Laba Perhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 09 Aug 2017 01:18:47 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Laba Perhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Setelah Rugi, Perhutani Raih Laba Kuartal II https://stg.eppid.perhutani.id/setelah-rugi-perhutani-raih-laba-kuartal-ii/ Wed, 09 Aug 2017 01:18:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48800 IMQ21.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani membukukan laba pada kuartal II 2017 sebesar Rp316,23 miliar, dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya merugi sebesar Rp383,89 miliar.

“Kinerja keuangan yang positif sampai dengan kuartal II tahun ini didukung upaya transformasi bisnis yang dilakukan, penurunan biaya pokok penjualan, dan biaya usaha,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna, di Jakarta, Selasa (8/8).

Ia melanjutkan, keberhasilan tersebut bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan Perhutani.

“Pada saat saya masuk ke Perhutani sekitar 2016, kondisi perusahaan beberapa tahun terakhir menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional, serta kualitas sumberdaya hutannya. Dan 2016 adalah tahun yang sulit,” tambahnya.

Untuk memperbaiki kinerja perusahaan, ia menetapkan lima tahapan transformasi, yaitu Situation Analysis, Management Change, Emergency Actions, Business Restructuring, serta terus mendorong tercapainya kondisi normal menuju pertumbuhan yang fokus pada aspek keuangan, operasi, organisasi, dan SDM.

“Selama satu bulan pertama memimpin perusahaan, saya menjalankan transformasi tahap pertama dengan melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu berbagai stakeholders internal, yaitu seluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal termasuk dengan para mitra kerja,” paparnya.

Tujuannya adalah pembenahan komprehensif guna menghindari merosotnya kinerja perusahaan.

Selanjutnya, manajemen harus menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya, efisiensi biaya melalui program CRP, dan efektif aktivitas melalui tools seperti PICA dan PDCA, serta sinergi anak usaha.

Saat ini, Perhutani memasuki tahap restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu revitalisasi existing business dan pengembangan bisnis baru.

Namun, dari sisi pendapatan belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani.

Sumber :  imq21.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Catat Laba Rp 316,23 Miliar di Q2 2017 https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-catat-laba-rp-31623-miliar-di-q2-2017-2/ Tue, 08 Aug 2017 09:05:25 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48788 WARTAEKONOMI.CO.ID (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal dua (Q2) 2017 atau meningkat 236 persen dibanding year on year 2016 yang merugi Rp 383,89 miliar.

Menurut Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 tersebut karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan, ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha. Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani.

Penurunan kinerja sempat dialami Perhutani dari sisi keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutan. Menurut Denaldy, data statistik lima tahun terakhir (2010–2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut dan tahun 2016 merupakan tahun tersulit bagi Perhutani yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap eksis.

Keputusan transformasi bisnis di Perum Perhutani ditetapkan dengan melakukan lima tahapan transformasi yaitu (1) Situation Analysis (2) Management Change, (3) Emergency Actions (4) Business Restructuring (5) Terus mendorong tercapainya kondisi Normal to Growth fokus pada empat aspek utama finance, operation, organization dan culture/people.

Selama satu bulan pertama memimpin perusahaan, Denaldy menjalankan transformasi tahap pertama yaitu melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu berbagai stakeholders internal yaitu seluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal termasuk dengan para mitra kerja. Denaldy memutuskan untuk menempuh pembenahan komprehensif guna menghindari merosotnya kinerja perusahaan.

Perhutani harus berubah atau punah. Transformasi bisnis tahap ke dua, dilakukan minimal untuk bertahan hidup. “Must Now Change To Survive” yaitu perubahan yang memungkinkan perusahaan bisa bernafas normal. Upaya-upaya termasuk peningkatan transparansi, market driven product and process, business process reengineering, performance based meritocracy.

Transformasi bisnis tahap ke tiga, fokus utama pada tiga bulan sampai akhir 2016 adalah menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya, efisiensi biaya melalui program CRP, dan efektif aktivitas melalui tools seperti PICA dan PDCA. Demikian juga sinergi dengan anak-anak perusahaan akan diperkuat.

Saat ini Perhutani memasuki tahap ke empat transformasi yaitu restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu revitalisasi existing business dan new business development. Untuk existing business yang dipertahankan akan dilakukan rebranding ecotourism, sedangkan bisnis yang tidak menguntungkan dikaji ulang, seperti usaha air minum dalam kemasan dan industri kayu.

