#kphpekalonganbarat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 15 Jun 2017 17:58:30 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #kphpekalonganbarat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Bantu Dua Masjid Di Salem Pekalongan Barat https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bantu-dua-masjid-di-salem-pekalongan-barat/ Thu, 15 Jun 2017 17:58:30 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47665

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

PEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (16/6)| Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat Setiawan, memberikan bantuan  sebesar Rp. 4.125.000 ke Masjid Jami At Taqwa Indrajaya dan Masjid Baiturrohim Dusun Nyodor, Desa Indrajaya Kecamatan Salem Kabupaten Brebes pada Senin (12/6).

Bantuan berasal dari hasil penjualan 165 paket sembako yang disubsidi Perhutani dari harga Rp. 150 ribu per paket menjadi Rp. 25 ribu per paket berisi beras, gula dan minyak goreng dalam rangka Pasar Murah Ramadhan 1438H program BUMN Hadir Untuk Negeri.

Camat Salem Apriyanto menyatakan terimakasihnya karena ada Perhutani hadir untuk negeri dan membantu warganya yang sebagian besar penyadap getah pinus di hutan.

” Masyarakat desa Indrajaya dan Gunungjaya terbantu dengan sembako murah ini, apalagi menjelang lebaran. Saya minta ke warga untuk terus menjaga hubungan baik dengan Perhutani,” kata Apriyanto. (Kom-PHT/Kanpus/TIs)

Editor : Soe
Copyright ©2017

]]>
Pintu Menuju Berbagai Objek Wisata https://stg.eppid.perhutani.id/pintu-menuju-berbagai-objek-wisata/ Tue, 07 Mar 2017 02:24:49 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45717 SUARAMERDEKA.COM (7/3/2017) | Rest area Bale Gandrung dalam waktu dekat ini akan menjadi pintu terbukanya beberapa objek wisata di Kecamatan Pulosari yang berada di wilayah selatan Kabupaten Pemalang. Bahkan kini telah ditandatangani kerjasama dengan beberapa pihak ketiga.

Rest area Bale Gandrung yang diresmikan Bupati Pemalang Junaedi pada akhir Februari lalu, berada di lokasi yang strategis, pintu Pemalang dari arah objek wisata Baturaden, Tegal.

Kondisi areanya berupa hamparan tanah lapang dihiasi barisan pohon pinus yang rindang. Pengunjung Bale Gandrung selama ini adalah para pengguna jalan yang beristirahat. Atau mereka memang sengaja ingin bersantai. Sebab, di situ tersedia juga tenda-tenda untuk berteduh dan tempat tidur gantung di atas pohon.

Dalam kesempatan itulah pengunjung akan diberikan informasi keberadaan beberapa objek wisata lainnya di wilayah Kecamatan Pulosari. Camat Pulosari Ahmady Setiawan mengatakan, saat ini sudah ada tujuh desa yang telah mengikat kerja sama dengan pihak ketiga.

Di antaranya para perusahaan besar seperti Melon 99 Union dan CV Agrindo Kencana Pasuruan Jatim. Kerja sama dilakukan dalam wadah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan pihak ketiga tersebut. ’’Bentuk kegiatannya antara lain akan dibuka objek wisata sport dan fun toursm berupa wahana pacuan kuda, memanah, dan bumi perkemahan,’’kata Ahmady.

Pusat Perhatian

Jika semua rencana itu bisa berjalan baik, Kecamatan Pulosari akan menjadi pusat perhatian peminat wisata pegunungan. Sebab, di sana bertebaran lokasi dengan pemandangan yang menarik. Menurut Ahmady, Perhutani Pekalongan Barat juga siap menyediakan lahannya sampai ratusan hektare untuk tanaman kopi, termasuk di sekitar lahan rest area Bale Gandrung. Diharapkan tanaman itu akan semakin menambah daya tarik res area itu.

Pengunjung sambil istirahat bisa memetik kopi langsung atau pesan seduhan kopi hangat. Kepala Perhutani Pekalongan Barat Anton Fajar ketika dimintai konfirmasi membenarkan bahwa dia menyiapkan lahan ratusan hektare untuk kerja sama penanaman kopi arabica di kecamatan pulosari. Diperkirakan luasan lahan yang dikembangkan di wilayah Perhutani Pekalongan Barat seluruhnya mencapai 5.000 hektare.

