesi sebagai penyadap kalau benar-benar di tekuni insya Allah dapat untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga”, ujarnya.

Dalam sehari Supono beserta isteri bisa mendapatkan getah pinus 45 kg sehingga dalam sehari mendapatkan penghasilan Rp 157.500,- dalam 1 bulan 1.350 kg dan dalam 10 bulan 13.500 kg, sehingga s/d 10 bulan Supono bisa mencapai target 150 %, dari target Tempat Penimbunan Getah (TPG) yang ada di RPH Indrajaya, BKPH Salem, KPH Pekalongan Barat sebesar 397.817 kg.

Hadiah umroh gratis bagi Supono ini diserahkan oleh Wakil Administratur KPH Pekalongan Barat, Haris Setiana.”Profesi apapun kalau ditekuni dengan baik, pasti akan mendapatkan hasil yang baik pula”, Kata Haris. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2016

]]>
Perhutani Pekalongan Barat Peringati Hari Ibu https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-peringati-hari-ibu/ Mon, 28 Dec 2015 06:56:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32516 PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (28/12) | Perum perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat mengadakan Peringatan Hari Ibu yang ke- 87,tahun 2015 untuk menciptakan kebersamaan antara perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk perlindungan perempuan dan anak di halam kantor Perhutani KPH pekalongan Barat.

Perayaan Hari Ibu yang ke-87 ini diselenggarakan oleh Paguyuban isteri karyawan dan karyawati Perum Perhutani KPH Pekolangan Barat. Di ikuti kurang lebih 100 orang terdiri dari istri Administratur, Waka Administratur, Kasi PSDH dan Istri Asper dan KRPH serta mandor,dalam wilayah Perum perhutani KPH Pekalongan Barat.Kegiatan Hari Ibu kali ini mengambil Tema “Kesetaraan Perempuan dan laki-laki Dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Perlindungan Perempuan dan Anak”.

Administratur KPH Pekalongan Barat Anton Fadjar Agung Susetyo mengatakan, bahwa “Ibu adalah segalanya, ibu tempat curhat, tempat limpahan persoalan, dengan curhat ke ibu segalannya dapat terselesaikan. Ibu adalah sebagai pendukung bapak-bapak tetapi bukan berarti dapat mencampuri urusan pekerjaan suami. Dukungan yang bisa di berikan oleh ibu kepada suami adalah bagaimana ibu bisa mensupot semua pekerjaan bapaknya untuk lebih baik,” Ujarnya. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015

]]>
Perhutani Pekalongan Barat Salurkan Dana PKBL Rp. 350 Juta https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-salurkan-dana-pkbl-rp-350-juta/ Thu, 24 Dec 2015 14:51:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32511 PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI(23/12) |Perum Perhutani  Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat menyerahkan dana pinjaman lunak Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk masyarakat wilayah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes tahun 2015 sebesar Rp 350.000.000 untuk 5 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di ruang rapat kantor Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat

Penyaluran dana ini dipergunakan untuk menambah modal usaha produktif LMDH seperti usaha pupuk, obat-obatan pertanian, wilayah Kabupaten Brebes sebesar Rp 290.000.000 serta usaha peternakan kambing, ikan lele, petani jagung, dan toko pakan ternak wilayah Kabupaten Tegal sebesar 65.000.000.
Administratur Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat A. Fadjar Agung Susetyo mengatakan bahwa dana pinjaman lunak kali ini diberikan kepada masyarakat wilayah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, baik kelompok maupaun perorangan. Pinjaman tersebut dipinjamkan kepada masyarakat yang benar-benar memerlukan dana untuk memajukan usahanya.

“Bagi masyarakat yang menerima pinjaman dana lunak PKBL, agar bisa memanfaatkan dan mengelola dana tersebut dengan baik untuk memajukan usahanya sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya. Karena dana pinjaman ini bukan hibah tapi harus di kembalikan dengan bunga yang sangat rendah yakni hanya 6 % per tahun atau 0,5 % per bulan”, Ujar Anton.

Selain menyalurkan dan Program Kemitraan, Perhutani Pekalongan Barat juga menyerahkan bantuan Bina Lingkungan berupa 5 unit komputer untuk PKBM Karya Mandiri di desa Jipang, Kecamatan Bantar Kawung-Kabupaten Brebes, serta 5 paket pelatihan komputer bagi warga sekitar hutan yang ada di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bantar Kawung.

