#kphlawuds – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 11 May 2017 07:24:10 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphlawuds – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani akan Buka 20 Titik Wisata Hutan di Ponorogo https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-akan-buka-20-titik-wisata-hutan-di-ponorogo/ Thu, 11 May 2017 07:24:10 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47263 SOLOPOS.COM (10/5/2017) | Pemerintah Kabupaten Ponorogo bersama Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Lawu Ds bekerja sama memanfaatkan 20 titik lahan hutan sebagai lokasi wisata. Pemanfaatan hutan sebagai tempat wisata dilakukan bertahap.

Administratur KPH Lawu Ds, Yono Cahyono, mengatakan lahan produktif Perhutani KPH Lawu Ds di Ponorogo mencapai 35.000 hektare. Dari lahan tersebut, ada 20 titik yang akan dikembangkan untuk menjadi tempat wisata.

Saat ini, Perhutani bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di beberapa desa di Ponorogo telah melakukan uji coba di Gunung Beruk di Desa Karangpatihan dan air terjun Pletuk di Desa Jurug.

Yono menuturkan saat ini belum ada LMDH atau kelompok masyarakat bekerja sama dengan Perhutani mengenai pengelolaan wisata.

“Hari ini baru MoU dengan bupati. Ini membuat payung hukum dalam pemanfaatan hutan Perhutani,” kata dia seusai menandatangani MoU mengenai pemanfaatan lahan Perhutani di Pringgitan Pemkab Ponorogo, Selasa (9/5/2017).

Menurut dia, saat ini wisata alam sangat digemari masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyaknya wisatawan yang mengunjungi kawasan hutan untuk berlibur.

Mengenai objek yang bisa dijual kepada wisatawan antara lain pemandangan alam, air terjun, sungai, dan pohon di hutan. “Sekarang orang itu lebih tertarik berwisata di alam. Orang sudah mulai bosan jalan-jalan di mal. Kalau di alam kan bisa sehat dan mendapat inspirasi,” jelas dia.

Mengenai keamanan di lokasi wisata, kata dia, antisipasi yang dilakukan yaitu melarang seluruh wisata air di lokasi hutan. Pengelola tidak diperbolehkan untuk memanfaatkan air terjun maupun sungai untuk kegiatan wisata air.

Pelarangan ini dilakukan karena kondisi alam yang sulit diprediksi. “Ini untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Sedangkan untuk jalan yang curam juga akan diberi pembatas,” kata dia.

Yono optimistis pembukaan lahan Perhutani untuk lokasi wisata tidak akan merusak hutan. Dia mencontohkan untuk pembuatan rumah pohon, tidak perlu menebang pohon dan bisa dilakukan membangun rumah pohon yang masih hidup.

“Ini soal manajemen saja. Saya yakin tidak akan merusak hutan,” kata Yono.

Kepala Dinas Pariwisata Ponorogo, Sapto Jatmiko, mengatakan saat ini ada 70 titik lahan Perhutani diusulkan masyarakat sebagai lokasi wisata hutan di Ponorogo. Namun, setelah dilakukan pengecekan hanya sekitar 20 titik dianggap layak dan siap menjadi objek wisata.

“MoU antara Perhutani dan Pemkab Ponorogo ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan hutan Perhutani untuk kegiatan wisata secara legal,” kata dia.

 

Sumber: solopos.com

Tanggal: 10 Mei 2017

]]>
Kembangkan Desa Wisata, Pemkab Ponorogo-Perhutani Bikin MoU https://stg.eppid.perhutani.id/kembangkan-desa-wisata-pemkab-ponorogo-perhutani-bikin-mou/ Wed, 10 May 2017 06:58:53 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=46905 BANGSAONLINE.COM (10/5/2017) | Meningkatnya permohonan menjadi desa wisata yang sebagian besar lahannya dimiliki oleh Perhutani membuat Pemerintah Kabupaten Ponorogo melalui Dinas Pariwisata menjalin kesepahaman. Perjanjian ini tertuang dalam MoU yang dilakukan oleh kedua belah pihak di Pringgitan, Selasa (9/5).

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Ponorogo Sapto Djatmiko, dalam mengelola desa wisata pihaknya memerlukan payung hukum sehingga perlu dilakukan MoU antara Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan Perhutani.

