#kphbandungutara – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Sun, 27 Aug 2017 01:22:29 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphbandungutara – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Puncak Bintang https://stg.eppid.perhutani.id/puncak-bintang/ Sun, 27 Aug 2017 01:22:29 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49179

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

PIKIRAN RAKYAT (27/8/2017) | Wanawisata Puncak Bintang merupakan kawasan hutan pinus mik Perum Perhutani yang dulunya hanya untuk tegakan pohon pinus sebagai kebutuhan bahan baku produksi. Kawasan ini berada pada ketinggian 1.442 meter di atas permukaan laut berlokasi di Kampung Bongkor/Buntis, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandong, setelah melewati kawasan wisata Caringin Tilu, masuk wilayah Perhutani KPH Bandung Utara.
Bila Anda datang dari Kota Bandung, akses masuk dari Jalan Padasuka-Cicaheum lewat Saung Angklung Udjo kira-kira 8,5 kilometer atau dapat ditempuh dengan waktu 30 menit naik ke Cimenyan.
Dibukanya wanawisata Puncak Bintang tak lepas dari peran Wismo Tri Kancono, Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, yang saat itu sedang melihat lokasi sadapan getah pinus.
Lokasi yang tinggi dan ramai dikunjungi, berdekatan pula dengan Warung Daweung dan Bukit Moto yang sebelumnya telah menjadi tempat wisata. Puncak Bintang dibuka dengan potensi yang luas dari keasrian hutan dan udara Bandung yang sejuk.
Puncak Bintang memiliki jalur jalan setapak dan lintasan sepeda yang menjadikannya tempat wisata alam yang nyaman untuk pengunjung dan memiliki pemandangan memukau dari ketinggian. Puncak Bintang selain indah alamnya, juga panorama matahari tenggelam yang begitu memesona dan memanjakan pengunjung. Pengunjung pun bebas memesan makanan dan minuman saat berada di Puncak Bintang.
Rimbunnya tegakan pinus, rapi, dan kontur tanah yang tidak terlalu terjal ditutupi oleh jatuhan daun pinus membuatnya cocok untuk berkemah dan kegiatan alam lain. Flora yang ada selain pinus, aria pohon puspa, sunan, damar, dan tanaman kopi. Aneka bunga juga ada di lahan terbuka. Jika beruntung, Anda bisa menyaksikan fauna seperti elang, alap-alap, kutilang yang melintas di langit. Selain itu, di hutan Anda bisa bertemu ular, babi hutan, kadal.
Di antara sejuknya udara dingin hutan pinus, pengunjung dapat menikmati aneka fasilitas di wanawisata Puncak Bintang. Pertama, signboard Puncak Bintang atau lokasi awal Puncak Bintang 100 meter dari pintu masuk berupa bintang raksasa, tempat pengunjung berswafoto dan melihat pemandangan Bandung-Lembang dari satu titik. Lalu ada Dermaga Bintang, salah satu tempat paling favorit berupa bangunan cantik dari besi-besi bertingkat empat dengan meja-meja dan kursi-kursi karet.
Pengunjung juga bisa berjalan-jalan ke Patahan Lembang, untuk melihat tebing berbatu dan pemandangan alam yang menyejukkan mata. Jaraknya dari pintu masuk Puncak Bintang hanya 1,7 km atau ditempuh 30 menit dengan jalan kaki. Ada juga Lembah Bintang untuk bermain bersama anak, wahana bintang kecil, wahana tembak langit, dan galeri kaki langit
Keindahan suasana di malam harinya dengan lampu kerlap-kerlip, tidak kalah dengan pemandangan sunset di Puncak Bintang yang disebut-sebut sebagai yang terbaik.

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 13

Tanggal: 27 Agustus 2017

]]>
Bukit Senyum Memuaskan Pandangan https://stg.eppid.perhutani.id/bukit-senyum-memuaskan-pandangan/ Tue, 13 Jun 2017 02:35:33 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47522 GALAMEDIA (12/6/2017) | Kabupaten Bandung Barat (KBB) dianugrahi kekayaan alam dan panorama alam yang seolah tak pernah habis untuk digali. Satu persatu bermunculan dengan menjanjikan keindahan dan keunikan tersendiri.

Salah satunya objek wisata yang diberi nama Bukit Senyum. Sesuai namanya “senyum”, ketika kita mencapai puncak bukit yang lumayan menjulang tinggi rasa lelah itu terbayar sudah. Bukit Senyum berada di atas ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut (dpl).

Senyum tanpa terasa mengembang di bibir. Dari atas bukit yang berlokasi di Kampung Pasirmanggu, Desa Cipada 1, KecamatanCikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KHM) akan terlihat hamparan perkebunan teh, Gunung Burangrang yang menjulang, dan perairan Waduk Cirata.

Lokasi Bukit Senyum berada di lahan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, tepatnya di Resor Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan. Dulunya berupa hutan pinus dengan tumpangsari tanaman kopi. Dikelola bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Namun karena hutannya terlalu rimbun, membuat tanaman kopi tidak berkembang dengan baik. Barulah pada November 2016 tempat tersebut mulai dipromosikan.