“Perhutani menyiapkan bisnis biomass karena prospek energi terbarukan ini sangat menjanjikan dan ramah lingkungan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet di dunia pertumbuhannya sebesar 2,7 juta ton per tahun (2010-2025),” lanjutnya.

Kebutuhan akan biomass tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha yang akan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet, artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun. Kerjasama dengan investor Korea mulai dilakukan Perhutani untuk bisnis biomass ini dengan MoU untuk pengembangan 20.000 Ha beberapa waktu yang lalu.

Demikian juga Perhutani tengah mengembangkan proyek Perhutanan Sosial sinergi BUMN untuk mendukung program kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan peningkatan fungsi kawasan hutan yang dicanangkan pemerintah.

Belajar dari pengalaman pengelolaan kehutanan di Swedia dan Finlandia, Perhutani akan segera mengembangkan wisata WORLD CLASS ECOTHEME PARK bekerjasama dengan investor. Pada hari Senin (7/8/2017) Perhutani telah menandatangani kesepakatan bersama (memorandum of understanding) tiga pihak antara Perum Perhutani dengan BUMN Pengembang Destinasi Pariwisata Indonesia dan perusahaan pengembang property multinasional Amerika Serikat yang memiliki pengalaman membangun theme park untuk rencana mengembangkan wisata di kawasan Bogor seluas 600 ha dengan investari minimal US$ 1 miliar.

Sumber : wartaekonomi.co.id

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Catat Laba Rp 316,23 miliar https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-catat-laba-rp-31623-miliar-2/ Tue, 08 Aug 2017 09:01:49 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48786 RMOLJABAR.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal II pada 2017. Jumlah ini meningkat sebanyak 236 persen dibanding tahun lalu yang merugi Rp 383,89 miliar.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan, ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha.

“Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani,” ujar Denaldy.

Denaldy menyatakan, keberhasilan itu adalah bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan di perusahaan pelat merah tersebut, sejak dirinya mendapat mandat sebagai dirut Perhutani pada akhir Agustus 2016.
Diakuinya, pada saat masuk ke Perhutani, kondisi perusahaan beberapa tahun terakhir menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutannya.

“Data statistik lima tahun terakhir (2010-2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut dan pada 2016 merupakan tahun tersulit, yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap exist,” tutur dia.

Sumber : rmoljabar.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani catat laba Rp 316,23 miliar di Q2 2017 https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-catat-laba-rp-31623-miliar-di-q2-2017/ Tue, 08 Aug 2017 03:22:34 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48775 ANTARANEWS.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal dua (Q2) 2017 atau meningkat 236 persen dibanding year on year 2016 yang merugi Rp 383,89 miliar.

Menurut Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 tersebut karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan, ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha. Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani.

Penurunan kinerja sempat dialami Perhutani dari sisi keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutan. Menurut Denaldy, data statistik lima tahun terakhir (2010–2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut dan tahun 2016 merupakan tahun tersulit bagi Perhutani yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap eksis.

Keputusan transformasi bisnis di Perum Perhutani ditetapkan dengan melakukan lima tahapan transformasi yaitu (1) Situation Analysis (2) Management Change, (3) Emergency Actions (4) Business Restructuring (5) Terus mendorong tercapainya kondisi Normal to Growth fokus pada empat aspek utama finance, operation, organization dan culture/people.

Selama satu bulan pertama memimpin perusahaan, Denaldy menjalankan transformasi tahap pertama yaitu melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu berbagai stakeholders internal yaitu seluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal termasuk dengan para mitra kerja. Denaldy memutuskan untuk menempuh pembenahan komprehensif guna menghindari merosotnya kinerja perusahaan.

Perhutani harus berubah atau punah. Transformasi bisnis tahap ke dua, dilakukan minimal untuk bertahan hidup. “Must Now Change To Survive” yaitu perubahan yang memungkinkan perusahaan bisa bernafas normal. Upaya-upaya termasuk peningkatan transparansi, market driven product and process, business process reengineering, performance based meritocracy.

Transformasi bisnis tahap ke tiga, fokus utama pada tiga bulan sampai akhir 2016 adalah menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya, efisiensi biaya melalui program CRP, dan efektif aktivitas melalui tools seperti PICA dan PDCA. Demikian juga sinergi dengan anak-anak perusahaan akan diperkuat.

Saat ini Perhutani memasuki tahap ke empat transformasi yaitu restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu revitalisasi existing business dan new business development. Untuk existing business yang dipertahankan akan dilakukan rebranding ecotourism, sedangkan bisnis yang tidak menguntungkan dikaji ulang, seperti usaha air minum dalam kemasan dan industri kayu.

