KPH Purwakarta – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 05 Apr 2018 03:12:12 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPH Purwakarta – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Bersih-bersih Taman Air Mancur Sribaduga Tandai Peringatan HUT Perhutani Purwakarta ke-57 https://stg.eppid.perhutani.id/bersih-bersih-taman-air-mancur-sribaduga-tandai-peringatan-hut-perhutani-purwakarta-ke-57/ Thu, 05 Apr 2018 03:12:12 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=54248 NUSANTARANEWS.CO (4/4/2018) | Kepala Perhutani Purwakarta Agus Mashudi memipin ratusan massa dan petugas kebersihan bersama-sama membersihakn kawasan wisata Taman Air Mancur Sribaduga Situ Buled, Purwakarta, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan hari ulang tahun Perhutani ke-57, yang diperingati dengan cara bersih-bersih kawasan sepanhang jalan kawasan wisata termegah di Purwakarta tersebut.

“Kami merasa bangga bisa menggelar aksi bersih-bersih sampah di sepanjang keliling kawasan wisata supaya bersih, indah dan hijau, ini sebagai bentuk kepedulian lngkungan dalam rangka ultah perhutani ke-57,” tegas Agus Mashudi.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan bagian dari aksi peduli lingkungan. Tampak massa anggota Perhutani kompak membawa sapu dan memunguti kantong plastik satu per satu, serta memungut sampah yang bertebaran di area wisata Sribaduga.

Perhutani juga membagikan bantuan kepada para petugas kebersihan. “Terima kasih Perhutani semoga bantuan ini berkah selalu. Kami merasa terbantu dengan aksi bersih-bersih ala Perhutani ini, ujar seorang petugas kebersihan dari Situ Buled bernama Asep.

Peringatan hari ulang tahun Perhutani ke-57 di Purwakarta ini terbilang sederhana. Tema yang diangkat dalam peringatan kali ini ialah One Big Family.

“Tema ultah ini sungguh sangat filosofis yang intinya kita selaku BUMN perhutani memegang kekompakan sesama kelurga besar dalam bekerja dan berkarya demi bangsa dan negara,” ucap Agus.

Selain bersih-bersih kegiatan ultah Perhutani ini juga di adakan berbagai perlombaan dan seni yang diikuti oleh seluruh pejabat teras dan anggota perhutani yang terlihat penuh suka cita.

“Kami merasa terhibur pada aksi ultah ini karena semua kompak dan ramah tamah hilangkan kepenatan dalam bekerja supaya terhibur,” kata Humas Perhutani.

Sumber : nusantaranews.co

Tanggal : 4 April 2018

]]>
Korea Selatan Kunjungi Lokasi Kerjasama Tanaman Jati di Purwakarta https://stg.eppid.perhutani.id/korea-selatan-kunjungi-lokasi-kerjasama-tanaman-jati-di-purwakarta/ Sat, 06 Jan 2018 10:00:29 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51886 JAKARTA, PERHUTANI (06/01/2017) | Ketua Komisi DPR Korea yang membidangi pertanian, perikanan, kelautan dan kehutanan Sul Hoon beserta jajarannya didampingi duta besar Republik Korea untuk Republik Indonesia, Cho Taiyoung dan Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto serta Kabag Bilateral Kementrian LHK melakukan kunjungan ke petak 2A tanaman JPP asal stek pucuk, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cibungur, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta dalam peninjauan lokasi tanaman Jati pada Sabtu(06/01).

Turut hadir dalam kunjungan ini ini Presiden Direktur PT KIFC (Korea Indonesia Forestry Center) dan Presiden Direktur PT KoFPI. Lokasi yang menjadi tujuan merupakan lahan berisi tanaman Jati Plus Perhutani (JPP) tahun tanam 2011 seluas 11,78 hektar.

Sebagai informasi JPP merupakan Jati unggul produk Perum Perhutani yang diperoleh dari program pemuliaan pohon. JPP dikembangkan melalui dua cara perbanyakan yaitu stek pucuk dan kultur jaringan.