“Sampai dengan saat ini sudah ada 95 desa yang mengajukan izin menjadi desa wisata yang memiliki konsep ekonomi kreatif lokal. Sehingga apabila sudah terjalin kesepahaman antar berbagai pihak yang terkait, maka tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan dan tidak menimbulkan masalah,” ujar Sapto.

Setelah ditandatanganinya MoU ini, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada desa-desa yang berkomitmen terhadap pengembangan wisata. Kemudian pihaknya juga mengadakan pembicaraan dengan desa-desa terkait pembagian keuntungan antara desa setempat dengan pihak Perhutani. Dengan adanya MoU ini diharapkan kawasan desa wisata benar-benar menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat.

Sementara menurut Adm KPH Lawu DS, Yono Cahyono, menjelaskan, sampai saat ini ada 20 titik yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata. “Namun, ke depan bisa lebih dari 20 titik karena tempat wisata itu tergantung dari sudut pandang seni dan keindahan. Pohon pinus dikasih bangku saja sudah bisa menjadi tempat wisata,” ujar Yono.
Pada prinsipnya Perhutani siap bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang payung hukumnya sudah ditandatangani. Nanti setiap lokal wisata akan ada perjanjian kerja sama (PKS) sehingga ada kejelasan dalam teknis dan kegiatannya.

Bupati Ponorogo menyambut baik atas MoU yang telah dilakukan dengan Perhutani. “Kami ingin menggerakkan ekonomi kreatif melalui wisata lokal, namun tidak mungkin semua dikembangkan. Saya berharap ada skala prioritas 5 titik desa wisata dahulu yang benar-benar dikelola dengan baik sehingga hasil yang didapatkan bisa maksimal,” pungkas Bupati Ipong.

Sementara, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Anam Ardiansyah mengatakan, pihaknya mengaku lega dengan adanya MoU yang menjadi payung hukum pengembangan desa wisata.

“Kita akan terus bergerak bersama dengan Dinas Pariwisata untuk meningkatkan wisata melalui pengembangan kawasan desa wisata yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat,” ujar Anam.

Sumber : bangsaonline.com

Tanggal : 10 Mei 2017

]]>
Wow, Akan Ada 2 Wisata Hutan Baru di Madiun Raya https://stg.eppid.perhutani.id/wow-ada-2-wisata-hutan-baru-madiun-raya/ Sat, 25 Feb 2017 06:13:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45502 brt378307397BERITAJATIM.COM (24/2/2017) | Wisata hutan hampir setahun terakhir viral. Hal itu ditangkap oleh Kawasan Penguasaan Hutan (KPH) Lawu DS.

KPH Lawu DS akan mengembangkan dua kawasannya yang ada di Sarangan, Magetan dan Tegalombo, Pacitan menjadi tempat wisata yang berbasis alam pada 2017. Dua lokasi wisata yang akan dikembangkan yaitu Omah Stroberi dan Pinus Kita.

Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan KPH Lawu DS, Dwi Sulistyo Rini, mengatakan tahun ini KPH Lawu DS akan memanfaatkan dua lahan yang dimiliki untuk kegiatan wisata.

Untuk lahan yang ada di kawasan Sarangan dimanfaatkan untuk pembangunan Omah Stroberi, sedangkan di Pacitan sebagai wisata hutan yang diberi nama Hutan Kita. “Saat ini kedua lokasi wisata itu sudah mulai digarap dan beroperasi,”ujarnya.

Lis panggilan akrab Dwi Sulisto Rini menyampaikan kawasan hutan milik Perhutani dimanfaatkan untuk kegiatan wisata karena saat ini hasil produksi getah dan kayu mengalami penurunan.

Pengelolaan lahan dan tempat wisata itu dengan menggandeng warga setempat.

Untuk objek wisata Pinus Kita di Pacitan, kata dia, dikembangkan dengan konsep wisata alam di hutan pinus. Nantinya akan dibangun dek untuk foto selfi di beberapa titik hutan pinus.

Pengembangan wisata hutan pinus tidak boleh merusak pohon yang ada di lokasi. “Nanti akan kami pasang peraturan di beberapa titik untuk tidak merusak pohon. Pembangunan wahana juga dipastikan tidak merusak pohon dan alam,” jelas Listyo.