“Perhutani menyiapkan bisnis biomass karena prospek energi terbarukan ini sangat menjanjikan dan ramah lingkungan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet di dunia pertumbuhannya sebesar 2,7 juta ton per tahun (2010-2025),” lanjutnya.

Kebutuhan akan biomass tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha yang akan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet, artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun. Kerjasama dengan investor Korea mulai dilakukan Perhutani untuk bisnis biomass ini dengan MoU untuk pengembangan 20.000 Ha beberapa waktu yang lalu.

Demikian juga Perhutani tengah mengembangkan proyek Perhutanan Sosial sinergi BUMN untuk mendukung program kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan peningkatan fungsi kawasan hutan yang dicanangkan pemerintah.

Belajar dari pengalaman pengelolaan kehutanan di Swedia dan Finlandia, Perhutani akan segera mengembangkan wisata WORLD CLASS ECOTHEME PARK bekerjasama dengan investor. Pada hari Senin (7/8/2017) Perhutani telah menandatangani kesepakatan bersama (memorandum of understanding) tiga pihak antara Perum Perhutani dengan BUMN Pengembang Destinasi Pariwisata Indonesia dan perusahaan pengembang property multinasional Amerika Serikat yang memiliki pengalaman membangun theme park untuk rencana mengembangkan wisata di kawasan Bogor seluas 600 ha dengan investari minimal US$ 1 miliar.

Sumber : antaranews.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perum Perhutani Catat Laba Rp316 Miliar https://stg.eppid.perhutani.id/perum-perhutani-catat-laba-rp316-miliar/ Tue, 08 Aug 2017 03:16:02 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48772 METROTVNEWS.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal dua (Q2) 2017. Jumlah itu meningkat 236 persen dibanding Year of Year (YoY) 2016 yang merugi Rp 383,89 miliar.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 itu karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan. Hasil yang didapat juga ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha.
“Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani,” kata Denaldy dalam keterangan tertulisnya, Selasa 8 Agustus 2017.
Denaldy menyatakan, keberhasilan itu bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan di perusahaan pelat merah tersebut. Sejak memimpin Perum Perhutani, akhir Agustus 2016, kondisi perusahaan diklaim menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutannya. Data statistik lima tahun terakhir (2010–2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut.
“Dan tahun 2016 merupakan tahun tersulit, yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap eksis,” ungkapnya.

Transformasi Perhutani
Keputusan transformasi bisnis di Perum Perhutani diterapkan dengan melakukan lima tahapan transformasi, yakni Situation Analysis, Management Change, Emergency Actions, dan Business Restructuring. Perum Perhutani terus mendorong tercapainya kondisi Normal to Growth fokus pada empat aspek utama finance, operation, organization dan culture/people.
Bulan pertama memimpin perusahaan, Denaldy menjalankan transformasi tahap pertama, yakni melakukan asesmen singkat kinerja perusahaan dengan bertemu para pemangku kepentingan internal persuhaan. Mereka yakni eluruh perwakilan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) unit manajemen terkecil di Perhutani dan stakeholder eksternal, termasuk para mitra kerja.
“Perhutani harus berubah atau punah. Transformasi bisnis tahap ke dua, dilakukan minimal untuk bertahan hidup. “Must Now Change To Survive” yaitu perubahan yang memungkinkan perusahaan bisa bernafas normal. Upaya-upaya termasuk peningkatan transparansi, market driven product and process, business process reengineering, performance based meritocracy,” jelasnya
Kemudian, fokus utama pada tiga bulan sampai akhir 2016, adalah menyelamatkan arus kas perusahaan, mendorong peningkatan penjualan produk terutama menghabiskan persediaan yang tertumpuk tiga kali dari normalnya. Efisiensi biaya melalui program CRP, serta efektif aktivitas melalui alat seperti PICA dan PDCA. “Demikian juga sinergi dengan anak-anak perusahaan akan diperkuat.”

