Menteri Kehutanan RI – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Mon, 19 Aug 2013 02:34:22 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Menteri Kehutanan RI – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 255 Pahlawan Penghijauan Terima Penghargaan Wana Lestari https://stg.eppid.perhutani.id/255-pahlawan-penghijauan-terima-penghargaan-wana-lestari/ Mon, 19 Aug 2013 02:34:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8653 INDOPOS, JAKARTA – Sebanyak 255 orang menerima penghargaan Wana Lestari dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan kemarin (18/8). Mereka dinilai telah berhasil melaksanakan, mengajak, dan menggerakkan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan dan alam serta pemberdayaan masyarakat. Penghargaan tersebut didasarkan pada prestasi yang dicapai dalam pembangunan kehutanan melalui Lomba Wana Lestari 2013.

Penerima penghargaan terdiri dari penyuluh kehutanan (PK), kelompok tani hutan (KTH), desa/kelurahan peduli kehutanan, sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang melaksanakan program kecil menanam dewasa memanen (KMDM).

Selain itu, penyuluh kehutanan swadaya masyarakat (PKSM), kader konservasi alam (KKA), kelompok pecinta alam (KPA), polisi kehutanan (Polhut), petugas penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), dan kategori binaan Perum Perhutani lainnya.

Para penyuluh kehutanan yang memperoleh penghargaan sebanyak 28 orang, kelompok tani hutan 29 orang, desa/kelurahan peduli kehutanan berjumlah 25 orang, sekolah yang melaksanakan kegiatan KMDN 25 orang, dan penyuluh kehutanan swadaya masyarakat 27 orang.

Sedangkan kader konservasi alam 29 orang, kelompok pencinta alam 31 orang, polisi kehutanan 6 orang, dan penyidik PNS sebanyak 6 orang. KPH Perum Perhutani 3 orang, BKPH Perhutani 3 orang, RPH Perhutani 3 orang, mandor pendamping PHBM Perhutani 3 orang, mandor tanam Perhutani 3 orang, LMDH Perhutani 3 orang. Sedangkan industry primer hasil hutan Prima Wana Mitra 19 orang dan koperasi/ kelompok tani Prima Wana Mitra 12 orang.

Penyuluh kehutanan terbaik I diraih oleh Sri Murdayati dari Dinas Kehutanan Kabupaten Sleman DIY. Kelompok Tani Hutan terbaik I diraih KTH Bina Wana dari desa Tribudi Sukur Kabupaten Lampung Bar at. Desa Peduli Kehutanan terbaik I diraih Desa Nyalindung Kabupaten Sukabumi. Peraih Program Kecil Menanam Dewasa Memanen Terbaik I adalah SDN Cibubur 11 Pagi Jakarta Timur.

Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat Terbaik I diraih Cipto Handoyo dari Desa Pesantren Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.Kader Konservasi Alam Terbaik I diraih oleh Kusno dari Desa Baseh Kecamatan kedung Banteng Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Kelompok Pencinta Alam Terbaik I diraih Kelompok Penyelam at Lingkungan Burung Cenderawasih “Deray Jaya” dari Kepulauan Yapen, Papua. Polisi Kehutanan Terbaik I diraih oleh Sumaryana dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan DI Yogyakarta. PPNS Terbaik I diraih Zainal Arifin Balai Besar KSDA Papua. KPH Perhutani terbaik I diraih KPH Kebon Harjo Perhutani Unit I Jateng, BKPH terbaik I diraih BKPH Dagangan KPH Madiun, dan RPH terbak I diraih RPH Awar-awar KPH Nganjuk.

Mandor pendamping PHBM terbaik I oleh Iwan Siswandi dari KPH Bandung Utara Unit III Jabar dan Banten, mandor tanam perhutani terbaik I oleh Suyono dari KPH Gundih Unit I Jateng, dan LMDH terbaik I diraih Rahayu Tani dari KPH Bandung Selatan.

Kepada para pemenang, Menhut menyatakan bangga. Sebab, peran mereka telah menunjukkan keberhasilan dan dampak nyata dalam kegiatan pelestarian hutan dan konservasi dalam serta kesejahteraan masyarakat.

Penyuluh kehutanan telah berhasil memberdayakan sejumlah kelompok tani dalam mengembangkan berbagai usaha kehutanan, memfasilitasi kemitraan serta upaya rehabilitasi hutan dan lahan, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat serta kelestarian hutan dan lingkungan.

“Kita menyaksikan di beberapa kelompok tani, secara swadaya telah berhasil menyediakan bibit tanaman berjuta-juta batang untuk rehabilitasi hutan dan lahan,” ujarnya dalam kegiatan yang digelar di Ruang Rimbawan I Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta. Menurut Zulkifli, keberadaan penyuluh swadaya saat ini sangat strategis dan diharapkan dapat menjadi mitra kerjapenyuluh PNS di lapangan. “Oleh sebab itu jumlah penyuluh swadaya saat ini perlu ditingkatkan,” imbuhnya.

Kepada para Kepala KPH, Kepala BKPH, dan Kepala KPH Perhutani, mandor pendamping PHBM, mandor tanam, dan LMDH, Menhut juga menyatakan apresiasinya karena peran penting mereka dalam menjaga kelestarian hutan dan menjamin ketersediaan produksi kayu, serta mendukung pembangunan kehutanan lainnya.

