Laba Perhutani 2013 – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 06 Mar 2014 03:36:08 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Laba Perhutani 2013 – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Bidik Pendapatan Rp4,6 triliun https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bidik-pendapatan-rp46-triliun/ Thu, 06 Mar 2014 03:36:08 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11991 Perum Perhutani menargetkan laba bersih pada tahun 2014 sebesar Rp287 miliar, meningkat sebesar 40,46 persen dibanding realisasi laba bersih 2013 sebesar Rp204,9 miliar.

“Peningkatan laba 2014 akan didorong kenaikan pendapatan perseroan yang diproyeksikan mencapai Rp4,6 triliun, dari pendapatan 2013 sebesar Rp3,86 triliun,” kata Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, saat paparan Kinerja Keuangan Perhutani 2013 dan Proyeksi 2014 dilansir Antara di Jakarta, Rabu (5/3).

Menurut Bambang, kenaikan kinerja keuangan pada 2014 diproyeksikan dapat dicapai dengan meningkatkan pendapatan pada usaha non-kayu.

“Tahun ini Perhutani siap meningkatkan bisnis industri hilir antara lain dengan beroperasinya pabrik derivatif gondorukem terpentin, sejalan dengan penataan bisnis dan proses bisnis inti,” ujarnya.

Selama ini Perhutani banyak bergerak pada bisnis sektor hulu yang bertumpu pada hasil hutan kayu, getah pinus dan industri yang masih membutuhkan penataan dan penguatan.

“Jika pada tahun 2013 komposisi pendapatan Perhutani antara kayu dengan nonkayu sebesar 48:52 persen, maka pada tahun 2014 akan terbalik menjadi 55 nonkayu dan 45 persen kayu,” katanya.

Selama tahun 2013, penyumbang terbesar pendapatan berasal dari penjualan luar negeri industri nonkayu sebesar Rp1,34 triliun, disusul penjualan dalam negeri hasil hutan sebesar Rp617 miliar, sedangkan dari kayu tebangan sebesar Rp1,61 triliun.

Menurut catatan, enam jenis usaha nonkayu yang terus digenjot pada tahun 2014 yaitu getah pinus, kopal, daun kayu putih, gondorukem, terpentin dan minyak kayu putih.

Direktur Keuangan Perhutani, Morgan Sharif Lumban Batu mengatakan pada tahun 2014 perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp551 miliar, meningkat dibanding realisasi capex tahun 2013 sebesar Rp253,82 miliar.

Dana capex tersebut sebesar Rp108 miliar dialokasikan untuk pembangunan pabrik sagu yang berlokasi di Sorong Selatan, Papua Barat. Adapun komponen alokasi lain dari capex tersebut meliputi pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan, mesin dan alat berat, termasuk penyertaan modal.

Menurut Morgan, pendanaan capex sebesar Rp551 miliar tersebut akan dibiayai dari kombinasi kas internal dan pinjaman perbankan.

“Dua Bank BUMN yaitu Bank BRI dan BNI selalu siap dan berkomitmen membiayai setiap pengembangan bisnis Perhutani,” katanya.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani, Tedjo Rumekso menuturkan, pabrik yang mengelola areal konsesi lahan 16.000 hektare tersebut sedang dalam pembangunan yang ditargetkan mulai beroperasi pada April 2015.

“Saat beroperasi penuh kapasitas produksi pabrik sagu ini mencapai 30.000 ton tepung per tahun,” katanya.

Perhutani menggandeng dua BUMN yaitu PT Barata untuk konstruksi bangunan, dan PT PLN yang membangun pembangkit untuk memasok listrik.

Listrik dari pembangkit milik PLN nantinya juga dijual secara komersial. Sedangkan bahan bakar pembangkit diambil dari kulit pohon sagu.

Selain itu, Perhutani sudah mulai mengoperasikan pabrik pengolahan derivatif gondorukem atau getah pinus dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, dengan kapasitas sekitar 30.000 ton per tahun.

Pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar Rp190 miliar ini akan menjadi pabrik pengolahan gondorukum terbesar di Asia Tenggara.

Produk turunan pengolahan gondorukem tersebut meliputi glicerol rosin ester, alpha pinene, betha pinene, limonen, cineol dan alpha terpineol atau terpentin, bahan dasar industri makan dan minuman, adhesive, indutri kertas, industri cat dan tinta, parfum serta farmasi.

“Mulai dari industri kertas, industri plastik, kulit, hingga sabun cuci membutuhkan turunan produk terpentin,” katanya.

Sumber  :  Jurnal Nasional, Hal 26
Tanggal  :  6 Maret 2014

]]>
Laba KAI Kian Melaju https://stg.eppid.perhutani.id/laba-kai-kian-melaju/ Thu, 06 Mar 2014 03:21:20 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11983 JAKARTA – Terhapus sudah citra se bagai perusahaan merugi yang ber tahun-tahun disandang PT Kereta Api Indonesia (KAI). BUMN transportasi tersebut terus mencatat ki nerja keuangan yang impresif da lam dua tahun terakhir. Pada 2013 lalu laba PT KAI juga makin melaju. Direktur Utama Ignasius Jonan mengatakan, laba konsolidasi yang di cetak PT KAI dengan anak peru sahaan pada 2013 mencapai Rp 560 miliar.
Jumlah tersebut tumbuh 31 persen jika dibandingkan dengan raihan 2012 senilai Rp 425 miliar. Se panjang 2013 PT KAI mencatatkan pen dapatan Rp 8,7 triliun. Sektor angkutan barang cukup me nopang pendapatan PT KAI. ”Tahun lalu kami mengangkut lebih dari 27 juta ton dalam ang kutan barang. Tahun ini kami perkirakan bisa mencapai 35-37 jut a ton,” kata Jonan dalam jumpa pers di Jakarta kemarin. Dia menambahkan, dengan berfungsinya rel ganda di jalur Jawa, kapasitas angkutan barang makin meningkat.
Dia menambahkan, pihaknya ba kal meningkatkan kapasitas ke reta api listrik (KRL) menjadi 1,2 juta penumpang per hari. Tahun lalu kapasitas kereta yang me layani rute di Jabodetabek tersebut men capai 600 ribu per hari. Untuk kereta jarak jauh, PT KAI menargetkan bisa memenuhi per tum buhan jumlah penumpang di kisaran 5-10 persen. Tahun lalu pe numpang kereta jarak jauh men capai 240 juta orang.
Di sisi lain, BUMN kehutanan, yak ni Perum Perhutani, juga mencatat kenaikan laba yang lumayan. Di rektur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, laba perseroan selama 2013 mencapai Rp 204 miliar. Capaian tersebut tumbuh 3,5 persen daripada laba 2012 sebesar Rp 197 miliar. ’’Tahun 2009 laba Perhutani Rp 158 miliar. Kemudian, 2010 turun menjadi Rp 156 miliar. Lalu turun lagi menjadi Rp 148 miliar pada 2011,’’ katanya.
Dia menambahkan, laba tersebut di peroleh dari pendapatan senilai Rp 3,95 triliun. Komposisinya terdiri atas kelompok usaha kayu 48 per en dan nonkayu 52 persen. Penyumbang terbesar pendapatan berasal dari pen jualan luar negeri industri non kayu Rp 1,34 triliun. Ada punpendapatan penjualan dalam negeri hasil hutan lainnya sebesar Rp 617 miliar. Kemudian, pendapatan dari kayu tebangan Rp 1,607 triliun. Tahun ini Perhutani menargetkan laba bersih Rp 287 miliar atau naik 40 persen dari rea lisasi 2013. Laba tersebut diprediksi dari pendapatan Rp 4,603 triliun.
(bil/c2/sof)
Sumber  : Jawa Pos, Hal 6
Tanggal  :  6 Maret 2014

]]>
Perhutani Cetak Laba Tertinggi https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-cetak-laba-tertinggi/ Wed, 05 Mar 2014 14:06:05 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11960 JpnnJAKARTA – Perum Perhutani tahun 2013 memperoleh laba sebesar Rp 204 miliar. Untuk pendapatan total di tahun 2013, Perhutani meraup Rp 3,954 triliun. Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto menuturkan bahwa pendapatan ini diperoleh dari kelompok usaha kayu sebesar 48 persen dan non kayu 52 persen.