Restrukturisasi Bisnis
Saat ini, kata Denaldy, Perhutani memasuki tahap ke empat transformasi, yaitu restrukturisasi bisnis. Langkah ini dibagi dua kelompok besar, yakni revitalisasi existing business dan new business development. Bagian existing business, akan dilakukan rebranding ecotourism. Sedangkan, bisnis yang tidak menguntungkan dikaji ulang, misal, usaha air minum dalam kemasan dan industri kayu.
Perhutani juga menyiapkan bisnis biomass. Sebab, ia menyebut prospek energi terbarukan ini sangat menjanjikan dan ramah lingkungan. Peluang kebutuhan energi terbarukan menggunakan woodpellet di dunia, kata dia, pertumbuhannya sebesar 2,7 juta ton per tahun (2010 2025).
Kebutuhan biomass memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomass seluas 200 ribu Ha dan menghasilkan 3.2 juta MT woodchips. Nilai woodchips ini, lanjutnya, bisa untuk membangun pembangkit setara 800 MW listrik pertahun atau 1.6 juta MT wood pellet.
“Artinya energi biomass dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp 2 triliun per tahun. Kerjasama dengan investor Korea mulai dilakukan Perhutani untuk bisnis biomass ini dengan MoU untuk pengembangan 20.000 Ha beberapa waktu yang lalu,” bebernya.
Perhutani pun tengah mengembangkan proyek Perhutanan Sosial sinergi BUMN untuk mendukung program kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dan peningkatan fungsi kawasan hutan yang dicanangkan pemerintah. Belajar dari pengalaman pengelolaan kehutanan di Swedia dan Finlandia, Perhutani akan segera mengembangkan wisata WORLD CLASS ECOTHEME PARK bekerjasama dengan investor.
Senin 7 Agustus 2017, Perhutani telah menandatangani kesepakatan bersama tiga pihak, antara Perum Perhutani, BUMN Pengembang Destinasi Pariwisata Indonesia, dan perusahaan pengembang property multinasional Amerika Serikat yang memiliki pengalaman membangun theme park untuk rencana mengembangkan wisata di kawasan Bogor seluas 600 ha dengan investasi minimal US$ 1 miliar.
Saat ini, Perum Perhutani mengelola 236 lokasi wisata alam di dalam kawasan hutan, dan beberapa diantaranya tengah dilakukan rebranding produk, pelayanan dan pengelolaannya untuk meningkatkan kualitas sesuai standar usaha wisata dunia.

Sumber : metrotvnews.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Catat Laba Rp 316,23 miliar https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-catat-laba-rp-31623-miliar/ Tue, 08 Aug 2017 01:16:33 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48767 JPNN.COM (8/8/2017) | Perum Perhutani mencatat laba sebesar Rp 316,23 miliar sampai kuartal II pada 2017. Jumlah ini meningkat sebanyak 236 persen dibanding tahun lalu yang merugi Rp 383,89 miliar.

Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, kinerja keuangan yang positif sampai dengan Q2 2017 karena upaya transformasi bisnis yang dilakukan, ditopang dengan penurunan biaya pokok penjualan dan biaya usaha.

“Meskipun dari sisi pendapatan juga belum sesuai harapan karena lesunya pasar dunia untuk produk kayu dan gondorukem sebagai andalan bagi Perhutani,” ujar Denaldy.

Denaldy menyatakan, keberhasilan itu adalah bagian dari rangkaian transformasi bisnis yang tengah dilakukan di perusahaan pelat merah tersebut, sejak dirinya mendapat mandat sebagai dirut Perhutani pada akhir Agustus 2016.

Diakuinya, pada saat masuk ke Perhutani, kondisi perusahaan beberapa tahun terakhir menunjukan kinerja yang terus memburuk dari sisi kinerja keuangan, operasional serta kualitas sumberdaya hutannya.

“Data statistik lima tahun terakhir (2010–2015) menggambarkan secara objektif kondisi tersebut dan pada 2016 merupakan tahun tersulit, yang mengharuskan perusahaan bertransformasi dengan cepat bila ingin tetap exist,” tutur dia.

