#kphbanyuwangiutara – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 05 May 2017 03:20:15 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphbanyuwangiutara – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Menyingkap Wajah Baru Bukit Watudodol https://stg.eppid.perhutani.id/menyingkap-wajah-baru-bukit-watudodol/ Fri, 05 May 2017 03:20:15 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46708 JURNALINDONESIA.NET (4/5/2017) |Bukit Watudodol yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara, petak 66H, RPH Selogiri, BKPH Ketapang kini semakin hits.

Landscape yang indah dengan landmark patung Gandrung berlatar Selat Bali, kian memanjakan mata. Pepohonan keras khas bebatuan penopang dahan hijau yang meranggas menghasilkan warna kontras dengan birunya langit dan laut cocok untuk penggila fotografi.

“Bukan Grand Watudodolnya, tapi yang di atas. Bukit di atas Watudodol itu yang nantinya kita akan coba kembangkan,” janji Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Sejalan dengan keinginan Pemerintah Daerah Banyuwangi, Perhutani KPH Banyuwangi Utara pun bersambut. Bukit Watu Dodol yang berada di atas jalur utama menuju Kabupaten Situbondo itu kini pun mulai bersolek.

Di atas ketinggian sekitar 20 meter, pengunjung akan menemukan sebuah spot yang indah dengan pemandangan langsung menuju Selat Bali serta pengunjung.

Di bukit yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara, petak 66 H, RPH Selogiri, BKPH Ketapang tersebut dilengkapi dengan kursi kursi kayu membelakangi Selat Bali.

Pohon-pohon hijau serta sebagian yang meranggas menghasilkan warna kontras dengan birunya langit dan laut cocok untuk penggila fotografi.

“Selain bukit watu dodol, nantinya kita akan kembangkan juga wisata situs yang ada di sana. Menuju ke atas dengan jalan setapak, ada gua peninggalan Jepang yang berjarak 6 kilomater, nanti juga kita siapkan untuk wisata adventure,” kata Bagian Komunikasi Perusahaan (Komper) Perhutani, KPH Banyuwangi Utara, Tri Sugiharto.

Sumber : jurnalindonesia.net

Tanggal : 4 Mei 2017

]]>
Menyingkap Wajah Baru Bukit Watudodol Banyuwangi https://stg.eppid.perhutani.id/menyingkap-wajah-baru-bukit-watudodol-banyuwangi/ Sun, 23 Apr 2017 01:37:01 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46486 BERITAJATIM.COM (23/4/2017) | Seiring berpacu dengan semangat yang terus menyala, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tetap optimis, wisata masih menjadi alat ampuh untuk memutar roda perekonomian warganya. Usai membuka gerbang kemandirian di balik tenarnya pantai Pulau Merah, kini orang nomer satu di tanah Blambangan ini berhajat akan menyingkap wajah baru di Bukit Watudodol.

Bukit yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara, petak 66 H, RPH Selogiri, BKPH Ketapang tersebut memang semakin hits. Lokasi itu, kian hari menjadi jujukan para muda mudi untuk berlomba mengabadikannya melalui lensa kamera. Landscape yang indah dengan landmark patung Gandrung berlatar Selat Bali, yang kian memanjakan mata. Pepohonan keras khas bebatuan penopang dahan hijau yang meranggas menghasilkan warna kontras dengan birunya langit dan laut cocok untuk penggila fotografi.

“Bukan Grand Watudodolnya, tapi yang di atas. Bukit di atas Watudodol itu yang nantinya kita akan coba kembangkan,” janji Bupati Anas.

Sejalan dengan keinginan Pemerintah Daerah Banyuwangi, Perhutani KPH Banyuwangi Utara pun bersambut. Bukit Watu Dodol yang berada di atas jalur utama menuju Kabupaten Situbondo itu kini pun mulai bersolek. Di atas ketinggian sekitar 20 meter, pengunjung akan menemukan sebuah spot yang indah dengan pemandangan langsung menuju Selat Bali serta pengunjung.

Di bukit yang berada di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara, petak 66 H, RPH Selogiri, BKPH Ketapang tersebut dilengkapi dengan kursi kursi kayu membelakangi Selat Bali. Pohon-pohon hijau serta sebagian yang meranggas menghasilkan warna kontras dengan birunya langit dan laut cocok untuk penggila fotografi.