“Penyumbang terbesar pendapatan berasal dari penjualan luar negeri industri non-kayu sebesar Rp 1,339 triliun atau naik 137 persen dari rencana dan pendapatan penjualan dalam negeri hasil hutan lainnya sebesar Rp 617 miliar, sedangkan dari kayu tebangan sebesar Rp 1,607 triliun,” papar Bambang saat mengelar jumpa pers di kantor Perhutani, Jakarta, Rabu (5/3).

Ditambahkan Bambang bahwa capaian laba tahun 2013 sebesar Rp 204 miliar ini lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Tahun 2009 laba Perhutani Rp 158 miliar, tahun 2010 Rp 156 miliar, tahun 2011 Rp 148 miliar, tahun 2012 Rp 197 miliar,” paparnya.

Tahun ini Perhutani kata Bambang, siap menjalankan bisnis industri hilir di Pemalang, yaitu dengan beroperasinya pabrik derivatif gondorukem terpentin.

“Penataan industri hilir ini sejalan dengan roapdmap perusahaan, bahwa tahun 2013 sampai 2014 adalah era penataan bisnis dan proses inti dan kami tidak ingin mensia-siakan itu,” tukasnya. (chi/jpnn)

Sumber   :  www.jpnn.com
Tanggal   :  5 Maret 2014

]]>
Dolar AS Capai Rp 12.000, Laba Perhutani Naik 3,5% di 2013 https://stg.eppid.perhutani.id/dolar-as-capai-rp-12-000-laba-perhutani-naik-35-di-2013/ Wed, 05 Mar 2014 13:59:02 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11956 Jakarta -Perum Perhutani berhasil membukukan laba bersih Rp 204 miliar di 2013 lalu. Laba bersih ini naik 3,5% dari periode 2012 yang sebesar Rp 197 miliar.
“Laba Alhamdullilah cukup baik senilai Rp 204 miliar. Itu realisasinya 105% dari RKAP. Itu karena kerja keras, juga dolar yang menguat karena kita kebanyakan ekspor. Kalau nggak ada gangguan cuaca laba bisa lebih besar,” kata Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto saat pemaparan kinerja di kantor pusat Perhutani, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Bambang menjelaskan, pendapatan Perhutani di 2013 lalu merupakan pencapaian terbesar sejak 5 tahun terakhir. Tahun lalu, BUMN pengelola kawasan dan penghasil produk kehutanan ini meraih pendapatan senilai Rp 3,95 triliun.
“Rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 12%. Pertumbuhan pendapatan tahun 2012 dan 2013 lebih rendah dibandingkan 2010 dan 2011 karena penurunan potensi pendapatan sektor kayu tahun 2012 dan 2013 serta penurunan harga non kayu,” jelasnya.
Porsi pendapatan Perhutani di 2013 disumbang dari kelompok usaha kayu sebesar 48% dan non kayu 52%. Porsi pendapatan non kayu seperti wisata, air kemasan, getah pinus, turunan gonorukem, dan terpentin akan terus digenjot karena terkait pelestarian alam.
“Yang gembirakan, pendapatan dari sektor kayu 48%. Ini baik dari sisi kelestarian hutan. Pendapatan non kayu 52% dari getah, sumber hutan lainnya air kemasan, dan wisata,” terangnya.
Pada tahun ini, Perhutani menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,60 triliun dan laba Rp 287 miliar. Bambang optimistis Perhutani mampu meraih target laba di 2014, karena pihaknya melakukan berbagai langkah seperti optimalisasi bisnis pariwisata di Jawa Barat, produksi produk hilir gondorukem dan terpentin di Pemalang serta membuat produk kayu seperti ubin kayu.
“Kita optimistis di 2014, usaha dilakukan kita restruktusisasi perhutani. Kita pisahkan pengelola bisnis dan hutan. Ini perbedaan. Sumber-sumber pendapatan dari industri plywood, industri derivatif di Pemalang,” katanya.
(feb/dnl)
Sumber  : www.finance.detik.com
Tanggal  :  5  Maret 2014

