Kunjungan Kerja – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 25 Jan 2019 06:41:18 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Kunjungan Kerja – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Komisi B DPRD Jateng Kunjungan Kerja ke Kantor Pusat Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/komisi-b-dprd-jateng-kunjungan-kerja-ke-kantor-pusat-perhutani/ https://stg.eppid.perhutani.id/komisi-b-dprd-jateng-kunjungan-kerja-ke-kantor-pusat-perhutani/#respond Fri, 25 Jan 2019 06:41:18 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=72524 JAKARTA, PERHUTANI (25/01/2019) | Anggota komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat Perum Perhutani di Jakarta pada Jum’at (25/01). Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka konsultasi proses inisiasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penguatan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Kunjungan DPRD Provinsi Jawa Tengah ini disambut oleh Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto. Dalam pertemuan tersebut Perhutani memaparkan progress pengelolaan hutan bersama masyarakat melalui program Perhutanan Sosial (PS).
Ketua Komisi B DPRD Jawa tengah, M. Chamim Irfani mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan bagi Komisi B DPRD Jateng dalam memberikan masukan bagi Raperda LMDH yang tengah disusun.
Hari Priyanto menjelaskan, “Dalam mengelola kawasan hutan, Perhutani selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sudah sejak lama Perhutani menerapkan pengelolaan hutan bersama masyarakat yang dikenal melalui program PHBM”.
“Perhutani menyambut baik disusunnya Raperda penguatan LMDH ini, harapannya Raperda tersebut dapat membantu masyarakat desa hutan dan juga menjadi masukan bagi kami dalam menyempurnakan Pedoman Perhutanan Sosial, tutupnya. (Kom-PHT/PR/2019/I-5)
 
Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:
Asep Rusnandar – Sekretaris Perusahaan
Telp. (021) 5721282
Fax. (021) 5743579
Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id

]]>
https://stg.eppid.perhutani.id/komisi-b-dprd-jateng-kunjungan-kerja-ke-kantor-pusat-perhutani/feed/ 0
Pengelolaan Wisata Prataan Harus Melibatkan Pemkab https://stg.eppid.perhutani.id/pengelolaan-wisata-prataan-harus-melibatkan-pemkab/ Tue, 01 Aug 2017 10:20:59 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48642 PORTALTUBAN.COM (31/7/2017) | Kunjungan Kerja Komisi C DPR Kabupaten Tuban ke tempat wisata kali ini dimulai ke wisata yang dikelola Perum Perhutani di Wana Wisata Pemandian Air Panas Prataán, masuk pemerintahan Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Senin, (31/07)
Dalam agenda tupoksinya terkait keberadaan wisata-wisata di Kabupaten Tuban komis ini menyatakan belum adanya kerjasama yang sinergis dengan Pemkab Kabupaten Tuban. Sehingga penyerapan untuk pendapatan daerah di sektor wisata terbilang kurang maksimal.
Ketua Komisi C, Maratun Sholikah mengatakan, DPR yang menangani soal kepariwisataan ini masih menjadi satu di Komisi B. Penanganan kepariwisata sekarang ini menurut ketua ini bertujuan ingin adanya kerjasama dunia wisata di tuban menjadi penghasilan pemerintah yang signifikan, mengingat di Tuban sekarang ini yang terkenal pendapatan daerah yang dominan berasal dari pertambangan.
“Padahal banyak sekali bertebaran potensi wisata di Tuban ini yang belum banyak melibatkan potensi masyarakat daerahnya. Banyak sekali produk-produk hasil kreativitas masyarakat dari cirri khas daerah masing-masing yang terjual keluar seperti ditempat-tempat wisata rata-rata masih minim,” pungkasnya dalam hearing dengan pengelola wisata ini.
Dalam hearing tersebut wakil ketua Komisi C, Tri Astuti menambahkan bahwa saat ini sudah diterbitkannya perda wisata daerah yang mana dikemudian hari wisata-wisata yang dikelola Perhutani akan dapatnya memperoleh bantuan dari APBD Kabupaten.
“Apabila sudah ada ikatan kerjasama atau MoU antara pemerintah daerah dengan Perhutani kemungkinan besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat daerah akan terpenuhi. Lebih-lebih soal peningkatan produk ciri khas daerah,” ujarnya.
Sambil menikmati tempat selfi, kolam renang, tempat Outbond, kolam rendam air panas, tempat rendam terapi ikan dan tempat-tempat lainnya 8 orang komisi C ini masih menyoroti belum adanya tempat sajian masakan, souvenir seperti batik tuban dan produk-produk asli daerah lainnya.
Akhir kunjungan rombongan ini ditandai dengan penanaman pohon guna pengkayaan tanaman. Kemudian oleh pengelola wisata tersebut tamu-tamu ini disuguhi dengan mencicipi masakan ciri khas Prata’an yaitu Wader Kali.