Baru secara resmi dibuka 19 April. Keindahan Bukit Senyum sudah ramai menghiasi media sosial.

“Dulu tempat ini jarang dikunjungi orang luar. Bagi warga sini, naik ke puncak Bukit Senyum menjadi sesuatu yang biasa. Tapi bagi orang kota, ceritanya jadi lain. Mereka begitu menikmati keindahan alamnya,” kata Ai Fatimah (48) warga Kampung Cileuleuy, Desa Cipada kepada “GM”, belum lama ini.

Menurutnya, dijadikannya Bukit Senyum sebagai tempat wisata menjadi berkah bagi warga sekitar. Mereka bisa ikut berjualan dan menjadi pemandu wisata.

Pinus

General Manager Wisata Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, Wismo Tri Kancono, mengatakan, sejak di buka rata-rata dikunjungi 1.500 per bulan. Sudah hampir menyamai kunjungan ke Curug Cimahi.

“Ini berarti daya tarik Bukit Senyum sudah setara dengan Cunig Cimahi. Padahal baru dibuka beberapa bulan,” kata Wismo, belum lama ini.

Sebelum mencapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk pengunjung langsung disuguhi hutan pinus yang rapat. Puncak Bukit Senyum bisa disusun ke arah selatan sejauh sekitar 700 meter. Perhutani menyiapkan beberapa saung bagi pengunjung, sebelum naik ke puncak Bukit Senyum.

Selain saung, di lokasi tersebut terdapat sejumlah warungyang menjajakan berbagai jenis hidangan. Disana pengunjung bisa berfoto untuk mengabadikan keindahan alam beserta jajaran pohon pinus.

Sumber: Galamedia, hal. 7

Tanggal: 12 Juni 2017

]]>
Perhutani Perkuat Hulu Citarum Dengan 1300 Bibit Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-perkuat-hulu-citarum-dengan-1300-bibit-pohon/ Fri, 28 Apr 2017 06:58:14 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46545 BANDUNG UTARA, PERHUTANI (28/4/2017) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara bersama Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Ekolink Komunitas Pemerhati Hulu Sungai dan Masyarakat menguatkan hulu sungai Citarum dengan menanam 1300 bibit tanaman di petak 42 dan 43 seluas 10 hektar, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cisarua, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lembang, KPH Bandung Utara, Selasa (25/4).

Kegiatan dalam rangka Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) tersebut bertujuan mendukung konservasi air dan ekosistem wilayah Sungai Citarum.   Jenis tanaman konservasi, yang ditanam adalah Rasamala, Puspa, Baros, Suren, Manglid, Gemelina, Nangka dan Alpukat.

Menurut Direktur Ekolink Anang, kegiatan ini merupakan sinergi penting kerjasama lintas sektoral antara Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, swasta, komunitas peduli sungai, akademisi dan masyarakat termasuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan Cijanggel untuk mendukung konservasi air dan ekosistem hulu Sungai Citarum.

Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin dalam pesan singkatnya menyampaikan selain penanaman adalah tugas Perhutani,  kepedulian menjaga kelestarian alam bersama dengan para pihak  juga perlu diapresiasi. Penguatan hulu Citarum berfungsi menjaga keseimbangan daerah tangkapan air sekitar Gunung Burangrang, sebagai sumber debit air Sungai Cijanggel. (Kom-PHT/Bdu/Rn)

Editor: Soe
Copyright©2017
 

]]>
Tersenyum di Bukit Senyum https://stg.eppid.perhutani.id/tersenyum-di-bukit-senyum/ Sun, 23 Apr 2017 09:51:34 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46515 PIKIRAN RAKYAT (22/4/2017) | Di lihat dari ketinggian kaki Gunung Burangrang sebelah selatan, pohon pinus yang berjajar rapi, hamparan kebun, serta lanskap perairan, dan daratan sekitar Waduk Saguling menyajikan pemandangan indah. Konon, setiap orang yang melihatnya akan tersenyum. Karena itulah tempat tersebut dinamai Bukit Senyum.

Nama Bukit Senyum bermula dari ucapan spontan seorang anggota Kelompok Tani Hutan Rimba Sejahtera binaan Perhutani bernama Sugondo. Dia selalu melihat orang-orang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tersenyum, saat tiba di atas bukit dan melihat pemandangan sekitar.

Berada pada ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, Bukit Senyum menjadi ikon wisata baru yang dikembangkan Perum Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten, yakni pada Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara. Lokasi ada di Resort Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan.

Dirintis sejak November 2016 lalu. Perhutani meresmikan wanawisata Bukit Senyum Burangrang Selatan pada Rabu (19/4/2017). Namun, keindahan objek wisata alam itu sudah lebih dulu menyebar melalui media sosial. “Sudah hampir dua bulan dibuka, pengunjungnya lebih dari 3.000 orang. Hampir sama dengan pengunjung Curug Cimahi,” kata General Manager Wisata Perhu-tani Divisi Regional Jabar dan Banten Wismo Tri Kancono.

