#kphcirebon – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 20 Jul 2016 04:43:02 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphcirebon – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Wisata Jahim Belum Sepopuler Cadas Gantung https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-jahim-belum-sepopuler-cadas-gantung/ Wed, 20 Jul 2016 04:43:02 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38823 RADARCIREBON.COM, MAJALENGKA (18/7/2016) | Estetika alam di wilayah Majalengka bagian selatan memang tidak diragukan lagi, banyak yang menyulap tempat biasa menjadi lokasi wisata. Namun untuk dapat maju dan berkembang perlu pengelolaan yang lebih terarah, bahkan perlu faktor keberuntungan baik itu lokasi yang dikelola masyarakat, pemerintah, maupun instansi lainnya.

Objek wisata kebun pinus kawasan blok Jahim Desa Cintaasih Kecamatan Cingambul misalnya. Lokasi yang awalnya hanya jalan lintas di titik terpuncak perbukitan gunung Bitung itu telah dikemas sedemikian rupa menjadi rest area sekaligus tempat wisata, namun tetap belum bisa mengorbitkan lokasi tersebut menjadi destinasi tujuan wisata yang diburu pengunjung. Hal itu karena kurangnya keberuntungan.

Objek wisata di lahan milik Perhutani dan dikelola kelompok masyarakat sekaligus mengelola perkebunan dan hutan pinus tersebut, memiliki keindahan alam yang cukup potensial. Mulai dari menyaksikan lembah kawasan Cikijing dan sekitarnya yang dikelilingi barisan gunung dan perbuktitan dataran tinggi, wahana outbond, pemancingan, bumi perkemahan, serta kuliner.

Penikmat wisata Aryanto Wibowo menyebutkan, kawasan Jahim masih kalah dengan wisata cadas Gantung di Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding yang notabene baru-baru ini mengorbit jadi tempat wisata. Padahal, dua lokasi tersebut berada di lahan milik Perhutani.

“Itu yang saya bilang tadi, selain perlu pengelolaan yang terarah, perlu sabar, juga perlu keberuntungan. Kalau menurut saya sih di sini suasana dan viewnya lebih menarik, aksesnya juga pinggir jalan tidak perlu capek jalan kaki. Tapi di sini kalah booming, kalah pamor, mungkin karena kurang promosi di media social. Bahkan kalau perlu promosi komersil di media massa, biar lebih banyak orang bisa tahu seberapa menariknya suasana di sebuah objek wisata,” ujarnya.

Mandor pengelola bukit wisata Jahim, Sarif menyebutkan walaupun dalam suasana liburan lebaran kemarin, objek wisata di bukit jahim ini terbilang relatif sepi dari pengunjung. Kalaupun ada, kebanyakan bukan yang sengaja datang untuk berekreasi di area sekitar 20 hektare itu, melainkan yang lewat di jalan alternatif Cikijing-Panjalu kemudian istirahat beberapa saat di pinggir jalan sambil menikmati suasana di sekitar objek wisata.

Artinya, pengunjung tersebut tidak masuk ke dalam area wahana wisata yang telah dikemas sedemikian rupa dan menikmati berbagai wahananya, sehingga otomatis tidak membeli tiket masuk. Padahal tiket masuk cukup penting untuk menutupi biaya pemeliharaan wahana wisata dan untuk memberikan honor alakadarnya bagi pengelolanya yang notabane merupakan pemuda dan warga sekitar yang diberdayakan lewat kegiatan positif.

