#kphkebonharjo – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 28 Apr 2017 08:27:06 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphkebonharjo – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Tertarik Menanam di Bawah Tegakan Pohon Jati https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-tertarik-menanam-di-bawah-tegakan-pohon-jati/ Fri, 28 Apr 2017 08:27:06 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46591 SUARA MERDEKA (26/4/2017) | Memanfaatkan lahan di bawah tegakan pohon jati, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo melakukan penanaman pohon kelor. Jika upaya tersebut berhasil, penanaman kelor akan diperluas di kawasan hutan, mengingat cukup banyak lahan di bawah tegakan pohon jati yang tersedia di wilayah Perhutani KPH Kebonharjo.

Penanaman kelor tersebut terinspirasi keberhasilan budidaya kelor yang dilakukan Ai Dudi Krisnadi. Penanaman kelor di bawah tegakan pohon jati dilakukan di kawasan hutan eks TPK Banyuurip, Desa Gayam, Kecamatan Bogorejo, Blora, Senin (17/4). Wakil Bupati (Wabup) Blora Arief Rohman didaulat menanam perdana, kemudian Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Blora Ainus Sholicah, Dirut PT Moringa Organik Indonesia, Ai Dudi Krisnadi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bogorejo dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Sendangrejo dan Desa Gayam Konsultasi.

“Mengingat banyaknya manfaat yang bisa diambil dari tanaman kelor, Perhutani KPH Kebonharjo tidak pikir panjang untuk ikut menanam kelor seperti Pak Dudi yang sukses membudidayakan kelor di Ngawenombo hingga produknya diekspor ke luar negeri,” kata Administratur (Adm) Perhutani KPH Kebonharjo, Isnin Soiban.

Dia mengungkapkan, Dudi Krisnadi dalu adalah teman ketika dinas di Jawa Barat. Dan, awal April lalu ketika ada kunjungan Pemkab Sigi ke Blora belajar budidaya kelor di Ngawenombo, pihaknya tertarik membudidayakan. Apalagi setelah konsultasi beberapa kali dan Dudi Krisnadi mengatakan kelor bisa ditanam di bawah tegakan jati, Perhutani langsung melakukan.

“Kami menjalin kerja sama untuk menanam kelor di lahan seluas satu hektare di hutan eks TPK Banyuurip di tepi Jalan Bogorejo-Jatirogo. Harapannya menjadi pusat budi daya kali pertama di kawasan hutan, sehingga bisa memberdayakan LMDH di sekitar,” kata Isnin.

Dudi Krisnadi mengatakan, penanaman bibit kelor di lokasi itu nantinya untuk dipanen daunnya. Dia berharap dengan perawatan yang baik, dalam tiga bulan ke depan sudah bisa panen perdana.

“Saya yakin dengan tekad Pak Isnin yang besar, penanaman kelor bisa berhasil. Tiga bulan ke depan semoga bisa panen perdana. Hasilnya nanti akan dikeringkan, dalam sebulan kemudian kita kirim ke Malaysia Pasar kita ke sana, karena permintaan untuk bahan makanan ternak sangat banyak. Harganya juga cukup mahal dan dijamin akan menguntungkan,” kata Dudi.

Melihat kegigihan Perhutani KPH Kebonharjo ikut membudidayakan kelor, Wabup Arief Rohman mengapresiasi dan menyampaikan salam hormat dari Bupati Djoko Nugroho. (Abdul Muiz-27)

Sumber: Suara Merdeka, hal. 21

Tanggal: 26 April 2017

]]>
Perhutani Jajaki Kembangkan Pesona Goa Dunak https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jajaki-kembangkan-pesona-goa-dunak/ Sun, 02 Apr 2017 00:47:01 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46160 SUARAMERDEKA.COM (2/4/2017) | Perhutani KPH Kebonharjo serius mencoba menjajaki menggarap dan mengembangkan potensi Goa Dunak, yang berlokasi di Pegunungan Lasem, Desa Kajar Kecamatan Lasem. Belakangan, Perhutani lebih intensif menjelajahi setiap sisi goa bersama kalangan pelajar dan seluruh karyawan.