“Selain bukit watu dodol, nantinya kita akan kembangkan juga wisata situs yang ada di sana. Menuju ke atas dengan jalan setapak, ada gua peninggalan Jepang yang berjarak 6 kilomater, nanti juga kita siapkan untuk wisata adventure,” kata Bagian Komunikasi Perusahaan (Komper) Perhutani, KPH Banyuwangi Utara, Tri Sugiharto.

Meski memiliki kawasan hutan produksi yang cukup luas mencapai 56 ribu Hektar. Namun, kawasan KPH itu tergolong miskin dari gemerlap pariwisata. Tapi, kini Perhutani memang berkomitmen untuk mengembangkan kawasan itu sebagai kawasan khusus wisata. Bahkan, telah menyiapkan lahan khusus di daerah itu seluas 10,2 Hektar untuk pengembangan wisata.

“Kalau di Banyuwangi Barat itu memang hanya satu ini. Selain itu tidak ada lagi. 10,2 Hektar telah di plot sebagai kawasan wisata,” jelasnya.

Tak berbeda dengan langkah-langkah dua KPH sebelumnya, KPH Banyuwangi Utara juga mengandalkan kinerja warga sekitar sebagai mitranya. Melalui LMDH, Perhutani bekerjasama untuk mengembangkan destinasi wisata itu sebagai pendorong roda ekonomi.

“Cukup membayar tiket sebesar Rp 2.000 dan parkir, pengunjung bisa mendaki bukit Watu Dodol yang berada tepat di seberang pantai Watu Dodol Kecamatan Wongsorejo. Tidak jauh hanya sekitar 300 meter melewati jalan setapak,” katanya.

Beberapa bulan terakhir, lokasi ini makin Nge-hits karena semakin berjubel muda-mudi yang mengabadikan spot menarik itu. Dari jejaring sosial mereka, keindahan alam Banyuwangi mulai terexplore hingga seantero negeri. (rin/kun)

Sumber: beritajatim.com

Tanggal: 23 April 2017

]]>
Menikmati Gemercik Air Terjun Selogiri https://stg.eppid.perhutani.id/menikmati-gemercik-air-terjun-selogiri/ Wed, 07 Dec 2016 09:36:11 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=43324 selogiriPERHUTANI – FOTO (7/12/2016) | Air Terjun Selogiri atau dikenal Grojogan Melati adalah tujuh air terjun dengan ketinggian rata-rata 10 m dan 30 m, yang terletak di wilayah Perhutani  Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara, Jawa Timur.  Merupakan kawasan bernilai konservasi tinggi, air terjun Selogiri dikelola khusus agar kelestariannya tetap terjaga.
 
 

]]>
Pantai Pulau Merah di Ujung Timur Pulau Jawa https://stg.eppid.perhutani.id/pantai-pulau-merah-ujung-timur-pulau-jawa/ Wed, 20 Jul 2016 05:14:32 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38838 OKEZONE.COM, BANYUWANGI (19/7/2016) | Jawa Timur merupakan daerah yang memiliki berbagai lokasi wisata dengan keunikannya masing-masing. Mulai dari wisata pantai, gunung, air terjun, danau etc. Salah satunya Kabupaten Banyuwangi. Banyuwangi mungkin tidak sepopuler Kota Surabaya dan Kota Malang, tetapi tidak banyak yang tahu bahwa Banyuangi memiliki beberapa lokasi wisata yang tidak kalah menarik dari pada desatinasi wisata Jawa Timur lainnya, misalnya Pantai Pulau Merah dengan pesona keunikannya.

Masyarakat sekitar menamakan Pantai Merah dengan sebutan “Pulo Merah”. Lokasi pantai dengan pasirnya yang putih kecoklatan ini berada di Ds. Sumber Agung, Kec. Pasanggaran, Kab. Banyuangi dan dikelola oleh Perum Perhutani II Jawa Timur. Untuk mencapai lokasi, anda hanya perlu menempuh jarak kurang lebih 60 km dari pusat kota Banyuangi atau dengan waktu sekitar 3 Jam perjalanan. Akses menuju lokasi pantai pulau merah hanya dapat menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada transportasi umum yang menuju pantai, oleh karenanya bagi anda yang ingin wisata ke pulo merah harus menggunakan kendaraan pribadi, baik itu mobil atau motor.