Dia pun mengakui jika keberadaan objek wisata ini kurang seberuntung Cadas Gantung, padahal dari segi aksesibilitas di objek wisata jahim saat ini jalan menuju lokasinya dari arah Cikijing maupun arah Panjalu Ciamis sudah seluruhnya hotmix, serta beberapa titik yang tanahnya labih sudah dipasangi alas rambat beton agar tidak ambles. (azs)

Tanggal : 18 Juli 2016
Sumber : radarcirebon.com

]]>
Tokoh Cirebonan Buka Puasa Bersama https://stg.eppid.perhutani.id/tokoh-cirebonan-buka-puasa-bersama/ Wed, 22 Jun 2016 05:38:30 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37964 REPUBLIKA, JAKARTA (22/6/2016) | Sejumlah tokoh nasional yang tergabung dalam komunitas Dutur Cirebonan, yakni warga asal Cirebon. Indramayu, Majalengka, dan Kuningan ICiayumajakuning) yang tinggal di Jabodetabek, menggelar acara buka puasa bersama di Jakarta. Ahad (19/6).
Usai berbuka, para tokoh Dulur Cirebonan melaksanakan shalat Tarawih berjamaah. Sebelumnya, mereka juga mendengarkan tausiyah yang disampaikan Dr KH Salman al Farisi.
Para tokoh nasional yang hadir dalam acara buka bersama tersebut antara lain Dr Kardaya Warnika (ketuarKornisi XI DPR RI). Ir Herman Khaeron MSi (wakil ketua Komisi IV DPR). Dr Subrata (mantan dirjen Radio, Televisi, dan Rim). Ir Suhaedi MSc (direktur regional Bank Indonesia), Pratiwi Bob Hasan (pengusaha), Letjen TNI (Purn) Kontara (mantan danjen Kopassus), dan Prof Dr Ir Zaenal Mustaqim.
Selain dihadiri tokob-tokoh Dulur Cirebonan, buka puasa bersama dan shalat Tarawih berjamaah yang dilaksanakan di kediaman Direktur Utama Perhutani Dr Mustoha Iskandar itu juga dihadiri sekitar 400 warga Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan yang tinggal di Jabodetabek.
Ketua Umum Dulur Cirebonan, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri, dalam acara buka puasa bersama tersebut mengingatkanuntuk menjadikan ibadah puasa Ramadhan ini sebagai momentum meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT.
Menurut Rokhmin, takwa bukan hanya yang sifatnya vertikal atau hablum minallah seperti shalat, puasa, dan ibadah haji. Tetapi juga takwa dalam arti memiliki dan melaksanakan akhlak karimah. Contohnya, mencintai Ilmu pengetahuan dan teknologi, bekerja keras dan profesional, jujur, adil, dan menyayangi sesama insan.
Menolong dhuafa juga sangat tepat sebagai wujud takwa dalam konteks Indonesia saat ini. ketika masih banyak rakyat Indonesia yang miskin dan menganggur,” katanya dalam sambutan sebelum shalat Tarawih. damanhuri zuhri t wachidah handasah
Tanggal  : 22 Juni 2016
Sumber  : Republika

]]>
Wow, Tidak Perlu Jaim di Puncak Jahim https://stg.eppid.perhutani.id/wow-tidak-perlu-jaim-puncak-jahim/ Wed, 22 Jun 2016 04:49:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37942 RADARCIREBON.COM, CINGAMBUL (21/6/2016) | Kabupaten Majalengka memiliki banyak objek wisata alam dengan pemandangan dan daya tarik yang berbeda. Salah satunya wisata alam di kawasan puncak Jahim Desa Cintaasih, Kecamatan Cingambul. Selain hawa pengunungan yang sejuk, puncak Jahim juga memiliki pemandangan alam yang sangat luar biasa. Bahkan di kawasan milik Perum Perhutani itu terdapat kolam dengan air yang sangat jernih dan sangat dingin.
Lokasinya yang berada di perbatasan Kabupaten Majalengka dengan Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis, membuat lokasi tersebut sering dijadikan tempat persinggahan, atau tempat melepas lelah pengguna jalan dari arah Cikijing yang hendak menuju Ciamis dan Tasikmalaya atau sebaliknya.
Atau sering dijadikan tempat untuk selfie. Bebas berekspresi, tidak perlu jaim. Di bulan Ramadan kawasan puncak Jahim juga menjadi salah satu tempat ngabuburit, baik masyarakat setempat maupun dari luar daerah.
Kasi Pemerintah Kecamatan Cingambul Sambas Hanapi SSos menuturkan, kawasan puncak Jahim sangat layak dijadikan tujuan wisata alam. Dari puncak Jahim bisa melihat dari kejauhan keramaian Kecamatan Cikijing dan Kecamatan Cingambul. “Kami yakin bila dikelola secara optimal dan didukung dengan sarana prasarana yang memadai akan banyak dikunjungi wisatawan. Terbukti setiap hari libur atau liburan sekolah kawasan Puncak Jahim banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah,” tuturnya. (har)
Tanggal  : 21 Juni 2016
Sumber  : radarcirebon.com