Sumber : portaltuban.com

Tanggal : 31 Juli 2017

]]>
Kunjungan Komisi C di Wisata Prata’an Tuban, Energi Positif Untuk KPH Perhutani Parengan https://stg.eppid.perhutani.id/kunjungan-komisi-c-di-wisata-prataan-tuban-energi-positif-untuk-kph-perhutani-parengan/ Tue, 01 Aug 2017 02:40:15 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48614 SUARAJATIMPOST.COM (31/7/2017) | Komisi C DPR Kabupaten Tuban melakukan kunjungan kerja terkait tempat wisata-wisata yang banyak bertebaran di Kabupaten Tuban. Kali ini dimulai ke wisata yang dikelola Perum Perhutani di Wana Wisata Pemandian Air Panas Prataán, masuk pemerintahan Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan, Senin (31/ 07/2017).

Agenda tupoksinya terkait peningkatan pendapatan masyarakat dengan produk-produk ciri khas masyarakat sekitar tempat ini. Hingga saat ini keberadaan wisata-wisata di Kabupaten Tuban, komisi C melihatnya belum adanya kerjasama yang sinergis dengan Pemkab Kabupaten Tuban. Sehingga penyerapan untuk pendapatan daerah di sektor wisata terbilang kurang maksimal.

Maratun Sholikah selaku Ketua Komisi C ini menyoroti penanganan kepariwisataan di Tuban sekarang ini belum adanya kerjasama atau MoU yang jelas dengan pemerintah daerah. Sorotan kali ini komisi C ingin sekali tuban mempunyai penghasilan pemerintah yang signifikan, mengingat di Tuban sekarang ini terkenal pendapatan daerah didominansi oleh pertambangan.

“Padahal banyak sekali bertebaran potensi wisata di Tuban ini yang belum banyak melibatkan potensi masyarakat daerahnya. Banyak sekali produk-produk hasil kreativitas masyarakat dari daerah masing-masing belum tercover keluar ke tempat-tempat wisata,” pungkasnya dalam hearing dengan pengelola wisata ini.

Dalam hearing tersebut wakil ketua Komisi C, Tri Astuti menambahkan sebetulnya saat ini sudah diterbitkannya perda wisata daerah yang mana harusnya potensi-potensi kreativitas masyarakat Tuban bisa dikembangkan oleh Pemkab. Di sini saya lihat produk-produk cirri khas masyarakat Tuban nggak ada yang terpampang di kios-kios itu.
“Padahal Tuban kan memiliki karya khas daerah seperti batik gedok, namun kenapa disini nggak ada yang jual satupun,” tandasnya.

Katanya dia menginginkan nanti ditempat ini banyak sekali tempat sajian produk-produk asli daerah. Astuti juga menyampaikan kelak dikemudian hari wisata-wisata yang dikelola Perhutani akan di dorong ke Pimpinan Daerah agar dapatnya memperoleh bantuan dari APBD Kabupaten.

“Apabila sudah ada ikatan kerjasama atau MoU antara pemerintah daerah dengan Perhutani kemungkinan besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat daerah akan terpenuhi. Lebih-lebih soal peningkatan produk ciri khas daerah,” paparnya.

Sambil berkeliling menikmati tempat selfi, kolam renang, tempat Outbond, kolam rendam air panas, tempat rendam terapi ikan dan tempat-tempat lainnya 8 orang komisi C menandai dengan penanaman pohon guna pengkayaan tanaman. Kemudian oleh pengelola wisata tersebut tamu-tamu ini disuguhi dengan mencicipi masakan ciri khas Prata’an yaitu Wader Kali.

Sumber : suarajatimpost.com

Tanggal : 31 Juli 2017

]]>
Menteri LHK Tinjau Pilot Project Program Perhutanan Sosial di Kabupaten Pemalang https://stg.eppid.perhutani.id/menteri-lhk-tinjau-pilot-project-program-perhutanan-sosial-di-kabupaten-pemalang/ Tue, 18 Jul 2017 02:45:17 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48252 HARIANPEMALANG.COM (17/7/2017) | Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutananan (LHK) Republik Indonesia Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar M. Sc melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pemalang, tepatnya Desa Gongseng, Kecamatan Randudongkal dan Kawasan Gunung Jimat Desa Simpur Kecamatan Belik pada Senin(17/ 7/ 2017).