Secara administratif, Bukit Senyum berada di Desa Cipada, Kecamatan Gkalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat itu, akses termudah bisa dilalui dari Jalan Kolonel Masturi, belok di persimpangan depan Sekolah Polisi Negara, Cisarua. Dari sana, perjalanan sekitar 8 kilometer menyusun jalan yang naik, turun, dan berliku. Jalan melalui Desa Cipada (Cikalongwetan), atau lebih dikenal sebagai Cipada II. Soalnya, di Kecamatan Cisarua ada Desa Cipada yang disebut sebagai Cipada II. Hati-hati, banyak jalan rusak.

Begitu memasuki areal wisata, pengunjung segera merasakan suasana alam yang asri dan nyaman. Sebelum menggapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk, pengunjung disuguhi deretan pohon pinus. Puncak Bukit Senyum ada di arah selatan, sekitar 700 meter dari portal masuk. Sebelum ke puncak, puaskan diri berfoto karena ada banyak lokasi berupa balkon dan saung.

Luas baku RPH Burangrang sekitar 8.5 hektare, yang per hektare ditanami 1.500 pohon pinus. Luas lahan yang dijadikan tempat wisata sekitar 5 hektare. Ke depan, Perhutani akan melakukan berbagai pengembangan, guna lebih memanjakan wisatawan dengan berbagai fasilitas.

“Ini lokasi wisata rintisan. Fasilitas belum lengkap. Namun, untuk fasilitas minimalis sudah ada. Loket, toilet, musala, dan sarana jalan sudah ada. Sementara ini sudah cukup memadai. Nanti akan dibikin camping ground, penambahan spot buat selfie, outbound, dan lainnya,” kata Wismo.

Menurut Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin, perintisan tempat wisata Bulat Senyum tak lepas dari peran LMDH, yang ingin perbaikan kesejahteraan. Soalnya, LMDH yang biasa mengelola hutan produksi dengan komoditas kopi arabika, merasa hasil panen kopi kurang produktif.

“Pertumbuhan kopi terhambat karena kurang sinar matahari gara-gara tertutup limbunan pohon pinus. Kini, batang tanaman kopi dijadikan pagar hidup di sekeliling Bukit Senyum. Sejak dialihkan jadi objek wisata, ekonomi warga desa hutan meningkat karena ba-mak pengunjung. Ini lebih menguntungkan daripada menanam kopi,” kata Ketua LMDH Padamaju Deni Sopari. (Hendro Husodo/”PR”)***

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 3

Tanggal: 22 April 2017

]]>
Ada Bukit Senyum di Balik Rimbunnya Burangrang https://stg.eppid.perhutani.id/ada-bukit-senyum-di-balik-rimbunnya-burangrang/ Thu, 20 Apr 2017 03:38:51 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46451 PIKIRAN-RAKYAT.COM (19/4/2017) | Ada tempat wisata baru di Bandung Barat. Namanya Bukit Senyum. Lokasinya di kaki Gunung Burangrang, tepatnya di sisi selatan. Tempat ini berada di di atas ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut, dan dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara, tepatnya di Resor Pangkuan Hutan (RPH) Burangrang Selatan.

Di sana ada pinus yang berjajar rapi, perkebunan teh yang terhampar luas, serta lansekap perairan dan daratan di sekitar Waduk Saguling. Pemandangannya teramat indah dan tenang. Konon, saking indahnya, setiap orang yang melihatnya akan tersenyum. Karena itulah tempat tersebut dinamai Bukit Senyum.

Bukit Senyum menjadi ikon tempat wisata baru yang dikembangkan
dirintis sejak November 2016 lalu. Perhutani kemudian meresmikan wana wisata Bukit Senyum Burangrang Selatan itu pada Rabu 19 April 2017. Namun, penyebaran foto-foto keindahan objek wisata alam itu sudah lebih dulu menyebar melalui media sosial. Bahkan, kini pengunjungnya hampir menyamai Curug Cimahi, ikon lain tempat wisata Perhutani KPH Bandung Utara.

“Sekarang sudah hampir dua bulan dibuka, pengunjungnya ini sudah lebih dari 3.000 orang. Dalam sebulan ada sekitar 1.500 pengunjung. Ini sudah hampir sama dengan pengunjung Curug Cimahi,” kata General Manager Wisata Perhutani Divisi Regional Jabar dan Banten Wismo Tri Kancono, di sela peresmian.

Akses

Secara administratif, Bukit Senyum berada di Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Untuk mencapai tempat itu, akses termudah bisa dilalui dari Jalan Kolonel Masturi, kemudian membelok di persimpangan yang tepat berada di depan Sekolah Polisi Negara, Cisarua.

Dari situ, perjalanan sekitar 8 kilometer menyusuri jalan naik, turun, dan berliku ditempuh hingga memasuki Desa Cipada di Cikalongwetan. Tempat itu lebih dikenal dengan nama Cipada I karena di Kecamatan Cisarua juga terdapat Desa Cipada, yang disebut sebagai Cipada II. Jalannya cukup menantang, karena banyak terdapat kerusakan jalan, terutama mendekati Bukit Senyum.