Kunjungan ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian agenda kunjungan Anggota ke 20 National Assembly (DPR) Korea Selatan di Indonesia. Sebelumnya rombongan Anggota ke 20 National Assembly (DPR) Korea Selatan telah mengunjungi lokasi Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Bogor. (Kom-PHT/PR/2017-I-03)

]]>
KPH Perhutani Purwakarta Gelar Komando Penanaman Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/kph-perhutani-purwakarta-gelar-komando-penanaman-pohon/ Sat, 18 Nov 2017 02:56:43 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50871 NUSANTARANEWS.CO (17/11/2017) | Gerakan moral untuk rasa peduli lingkungan pihak Kesatuan Pemangkuan hutan (KPH) Perhutani Wilayah Purwakarta menggelar Komando Penanaman Tahun 2017 dengan cara mencanangkan Penanaman Ratusan Bibit Pohon berbagai jenis di Petak 3A, Desa Cibungur, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jabar, Jumat (17/11/2017)

Kepala Perhutani Agus Mashudi, selaku Komando Gerakan Pencanagan ini tampak langsung terjun dengan membawa cangkul menanam bibit pohon secara simbolis yang diikuti semua pejabat kantor dan staf karyawan.

“Gerakan moral ini kita kompak dalam pencanangan peduli lingkungan, kita tanam berbagai jenis pohon yang intinya gerakan massal menggugah sesuai perintah program kerja rutin,” ujar Agus di sela-sela kegiatan.

Dalam gerakan pencanangan ini ditanam beberapa jenis bibit pohon seperti pohon Mahoni dan Kosambi selain jenis kayu putih dan jati yang direncanakan akan menyebar ke seluruh area wilayah Purwakarta.

“Ini awal pencanangan program massal yan akan diikuti oleh setiap balai yang ada di kabupaten Purwakarta dengan lahan tersedia total 800 hektare kita optimis berjalan baik, kata pejabat baru yang bertugas di Purwakarta ini.

Usai kegiatan, KPH Perhutani Purwakarta dan semua jajaran menggelar silaturahni dan makan liwet bersama dengan beralaskan daun secara sederhana namun keharmonisan dan kekompakan antar jajaran tergambar jelas dan terjalin suasana keakraban.

“Ya suasana kompak dan harmonis antar sesama jajaran harus dibudayakan sehingga memberi semanagat dalam menjalankan kinerja program yang berdampak positif, semoga ini tetap tercipta,” harapnya.

Hal sama juga dikatakan Herdi selaku Asper Sadang yang sangat mendukung program pencananganan penanaman ini. Ia berharap program ini bisa berjalan ke depan dengan baik.

“Kita siap menjalankan program rutinan ini sesuai arahan bapak kepala KPH Perhutani Purwakarta,” pungkasnya.

Sumber : nusantaranews.co

Tanggal : 17 November 2017

]]>
Perhutani Janjikan Peningkatan Produksi Ikan Nasional dengan Optimalisasi Mangrove https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-janjikan-peningkatan-produksi-ikan-nasional-optimalisasi-mangrove/ Mon, 07 Nov 2016 08:27:43 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41890 fisheri3-300x225NUSANTARANEWS.CO (7/11/2016) | Dirut Perhutani Denaldy M Mauna menyampaikan bahwa Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih dibawah konsumsi tingkat nasional.
Hal tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan ke Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat dengan tujuan mengembangkan pemanfaatan hutan mangrove.
“Kunjungan ini untuk memetakan potensi dan persoalan di hutan mangrove, termasuk budi daya ikan empang parit, sistem kelembagaan dan aturan yang ada, agar bisa dilakukan pengembangan sylvofishery dengan baik, serta fungsi lindung hutan mangrove bisa lebih dioptimalkan,” terangnya dalam siaran persnya, Minggu (6/11)
Dalam hal ini Perum Perhutani bekerja sama dengan 11 kelompok lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) sepakat mengembangkan hutan mangrove di pantai utara dan selatan Jawa untuk dikelola dengan pola “sylvofishery” yaitu kombinasi mangrove dengan budi daya ikan atau lainnya.
11 LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Sesuai Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah adalah peningkatan produksi perikanan tangkap, budi daya dan pengolahan hasil perikanan.
Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budi daya perikanan darat. “Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Sementara itu, perwakilan LMDH Wana Sejati, Sarjono, berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono.
Adapun luas hutan mangrove yang dikelola Perhutani sekitar 43 ribu Ha. Sebagian ada di KPH Purwakarta wait 15.897,21 Ha, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 Ha berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut.
“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar per tahun, kalau ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari,” tambah Sarjono.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : nusantaranews.co