Untuk lahan Perhutani yang dimanfaatkan untuk pengembangan wisata yaitu sekitar 2 hektare. Perhutani menggandeng warga sekitar untuk mengelola wisata hutan pinus itu.

Untuk Omah Stroberi, Perhutani menyiapkan lahan sekitar 2 hektare di kawasan Sarangan. Lokasi wisata ini menawarkan petik buah stroberi dan berfoto di kebun stroberi.

Di lokasi itu, pengelolaan juga menggandeng warga setempat. Setiap tahun, Perhutani mendapatkan pemasukan dari objek wisata itu senilai Rp10 juta.

“Buah stroberinya setiap hari ada. Tapi pengunjungnya masih sedikit karena ini masih proses pengembangan,” kata dia. (mit/ted)

Sumber: beritajatim.com

Tanggal: 24 Februari 2017

]]>
KPH Lawu Buka Objek Wisata Hutan dan Kebun Stroberi https://stg.eppid.perhutani.id/kph-lawu-buka-objek-wisata-hutan-dan-kebun-stroberi/ Sat, 18 Feb 2017 00:46:05 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45355 hutan-pinus-pacitanSOLOPOS.COM (17/2/2017) | Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Lawu DS akan mengembangkan dua kawasan Perum Perhutani di Sarangan, Magetan, dan Tegalombo, Pacitan, menjadi tempat wisata berbasis alam pada 2017. Dua lokasi wisata yang akan dikembangkan yaitu Omah Stroberi dan Pinus Kita.

Kepala Urusan Komunikasi Perusahaan KPH Lawu DS, Dwi Sulistyo Rini, mengatakan tahun ini KPH Lawu DS akan memanfaatkan dua lahan untuk kegiatan wisata. Untuk lahan di Sarangan dimanfaatkan untuk pembangunan Omah Stroberi, sedangkan di Pacitan untuk wisata hutan bernama Hutan Kita.

“Saat ini kedua lokasi wisata itu sudah mulai digarap dan beroperasi,” kata dia kepada Madiunpos.com di ruang kerjanya, Kamis (17/2/2017).

Listyo menyampaikan kawasan hutan milik Perhutani dimanfaatkan untuk kegiatan wisata karena saat ini hasil produksi getah dan kayu menurun. Pengelolaan lahan dan tempat wisata itu menggandeng warga setempat.

Untuk objek wisata Pinus Kita di Pacitan, kata dia, dikembangkan dengan konsep wisata alam di hutan pinus. Nantinya dibangun dek untuk foto selfie di beberapa lokasi hutan pinus.

Pengembangan wisata hutan pinus tidak boleh merusak pohon di hutan. “Nanti akan kami pasang peraturan di beberapa lokasi untuk tidak merusak pohon. Pembangunan wahana juga dipastikan tidak merusak pohon dan alam,” jelas Listyo.

Lahan Perhutani yang dimanfaatkan untuk pengembangan wisata itu sekitar 2 hektare. Perhutani menggandeng warga sekitar untuk mengelola wisata hutan pinus itu.

Sedangkan untuk Omah Stroberi, Perhutani menyiapkan lahan sekitar 2 hektare di kawasan Sarangan. Lokasi wisata ini menawarkan petik buah stroberi dan berfoto di kebun stroberi.

Di lokasi itu, pengelolaan juga menggandeng warga setempat. Setiap tahun, Perhutani mendapatkan pemasukan dari objek wisata itu senilai Rp10 juta.

“Buah stroberinya setiap hari ada. Tapi pengunjungnya masih sedikit karena ini masih proses pengembangan,” kata dia.

Sumber: solopos.com

Tanggal: 17 Februari 2017

]]>
KPH Lawu Ds Lestarikan Hutan dengan Tanam 652 Ribuan Plances https://stg.eppid.perhutani.id/kph-lawu-ds-lestarikan-hutan-tanam-652-ribuan-lences/ Wed, 11 Jan 2017 01:48:10 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44333 kecilRRI.CO.ID (10/1/2017) | Bertepatan dengan Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia 10 Januari, Wakil Adm Perum Perhutani KPH Lawu Ds. Adi Nugroho, S.Hut, mengaku, hal itu sejalan dengan tugas dan amanah Perum Perhutani karena salah satu tugasnya menanam pohon.

