KPS – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 19 Oct 2016 07:33:32 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png KPS – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Mitos Sungai Citamiang Bogor, Bisa Sembuhkan Berbagai Penyakit https://stg.eppid.perhutani.id/mitos-sungai-citamiang-bogor-sembuhkan-berbagai-penyakit/ Wed, 19 Oct 2016 07:33:32 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40951 LIPUTAN6.COM, JAKARTA (19/10/2016) | Sebuah sungai di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sejak puluhan tahun lalu ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah. Sungai yang bermuara ke Ciliwung itu diyakini dapat mengobati segala macam penyakit.Sekilas tidak ada yang terlihat berbeda dengan sungai yang ada di kawasan wisata Puncak, di mana airnya bersumber dari atas gunung dan bermuara ke Sungai Ciliwung.

Namun bagi masyarakat sekitar, Sungai Citamiang dianggap sakral dan berkhasiat untuk menyembuhkan segala macam penyakit.

Tak hanya penduduk setempat, orang-orang dari luar Bogor pun sering datang ke sungai ini untuk berendam.

“Sejak tahun 70-an sungai ini sudah ramai didatangi penduduk setempat maupun dari beberapa daerah untuk berendam,” ujar Teguh Mulyana, warga sekitar.

Sungai Citamiang, kata Teguh, bisa menyembuhkan penyakit, semisal penyumbatan sirkulasi darah, stres hingga penyakit yang berhubungan dengan supranatural.

“Cukup berendam badan di sana seminggu dua kali,” ujar pria yang akrab disapa Bowie ini.

Namun ada waktu tertentu jika akan berendam di sungai tersebut, yaitu dilakukan sebelum matahari terbit atau setelah salat subuh.

“Tidak ada bacaan mantra. Cuma kalau penyakitnya parah syaratnya harus bawa sepasang kelinci lalu dilepaskan di sekitar sungai,” terang Bowie.

Biasanya, sungai yang dikeliling pohon pinus ini ramai dikunjungi pada bulan maulud atau Rajab dan berendam selama 10-15 menit di sungai itu.

“Setiap yang datang kesini, identitasnya minta dirahasiakan. Entah alasannya apa,” ujar dia.

Tempat yang biasa digunakan untuk berendam berada di lokasi Bumi Perkemahan Citamiang, Kampung Pondok Rawa, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Aliran sungai Citamiang sendiri berasal dari Telaga Saat dan Telaga Cibulao yang berada di kawasan Perlindungan Setempat (KPS) Sempadan Situ Mata Air Petak 19, milik Perum Perhutani.

Tanggal : 19 Oktober 2016
Sumber : Liputan6.com

]]>
SMK Bina Nusantara Tanam 1.200 Pohon https://stg.eppid.perhutani.id/smk-bina-nusantara-tanam-1-200-pohon/ Tue, 14 Feb 2012 02:49:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=3533 Sebanyak 1.200 bibit pohon kembali ditanam di Hutan Wonosari, Kelurahan Wonosari, Ngaliyan, beberapa waktu lalu. Kali ini penanaman pohon dilakukan oleh siswa-siswi dan dewan guru SMK Bina Nusantara. Kepala Sekolah SMK Bina Nusantara, M Sahli mengatakan, mayoritas bibit pohon yang ditanam merupakan bibit buah seperti rambutan, mangga, sukun, dan beberapa bibit pohon jati kebun. Bibit pohon tersebut sengaja di tanam di pinggir hutan yang ditetapkan Perhutani menjadi kawasan perlindungan setempat (KPS).

“Hasil dan pohon tersebut nantinya bisa dipetik warga,” ujamya. Menurutnya, hutan yang rimbun harus dipertahankan keberadaannya. Bila daerah yang berfungsi sebagai resapan air tersebut rusak atau hilang, dikhawatirkan tidak ada lagi keseimbangan ekosistem. ”Pemeliharaan setelah penanaman mempakan tanggung jawab bersama, bukan hanya dibebankan pada Perhutani saja,” lanjutnya.

Berdasarkan data, pihaknya bersama Kelurahan Wonosari dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Makmur belum lama ini telah menanam 4.000 bibit pohon di lingkungan warga. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program menanam pohon satu milyar pohon yang dicanangkan Presiden SBY guna mengurangi kandungan karbon dioksida.

Lindungi Hutan
Lurah Wonosari Rohadi Supriyanto menuturkan, tujuan pembentukan KPS mempakan langkah dari Perhutani untuk melindungi area hutan terutama di aliran sungai. Untuk menyukseskan program KPS, pihaknya bersama LMDH terus mengintensifkan sosialisasi kepada warga sekitar hutan.

“Jika terpelihara dengan baik, diharapkan lima tahun yang akan datang masyarakat sekitar bisa menikmati hasilnya,” tutur dia. Untuk itu, lanjut dia, selain sosialisasi pihaknya berjanji terus memantau perkembangan pohon yang ditanam. Pohon yang mati segera diganti atau disulam dengan bibit bam.

Berdasar pantauan di lapangan, selain siswa dan dewan guru SMK Bina Nusantara, hadir perwakilan Perhutani KPH Kendal serta beberapa anggota DPRD Kota Semarang. Ribuan bibit tersebut ditanam di area KPS petak 38B, 40A, 40G, dan 40F RPH Mangkang, BKPH Mangkang, KPH Kendal. (H8661)

SUARA MERDEKA :: 14 FEBRUARI 2012, HAL 23

]]>