Sumber : jpnn.com

Tanggal : 8 Agustus 2017

]]>
Perhutani Jatim Incar Rp. 1,9 Triliun https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jatim-incar-rp-19-triliun/ Wed, 11 Mar 2015 21:48:15 +0000 http://perhutani.co.id/?p=19037 SURABAYA — Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur menargetkan pendapatan Rp1,9 triliun pada tahun ini seiring dengan rencana perluasan usaha di bidang nonkayu.
Sekretaris Divisi Perum Perhutani Regional Jawa Timur Yahya Amin mengatakan target tersebut meningkat dibandingkan dentn pencapaian pendapatan tahun lalu yakni Rp1 triliun. Pendapatan tersebut disumbang lini bisnis kayu 45%, dan nonkayu 55%.
“Dulu memang hasil kayu lebih dominan yakni kontribusinya sekitar 70%, tapi sekaiang kayu memang dikurangi karena berkaitan dengan lingkungan atau perlindungan alam lalu diimbangi dengan bisnis nonkayu,” katanya di Surabaya, Rabu (11 /3).
Adapun bisnis nonkayu yang berkontribusi dalam pendapatan tersebut di antaranya hutan minyak kayu putih, wisata a h m, air minum dalam kemasan (AMDK), dan hasil madu.
Rencananya, Perum Perhutani Jatim akan menambah luas hutan untuk kayu putih sekitar 4.000 hektare per tahun menjadi 30.000 hektare dalam waktu 5 tahun.
Perluasan lahan hutan kayu putih tersebut dilakukan di wilayah Ponorogo, Mojokerto, Tuban, Pasuruan, Nganjuk, dan Maduia yang saat ini memiliki total luas lahan 10.000 ha dengan jumlah produksi 18.538 ton. Secara nasional, total luas lahan kayu putih milik Perum Perhutani mencapai 30.000 ha.
“Diharapkan nanti kontribusi hasil kayu bisa menjadi 40% dan nonkayu menjadi 60%,”ujar Ikhya.
Sepanjang 2014, Perum Perhutani Jatim menghasilkan produksi kayu 425.000 ma atau lebih dari yang ditargetkan yakni 399.000 rnJ. Namun, tahun ini Perum Perhutani justru menurunkan target produksi kayu yakni hanya 400.000 ma.
“Memang targetnya turun karena ada bencana seperti hujan dan angin yang memengaruhi kualitas kayu, sedangkan tahun lalu pencapaiannya bisa lebih dari target karena ada faktor bencana pohon yang roboh dan ada kasus pencurian yang tidak ketemu pelakunya sehingga baiang bukti kayu dikembalikan kepada kami,” kata Yahya.
Dia menjelaskan pada awal tahun ini Perhutani belum melakukan penebangan. Menurutnya, penebangan akan dilakukan setelah masuk musim kemarau atau sekitar akhir Maret. “Saat ini kami sedang dalam persiapan penebangan.”
Selain memperkuat bisnis nonkayu, Perhutani Jatim juga akan mengembangkan usaha lain dengan memanfaatkan aset yang dimiliki di wilayah Banyuwangi dan Tuban untuk usaha penambangan.
Sumber    : Bisnis Indonesia, Hal. 9
Tanggal    : 12 Maret 2015

]]>
Perhutani Bidik Pertumbuhan Laba 140% https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-bidik-pertumbuhan-laba-140/ Tue, 01 Apr 2014 05:08:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=12178 PERUM Perhutani mengincar pendapatan tahun ini sebesar Rp4,6 triliun dengan laba Rp287 miliar. Artinya perusahaan mengincar pertumbuhan bisnis 140% ketimbang tahun lalu yang membukukan pendapatan Rp 3,9 triliun dengan laba Rp 205 miliar.

Menurut Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, kontribusi pendapatan terbesar biasanya berasal dari industri kayu sebesar 75%. “Tahun ini tren bergeser, kontribusi pendapatan dari industri kayu 52% dan industri nonkayu 48%,“ ungkapnya di Jakarta, akhir pekan lalu, Komoditas terbesar yang akan dikembangkan dari industri nonkayu berasal dari getah pinus. Untuk itu, perusahaan mengembangkan bibit unggul Jati Plus Perhutani, tanaman pinus bocor getah, dan pengembangan karet dengan sistem agroforestry di Jawa Barat dan Banten.

Selanjutnya, Perhutani juga merevitalisasi industri kayu dan nonkayu dengan membangun pabrik-pabrik seperti pabrik plywood di Kediri, pabrik penepungan Porang di Pare, dan akan datang pabrik sagu di Sorong Selatan.

Untuk pabrik sagu, Bambang menargetkan pembangunan bisa rampung tahun depan.
Pabrik itu akan berkapasitas produksi 30 ribu ton. Investasi untuk pabrik sagu tersebut mencapai Rp80 miliar.

“Setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian BUMN, Perhutani meneliti ke lapangan soal manajemen pro duksi dan bisnisnya, jadilah dibangun pabrik sagu,“ jelas Bambang.

Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan bagi konsumen, Perhutani berencana mengembangkan penjualan kayu secara daring. Saat ini proyek jual kayu daring tersebut masih dalam proses pengembangan di Ciamis. “Ini masih dijalani, masih buat barcode untuk kayu-kayunya, dua tahun ke depan mulai fungsi,“ tandasnya. (Ire/E-3)
Sumber : Media Indonesia, Hal 19
Tanggal : 1 April 2014

]]>