Jika dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya yang ada di Jawa Timur, fasilitas di pantai ini lebih memadai. Hotel, homestay , guest house dan fasilitas akomodasi lainnya sudah tersedia di tempat ini, terdapat juga payung dan tempat berjemur yang disewakan oleh pihak terkait yang mengelolanya. Jadi Pantai Pulau Merah sangat cocok bagi liburan keluarga. Saat hari menjelang petang anda dapat menikmati panorama keindahan sunsit di Pantai Pulau Merah, suasana keindaan pantai dan tekstur pasirnya yang halus tentu akan menjadikan liburan anda dan keluarga sangat mengesankan. Anda dapat berjalan-jalan di atas pasir halus bersama pasangan atau putra putri anda sambil bencanda gura, Tentu akan menambah indahnya suasana keluarga yang bahagia.

Selain memiliki keindahan panorama sunsetnya, pantai pulau merah tidak memiliki banyak batu karang dan gulungan ombaknya lebih banyak sehingga peselancar dapat bermain-main dengan berbagai tehniksurfing. Jadi wajar saja kalau pantai yang satu ini menjadi pilihan bagi para peselancar khususnya yang masih pemula. Bahkan pantai yang berada di ujung timur pulau Jawa ini pernah dijadikan sebagai tempat kejuaraan surfing tingkat dunia yang diikuti oleh 20 Negara. Bagi anda yang ingin belajar surfing, bisa datang ke tempat ini pada bulan April – Mei atau September – Desember dimana pada bulan tersebut ombak di pantai pulau merah memiliki ketinggian kisaran 2 – 5 meter.

Tidak hanyak dapat menikmati keindahan pantai pulau merah yang mengasyikkan, bagi anda yang sukabackpacking anda dapat mendatangi rumah-rumah penduduk disekitar pantai untuk menginap disana dan merasakan kehidupan nelayan sehari-hari. Tentu seru sekali rasaya jika liburan dengan suasana yang berbeda. Daya tarik Pantai Pulau Merah tidak lepas dari beberapa kisah mistis dan mitos yang dipercayai oleh sebagian orang dimana pulau merah ini konon memiliki kandungan emas yang sangat melimpah, selain itu di dalam gunung yang terletak tidak jauh dari bibir pantai diyakini terdapat sebuah paku bumi. Ada pula yang meyakini jika ada yang berhasil masuk ke dalam sebuah goa yang terdapat di Pulau Merah akan mendapatkan rejeki yang melimpah. Mitos yang terakhir adalah adanya sebuah caya merah yang memancar sehingga menjadikan pantai ini berwarna merah maka dari itu akhirnya dinamakan Pantai Pulau Merah.

Tanggal : 18 Juli 2016
Sumber : okezone.com

]]>
Pantai Pulau Merah, Destinasi Memikat Hati di Banyuwangi https://stg.eppid.perhutani.id/pantai-pulau-merah-destinasi-memikat-hati-banyuwangi/ Wed, 20 Jul 2016 05:09:21 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38833 DREAM.CO.ID, BANYUWANGI (19/7/2016) | Jawa Timur menawarkan berbagai lokasi wisata dengan keunikan masing-masing. Mulai dari wisata pantai, gunung, hingga air terjun. Salah satu kabupaten yang lokasi pariwisatanya tengah booming adalah Banyuwangi.

Wilayah ini memang belum sepopuler Surabaya atau Malang. Namun Banyuwangi ternyata memiliki banyak lokasi wisata yang menarik. Di antaranya adalah Pantai Pulau Merah.

Masyarakat setempat menamakan pantai ini dengan sebutan “Pulo Merah”. Lokasi pantai eksotis ini berada di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pasanggaran, dan dikelola langsung oleh Perum Perhutani II Jawa Timur.

Untuk mencapai kawasan Pantai Pulau Merah, Anda hanya perlu menempuh jarak kurang lebih 60 km dari pusat kota Banyuwangi atau dengan waktu sekitar 3 jam perjalanan.