Kepada para mitra binaan Perum perhutani KPH Pekalongan Barat yang tersebar di wilayah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, lebih lanjut Anton berpesan untuk menjalin kerjasama dengan baik untuk melestarikan hutan di sekitar tempat tinggal kita. “Hutan harus kita jaga bersama agar tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang,” Pungkasnya. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015

]]>
Perhutani Pekalongan Barat Serahkan Kendaraan Dinas Roda Dua https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-serahkan-kendaraan-dinas-roda-dua/ Thu, 17 Dec 2015 14:38:17 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32496 PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (16/12) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat mengadakan Apel Siaga Bencana dan menyerahkan sepeda motor Trail KLX, kepada petugas lapangan antara lain Segenap Asper/KBKPH dan segenap KRPH di wilayah KPH Pekalongan Barat. Bertempat di halaman kantor Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat.
Dalam Apel penerimaan sepeda motor Trail jenis Kawasaki kali ini di pimpin langsung Administratur Perum perhutani KPH Pekalongan Barat A Fadjar Agung Susetyo, sepeda motor di serahkan kepada Segenap Asper/KBKPH dan segenap KRPH dalam wilayah KPH Pekalongan Barat.
Administratur Pekalongan Barat menyatakan bahwa sepeda motor ini untuk menunjang pekerjaan di lapangan karena beban Asper dan KRPH adalah ujung tombak perhutani. Perhutani berharap dengan adanya pemberian kendaraan dinas bagi pejabat lapangan demi untuk meningkatkan kinerja lebih siaga dan maksimal lagi dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Hal-hal yang perlu di perhatikan kendaraan ini akan beroprasional bagi Asper dan KRPH, kendaraan ini tidak boleh di pindah tangankan juga STNK dan BPKB atas nama Perum Perhutani karena merupakan asset perusahaan, apabila kendaraan dinas/motor trail sudah bernilai Rp.1 (penyusutan 3 tahun s/d 5 tahun) di hapus bukukan dan bagi pemegang terakhir bisa melelangnya.
Administratur berharap kepada Asper/KBKPH dan KRPH dengan inventaris ini di mohon untuk merawatnya, juga untuk menanmbah semangat dalam bekerja. Pada tahun ini pekerjaan kita produksi getah bisa mencapai 100 % maka kami berharap dengan adanya inventaris kendaraan trail untuk tahun depan bisa melebihi pada tahun sekarang baik produksi getah dan produksi kayu selesai sebelum waktunya.(Kom-Pht/Pkb/Giyono)
Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015

]]>
Perhutani Pekalongan Barat Bekali Anak-Anak Usia Dini Agar Cinta Lingkungan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-pekalongan-barat-bekali-anak-anak-usia-dini-agar-cinta-lingkungan/ Thu, 17 Dec 2015 13:42:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=32345 PEKALONGAN BARAT-PERHUTANI(16/12) |Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat mendapat kunjungan anak-anak PAUD Terpadu Pelangi Desa Ujungrusi,Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal dalam rangka Program Pengenalan Lingkungan (PPL). Rabu.

Administratur/KKPH Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat A. Fadjar Agung Susetyo memberikan materi kepada anak-anak untuk mencintai Lingkungan dengan cara menanam pohon, juga mengenalkan pohon-pohon yang berada di lingkungan kita antara lain pohon duren, Mangga, pinus dan lain-lain. Karena pohon dengan manusia saling membutuhkan manusia membutuhkan O2 dari pohon sedangkan pohon membutuhkan CO2 dari manusia jadi anak-anak harus mencintai lingkungan dan melestarikan yang ada, juga harus mau menanam pohon di lingkungan kita.

Untuk pengetahuan lebih lanjut anak-anak dikenalkan cara menanam pohon di lingkungan Kantor Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat yang di pandu oleh Kaur Tanaman KPH Pekalongan Barat Sasmito, cara membuat lubang tanam dan menanam pohon Duren dan pohon pinus.Untuk menciptakan cinta lingkungan maka perlu kita memberikan contoh kepada anak-anak kita agar mencintai lingkungan dan melestraikannya. (Kom-Pht/Pkb/Giyono)

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015

]]>