Kendati demikian, begitu memasuki areal wisata, pengunjung dapat segera merasakan suasana alam yang asri dan nyaman. Sebelum menggapai puncak Bukit Senyum, dari portal masuk pengunjung langsung disuguhi deretan pohon pinus. Puncak Bukit Senyum bisa disusuri ke arah selatan sejauh sekitar 700 meter. Sebelum ke puncaknya, puaskan diri untuk berfoto karena ada banyak lokasi berupa balkon maupun saung.

Di RPH Burangrang yang memiliki luas baku 8,5 hektare, yang per hektare ditanami sekitar 1.500 pohon pinus. Luas lahan yang dijadikan tempat wisatanya sendiri ialah sekitar 5 hektare. Ke depan, Perhutani masih akan melakukan berbagai pengembangan, guna lebih memanjakan wisatawan dengan berbagai fasilitas.

“Ini kan masih lokasi wisata rintisan, kami juga memahami bahwa fasilitas di sini belum sepenuhnya lengkap. Namun, untuk fasilitas minimalis sudah ada. Loket, toilet, musala, atau sarana jalan sudah ada. Sementara ini saya rasa sudah cukup memadai. Ke depan, memang sudah ada rencana akan dibikin camping ground, penambahan spot buat selfie, permainan outbound, dan lain-lain,” terang Wismo.

Asal-usul nama Bukit Senyum

Ada cerita menarik tentang asal usul nama Bukit Senyum, yang bermula dari ujaran spontan seorang anggota Kelompok Tani Hutan Rimba Sejahtera binaan Perhutani bernama Sugondo. Dia selalu melihat orang-orang yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) tersenyum, saat tiba di atas bukit dan melihat pemandangan sekitar.

Menurut Administratur Perhutani KPH Bandung Utara Denny Raffidin, perintisan tempat wisata Bukit Senyum pun tak lepas dari peran LMDH, yang menginginkan perbaikan kesejahteraan. Soalnya, LMDH yang biasa mengelola hutan produksi dengan komoditas kopi arabika merasa hasil panen kopi kurang produktif.

Ketua LMDH Padamaju Deni Sopari mengatakan, alih fungsi dilakukan lantaran tanaman kopi arabika kurang produktif. Ditanam dengan jarak 2×2 meter, pertumbuhan tanaman kopi terhambat karena kurang mendapat sinar matahari, yang tertutup oleh rimbunan pohon pinus. Kini, batang tanaman kopi dijadikan pagar hidup di sekeliling Bukit Senyum.

“Sejak dialihkan jadi objek wisata, dari sisi ekonomi kesejahteraan masyarakat desa hutan lebih meningkat. Karena sudah mulai banyak pengunjung. Kami juga diajak bermitra dengan Perhutani, dengan mendirikan warung-warung. Daripada menanam kopi, ini lebih menguntungkan, karena menanam kopi di sini kurang produktif,” katanya.***

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tanggal: 19 April 2017

]]>
Mata Air Sendang Geulis Kahuripan Kaya Khasiat https://stg.eppid.perhutani.id/mata-air-sendang-geulis-kahuripan-kaya-khasiat/ Tue, 28 Mar 2017 01:31:24 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46049 PIKIRAN-RAKYAT.COM (28/3/2017) | Nama objek wisata Sendang Geulis Kahuripan memang masih terdengar baru. Papan di pintu masuk objek wisata itu tertulis Sendang Geulis Kahuripan, namun beberapa orang menyebutnya dengan nama Sindang Geulis Kahuripan. Meski terhitung baru, namun tak sedikit para petualang memburu objek wisata yang dikelola oleh Perhutani KPH Bandung Utara ini.

Sendang Geulis Kahuripan berada di wilayah RPH Cikalong Wetan, BKPH Padalarang Perum Perhutani KPH Bandung Utara. Secara administratif, objek wisata ini terletak di Kampung Cilangkop, Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat.

Untuk bisa sampai ke tempat ini, maka kendaraan dari Bandung dapat langsung diarahkan menuju Cikalong Wetan. Setelah melalui Perkebunan Teh Panglejar terdapat pertigaan lalu belok ke kanan melewati Pasar Tengek (Cisomang) kantor Desa Wangunjaya lalu melewati kantor Desa Banjarsari. Kurang lebih 10 kilometer dari sana, maka sampailah ke tempat wisata Sendang Geulis Kahuripan. Relatif jauh jika dijangkau dari Kota Bandung, namun keindahan yang didapat di sana dijamin akan sepadan dengan perjuangannya.

Sebenarnya telaga ini terkenal dengan sebutan Cikahuripan atau Sendang Geulis Kahuripan. Jika diartikan kata perkata, Talaga Cikahuripan memilik arti “Danau di tengah pegunungan yang memberi kehidupan”. Hampir sama dengan sebutan populernya yaitu Sendang Geulis Kahuripan.

“Sendang” dalam Kamus Besar Indonesia (KBBI) memiliki arti kolam di pegunungan dan sebagainya yang airnya berasal dari mata air yang ada di dalamnya. Sumber mata air ini biasanya dipakai untuk mandi dan mencuci, airnya jernih karena mengalir terus. Jadi, nama “sendang” ini memang lebih tepat dibandingkan kata “sindang” yang dilafalkan banyak orang. “Sindang” berarti mampir dalam bahasa Sunda.