Menurut Adi Nugroho, pihaknya mendukung Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia sehingga sudah melakukan beberapa kegiatan untuk kelestarian hutan. Mengingat pohon dapat mengurangi kadar CO2 di udara dan dapat menahan laju air sehingga akan lebih banyak yang terserap ke dalam tanah.

“Yang jelas banyak hal yang sudah kita lakukan khususnya dari Perum Perhutani KPH. Lawu Ds. dalam hal kegiatan ataupun mendukung kelestarian hutan kita tahun ini 2016 kemarin sampai hari ini karena puncak-puncak menanam itu karena kurang lebih bulan Nopember, Desember sampai Januari. Sebetulnya kita sudah selesai itu untuk kegiatan penanaman, kita kurang lebih 559 hektar dengan kurang lebih jumlah bibit yang kita tanam 652 ribu lences atau pohon, Adi Nurogo menguraikan kepada RRI, Selasa (10/1/2017).

Dari luas area sekitar 559 hektar yang ditanami pohon itu dijelaskan Adi Nugroho, menyebar di lima (5) kabupaten seperti diwilayah Madiun, Ponorogo dan sebagian diwilayah Magetan.

Adapun jenis bibit kayu yang ditanam seperti kayu pinus, kayu mahoni, kayu putih serta menanam jenis-jenis keaneka ragaman hayati untuk mendukung satwa seperti jenis pohon juwet, pohon durian, pohon jambu alas serta pohon nangka,” pungkasnya. (AY/WDA)

Sumber: rri.co.id

Tanggal: 10 Januari 2017

]]>
Kapolres: Tidak Ada Ladang Ganja di Gunung Lawu https://stg.eppid.perhutani.id/kapolres-tidak-ada-ladang-ganja-gunung-lawu/ Sun, 26 Jun 2016 07:59:41 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38281 SOLOPOS.COM, KARANGANYAR (24/6/2016) | Tidak ada ladang ganja di hutan Gunung Lawu di wilayah Kabupaten Karanganyar.
Pernyataan itu disampaikan Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, Kamis (23/6/2016). Ade menuturkan tim gabungan dari anak gunung lawu (AGL), Perhutani Solo, masyarakat, Polres Karanganyar, dan Kodim 0727/Karanganyar sudah menyisir hutan Gunung Lawu.

AGL sudah mengecek di jalur pendakian dan sekitarnya hingga puncak Gunung Lawu, tetapi tidak menemukan tanaman jenis ganja.
“Hasilnya sampai saat ini belum ditemukan indikasi ladang ganja di Gunung Lawu. Kami sudah bekerja sama dengan AGL, Perhutani, masyarakat untuk mengecek ke hutan di Gunung Lawu,” kata Ade saat ditemui wartawan di Mapolres Karanganyar, Kamis.
Informasi keberadaan ladang ganja di lereng Gunung Lawu di Karanganyar itu disampaikan kali pertama oleh Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadi Kusumo. Rahayu sedang melakukan Sosialisasi Empat Pilar di salah satu tempat makan di Palur, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (17/6/2016).
“Kami sudah melakukan klarifikasi dengan anggota DPR RI itu. Dia mengatakan mendapat informasi tentang ladang ganja itu dari salah satu kadernya di Karanganyar,” ujar Kapolres.
Menurut Kapolres berdasarkan hasil pengumpulan data, kader Partai Gerindra di Karanganyar itu sedang mendaki Gunung Lawu pada tahun 2000. Dia mengaku menemukan ladang ganja saat itu.
“Kami sudah konfirmasi [ladang ganja] tidak berada di wilayah Karanganyar. Informasi apapun akan kami respon dan tindaklanjuti. Kami komitmen, jika ada akan kami tindak. Perlu kecermatan karena area luas,” tutur dia.
Namun, dia mengimbau masyarakat proaktif melapor apabila mendengar dan menemukan ladang ganja. Ade berjanji Polres Karanganyar akan menindaklanjuti informasi dari masyarakat.
Tanggal  : 24 Juni 2016
Sumber  : Solopos.com

]]>