Namun, Anda harus membawa kendaraan pribadi karena transportasi umum yang menuju pantai masih minim. Sebab itu, Anda yang ingin berwisata ke Pantai Pulau Merah harus menggunakan kendaraan pribadi, baik mobil ataupun motor.

Tanggal : 19 Juli 2016
Sumber : dream.co.id

]]>
Blue Streak https://stg.eppid.perhutani.id/blue-streak/ Sun, 10 Jul 2016 07:51:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38679 THEJAKARTAPOST.COM, BANYUWANGI (8/7/2016) |“Wow!” “Amazing!” “This is really fantastic.” “So beautiful.” These were among the awed statements of foreign and local tourists as they observed the “blue fire” phenomenon at the crater of Mount Ijen crater in East Java.The crater is the site of sulfur mining. The melted sulfur is red, but after hardening becomes yellow. Incessant steam from the sulfur appears blue, and lights up the night sky like a spectacular fireworks display. This rarity of nature is only to be found at Ijen and in Iceland.

Tourists come from near and far to observe the blue fire. Usually, trekking to Ijen crater is permitted from 1 a.m. to noon, although occasionally all trekking is prohibited due to dangerous conditions, such as wind blowing sulfur gases toward the trekking trail.

In the middle of the night, tourists wait at Paltuding, Banyuwangi, site of an Environmental Protection and Forest Preservation post of state-owned forestry company Perhutani and the main gateway to the volcano.

The crater is located in two East Java regencies: Licin district in Banyuwangi regency and Klobang district, Bondowoso regency.

The distance from Paltuding to the crater is about 3 kilometers, but due to the trekking conditions in the night it takes them from two to three hours to reach the location. Many of them new to trekking, they walk in a long line, wearing headlamps and carrying flashlights; from a distance they appear to be a swarm of fireflies in the dark.

Any feelings of exhaustion are quickly lost when they arrive at the peak of Mount Ijen. While some choose to observe from the mountain, others descend closer to the crater for a better view. When dawn breaks, visitors can observe the turquoise-colored crater lake, although it is often shrouded by fog.

There is also the sight of traditional sulfur miners who haul baskets carrying their heavy haul of rocks up the narrow pathway on the crater wall.

With Mount Ijen’s designation as a World Biosphere Reserve in March 2016, the interest in the volcano, standing at 2, 443 meters above sea level, is sure to grow.

Tanggal : 8 Juli 2016
Sumber : thejakartapost.com

]]>
Wisata Bukit Watu Dodol tempat asik menikmati panorama Selat Bali https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-bukit-watu-dodol-tempat-asik-menikmati-panorama-selat-bali/ Sun, 10 Jul 2016 06:44:38 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38659 MERDEKA.COM, BANYUWANGI (6/7/2016) | Libur lebaran telah tiba. Para pemudik pun sudah berada di kampung halaman. Saatnya berlibur menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.

Salah satu wahan wisata yang cocok didatangi bersama keluarga adalah Bukit Watu Dodol, Banyuwangi. Lokasi wisata tersebut berada di kawasan hutan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Utara, Sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Ketapang menuju arah kabupaten Situbondo.

Selain menyajikan panorama selat Bali dari ketinggian, di sana juga terdapat wisata sejarah yaitu sebuah petilasan berumur ratusan tahun.

Menurut Humas Perhutani Banyuwangi Utara, Tri Sugiharto, petilasan tersebut merupakan makam Syeikh Maulana Ishak dan Putri Sekardadu dari kerajaan Blambangan. Keduanya memiliki anak bernama Sunan Giri, salah satu tokoh Wali Songo atau Sembilan Wali penyebar agama Islam di Pulau Jawa.

Selain petilasan terdapat pula bangunan kecil menyerupai kuil yang berada di sisi Timur makam. Pada hari tertentu, ada beberapa sesajen dan hio yang ditujukan kepada Dewa Bumi, Tu Di Gong.

Yang tak kalah menarik dari wisata sejarah di sana, wisatawan dapat duduk santai menikmati indahnya selat Bali dan patung Gandrung yang berada tepat di bibir pantai Watu Dodol.

“Dari kemarin sudah dua kali ajak saudara ke sini sambil nunggu buka puasa,” ujar salah satu pengunjung dari Banyuwangi kota, Rafli.