“Geulis” dalam bahasa Sunda berarti cantik. Sedangkan “Kahuripan” dapat diartikan sebagai kehidupan. Jadi, bila diartikan secara keseluruhan “Sendang Geulis Kahuripan” memiliki arti kolam di pegunungan yang berasal dari mata air dengan pemandangan yang cantik dan mampu memberi kehidupan bagi orang di sekitarnya.

Tak salah ada kata geulis yang disematkan pada Sendang Geulis Kahuripan ini karena daya tarik wana wisata ini sangat memikat. Lokasi mata airnya sangat cantik, menyuguhkan air yang segar dan bening dalam kolam alam dengan ukuran 7×12 meter. Bahkan, sudah tersedia kolam renang memiliki ukuran cukup besar yang sumber airnya langsung dari mata air Sendang Geulis Kahuripan.

Tak heran jika tempat ini disebut mata air cantik. Airnya sangat jernih, dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan dan berada ditengah perbukitan menjadikan tempat ini nampak cantik dan indah. Mata air Sendang Geulis membuat suasana semakin syahdu.

Tempat wisata di Bandung Barat ini sudah cukup dikelola dengan baik. Karena dilokasi sudah tersedia tempat bilas, tempat berganti pakaian dan warung-warung yang menyediakan makanan. Untuk bisa menikmati semua keindahan alam dan dinginnya mata air Sendang Geulis Kahuripan tak perlu biaya mahal. Pengelola hanya mematok tiket masuk Rp 10.000 per orang.

Selain bermanfaat untuk sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar, mata air ini juga dipercaya mampu menyehatkan tubuh. Masyarakat sekitar percaya, badan yang pegal-pegal akan segar kembali setelah berendam di kolam dari mata air itu. Selain itu, kandungan oksigen di dalam air ini dipercaya mampu mempercantik dan menghaluskan kulit. Karenanya, banyak orang percaya, orang yang berendam di kolam ini akan tetap tampak awet muda.***

Sumber: pikiran-rakyat.com

Tanggal: 28 Maret 2017

]]>
Ada Tempat Tersenyum di Hutan Berkabut https://stg.eppid.perhutani.id/ada-tempat-tersenyum-di-hutan-berkabut/ Sun, 12 Mar 2017 02:04:58 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45840 PIKIRAN RAKYAT (12/3/2017) | Keindahan Gunung Burangrang yang sudah dikenal sejak zaman kolonial, selalu menjadi pemandangan menarik dilihat dari Kota Bandung yang lokasinya dikelilingi banyak gunung. Pada kaki gunung tersebut, terdapat banyak kawasan hutan dan perkebunan, yang sekaligus mempercantik kawasan utara Bandung.

Gambaran Gunung Burangrang di antaranya tercantum dalam buku Gids van Bandoeng en Midden Priangan yang disusun SA Reitsma dan WH Hoogland jilid 2, terbitan NV Mij Vorkink Bandung, tahun 1927, di mana buku tersebut juga tersimpan di Universitas Teknik Delft Belanda.

Dalam buku itu disebutkan, karena sekitarnya terdiri lintasan jurang yang dalam dan sejumlah lembah, kawasan kaki Gunung Burangrang berfungsi penahan erosi bagi Kota Bandung.

Dalam catatan itu, kaki Gunung Burangrang merupakan pemandangan cantik pada ketinggian 3.000 meter dari permukaan. Lereng Gunung Burangrang yang ditutupi hutan lebat, di sekelilingnya merupakan kawasan kaya sumber daya alam terentang di antara Cimahi dan Padalarang.

Di kaki Gunung Burangrang terdapat perkebunan kopi milik pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun-tahun itu juga ditemukan pohon-pohon kopi yang sudah berusia tua, serta berdiri dan pesanggrahan yang merupakan ciri khas sebuah perkebunankopi.

Pada masa itu, di bagian bawah kaki Gunung Burangrang, terdapat Perkebunan Sukawana, Afdeling Cisuren yang mengusahakan tanaman kina. Perkebunan Sukawana sendiri (kini bagian dari Kebun Bukitunggul PTPN Mil) pada tahun itu dibuka pula seba-gai tempat wisata bagi masyarakat.

Disebutkan pula, bagi masyarakat di Bandung masa itu, deretan Gunung Burangrang, Gunung Tangkubanparahu, dan Gunung Bukit Tunggul merupakan pemandangan serangkai dengan Ijzermanpark (kini Taman Ganesha ITB). Biasanya,masyarakat Kota Bandung sering melihat pemandangan itu saat cuaca sedang memungkinkan penampakan kawasan ketiga gunung itu.

Sementara itu, kawasan kehutanan di kaki Gunung Burangrang, diketahui merupakan kawasan hutan pinus yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Utara. Kawasan hutan pinus tersebut termasuk untaian kehutanan di utara Bandung, yang saling bersambungan antara kaki Gunung Burangrang dan Gunung Tangkubanparahu.

Soal fenomena alam di Gunung Burangrang, General Manager KBM Wisata dan Jasa Lingkungan Divre Jabar-Banten Perum Perhutani, Vismo Tri Kancono mengatakan, memang hal unik yang sering mengundang penasaran. Keunikan itu adalah dugaan ada fenomena tekanan udara pada beberapa titik di Gunung Burangrang pada ketinggian tertentu.