Menteri LHK berkunjung dalam rangka pelaksanaan program perhutanan sosial di Jawa, seluas 1,1 juta hektar, dan mengunjungi dua lokasi pilot project program perhutanan sosial di Kabupaten Pemalang yaitu kawasan perhutanan sosial Desa Gongseng, Kecamatan Randudongkal dan kawasan Gunung Jimat, Desa Simpur, Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang.

Tepat pukul 10.30 wib, menteri tiba di lapangan Desa Gongseng dengan heli, yang didampingi Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Plt Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan, Dirut BRI, Dirut Perhutani, dan langsung disambut Bupati Pemalang HM, Junaedi SH., MM, perum perhutani KPH Pemalang, staf Menteri Desa, Yayasan Kehutanan Indonesia, yayasan mitra desaku mandiri dan Perkumpulan Rejo Semut Ireng, Kepala Desa Gongseng Saryadi, dan OPD Kabupaten serta Muspida.

Diperoleh dari berbagai sumber, saat ini Perhutanan sosial di Indonesia dialokasikan sebanyak 12,7 juta hektar di seluruh Indonesia, sementara di Banten, Jabar, Jateng, Jatim sebanyak 1,1 juta hektar bagi petani penggarap, dalam bentuk ijin pemanfaafan hutan perhutanan sosial.

Dalam kunjungannya. ke Desa Gongseng Menteri LHK meninjau lokasi perhutanan sosial seluas 295 ha dengan penerima ijin pemanfaatan perhutanan sosial (IPHPS) sebanyak 192 kk.

Dalam kesempatan tersebut menteri berdialog dengan ratusan warga Desa Gongseng dan penggarap perhutanan sosial “Gunung Gajah Lestari’ yang dengan dengan antusias sudah menunggu dan ingin bertatap muka.

Kemudian Menteri LHK, sekira pukul 13.15 melanjutkan perjalanan dengan helikopter ditemani oleh Bupati Kabupaten Pemalang, menuju lokasi kunjungan kedua dan heli mendarat di lapangan Desa Sikasur disambut oleh Sekda Pemalang Drs. Budi Raharjo, MM beserta OPD, Camat Belik Drs. Faozan, dan Kepala Desa se-Kecamatan Belik, selanjutnya rombongan menuju Desa Simpur kecamatan Belik di mana lokasi perhutanan sosial kedua ini terletak di dua desa yaitu Desa Simpur dan Desa Mendelem, dengan penggarap sebanyak 597 KK berasal dr 5 Desa yaitu Desa Simpur, Desa Mendelem, Desa Bulakan, Desa Beluk dan Desa Sikasur bergabung dalam kelompok tani Rimba Agro Abadi.

Ratusan petani memenuhi lokasi lapangan Simpur menunggu kedatangan rombongan menteri LHK. Pada kesempatan ini menteri melihat lahan hutan gundul, berdialog dengan pendamping dan juga berdialog dengan petani penerima IPHPS.

Disampaikan oleh menteri LHK bahwa kunjungannya sebagai kunjungan pendahuluan sebleum Presiden Jokowi datanga,” Kunjungan saya sebagai Menteri LHK dilaksanakan sebagai kunjungan pendahuluan untuk mengecek persiapan pencanangan perhutanan sosial di kawasan hutan di Jawa oleh Presiden Republik Indonesia dan saya berharap apa yang saya dapatkan akan saya laporkan kepada ke Presiden oleh karena itu agar kondisi petani kondusip,”ujarnya singkat.

Terkait dengan Kunjungan Menteri LHK, Bupati Pemalang, HM. Junaedi SH, MM sangat mendukungnya,”atas nama pemerintah kabupaten Pemalang kami Pemda Kabuputen Pemalang mendukung sepenuhnya terhadap program perhutanan sosial yang dimaksud pemerintah pusat untuk mensejahterakan masyarakat miskin sekitar hutan sekaligus sebagai upaya pemulihan kawasan hutan dan air, sudah waktunya rakyat makmur, hutan subur, air mancur.”Pungkas Bupati Pemalang.