]]>
Inovasi Perhutani Melalui Pengembangan Sylvofishery https://stg.eppid.perhutani.id/inovasi-perhutani-melalui-pengembangan-sylvofishery/ Mon, 07 Nov 2016 03:14:07 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41841 fisheri3-300x225WARTAAGRO.COM (6/11/2016) | Perum Perhutani akan membuat inovasi baru demi meningkatkan kinerja bisnisnya. Salah satunya dengan mengembangkan sylvofishery. Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna.
Pengembangan sylvofishery, dengan mengkombinasikan mangrove dengan budidaya ikan. Perhutani memiliki hutan mangrove dipinggir pantai utara dan selatan Jawa yang dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
Menurut dia, luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani berkisar 43.000 hektare (ha). Di mana, sebagian berada di KPH Purwakarta yang seluas 15.897,21 ha. Sementara itu, luasan yang bisa dimanfaatkan untul pengelolaan pola sylvofishery mencapai 11.317,17 ha, yang berada di 20 desa di delapan kecamatan.
Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke hutan mangrove Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat, Jumat, 4 November 2016.
Kunjungan kerja tersebut, kata dia, juga sekaligus memetakan potensi yang dapat dikembangkan sekaligus bertemu dengan sebelas kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah tersebut.
Kesebelas LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan per kapita di Pulau Jawa, yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional. Sesuai Inpres No 7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional yakni, dengan peningkatan produksi perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan. Dalam hal ini, Perhutani berperan dengan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery,” kata Denaldy dalam keterangan tertulis di Jakarta, akhir pekan lalu.
Terkait itu, kata dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Usulan tersebut mendapat reaksi dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ditemui Denaldy.
“Kami berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai. Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja.
Sedangkan, bidang lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata perwakilan LMDH Wana Sejati Sarjono.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam wadah LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani, serta rumput laut.
“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektare per tahun, kalau ditanam ikan mujair bisa 1,5 ton per hektare per tahun, sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektare per hari,” kata Sarjono.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : wartaagro.com

]]>
Optimalkan Mangrove Untuk Budi Daya Perikanan https://stg.eppid.perhutani.id/optimalkan-mangrove-budi-daya-perikanan/ Mon, 07 Nov 2016 02:10:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41854 fisheri3-300x225INDONESIAOVERSIGHT.COM (6/11/2016) | Perum Perhutani bekerja sama dengan 11 kelompok lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) sepakat mengembangkan hutan mangrove di pantai utara dan selatan Jawa untuk dikelola dengan pola “sylvofishery” yaitu kombinasi mangrove dengan budi daya ikan atau lainnya.
Siaran pers Perhutani di Jakarta, Minggu menyebutkan 11 LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Pengembangan pemanfaatan hutan mangrove tersebut ditandai dengan kunjungan kerja Dirut Perhutani Denaldy M Mauna ke Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat.
Kunjungan itu untuk memetakan potensi dan persoalan di hutan mangrove, termasuk budi daya ikan empang parit, sistem kelembagaan dan aturan yang ada, agar bisa dilakukan pengembangan sylvofishery dengan baik, serta fungsi lindung hutan mangrove bisa lebih dioptimalkan.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih dibawah konsumsi tingkat nasional,” ujar Denaldi.
Sesuai Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah adalah peningkatan produksi perikanan tangkap, budi daya dan pengolahan hasil perikanan.
Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budi daya perikanan darat.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Sarjono, perwakilan LMDH Wana Sejati berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perhutani sekitar 43 ribu Ha. Sebagian ada di KPH Purwakarta wait 15.897,21 Ha, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 Ha berada di 20 desa pada delapan kecamatan. Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut. Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar per tahun, kalau ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : indonesiaoversight.com