Biaya retribusi di sana cukup terjangkau yaitu sebesar Rp 2.500 per orang dan Rp 2 ribu untuk parkir kendaraan bermotor. Biaya tersebut termasuk asuransi bagi pengunjung.

Lokasi parkir yang luas memungkinkan puluhan kendaraan roda dua dan empat untuk masuk. Sementara untuk menuju ke sisi Timur bukit, pengunjung akan melalui akses jalan setapak sekitar 300 meter.

Selama perjalanan, sesekali pengunjung akan menjumpai kera dan burung yang terlihat di pepohonan dan ranting. (FF/SR)

Tanggal : 6 Juli 2016
Sumber : banyuwangi.merdeka.com

]]>
Serunya Belajar Surfing & Sunset di Pulau Merah Banyuwangi https://stg.eppid.perhutani.id/serunya-belajar-surfing-sunset-pulau-merah-banyuwangi/ Sun, 08 May 2016 03:37:34 +0000 http://perhutani.co.id/?p=36626 DETIK.COM, BANYUWANGI (7/5) | Pulau Merah jadi destinasi yang tak boleh terlewatkan kala liburan ke Banyuwangi. Selain bisa bermain surfing, pemandangan sunsetnya juga luar biasa.
Beberapa anak kecil berlarian di pinggir pantai Pulau Merah. Di tangannya sebuah papan selancar, panas terik matahari tak menyurutkan semangatnya menaklukan gulungan ombak. Wisatawan mancanegara dari Australia dan sebagian Eropa juga tak kalah gesit menjajal ombak breakbeach yang dikenal istimewa dari pantai berpasir putih ini.
Ya, Pulau Merah seolah menjelma menjadi surga kecil baru di ujung timur Pulau Jawa. Bibir pantai berpasir putih sepanjang 3 kilometer ini bak menjadi jujugan bagi traveler yang doyan berselancar.
Pulau Merah tak hanya cocok untuk profesional, pantai ini juga patut dijajal bagi pemula. Yang belum mahir surfing, ada belasan warga setempat yang siap jadi instruktur selancar. Biayanya cukup murah, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per jam untuk sewa papan selancar sekaligus dengan instrukturnya.
Salah satu instruktur selancar Pulau Merah Board Rider (PMBR), Alix Ing, menuturkan, Pulau Merah menjadi buah bibir para peselancar sebab hingga kedalaman 3 meter di bawah permukaan air laut pantai ini aman dari karang. Ketinggian ombak yang bisa dinikmati mencapai 3 hingga 5 meter dengan gelombang panjang dan arus laut yang landai.
Selain itu jarak antara tepi pantai dengan spot pertama ombak pecah dianggap keren bagi para peselancar, yaitu sekitar 30 meter. Dan hal itulah yang jadi super favorit di Pulau Merah!
“Pulau Merah memang surga kecil baru. Meski kita tidak bisa menemukan ombak reef, tapi disini kita bisa nikmati karakter  beachbreak. Ada 15 instruktur warga lokal yang siap jadi pelatih bagi pengunjung,” ujar Alix sambil menata papan selancar milik PMBR di Pantai Pulau Merah, kepada detikTravel.
Di sepanjang pantai banyak dijumpai anak-anak laki berlari ke tepian dan berlomba menyeimbangkan diri di atas papan selancarnya. Ada yang terlihat semangat menaklukkan dan menari di atas ombak, tapi tak sedikit yang merasa lelah dan tak kuasa menyerah lantaran tak bisa melawan bayangan takut tenggelam.
Lutfi Prayudha (15) warga Bondowoso merasa tertantang belajar surfing. Sebab di kotanya ia tak pernah menjumpai pantai dengan gulungan ombak keren seperti di Pulau Merah.
“Pengen bisa selancar, meskipun sulit ya nggak apa-apa. Kejebur berkali-kali waktu mau berdiri di sini (atas papan), tapi lama-lama bisa,” jelas Lutfi sambil mengangkat papan surfing sewaannya.
Tak hanya menjadi surga kecil bagi peselancar, bagi yang tak siap bermain dengan gulungan ombak, pantai ini juga jadi tempat yang nyaman untuk beristirahat. Jejeran payung berwarna merah di sepanjang pantai bisa dinikmati pengunjung sambil menyantap segarnya es kelapa muda.
Dari teduhnya payung-payung ini, pengunjung bisa menikmati semilir angin dan hamparan luasnya pantai. Ketika laut surut, para pengunjung bisa berjalan kaki menikmati keunikan berupa gunung kecil yang berada di tengah pantai. Warna tanah di gunung kecil itu berwarna merah, karena itu tempat ini dinamakan pantai Pulau Merah.
Pantauan detikTravel, belasan penjaga pantai terlihat sigap di sepanjang sudut pantai. Beberapa bendera berwarna merah juga ditancapkan di sepanjang garis pantai.
Meski gulungan ombaknya cukup besar, hingga jarak 10 meter dari bibir pantai airnya masih terlihat dangkal. Namun pengunjung harus tetap waspada, sebab saat musim liburan tak sedikit pula wisatawan yang tenggelam lantaran tak mengindahkan peringatan dari petugas yang terpampang di sepanjang pantai.
Pantai Pulau Merah kini berada di bawah kelola Perhutani dan Pemkab Banyuwangi. Fasilitas yang dibutuhkan untuk wisatawan sudah tersedia. Di sana telah dibangun kantor wisata, toilet umum, lahan parkir dan home stay yang dikelola oleh penduduk setempat.
Harga homestay yang ditawarkan juga bervariasi, mulai harga Rp 75.000 hingga Rp 250.000. Di kawasan ini juga ada beberapa rumah makan hasil olahan laut yang di sediakan oleh warga.
Wisata Pantai Pulau Merah juga dikenal dengan dragon sunsetnya yang mempesona. Lingkaran matahari akan terlihat sempurna tenggelam perlahan di balik hamparan laut Pantai Pulau Merah. Pantai yang berada 60 kilometer dari pusat kota ini cocok untuk dikunjungi saat super long weekend kali ini.
Tanggal  : 7 Mei 2016
Sumber  : Travel.detik.com