’’Kami memandang bentuk kerjasama penanaman kopi arabica dengan masyarakat itu mempunyai manfaat ganda. Hal itu akan dilakukan di beberapa desa di Kecamatan Pulosari. termasuk di sekitar rest area Bale Gandrung seluas lima hektar,’’kata Anton.

Menurutnya, desa yang akan melakukan penanaman kopi arabica melalui BUMDes adalah Desa Clekatakan, Gambuhan, Jurangmangu, Siremeng, Batursari, Penakir dan Cikendung. Selain di Pulosari dikembangkan juga di Kecamatan Moga seluas 600 hektare. (Saiful Bachri-49)

Sumber: suaramerdeka.com

Tanggal: 7 Maret 2017

]]>
Perhutani dan Warga Tanam 9.250 Bibit Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dan-warga-tanam-9-250-bibit-pohon/ Tue, 28 Feb 2017 01:02:34 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=45522 logo-phtsmallSUARAMERDEKA.COM (28/2/2017) | Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BPKH) Paguyangan, KPH Pekalongan Barat menanam ribuan bibit pohon di kawasan hutan wilayah Desa Batursari, Kecamatan Sirampog, Brebes, Senin (27/2).

Administratur KPH Pekalongan Barat Anton Fajar Agung Susetyo melalui Kepala BKPH Paguyangan, Yohan Haryanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Perhutani untuk memperbaiki kerusakan hutan akibat perambahan atau alih fungsi kawasan hutan. Turut serta dalam kegiatan tersebut antara lain GP Ansor Batursari, LMDH Batursari, Keluarga Pemuda dan Karyawan Perhutani dan jajaran pemerintah desa Batursari. ’’Hari ini (kemarin), kami bersama warga menanam 9.250 bibit pohon di kawasan hutan Batursari atau tepatnya di petak 12 K RPH Igirklanceng,’’ ujarnya.

Adapun bibit pohon yang ditanam tersebut meliputi tanaman kopi (5.000 batang), suren (1.000), karet (1.250), mahoni (1.000), ekaliptus (500) dan bambu (500). Yohan mengungkapkan, bibit tanaman kopi paling banyak ditanam karena mampu tumbuh dengan baik di bawah tegakkan selain ramah lingkungan. Selain itu tanaman kopi memiliki nilai ekonomis yang tinggi. ’’Hingga saat ini sudah ada 183.600 bibit tanaman kopi yang sudah ditanam di wilayah hutan BKPH Paguyangan,’’ ungkapnya.

Tanaman Holtikultura

Menurutnya, prospek tanaman kopi ke depan cukup bagus. Tanaman tersebut bisa dipanen dalam kurun waktu dua tahun. Satu tanaman bisa menghasilkan satu kilogram kopi dengan harga terendah Rp 40 ribu dan tertinggi Rp 65 ribu per kilogramnya. ’’Penanaman kopi ini memang diprogramkan secara bertahap. Dalam jangka panjang untuk menggantikan tanaman holtikultura yang ditanam warga di kawasan hutan,’’kata dia.

Yohan menambahkan, konservasi lahan melalui penanaman pohon akan terus dilakukan secara bertahap dengan melibatkan masyarakat. Selain itu akan dilakukan patroli rutin untuk mencegah perambahan hutan. (H51-69)

Sumber: suaramerdeka.com

Tanggal: 28 Februari 2017

]]>
Bukit Batursari Permai Tempat Remaja Berselfie https://stg.eppid.perhutani.id/bukit-batursari-permai-tempat-remaja-berselfie/ Sat, 14 Jan 2017 02:01:48 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44441 446-300x180SUARAMERDEKA.COM (14/1/2017) | MELEPAS penat salah satunya bisa dilakukan dengan menjelajah tempat wisata. Jika berdomisili di Kabupaten Brebes dan menyenangi wisata alam, Bukit Batursari Permai (Baper) di Desa Batursari, Kecamatan Sirampog, Brebes, bisa menjadi pilihan. Di tempat tersebut, bisa menikmati panorama alam berlatar belakang pegunungan hutan pinus, rumah-rumah pedesaan, jalan dan sungai.