Sumber : harianpemalang.com

Tanggal : 17 Juli 2017

]]>
Sentul Eco Edu Forest Sebagai Kawasan Penyangga Jakarta https://stg.eppid.perhutani.id/sentul-eco-edu-forest-kawasan-penyangga-jakarta/ Tue, 08 Nov 2016 08:02:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41975 berita_324852_800x600_fullsizerenderTIMESINDONESIA.CO.ID (8/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone (kawasan penyangga) bagi Jakarta.
Obyek wisata tersebut dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : timesindonesia.co.id

]]>
IKAN NASIONAL: Pola Pemeliharaan Sylvofishery Diyakini Dapat Dongkrak Produksi https://stg.eppid.perhutani.id/pola-pemeliharaan-sylvofishery-diyakini-dapat-dongkrak-produksi/ Tue, 08 Nov 2016 05:47:19 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41945 fisheri3-300x225INDUSTRI.BISNIS.COM (8/11/2016) | Integrasi hutan mangrove dan budidaya ikan atau sylvofishery diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan produksi ikan nasional. Pola pemeliharaan ini pun sejalan dengan kebijakan pemerintah yang ingin meningkatkan konsumsi ikan per kapita.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna saat melakukan kunjungan kerja ke sylvofishery Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Kehutanan (KPH), sekaligus pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) pad aakhir pekan lalu.
Denaldy mengatakan konsumsi ikan per kapita di pulau Jawa masih di bawah konsumsi nasional sehingga perlu ada upaya meningkatkan produksi ikan. Dia menyebut pemerintah berharap budidaya tambak rakyat bisa menjadi andalan peningkatan percepatan pembangunan industri perikanan nasional.
“Perhutani berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budidaya ikan pola sylvofishery seperti sekarang ini dan Kementerian KP bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya,” ungkap Denaldy melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Denaldy menjelaskan sesuai Inpres nomor 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah yang diupayakan pemerintah meningkatkan produksi perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan.
Untuk itu, dia berkomitmen Perhutani akan optimalkan pengelolaan hutan mangrove mengingat sylvofishery sangat potensial dalam meningkatkan produksi ikan nasional.
Perwakilan LMDH Sarjono mengatakan, pengelolaan optimal hutan mangrove dan implementasi sylvofishery diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka, misalnya dengan menjadikannya sebagai kawasan wisata.
“Kawasan mangrove di wilayah tersebut berstatus hutan lindung, sehingga yang bisa diusahakan untuk sylvofishery hanya sebagian saja dan sebagian besar harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” ungkap Sarjono.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani yaitu sekitar 43.000 hektare. Sebagian ada di KPH Purwakarta yaitu 15.897,21 ha, dengan pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 ha berada di 20 desa pada delapan kecamatan.
Masyarakat LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dengan produksi rata-rata 2 ton/ha/tahun selain mendapat udang alam 0,5 kg/ha/hari.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : industri.bisnis.com

]]>
Dirut Perhutani Pantau 'Sentul Eco Edu Tourism Forest' https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-pantau-sentul-eco-edu-tourism-forest/ Tue, 08 Nov 2016 03:59:03 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41933 sentul-eco-edu-tourism-forestBISNISUPDATE.COM (8/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang dalam rangka memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF.
Denaldy mengungkapkan, Perhutani perlu memerhatikan wisata Sentul Eco Edu dan menyiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Wisata SEETF cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
Dirut Perhutani menginap semalam dan membayar sewa guest house seharga 1,25 juta rupiah. Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : bisnisupdate.com

]]>
Dirut Perhutani Siapkan 'Sentul Eco Edu Forest' untuk Investor https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-siapkan-sentul-eco-edu-forest-investor/ Mon, 07 Nov 2016 04:43:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41875 berita_324852_800x600_fullsizerenderRRI.CO.ID (7/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
“Lingkungannya cukup menarik, dikelilingi hutan pinus, daerah perdesaan dan perbukitan gunung Pancar, air terjun, juga air panas alami,” terang Donald.
Dirut Perhutani menginap semalam dan membayar sewa guest houseseharga 1,25 juta rupiah.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : rri.co.id