]]>
Bupati Anas Apresiasi Antusiasme Wisatawan yang Berkunjung ke Banyuwangi https://stg.eppid.perhutani.id/bupati-anas-apresiasi-antusiasme-wisatawan-berkunjung-banyuwangi/ Sun, 08 May 2016 03:31:11 +0000 http://perhutani.co.id/?p=36624 DETIK.COM, BANYUWANGI (7/5)| Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi antusiasme masyarakat yang berwisata ke Banyuwangi. Anas gembira karena semua sektor penunjang pariwisata bergeliat saat libur long weekend ini.  
“Saya senang karena hampir semua tempat wisata penuh, hotel-hotel penuh, banyak teman-teman saya tidak dapat hotel, batik batik yang bagus habis, UMKM laris,” ujar Anas kepada detikcom, Sabtu (7/5/2016).
Pariwisata Banyuwangi saat ini memang sedang bergairah. Jika dulunya Banyuwangi hanya dikenal sebagai tempat transit wisatawan yang ingin ke Bali, sekarang berbagai objek wisata yang ada pun dipenuhi wisatawan. Seperti di Taman Wisata Alam Gunung Ijen pada Jumat (6/5) wisatawan yang berkunjung mencapai tiga ribu orang.
Anas mengakui belum semua infrastruktur menuju beberapa objek wisata lancar. Hal itu dikarenakan perlunya sinergi dengan pihak-pihak yang terkait karena pengelolaan objek tersebut bukan hanya kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.
“Harapan ke pengunjung bisa bersama-sama menjaga kebersihan. Mohon maaf infrastruktur ke kawasan wisata tertentu belum baik, seperti Ijen, Sukamade, Teluk Hijau dan Alas Purwo, karena kawasan itu merupakan kawasan Taman Nasional dan BKSDA juga Perhutani,” ujarnya.
Dia pun berjanji segera menyelesaikan persoalan infrastruktur tersebut. Anas mengaku segera berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga Kementerian BUMN terkait permasalahan ini demi menunjang pariwisata di daerahnya.
“Tapi segera akan ada penyelesaian setelah kita bertemu dengan Menteri Siti Nurbaya dan Mentei BUMN Rini Soemarno. Semoga tidak lama lagi, akses yang terintegrasi akan segera dibangun,” pungkasnya.
(ams/hri)
Tanggal  : 7 Mei 2016
Sumber  : Detik.com

]]>