Beberapa pekan lalu, katanya, saat dirinya masih menjadi Administratur KPH Bandung Utara, mencoba menerbangkan sebuah pesawat drone di sekitaran hutan kawasan Gunung Burangrang. Pada titik-titik tertentu, pesawat drone yang diterbangkannya itu beberapa kali kesulitan terbang atau meningkatkan ketinggian di udara.

Walaupun demikian, katanya, kawasan kaki Gunung Burangrang diketahui memangmemiliki alam indah, dian taranya berupa kawasan hutan pinus dengan keseharian terdapat kabut permanen. Soalnya, kawasan hutan pinus itu baik pada musim hujan maupun kemarau pun, hampir selalu ada kabutnya sehingga selalu sejuk.

Ia menunjukkan, dalam lokasi kabut permanen pada hutan pinus itu, ada lokasi yang kini dinamai Bukit Senyum. Penamaan itu, asal mulanya adalah kebiasaan orang-orang yang berjalan-jalan menuju bukit itu. yang umumnya tersenyum lega atau kegirangan setelah mencapai bukit tersebut

Disebutkan, hutan Bulat Senyum berlokasi di hutan pinus Resor Burangrang Selatan, Kecamatan Cikalong Wetan. Lokasi hutan tersebut berdekatan dengan lokasi perkebunan teh Pangheotan (bagian dari PTPN Mil Kebun Panglejar), yang sekaligus dapat menjadi tempat melihat panorama maupun mengamati atau mempelajari fenomena alam kawasan Gunung Burangrang.

Menurut Wismo, karena sudah mulai ada masyarakat yang sengaja mengunjungi hutan Bukit Senyum, untuk mencari suasana udara segar, akhirnya kawasan itu resmi dijadikan tujuan wanawisata sejak 11 Februari 2017 lalu. Masyarakat yang menuju ke hutan Bukit Senvum bisa menempuhnya dari ruas Jalan Kolonel Masturi Cimahi atau dari Cihideung jalur Parongpong, Bandung Barat melintasi Perkebunan Pangheotan. (Kodar SolihatrPR”)

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 23

Tanggal: 11 Maret 2017

]]>
Di Bukit Tunggul Ada Air Terjun Indah https://stg.eppid.perhutani.id/bukit-tunggul-ada-air-terjun-indah/ Mon, 20 Feb 2017 02:10:48 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45370 img7PIKIRAN RAKYAT (18/2/2017) | Kawasan Gunung Bukit Tunggul, kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu kawasan subur, indah, dan alami di Utara Bandung.

Kawasan tersebut menjadi lokasi hutan, perkebunan, pertanian. Keindahan alam tersebut, juga terdapat di kawasan kehutanan yang dikelola Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Utara. Salah satunya adalah kawasan Curug Luhur Cibodas, di kaki Gunung Bukit Tunggul. Keindahan alam yang terpendam tersebut kini diperkenalkan dan dibuka bagi tujuan wisata.

Kawasan Curug Luhur Cibodas merupakan satu dari dua obyek kawasan hutan di kawasan Perhutani Bandung Utara yang kini resmi dijadikan lokasi wanawisata. Lokasi lainnya adalah Bukit Senyum di kawasan hutan Gunung Burangrang, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat.

Administratur KPH Bandung Utara, Wismo Tri Kancono, di Bandung, Jumat (17/2/2017) mengatakan, kedua lokasi tersebut merupakan bagian dari optimalisasi kawasan hutan lindung. Di Curug Luhur Cibodas terdapat air terjun yang selama ini belum begitu dikenal. Wanawisata agro Curug Luhur Cibodas diresmikan pada 11 Februari 2017, sebelumnya relatif belum diketahui keberadaannya oleh masyarakat umum, istilahnya masih perawan.

Di Kawasan Curug Luhur Cibodas juga terdapat kebun kopi arabika yang menunjang wisata. Pengelolaannya dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan pemerintah desa setempat.

Disebutkan, kawasan Curug Luhur Cibodas sudah dilakukan penataan dengan mengakomodasi fungsi hutan lindung yang terawat sekaligus tempat wisata. Bahkan, kini mulai dirintis dan dikembangkan ke arah wanawisata agro karena memiliki kombinasi populasi tanaman kopi arabika Priangan.

Dari penggambaran visual, kawasan Curug Luhur Cibodas memang memiliki suasana alam indah dan lestari seluas lima hektare. Untuk menuju lokasi ditempuh dari arah jalur Maribaya, Lembang, sekitar 3 km, yang secara teknis mudah dilalui dari jalan umum.

Salah satu latar belakang lain lokasi Curug Luhur Cibodas dijadikan wanawisata agro, sekaligus solusi pendapatan bagi LMDH dan pemdes setempat melalui bagi hasil. Soalnya, populasi tanaman kopi arabika di kawasan tersebut diprediksiproduksinya tak terlalu bagus, karena naungan sangat rapat sebagai mana mestinya populasi tegakan hutan lindung.