]]>
Perhutani Optimalkan Mangrove Untuk Budidaya https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-optimalkan-mangrove-budidaya/ Mon, 07 Nov 2016 02:00:54 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41818 fisheri3-300x225KONTAN.CO.ID (6/11/2016) | Perum Perhutani bekerja sama dengan 11 kelompok lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) sepakat mengembangkan hutan mangrove di pantai utara dan selatan Jawa untuk dikelola dengan pola “sylvofishery”. Polal ini merupakan kombinasi mangrove dengan budi daya ikan atau lainnya.
Lewat siaran pers Perhutani, menyebutkan, 11 LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Kunjungan itu untuk memetakan potensi dan persoalan di hutan mangrove, termasuk budi daya ikan empang parit, sistem kelembagaan dan aturan yang ada, agar bisa dilakukan pengembangan sylvofishery dengan baik. Juga fungsi lindung hutan mangrove bisa lebih dioptimalkan.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih dibawah konsumsi tingkat nasional,” ujar Denaldi dalam siaran pers, Minggu (11/6).
Sesuai Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah adalah peningkatan produksi perikanan tangkap, budi daya dan pengolahan hasil perikanan.
Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budi daya perikanan darat.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Sarjono, perwakilan LMDH Wana Sejati berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja. Lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perhutani sekitar 43 ribu ha. Sebagian ada di KPH Purwakarta 15.897,21 ha, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 ha yang berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut. Produksi rata-rata bisa dua ton per ha per tahun, kalau ikan mujair bisa 1,5 ton per ha per tahun sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per ha per hari.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : kontan.co.id

]]>
Perhutani Akan Kembangkan Sylvofishery https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kembangkan-sylvofishery/ Mon, 07 Nov 2016 01:35:36 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41806 fisheri3-300x225BERITASATU.COM, JAKARTA (6/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, akan mengembangkan sylvofishery, dengan mengkombinasikan mangrove dengan budidaya ikan. Perhutani, kata dia, memiliki hutan mangrove dipinggir pantai utara dan selatan Jawa yang dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Menurut dia, luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani berkisar 43.000 hektare (ha). Di mana, sebagian berada di KPH Purwakarta yang seluas 15.897,21 ha. Sementara itu, luasan yang bisa dimanfaatkan untul pengelolaan pola sylvofishery mencapai 11.317,17 ha, yang berada di 20 desa di delapan kecamatan.Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke hutan mangrove Resort Pemangkuan Hutan(RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat, Jumat, 4 November 2016.

Kunjungan kerja tersebut, kata dia, juga sekaligus memetakan potensi yang dapat dikembangkan sekaligus bertemu dengan sebelas kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah tersebut. Kesebelas LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.

“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan per kapita di Pulau Jawa, yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional. Sesuai Inpres No 7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional yakni, dengan peningkatan produksi perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan. Dalam hal ini, Perhutani berperan dengan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery,” kata Denaldy dalam keterangan tertulis di Jakarta, akhir pekan lalu.

Terkait itu, kata dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya.

“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy. Usulan tersebut mendapat reaksi dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ditemui Denaldy.

“Kami berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai. Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja. Sedangkan, bidang lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata perwakilan LMDH Wana Sejati Sarjono.

Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam wadah LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani, serta rumput laut.

“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektare per tahun, kalau ditanam ikan mujair bisa 1,5 ton per hektare per tahun, sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektare per hari,” kata Sarjono.