Pemandangan apik dari ketinggian 1.499 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut membuat pengunjung tak segan mengabadikannya dengan kamera. Di area seluas satu hektare tersebut juga disediakan gazebo untuk berteduh serta selfie deck untuk memanjakan pengunjung yang hobi selfie.

Kebanyakan mereka dari kalangan remaja. ”Pemandangannya indah untuk berselfie. Udara yang segar juga membuat tubuh jadi rileks dan bugar, pikiran juga fresh,” kata Utami (30), salah seorang pengunjung.

Bukit Baper berada di kawasan hutan Perhutani di bawah pengelolaan BKPH Paguyangan, KPH Pekalongan Barat. Dengan kondisi jalan yang mulus, waktu tempuh dari Kantor Kecamatan Sirampog menuju Dukuh Batur hanya sekitar satu jam. Setelah membayar uang parkir Rp 4.000, perjalanan ke Bukit Baper dilanjutkan dengan jalan kaki sejauh 500 meter.

Meski relatif masih baru, tempat wisata yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Batursari dan Perhutani tersebut, rata-rata pengunjungnya sudah mencapai 50-100 orang per hari.

Pendapatan Masyarakat

Administratur KPH Pekalongan Barat Anton Agung Fajar Susetyo melalui Kepala BKPH Paguyangan Yohan Haryanto, kemarin kepada wartawan mengatakan, wilayah hutan KPH Pekalongan Barat yang membentang dari Pemalang sampai Brebes memiliki kawasan potensi wisata, seperti Bukit Baper maupun Curug Cantel.

Sepanjang tidak mengganggu fungsi kawasan hutan, kawasan potensial tersebut bisa dibuka sebagai tempat wisata. Melalui pemanfaatan potensi wisata tersebut, perambahan hutan untuk ladang sayur diharapkan akan berkurang.

”Masyarakat bisa mendapatkan pendapatan tambahan tanpa harus merusak lingkungan. Misalnya menjual makanan, minuman atau produk kerajinan,” katanya. Sementara itu Camat Sirampog Munaedi mengapresiasi LMDH Batursari dan Perhutani yang telah mengembangkan potensi wisata alam di wilayahnya. ”Semakin banyak pilihan wisata di Kabupaten Brebes,” kata dia.

Agar menjadi destinasi wisata, camat meminta pengelola Bukit Baper menjalankan Sapta Pesona yaitu mampu menciptakan suasana aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan mampu memberi kenangan yang baik. ìKalau pengunjung merasa nyaman, tentunya mereka akan menyebarluaskan informasi tentang Bukit Baper maupun Curug Cantel ke kerabat atau relasi bisnisnya,” tuturnya.(Teguh Inpras-15)

Sumber: suaramerdeka.com

Tanggal: 14 Januari 2017

]]>
LMDH Perhutani Rintis Usaha Wisata Gunung Lio Brebes https://stg.eppid.perhutani.id/lmdh-perhutani-rintis-usaha-wisata-gunung-lio-brebes/ Wed, 12 Oct 2016 01:31:33 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40539 SRPEKALONGAN BARAT, PERHUTANI (10/10/2016) | Masyarakat desa hutan Pasir Panjang, Salem Kabupaten Brebes yang tergabung dalam LMDH Mangun Tapa  mengundang para pemangku-kepentingan mengunjungi wana wisata Kalibaya Gunung Lio wilayah RPH Babagan BKPH Salem KPH Pekalongan Barat beberapa waktu lalu. LMDH Mangun Tapa memang tengah merintis kegiatan wisata di Gunung Lio untuk dikembangkan bersama Perhutani.

Administratur/KKPH Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat A Fadjar Agung Susetyo mengatakan bahwa pihaknya mendukung usaha masyarakat yang akan memanfaatkan potensi keindahan hutan Perhutani tanpa merubah fungsi hutan.

Wilayah hutan KPH Pekalongan Barat yang membentang dari Pemalang sampai Brebes memiliki kawasan-kawasan potensi untuk tempat wisata. Masyarakat umumnya berjualan makanan, minuman atau produk kerajinan.