]]>
Cadas Gantung, Didatangi 500 Pengunjung/Hari https://stg.eppid.perhutani.id/cadas-gantung-didatangi-500-pengunjunghari/ Wed, 15 Jun 2016 08:15:46 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37850 RADARCIREBON.COM, LEUWIMUNDING (13/6/2016) | Tempat-tempat keramaian seperti mal dan alun-alun sudah biasa dijadikan pilihan ngabubutit. Namun beberapa tempat di Majalengka yang mempunyai destinasi wisata alam yang indah kini menjadi alternatif.
Salah satunya Taman Wisata Alam Cadas Gantung (TWACG) yang tepat berada di kaki gunung Sanghiangdora Desa Mirat Kecamatan Leuwimunding. Lokasi tersebut baru dikenal luas oleh masyarakat pada awal tahun 2016 lalu.
Salah seorang pengelola, Endang Suganda (42) mengatakan TWACG merupakan kawasan hutan lindung di bawah pengawasan Perum Perhutani. Awalnya tempat itu hanya sekadar tempat ulin (bermain) para remaja dan beberapa klub pencinta alam, karena keindahannya. Mungkin karena sering swafoto (selfie) dan kemudian diunggah ke media sosial, maka langsung ramai dan jadi tujuan wisatawan.
“Ada yang menyebut TWACG adalah tebing keraton versi Majalengka, karena pemandangan yang bisa anda nikmati dari atas cadas gantung mirip dengan pemandangan yang bisa didapatkan di tebing keraton Bandung,” ungkapnya kepada Radar, Senin (13/6).
Memasuki Ramadan tahun ini, lanjutnya,  cadas gantung tak pernah sepi pengunjung. Mereka datang dari wilayah Leuwimunding, Majalengka dan perbatasan Cirebon.  Sedikitnya lima ratus orang yang umumnya remaja masuk kawasan ini setiap sore.
“Kita hanya mengenakan tiket parkir masuk Rp3.000, dan tak lupa kita juga menghimbau agar pengunjung bisa menjaga kelestarian dan keaslian cadas ini. Jangan mencoret-coret, merusak fasilitas dan yang penting selalu berhati-hati melakukan kegiatan disini. Pasalnya cadas gantung dari dasar sampai puncak cukup tinggi,” sahutnya.
Seorang pengunjung, Solehudin (15) mengaku sengaja datang ke cadas gantung bersama teman sekolahnya dari Majalengka kota. Dia melihat foto di sosmed milik temannya yang tengah selfi di ujung cadas dan menurutnya itu keren sekali.
“Kami kesini selain ngabuburit juga berwisata dan sekaligus merayakan kelulusan kami,” ujar siswa MTs ini dengan seragam penuh coretan.
Sementara menurut penduduk setempat, M Syahroni, sebenarnya para pengunjung selain mengeksplore cadas gantung juga bisa mengunjungi tempat wisata lainnya yang berdekatan.
“Ada Situ Cibaringkeng atau bisa mendaki sampai ke puncak Gunung Sanghiangdora, banyak orang menyebutnya Puncak Tangkal Hiji (Puncak Pohon Satu). Sampai menuju hutan pinus yang berada di sekitarnya, meski sudah memasuki wilayah Desa Leuwikujang.  Sekarang sudah banyak petunjuk jalan yang memudahkan para wisatawan menuju tempat-tempat itu,” pungkasnya. (gus)
Tanggal  : 13 Juni 2016
Sumber  : radarcirebon.com

]]>