Sebelumnya, Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III holding perkebunan, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia menjalin kerja sama budi daya tanaman tebu di kawasan hutan. Kerja sama itu didukung pendanaan oleh bank BUMN yakni, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pemanfaatan Hutan untuk Kegiatan Budi Daya Tebu.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh oleh Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, Direktur Human Capital Management dan Umum PTPN III Seger Budiarjo, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia B Didiek Prasetyo, Executive Vice President Bank Rakyat Indonesia Kokok Alun Akbar selaku , Pemimpin Divisi BUMN dan Institusi Pemerintah Bank Negara Indonesia Henry Panjaitan, serta Group Head Corporate Banking 3 Bank Mandiri M Iswahyudi di Kantor Pusat Perhutani Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2016.

Kerja sama tersebut mencakup penyediaan lahan kawasan hutan untuk budi daya tanaman tebu dengan pola agroforestry. Mulai dari pengelolaan bibit, angkut hasil, peningkatan produksi, hingga produktivitas tanaman tebu.

Tanggal : 6 November 2016
Sumber : Beritasatu.com

]]>
Perhutani Optimalkan Mangrove untuk Budi Daya Perikanan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-optimalkan-mangrove-budi-daya-perikanan/ Mon, 07 Nov 2016 01:30:12 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41801 fisheri3-300x225NETRALNEWS.COM (6/11/2016) | Perum Perhutani bekerja sama dengan 11 kelompok lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) sepakat mengembangkan hutan mangrove di pantai utara dan selatan Jawa untuk dikelola dengan pola “sylvofishery” yaitu kombinasi mangrove dengan budi daya ikan atau lainnya.
Siaran pers Perhutani di Jakarta, Minggu (6/11/2016) menyebutkan 11 LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Pengembangan pemanfaatan hutan mangrove tersebut ditandai dengan kunjungan kerja Dirut Perhutani Denaldy M Mauna ke Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat.
Kunjungan itu untuk memetakan potensi dan persoalan di hutan mangrove, termasuk budi daya ikan empang parit, sistem kelembagaan dan aturan yang ada, agar bisa dilakukan pengembangan sylvofishery dengan baik, serta fungsi lindung hutan mangrove bisa lebih dioptimalkan.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih dibawah konsumsi tingkat nasional,” ujar Denaldi.
Sesuai Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah adalah peningkatan produksi perikanan tangkap, budi daya dan pengolahan hasil perikanan.
Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budi daya perikanan darat.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Sarjono, perwakilan LMDH Wana Sejati berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perhutani sekitar 43 ribu Ha. Sebagian ada di KPH Purwakarta wait 15.897,21 Ha, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 Ha berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut. Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar per tahun, kalau ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : netralnews.com

]]>
Perhutani Garap Potensi Hutan Mangrove https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-garap-potensi-hutan-mangrove/ Mon, 07 Nov 2016 01:24:01 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41798 fisheri3-300x225IMQ21.COM (5/11/2016) | Perum Perhutani tengah memetakan potensi dan persoalan hutan mangrove yang terletak Purwakarta, Jawa Barat.
Untuk merealisasikan hajatan tersebut, Direktur Utama Denaldy M Mauna melakukan kunjungan kerja ke hutan mangrove Resort Pemangkuan Hutan(RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat dan bertemu dengan sebelas kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) akhir pekan ini.
Kesebelas LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Menurut Denaldy M Mauna, saat ini, pemerintah berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional. Sebagai BUMN, Perhutani yang memiliki hutan mangrove dipinggir pantai utara dan selatan Jawa akan optimalkan pengelolaannya, dengan pola sylvofishery yang baik, yaitu kombinasi mangrove dengan budidaya ikan atau lainnya.
“Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budidaya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya. Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional nantinya,” tutr Denaldy melalui siaran pers yang diterima Sabtu (5/11).
Ia berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan LMDH melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono perwakilan LMDH Wana Sejati.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani kurang lebih 43 ribu hektar. Sebagian ada di KPH Purwakarta, yaitu 15.897,21 hektar, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 hektar berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam wadah LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut.
“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar pertahun, kalau ditanam ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun, sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari,” urainya.
 
Tanggal : 5 November 2016
Sumber : imq21.com

]]>