Hadir juga di lokasi wisata Kalibaya Dandim 0713 Brebes dan beberapa media lokal. (Kom-PHT/Pkb/Parno)

Editor: DKR

Copyright ©2016

]]>
Kemarau, Pendaki Diminta Tak Nyalakan Api Unggun https://stg.eppid.perhutani.id/kemarau-pendaki-diminta-tak-nyalakan-api-unggun/ Mon, 08 Aug 2016 03:39:41 +0000 http://perhutani.co.id/?p=39280 SUARAMERDEKA.COM, BUMIJAWA (8/8/2016) | Memasuki musim kemarau ini para pendaki yang hendak merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang di puncak Gunung Slamet diminta tidak menyalakan api unggun.

Administratur Perhutani KPH Pekalongan Barat Anton Fadjar Agung didampingi Asper Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Bumijawa Marsono menjelaskan, curah hujan akhirakhir ini mulai berkurang dan diprediksi akan memasuki musim kemarau. ”Terkait dengan hal itu, semak, rerumputan, dan pepohonan di jalur pendakian menjadi kering dan rawan terbakar oleh api sekecil apa pun.

Kami meminta para pendaki untuk tidak menyalakan api unggun,” jelasnya, kemarin. Marsono menambahkan, pada tahun lalu diduga karena aktivitas pendakian dengan menyalakan api unggun, ratusan hektare hutan di lereng Gunung Slamet terbakar.

Kebakaran cukup sulit dipadamkan karena titik api berada di ketinggian dan jauh dari permukiman penduduk. Pihaknya juga berkoordinasi dengan warga dan para kelompok pecinta alam Gunung Slamet untuk ikut serta mengawasi jalur pendakian agar kejadian kebakaran hutan tidak terjadi lagi.

Terpisah, Humas Galawi Rescue Arif Rahman menjelaskan, beberapa kelompok pecinta alam setempat seperti Gabungan Pecinta Alas Slamet (Galas), Gupala, dan Kompak akan bersinergi untuk memantau jalur pendakian di Kabupaten Tegal.

Jalur yang kerap dilalui para pendaki yaitu jalur Dukuh Liwung, Desa Kedawung, Kecamatan Bojong, jalur pendakian via objek wisata Guci yang merupakan jalur nasional, dan jalur Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa.

”Kami juga sudah berkoordinasi dengan Sekda Haron Bagas Prakosa. Beliau meminta pendaki untuk tidak membuat api unggun karena bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Pak Sekda meminta kesadaran rekan-rekan pendaki karena kebakaran hutan merugikan banyak orang dan merusak lingkungan,” tandasnya. (K22-58)

Tanggal : 8 Agustus 2016
Sumber : Suaramerdeka.com

]]>
SMK Diponegoro Karanganyar, OTC Tanamkan Kedisiplinan https://stg.eppid.perhutani.id/smk-diponegoro-karanganyar-otc-tanamkan-kedisiplinan/ Thu, 04 Aug 2016 05:52:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=39298 RADARPEKALONGAN.COM, KARANGANYAR (3/8/2016) | SMK Diponegoro berupaya menanamkan kedisiplinan terhadap peserta didik melalui kegiatan yang menyenangkan. Oleh sebab itu, pihak sekolah melaksanakan Outbound Training and Camping (OTC), selama tiga hari, di Wana Wisata Pendidikan Kalipaingan, Linggo Asri, pekan kemarin.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK setempat, Miftakhudin SPdI menyampaikan, meski tetap dalam pengawasan para guru, pihak sekolah melibatkan tim Outbound OK Fun, dalam kegiatan yang diikuti oleh para siswa kelas X usai melaksanakan PLS. Hal itu, katanya, dilakukan supaya kedisiplinan lebih tertanam dalam diri para peserta. Diakuinya, kegiatan tersebut diikuti para peserta tanpa dipungut biaya.

“Kegiatan tersebut menurut saya sangat penting sekali, karena dapat memupuk kedisiplinan. Jadi kalau hanya ditangani guru sama OSIS saja, untuk kedisiplinannya itu kurang. Makanya kita mengambil tenaga dari luar untuk membantu kita,” terangnya kepada Radar Pekalongan, Senin (1/8).