]]>
Perhutani Berhasil Cetak Laba Rp 204 M https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-berhasil-cetak-laba-rp-204-m/ Wed, 05 Mar 2014 13:53:29 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11954 JAKARTA – Perusahaan Umum (Perum) Perhutani berhasil mencatat laba sebesar Rp204 miliar pada 2013. Angka ini naik 3,5 persen jika dibandingkan pada laba 2012 yang sebesar Rp197 miliar.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, pencapaian laba pada 2013 ini merupakan pencapaian yang paling tertinggi dibanding laba pada tahun-tahun sebelumnya.
“Ini lebih besar dibandingkan 2012 sebesar Rp197 miliar, 2011 sebesar Rp148 miliar, 2010 sebesar Rp156 miliar, dan 2009 sebesar Rp158 miliar,” kata Bambang dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Bambang mengungkapkan pendapatan total sebesar Rp3,954 triliun atau 100 persen dari yang direncanakan. Namun Perhutani berhasil merealisasikan sebesar Rp3,750 triliun atau 96 persen. Menurutnya, pendapatan tersebut diperoleh dari kelompok usaha kayu yang berkontribusi sebesar 48 persen dan non-kayu 52 persen.
“Penjualan terbesar dari penjualan luar negeri industri non kayu sebesar Rp1,339 triliun atau 137 persen dari rencana, pendapatan penjualan dalam negeri hasil hutan lainnya sebesar Rp617 miliar, sedangkan dari kayu tebangan sebesar Rp1,607 triliun atau 116 persen dari rencana,” tambahnya.
Tidak hanya itu, mengenai pertumbuhan pendapatan, Bambang menuturkan pertumbuhan pendapatan sebesar 12 persen. Pertumbuhan pendapatan pada 2012 dan 2013 lebih rendah dibandingkan 2010 dan 2011.
“Ini karena penurunan potensi pendapatan sektor katu di 2012 dan 2013 serta penurunan harga produk non-kayu khususnya gondorukem dan terpentin pada 2012,” tutupnya. (mrt
Sumber   :  www.economy.okezone.com
Tanggal   :  5 Maret  2014

]]>
Perhutani Targetkan Pertumbuhan Laba 140% di 2014 https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-targetkan-pertumbuhan-laba-140-di-2014/ Wed, 05 Mar 2014 13:18:52 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11948 JAKARTA – Perum Perhutani menargetkan laba 2014 dapat mencapai Rp287 miliar atau naik 140 persen dari pencapaian di 2013. Selain itu, Perhutani menargetkan pendapatan Rp4,603 triliun.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengaku target RKAP pada 2014 optimistis dicapai oleh Perhutani. Sebab, Perhutani akan didorong oleh beberapa faktor usaha Perhutani, baik industri kayu maupun non-kayu.
“2014 kita optimistis karena ada beberapa usaha yang kita lakukan, pertama kita restrukturisasi perhutani, ini akan menjadi perbedaan yang signifikan, sumber pendapatan dari industri,” jelas Bambang saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Bambang menuturkan, target RKAP Perhutani pada 2014, semakin optimis untuk dicapai lantaran adanya kontribusi tambahan yang dihasilkan oleh pabrik sagu yang terletak di Pemalang. Yang diprediksikan akan beroperasi pada Mei 2014.
“Industri kayu yang selama ini di impor, sekarang sudah diproduksi sendiri oleh Perhutani, kita sudah produksi flooring, saat dulu order, kalau sekarang sudah produksi masal seperti keramik,” tambahnya.
Selain itu, sebagai langkah pencapaian RKAP 2014, Perum Perhutani juga akan mengoptimalisasikan tempat-tempat wisata yang dikelola oleh Perhutani. “Kita belajar dari tahun-tahun sebelumnya, Lalu optimalisasi aset, cukup strategis, terutama di kota-kota kita akan merealisasi ini,” tukas dia.
Sekadar informasi, pada 2013 Perhutani pada laporan keuangan 2013 berhasil mencatat laba sebesar Rp204 miliar, pencapaian tersebut naik 3,5 persen jika dibandingkan pada laba tahun 2012 yang sebesar Rp197 miliar. (mrt)
Sumber  : www.economy.okezone.com
Tanggal  : 5 Maret 2014