Adm Perhutani KPH Kebonharjo, Isnin Soiban mengatakan, banyak hal yang bisa dieksplore dari potensi wisata Goa Dunak di Kajar. Salah satu yang paling utama adalah bisa dijadikan sebagai sarana edukasi kalangan pelajar, di bidang geologi. Materi bebatuan goa yang berada di petak 4 BKPH Gunung Lasem itu, mayoritas adalah andesit dan breksi, sehingga cukup tepat bagi pelajar bidang geologi mempelajarinya. Selain itu, lokasi goa yang berada di ketinggian juga sangat potensial untuk dijadikan sebagai sarana menikmati sunset alias matahari terbenam.

“Kami punya komitmen menggarap potensi wisata Goa Donak. Banyak hal yang bisa dinikmati dari keberadaannya, termasuk pecinta wisata alam yang menginginkan menikmati sunset dari ketinggian,” terang Isnin, Minggu (2/4).

Isnin, mengatakan Perhutani akan mempersiapkan segala aspek sebelum Goa Dunak benar-benar terbuka untuk dikunjungi. Beberapa aspek yang harus dipersiapkan secara matang antara lain adalah teknik pendakian, wahana wisata alat serta yang paling utama sisi keamanan.

Ia menyebut, tekstur goa yang terbentuk dari bebatuan andesit dan breksi membuatnya mudah mengalami fregmentasi. Hal ini jika tidak ditanggulangi secara baik justru bisa mencelakaan pengunjung. “Rasanya goa kurang aman jika harus diakses hingga dalam. Maka kami akan mencoba memeprsiapkan agar pengunjung bisa menikmati pesona goa dari jarak aman. Di sana juga banyak potensi wisata alam lainnya, seperti sunset. Butuh waktu, karena menggarap potensi wisata tidak bisa seketika,” ujarnya. (Ilyas al-Musthofa/CN38/SM Network)