Ditambahkan, pihaknya sengaja melibatkan tim outbound dari luar sekolah supaya para peserta mendapat pelajaran mengenai kedisiplinan, namun dalam keadaan rileks dan menyenangkan.

“Pentingnya kita mendatangkan tim outbound itu kan biar diberi materi bagaimana agar mereka berdisiplin, akan tetapi dengan keadaan yang senang, atau rileks. Dari situ kita harapkan, dengan keadaan pikiran yang fresh InsyaAllah anak-anak bisa menerima materi yang disampaikan,” imbuhnya.

Sementara itu disebutkan, sejumlah materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut diantaranya mengenai pengenalan lingkungan, dan P3K. Adapun pihak sekolah melibatkan pihak Perhutani Kabupaten Pekalongan, serta seorang asisten Dosen Fisioterapi Universitas Pekalongan, sebagai narasumber kedua materi tersebut.

“Materi tentang pengenalan lingkungan itu biar anak-anak cinta terhadap lingkungannya. Kita mengundang pihak perhutani itu biar peserta benar-benar mengetahui keadaan hutan kita, keadaan pertanian kita, lebih-lebih kita punya jurusan pertanian.”

Sedangkan materi P3K yang berkaitan dengan pertolongan pertama ini disampaikan, mengingat siswa SMK yang notabene akan disiapkan ke perusahaan, atau suatu instansi tertentu. Sehingga apabila mendapati hal-hal yang tidak diinginkan, semisal kecelakaan kerja, mereka diharapkan bisa langsung punya sikap yang sigap. Serta bisa menangani atau memberikan pertolongan pertama. (ap3)

Tanggal : 3 Agustus 2016
Sumber : Radarpekalongan.com

]]>
Warga Diminta Berhati-hati Kunjungi Tempat Wisata Ekstrem https://stg.eppid.perhutani.id/warga-diminta-berhati-hati-kunjungi-tempat-wisata-ekstrem/ Sun, 24 Jul 2016 08:49:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38874 SUARAMERDEKA.COM, SLAWI (23/7/2016) | Di Kabupaten Tegal, potensi wisata alam cukup melimpah. Sebagian besar merupakan lokasi-lokasi alam terbuka dengan trek dan perjalanan menuju tempat wisata yang cukup ekstrem atau menantang. Lokasi tersebut di antaranya berupa areal perbukitan, gua bebatuan, aliran sungai yang deras, maupun air terjun atau curug. Ironisnya, lokasi tersebut masih dikelola secara swadaya oleh masyarakat sehingga keamanannya belum terjamin.

Aktivis Komunitas Pecinta Alam Indonesia Wilayah Jateng- DIY, Arif Rahman mengemukakan, lantaran belum ada jaminan keamanan dan keselamatan dari pemerintah daerah, warga yang berkunjung ke tempattempat tersebut diminta untuk selalu berhati-hati. ”Tragedi tewasnya mahasiswi yang terjatuh saat mendaki bukit atau Goa Lawa di Balapulang beberapa waktu lalu harus menjadi perhatian semua pihak. Jangan sampai kejadian tersebut terulang lagi,” ungkap Arif, kemarin.

Dia menyebutkan, tempattempat wisata dengan trek dan jalur yang cukup ekstrem tersebar di berbagai lokasi. Misalnya di Margasari, Bojong, Bumijawa, dan Lebaksiu.

Ikut Terlibat

Dia juga menyarankan agar Pemkab Tegal ikut terlibat dalam pengelolaan tempat-tempat wisata tersebut terutama sokongan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana penunjang keamanan dan keselamatan para pengunjung. Adapun sebelumnya, Asper Perhutani KPH Pekalongan Barat BKPH Bumijawa Marsono menjelaskan, di wilayahnya terdapat beberapa tempat yang menjadi lokasi wisata yang dikelola oleh warga.

Lokasi tersebut merupakan areal hutan. ”Lokasi tersebut berada di kawasan hutan dan bukan merupakan tempat wisata. Jika memang pemerintah daerah berkehendak untuk menjadikan tempat tersebut sebagai lokasi wisata, maka harus ada pengajuan alih fungsi hutan terlebih dahulu,” jelas dia.