]]>
Inovasi Perhutani Melalui Pengembangan Sylvofishery https://stg.eppid.perhutani.id/inovasi-perhutani-melalui-pengembangan-sylvofishery/ Mon, 07 Nov 2016 03:14:07 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41841 fisheri3-300x225WARTAAGRO.COM (6/11/2016) | Perum Perhutani akan membuat inovasi baru demi meningkatkan kinerja bisnisnya. Salah satunya dengan mengembangkan sylvofishery. Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna.
Pengembangan sylvofishery, dengan mengkombinasikan mangrove dengan budidaya ikan. Perhutani memiliki hutan mangrove dipinggir pantai utara dan selatan Jawa yang dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
Menurut dia, luas hutan mangrove yang dikelola Perum Perhutani berkisar 43.000 hektare (ha). Di mana, sebagian berada di KPH Purwakarta yang seluas 15.897,21 ha. Sementara itu, luasan yang bisa dimanfaatkan untul pengelolaan pola sylvofishery mencapai 11.317,17 ha, yang berada di 20 desa di delapan kecamatan.
Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke hutan mangrove Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat, Jumat, 4 November 2016.
Kunjungan kerja tersebut, kata dia, juga sekaligus memetakan potensi yang dapat dikembangkan sekaligus bertemu dengan sebelas kelompok Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah tersebut.
Kesebelas LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan per kapita di Pulau Jawa, yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional. Sesuai Inpres No 7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional yakni, dengan peningkatan produksi perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan hasil perikanan. Dalam hal ini, Perhutani berperan dengan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery,” kata Denaldy dalam keterangan tertulis di Jakarta, akhir pekan lalu.
Terkait itu, kata dia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budidaya perikanan daratnnya.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Usulan tersebut mendapat reaksi dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang ditemui Denaldy.
“Kami berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai. Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja.
Sedangkan, bidang lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata perwakilan LMDH Wana Sejati Sarjono.
Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam wadah LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani, serta rumput laut.
“Produksi rata-rata bisa dua ton per hektare per tahun, kalau ditanam ikan mujair bisa 1,5 ton per hektare per tahun, sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektare per hari,” kata Sarjono.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : wartaagro.com

]]>
Optimalkan Mangrove Untuk Budi Daya Perikanan https://stg.eppid.perhutani.id/optimalkan-mangrove-budi-daya-perikanan/ Mon, 07 Nov 2016 02:10:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41854 fisheri3-300x225INDONESIAOVERSIGHT.COM (6/11/2016) | Perum Perhutani bekerja sama dengan 11 kelompok lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) sepakat mengembangkan hutan mangrove di pantai utara dan selatan Jawa untuk dikelola dengan pola “sylvofishery” yaitu kombinasi mangrove dengan budi daya ikan atau lainnya.
Siaran pers Perhutani di Jakarta, Minggu menyebutkan 11 LMDH tersebut adalah Wana Sejati, Rimba Raharja, Ciptakarya Bakti, Mandiri, Karya Wanabakti, Wana Pantura, Kertaraharja, Windujaya, Winduasih, Wahanabakti, Wanabakti Lestari, Wana Lestari, Wana Sejati, Jaya Sakti, Greenting.
Pengembangan pemanfaatan hutan mangrove tersebut ditandai dengan kunjungan kerja Dirut Perhutani Denaldy M Mauna ke Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ciasem, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ciasem, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Jawa Barat.
Kunjungan itu untuk memetakan potensi dan persoalan di hutan mangrove, termasuk budi daya ikan empang parit, sistem kelembagaan dan aturan yang ada, agar bisa dilakukan pengembangan sylvofishery dengan baik, serta fungsi lindung hutan mangrove bisa lebih dioptimalkan.
“Pemerintah saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di pulau Jawa yang dinilai masih dibawah konsumsi tingkat nasional,” ujar Denaldi.
Sesuai Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional, salah satu langkah adalah peningkatan produksi perikanan tangkap, budi daya dan pengolahan hasil perikanan.
Perhutani dapat berperan mengalokasikan hutan mangrove untuk budi daya pola sylvofishery dan Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa menyiapkan benih unggul produk perikanan dan pembinaan budi daya perikanan darat.
“Sylvofishery di hutan mangrove ini menjanjikan peningkatan produksi ikan nasional,” ujar Denaldy.
Sarjono, perwakilan LMDH Wana Sejati berharap hutan mangrove dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha sylvofishery empang parit atau untuk wisata pantai.
“Kawasan mangrove di wilayah ini statusnya hutan lindung, sehingga yang bisa dimanfaatkan untuk sylvofishery hanya sebagian saja, lainnya harus tetap berupa hutan, jadi harus ada alternatif untuk wisata,” kata Sarjono.
Luas hutan mangrove yang dikelola Perhutani sekitar 43 ribu Ha. Sebagian ada di KPH Purwakarta wait 15.897,21 Ha, pengelolaan pola sylvofishery 11.317,17 Ha berada di 20 desa pada delapan kecamatan. Menurut Sarjono, masyarakat yang bergabung dalam LMDH umumnya mengusahakan ikan bandeng dan udang di hutan mangrove Perhutani serta rumput laut. Produksi rata-rata bisa dua ton per hektar per tahun, kalau ikan mujair bisa 1,5 ton per hektar per tahun sedangkan hasil udang alam 0,5 kg per hektar per hari.
 
Tanggal : 6 November 2016
Sumber : indonesiaoversight.com

]]>