“KPH Bandung Utara melihat banyak alam indah di Bukit Tunggul. Dibukanya wisata hutan, sekaligus menghindari kembali ditanami sayuran oleh masyarakat,” ujar Wismo.

Sambil menikmati air terjun Curug Luhur Cibodas, pelancong sekaligus dapat mempelajari seluk beluk produksi kopi. Dari obrolan Wismo Tri Kancono, tampak KPH Bandung Utara juga sedang mengembangkan daya tarik kawasan Curug Luhur Cibodas menjadi ada suguhan minuman kopi arabika Priangan.

Selain itu, juga sedang dipelajari memproduksi minuman yang dibuat dari daun kopi, yang rasanya agak mirip teh. (Kodar Solihat/-“PR”)

Sumber: Pikiran Rakyat, hal. 22

Tanggal: 18 Februari 2017

]]>
Curug Luhur Cibodas Sajikan Sensasi Wisata Alam Menggoda https://stg.eppid.perhutani.id/curug-luhur-cibodas-sajikan-sensasi-wisata-alam-menggoda/ Fri, 27 Jan 2017 02:34:01 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44826 downloadINILAHKORAN.COM (26/1/2017) | Tidak salah jika sejak abad 18 lalu, seorang petualang dan ilmuwan jaman Belanda dulu, R. van Hoevel menilai kekayaan alam Kawasan Bandung Utara (KBU) dan khususnya Gunung Tangkubanparahu sebagai mahakarya alam yang mempesona.

Bisa jadi, Van Hoevel kala itu belum tahu, bahwa disekitar Tangkubanparahu terhampar kekayaan sumber daya alam. Titik-titik potensi wisata begitu banyak disekitar KBU ini. Mari saksikan sekarang, kawasan Lembang dan KBU menjadi magnet wisatawan lokal bahkan global.

Pesona Lembang memang tak ada duanya. Ditengah eksotisnya hawa dingin Lembang, rupanya banyak objek wisata yang belum tergali. Satu persatu bermunculan dengan menyuguhkan kekhasan alam yang berbeda.

Dan kini, satu lagi muncul objek wisata alam yang dijamin tak akan rugi mengunjunginya. Lokasinya ada di kawasan timur Lembang, tepatnya di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Curug Luhur Cibodas biasa Masyarakat lokal menyebut tempat ini. Sejak 2016 kemarin, keasrian tempat ini telah dirawat kuat oleh masyarakat setempat. Alhasil, pada pertengahan Januari 2017 ini, objek wisata Curug Luhur Cibodas resmi dibuka.

Tiba di air terjun ini, pengunjung akan langsung dimanjakan dengan pemandangan embun air dan rimbunnya pepohonan yang menutupi Curug yang tingginya sekitar 20 meter.

Selain memanjakan mata, hantaman air kedasar sungai ini akan terdengar indah seperti harmoni musik yang seirama dengan gesekan dedaunan yang tertiup angin.

Satu hal yang tak kalah menarik. Air di air terjun ini benar-benar bersih. Bagaimana tidak, hulu air di Curug ini berasal dari Gunung Bukit Tunggul dan hilirnya di Sungai Citarum hingga laut Jawa.

Nah, untuk sampai ke lokasi air terjun ini, wisatawan bisa masuk dari jalur timur Lembang dan kemudian akan menemukan plang khusus. Disitulah pintu gerbang Curug Luhur Cibodas.

Dipintu gerbang, wisatawan harus berjalan sepanjang dua kilometer untuk sampai lokasi. Harus diakui, jalan yang akan dilalui masih belum rata dan sempit jalannya. Nikmatilah sensasi berjalan didalam hutan.

Berjalan 2 KM tentu tidak akan rugi apabila menemukan jutaan inspirasi. Iya. Sepanjang perjalanan ini para pengunjung akan disuguhi hawa hutan alami, segarnya udara. Dijamin, berjalan menyusuri rimbunnya hutan pinus akan memanjakan mata pengunjung.

Pesona Curug Luhur Cibodas ini langsung membuat Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara bersama lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) kepincut. Keduanya pun sepakat untuk mengelolanya agar lebih campernik dan profesional.

Administratur KPH Bandung Utara, Wismo Tri Kancono mengungkapkan, penataan kawasan curug mulai dilakukan sejak November 2016. Dan pada pertengan bulan Januari ini, resmi dibuka untuk masyarakat umum.

“Seluruh penjualan tiket kerjasama dengan masyarakat hutan ini hasilnya dibagi dua untuk Perhutani dan ke kas desa,” kata Wismo, saat ditemui di Lembang, Kamis (26/1/2016).

Ia tentu menyambut baik pengelolaan Curug yang sejatinya berada dibawah pengelolaan Perhutani. “Pada prinsipnya kami ingin hutan tetap terjaga serta juga membuka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dan desa,” kata Wismo.

Pihaknya menyadari bahwa dalam menjaga hutan perlu melibatkan masyarakat lokal yang kebanyakan mengandalkan penghasilan dari pertanian dan perkebunan. Dengan adanya pengelolaan yang baik inilah, pendapatan masyarakat setempat akan jauh lebih meningkat.