Sumber: suaramerdeka.com

Tanggal: 2 April 2017

]]>
Grojogan Kalimancur di Lasem yang Oke Jadi Tujuan Wisatamu https://stg.eppid.perhutani.id/grojogan-kalimancur-lasem-oke-jadi-tujuan-wisatamu/ Mon, 12 Dec 2016 09:58:10 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=43464 kali-mancur-e-480x251MURIANEWS.COM (12/12/2016) | Rembang, yang terkenal dengan julukan Kota Garam, ternyata juga memiliki potensi wisata alam selain pantai, yang layak menjadi jujugan Anda untuk menghabiskan waktu libur. Salah satunya adalah Air Terjun atau Grojogan Kalimancur.
Kalimancur, merupakan wisata air terjun empat tingkat, yang letaknya di wilayah Dusun Sidorejo, Desa Gowak, Kecamatan Lasem, atau tepatnya berada di kawasan hutan Perhutani KPH Kebonharjo Petak 7 RPH Kajar BKPH Gunung Lasem.
Untuk mencapai tempat ini, pengunjung harus memarkirkan kendaraannya di tempat parkir yang telah disediakan atau di pekarangan rumah warga. Untuk biaya parkir, dikenakan tariff sebesar Rp 3 ribu. Kemudian, pengunjung berjalan kaki sekitar 800 meter dari Desa Gowak untuk menuju Grojogan Kalimancur yang berada di bawah bukit Pegunungan Gowak.
Namun jangan khawatir, dengan berjalan kaki menyusuri hutan lindung selama hampir 20 menit, Anda akan disuguhkan dengan panorama alam berupa perbukitan dan area persawahan nan hijau yang sangat indah. Begitu sampai, pengunjung akan langsung dibuat kagum dengan air terjun tingkat dua setinggi 20 meter lebih. Kemudian di bawahnya terdapat air terjun tingkat satu yang lebih besar.
Istoyo, salah seorang warga Desa Gowak yang juga mengelola Grojogan Kalimancur mengatakan, jika Grojogan Kalimancur mulai dikenal publik sekitar setahun terakhir. Cukup banyak, wisatawan yang mulai datang untuk menikmati keindahan Grojogan Kalimancur.
“Bahkan, ada juga warga yang kemah di tempat ini. Bukan hanya warga Rembang saja, tapi warga dari Tuban, Jawa Timur, juga pernah berkemah di tempat ini. Kemudian, mereka juga jelajah alam di sini,” ungkapnya.
Menurutnya, dulu, tempat ini cukup sulit untuk diakses, sebab, tidak ada jalan dan masih berupa semak belukar. Setelah ada beberapa warga yang berinisiatif untuk membuatkan jalan setapak, akhirnya, tempat tersebut mulai banyak dikenal, dan kini banyak dikunjungi wisatawan, baik dari Rembang maupun luar Rembang.
Sementara itu, Masudi, salah pengunjung wisatawan Asal Kaliori mengatakan, jika panorama yang terdapat di kawasan Grojogan Kalimancur sangat indah, sehingga, cocok digunakan reefreshing untuk menghilangkan kepenatan kerja.
“Kebetulan ini kan hari libur kerja, jadi kita coba menikmati liburan ke sini. Kita ke sini ramai-ramai, jadi lebih seru. Apalagi melihat Grojogan Kalimancur yang ternyata luar biasa. Ini potensi alam yang harus dikembangkan, biar pengunjung lebih banyak ke sini,” ungkapnya.
 
Sumber : murianews.com
Tanggal : 12 Desember 2016

]]>
LMDH Diminta Bantu Cegah Sampah Masuk Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/lmdh-diminta-bantu-cegah-sampah-masuk-hutan/ Sat, 06 Aug 2016 05:26:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=39288 SUARAMERDEKA.COM, REMBANG (5/8/2016) | Masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah Perhutani Kebonharjo diminta tanggap terhadap ancaman sampah dalam kawasan hutan. Sebab, akhir-akhir ini masyarakat sering memanfaatkan hutan untuk membuang sampah.

“Hampir semua titik kawasan hutan dijadikan masyarakat sebagai tempat membuang sampah. Ini tidak baik untuk jangka panjang dan rawan menjadi budaya,” kata Adm Perhutani KPH Kebonharjo, Isnin Soiban.

Menurut Isnin, LMDH sebagai mitra Perhutani sudah saatnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap bahaya ancaman menumpuknya sampah dalam kawasan hutan. Yang paling harus diwaspadai terutama adalah sampah dari bahan plastik, botol, kaleng dan berbagai sampai an-organik lainnya.

“LMDH sebagai ujung tombak masyarakat bersama Perhutani harus dapat mengelola hutan dengan baik. Manfaatkan semua potensi hutan yang ada demi kesejahteraan masyarakat. LMDH punya potensi menggali dan mengembangkan potensi wisata hutan,” terang dia.

Ia menambahkan, pemanfaatan potensi sumber daya hutan tersebut tetap harus sesuai dengan peraturan yang berlaku. Artinya, ada hal-hal yang tidak boleh dilupakan seperti kewajiban untuk saling menjaga keamanan dan kebersihan hutan.

“Potensi hutan yang besar akan sia-sia jika banyak kawasan hutan dipenuhi sampah. Hal ini akan mengganggu keindahan dan kelestarian hutan. LMDH bersama Perhutani harus dapat memberikan pembelajaran masyarakat supaya jangan buang sampah sembarangan,” ujarnya.
(Ilyas al-Musthofa/CN19/SMNetwork)

Tanggal : 5 Agustus 2016
Sumber : Suaramerdeka.com

]]>