Sementara itu, meski telah memakan korban jiwa dan dinyatakan telah ditutup, masih banyak warga yang mendaki kawasan perbukitan Gua Lawa di Desa Batuagung, Kecamatan Balapulang. Warga mengaku penasaran untuk mendaki perbukitan batu tersebut dan menikmati pemandangan alam dari ketinggian. (K22-58)

Tanggal : 23 Juli 2016
Sumber : Suaramerdeka.com

]]>
Wisata ke Curug Kuwung Pekalongan https://stg.eppid.perhutani.id/wisata-curug-kuwung-pekalongan/ Tue, 03 May 2016 04:09:08 +0000 http://perhutani.co.id/?p=36638 ANTARANEWS.COM, PEKALONGAN (2/5) | Curug Kuwung Indah di kawasan hutan Desa Karanggondang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah,  memiliki panorama indah disertai udara sejuk.
Pengunjung dapat melihat secara dekat dan mandi di bawah guyuran air dari atas Curug Kuwung.

Dengan menempuh perjalanan naik sepeda motor atau mobil sekitar setengah jam dari ibu kota Pekalongan menuju Curug Kuwung, kemudian diteruskan dengan berjalan kaki, para pengunjung sudah bisa sampai di tempat tujuan wisata itu.
Menyusuri jalan setapak yang menanjak dengan tangga-tangga alami untuk mencapai lokasi air terjun, para pengunjung di beberapa titik bisa berfoto dengan latar belakang pemandangan perbukitan nan hijau sebelum sampai ke objek wisata Curug Kuwung.
Selain itu, yang mengasyikkan dalam perjalanan menuju Curug Kuwung Indah, pengunjung akan disuguhi sensasi menyeberang jembatan gantung dari bambu di atas jurang sedalam sekitar 50 meter sebelum sampai di curug.
Pemandangan air yang jatuh dari ketinggian sekitar 55 meter dengan suara air jatuh cukup keras dari atas ke bawah memang bisa menciutkan nyali pengunjung yang akan mandi di bawah guyuran air.
Pengunjung objek wisata Curug Kuwung Indah, Siti Kholiadah mengatakan mandi di bawah tepat guyuran air terjun tidak semua orang berani.
“Guyuran air yang terjun dari atas itu rasanya seperti kejatuhan batu besar, sewaktu mencoba mandi di air terjun. Sekali saja cukup, gak lagi-lagi,” katanya.
Kendati demikian, dengan berkunjung ke Curug Kuwung Indah sangat mengasyikan sebagai tempat sekadar melepaskan lelah dari urusan pekerjaan.
Penataan kawasan Curug Kuwung Indah masih sederhana karena dilakukan oleh masyarakat secara swadaya tetapi hal ini berdampak relatif cukup baik bagi perekonomian warga setempat.
Beberapa warga membuka warung yang menyediakan makanan dan minuman bagi pengunjung di sejumlah titik menuju objek wisata Curug Kuwung Indah.
Selain itu, ada pula yang menyediakan tempat MCK dan para pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis) juga mengelola parkir di lokasi wisata yang hasilnya digunakan untuk penambahan fasilitas di kawasan wisata.
Mereka juga menjual souvenir berupa kaos Curug Kuwung Indah di parkir bawah dan menyediakan hasil pertanian dan perkebunan, seperti gula aren, madu hutan, keripik pisang, serta kerajinan sapu glagah.
Camat Lebakbarang, Yuhanto mengatakan potensi wisata Curug Kuwung Indah baru tergali sejak setahun terakhir ini sehingga masih perlu dibenahi agar bisa bersaing sebagai tempat kunjungan wisatawan lainnya.
“Saat ini jalan masih berupa tanah dan beberapa titik berbatasan langsung dengan jurang. Sebagian lahan milik masyarakat dan sebagian lainnya milik perhutani. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Perhutani dalam pengelolaan kawasan wisata itu,” katanya.
Tanggal   : 2 Mei 2016
Summer  : antaranews.com

]]>