Ia optimistis, wisata alam telah menjadi primadona dan digandrungi masyarakat kota. Banyak yang jenuh dengan rutinitas pekerjaan sehingga memilih alam untuk kembali merefresh jiwa, raga dan pikiran.

Dengan dibukanya objek wisata ini, diharapkan taraf ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata pun dapat terangkat dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru.

“Tahun lalu kita membuka 23 obyek wisata baru di kawasan hutan Bandung Utara yang dikerjasamakan dengan masyarakat lokal. Kalau ditotal dengan yang sudah dibuka di tahun-tahun sebelumnya, hingga saat ini sedikitnya ada 30 obyek wisata baru telah dibuka untuk umum,” bebernya.

Pada akhirnya, Wismo mengakui bahwa objek wisata ini belum sempurna. Perlu perbaikan disana sini agar masyarakat setempat dan wisatawan bisa mendapatkan manfaat yang lebih maksimal.

Saat ini, akunya, penataan objek wisata berbasis alam ini baru disekitar curug saja. Ia mengakui, penataan belum menyentuh pada perbaikan sarana jalan dan infrastruktur. Maka dari itu, pihaknya berharap pihak desa setempat bisa ikut memperbaiki jalan.

“Akses jalan untuk ke lokasi ini sangat kecil, hanya cukup untuk satu mobil saja. Kalau datang mobil dari arah berlawanan, pasti yang satu harus mundur, itu yang jadi persoalan,” katanya.

Setelah melengkapi sarana prasarana dengan membangun toilet, mushola bahkan arena bermain anak, pihaknya akan membatasi warung-warung yang berjualan di sekitar lokasi wisata dengan tujuan agar hutan tidak kotor oleh sampah.

“Meskipun dalam kerjasama kita dengan masyarakat memperbolehkan mendirikan warung tapi tidak bisa dalam jumlah yang banyak. Tetap harus dibatasi. Dan semua sarana yang dibangun tidak boleh permanen dengan tembok. Seluruhnya harus kayu,” beber Wismo. [jek]

Sumber: inilahkoran.com

Tanggal: 26 Januari 2017

]]>
Perhutani Bandung Utara Buka Obyek Wisata Baru https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bandung-utara-buka-obyek-wisata-baru-2/ Tue, 24 Jan 2017 03:08:18 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44806 hutan-1FOKUSJABAR.COM (23/1/2017) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara kembali membuka obyek wisata alam baru Curug Luhur Cibodas di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kawasan wisata yang menyuguhkan teater alam ini merupakan obyek wisata alam ke 30 yang dibuka untuk umum.

Untuk sampai ke lokasi iir terjun setinggi 20 meter ini, wisatawan harus berjalan dua kilometer dari pos tiket menyusuri rimbunnya hutan pinus. Meski jalan setapak ini sedikit menanjak, namun saat sampai di lokasi curug, lelah dan keringat seketika hilang dimanjakan teater alam nan curug berundak tiga.

Luncuran air dari atas curug mengalir diantara bebatuan raksasa, diapit dua bukit hutan pinus mengajak wisatawan berdiri di surganya negeri dongeng. Fasilitas menara pandang, toilet, mushola, bahkan arena bermain anak membuat wisatawan enggan beranjak pulang.

Administratur KPH Bandung Utara, Wismo Tri Kancono mengungkapkan, penataan kawasan curug mulai dilakukan sejak November 2016. Bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Cibodas, kini curug yang berada di lembah gunung dibuka untuk wisatawan.

“Masyarakat di sini menyebutnya Curug Cibodas, kita tata dengan fasilitas penunjang seperti menara pandang dan arena bermain anak,” kata dia, Senin (23/1/2017).

Sejak soft opening beberapa minggu lalu, lanjut Wismo, sedikitnya 1.000 pengunjung datang dengan hanya merogoh kocek membeli tiket rata-rata Rp5.000. Penghasilan dari penjualan tiket masuk pun dibagi dua dengan warga sekitar yang tergabung dalam LMDH Desa Suntenjaya.

“Pada prinsipnya kami ingin hutan tetap terjaga, namun juga membuka pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar hutan dan desa, harga tiket juga murah agar obyek wisata alam ini bisa dikunjungi berbagai kalangan,” katanya.

Wismo menjelaskan, Curug Luhur Cibodas ini merupakan obyek wisata alam baru digarap KPH Bandung Utara, hingga saat ini sedikitnya 30 obyek wisata baru telah dibuka untuk umum.

“Tahun 2016 kita tambah tujuh obyek wisata, sebelumnya ada 23 obyek wisata di kawasan hutan Bandung Utara,” jelasnya.

Selain memberi alternatif destinasi wisata alam, pihaknya berharap ekonomi masyarakat sekitar obyek wisata meningkat dengan adanya lapangan pekerjaan baru selain mengandalkan pertanian dan perkebunan.

“Dalam pengelolaannya, kita kerjasamakan dengan LMDH agar masyarakat juga mengisi fasilitas penunjang seperti kantin dan petugas pemeliharaan,” pungkasnya. (Tri/Yun)

Sumber: fokusjabar.com

Tanggal: 23 Januari 2017

]]>