]]>
2013, Laba Perhutani Tembus Rp 204 Miliar https://stg.eppid.perhutani.id/2013-laba-perhutani-tembus-rp-204-miliar/ Wed, 05 Mar 2014 13:13:09 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11944 TEMPO.CO, Jakarta – Perum Perhutani pada 2013 membukukan laba bersih sebesar Rp 204 miliar. Perolehan tersebut 3,5 persen lebih besar dari target yang ditetapkan. “Ini merupakan rekor laba tertinggi, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” kata Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2014.

Ia memaparkan, pada 2012 misalnya, perusahaan hanya membukukan laba Rp 197 miliar. Sedangkan pada 2011 dan 2010 tercatat masing-masing Rp 148 miliar dan Rp 156 miliar. (Baca juga : Perhutani Siapkan Lahan Relokasi Longsor Jombang)
Bambang menjelaskan pendapatan Perhutani pada 2013 sebesar Rp 3,95 triliun dengan realisasi biaya Rp 3,75 triliun. Pendapatan diperoleh dari kelompok usaha kayu 48 persen dan non kayu 52 persen. Pendapatan non kayu terdiri dari air, getah, serta wisata. Penyumbang pendapatan terbesar adalah penjualan luar negeri industri non-kayu Rp 1,34 triliun.
Depresiasi rupiah menurut Bambang justru mendongkrak pendapatan Perhutani. “Kami ekspor, kebanyakan ke Eropa dan Jepang. Apalagi jenis getah pinus kami termasuk unik dan diminati.” Adapun pendapatan dari dalam negeri hasil hutan lain sebesar Rp 617 miliar sedangkan dari kayu tebangan Rp 1,607 triliun. (Lihat juga : Wonosobo Uji Coba Tanam Bunga Tulip di Dieng)
Bambang menambahkan, rata-rata pertumbuhan pendapatan Perhutani sebesar 12 persen. Pertumbuhan pendapatan tahun 2012 dan 2013 lebih rendah karena harga produk non-kayu seperti getah pinus atau gondorukem dan terpentin turun. Faktor cuaca juga menyebabkan jumlah tebangan Perhutani menurun.
Dari segi biaya, rata-rata pertumbuhan tahun 2013 sebesar 12 persen, turun dari tahun sebelumnya. Karena perusahaan melakukan kebijakan efisiensi pengendalian biaya. (Berita lain : Pencuri Simpan Kayu Jati Perhutani di 2 Gudang Ini)
Pada 2014, Perhutani menargetkan pendapatan Rp 4,6 triliun dan laba Rp 287 miliar atau 140 persen dari pencapaian 2013. Lima tahun terakhir, sumber pendapatan perusahaan bergeser dari usaha kayu ke non kayu, dengan rasio 48:52 persen. “Tahun ini ditargetkan kayu 45 persen, sedangkan non-kayu 55 persen. Pendapatan dari non-kayu akan terus ditingkatkan.”
FAIZ NASHRILLAH
Sumber  :  www.tempo.co
Tanggal  : 5 Maret 2014

]]>