Ia menyampaikan, khusus tahun ini, kegiatan penghargaan Prima Wana Mitra Industri dan Kelompok Tani Mitra yang tergabung dengan peserta Prima Wana Mitra diharapkan menjadi ajang berbagi pengala man (sharing) dengan berbagai lapisan baik sektor usaha pemerintah maupun masyarakat.

“Dengan demikian cara pandang para pengusaha industri kehutanan akan lebih luas dalam mengelola usahanya. Saya berharap juga bahwa untuk tahun-tahun yang akan datang akan diikuti Wana Mitra Industri dan Kelompok Tani Mitra,” katanya.

Menhut berpesan, sebagai agen perubahan, mereka diharapkan dapat membagikan informasi dan menularkan semangat pengabdian kepada kawan-kawan lain di daerah guna mewujudkan hutan lestari untuk kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan.

Media : Indopos | 19 Agustus 2013 | Hal. 3

]]>
Masyarakat Sekitar Hutan Miskin https://stg.eppid.perhutani.id/masyarakat-sekitar-hutan-miskin/ Mon, 19 Aug 2013 02:19:43 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8650 JURNAL NASIONAL, Jakarta – KEMENTERIAN Kehutanan (Kemenhut) mengungkapkan saat ini diperkirakan sekitar 21 persen dari jumlah masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan tergolong miskin.

“Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan menjadi salah satu upaya yang perlu terus menerus diupayakan bersama untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut,” kata Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan pada pemberian Penghargaan Pemenang Lomba Wana Lestari 2013 di Jakarta, Minggu (8/8).

Menurutnya berbagai program dan kegiatan telah dilakukan untuk Kemenhut menghadapi permasalahan tersebut antara lain memberikan akses legal yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk turut serta mengelola hutan baik dalam Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD) maupun Hutan Rakyat Kemitraan.

Sementara secara spesifik Perum Perhutani mengembangkan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Sedangkan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, pemerintah telah mengembangkan Model Desa Konservasi (MDK).

Menyinggung penghargaan Wana Lestari 2013, Zulkifli mengatakan sebagai wujud pengakuan dan penghargaan bagi berbagai pihak, baik masyarakat maupun aparatur pemerintah yang berprestasi untuk meningkatkan motivasi serta peran aktif mereka dalam upaya kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

“Penghargaan ini diberikan tentu atas prestasi dan darma bakti saudara melaksanakan, mengajak dan menggerakkan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan dan alam serta perberdayaan masyarakat di daerah masing-masing,” kata Menhut dalam sambutannya.

Pemenang Wana Lestari, telah menunjukan keberhasilan dan dampak yang membangggakan dalam kegiatan pelestarian hutan dan konservasi alam serta pemberdayaan masyarakat.

Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan, Erna Maya mengatakan penerima penghargaan Wana Lestari 2013 terdiri penyuluh kehutanan sebanyak 28 orang, kelompok tani hutan sebanyak 29 orang, desa atau kelurahan peduli kehutanan berjumlah 25 kepala desa atau lurah dan penyuluh kehutanan swadaya masyarakat sebanyak 27 orang. Sedangkan kader konservasi alam sebanyak 29 orang, kelompok pecinta alam sebanyak 31 orang, polisi kehutanan 17 orang dan penyidik PNS sebanyak 11 orang.

Para pemenang tersebut di antaranya, Penyuluh Kehutanan terbaik I diraih Sri Murdayati dari Dinas Kehutanan Kabupaten Sleman DIY. Kelompok Hutan terbaik I diraih KTH Bina Wana dari Desa Tribudi Sukur Kabupaten Lampung Barat.

Kelompok Pecinta Alam terbaik I diraih Kelompok Penyelamat Lingkungan Burung Cendrawasih “Deray Jaua” dari Kepulauan Yapen, Papua. Polisi Kehutanan terbaik I diraih oleh Sumaryana dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jurnalis : Wahyu Utomo
Media : Jurnal Nasional | 19 Agustus 2013 | Hal. 12

]]>
Menhut: 21 Persen Masyarakat Sekitar Hutan Miskin https://stg.eppid.perhutani.id/menhut-21-persen-masyarakat-sekitar-hutan-miskin/ Mon, 19 Aug 2013 02:16:41 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8647 REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kehutanan mengungkapkan saat ini diperkirakan sekitar 21 persen dari jumlah masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan tergolong miskin.

“Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan menjadi salah satu upaya yang perlu terus menerus diupayakan bersama untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut,” kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan pada pemberian Penghargaan Pemenang Lomba Wana Lestari tahun 2013 di Jakarta, Ahad (18/8).

Menurut menteri, berbagai program dan kegiatan telah dilakukan untuk Kementerian Kehutanan menghadapi permasalahan tersebut antara lain memberikan akses legal yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk turut serta mengelola hutan baik dalam Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD) maupun Hutan Rakyat Kemitraan.

Sementara itu, lanjutnya, secara spesifik Perum Perhutani mengembangkan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). Sedangkan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar hutan, pemerintah telah mengembangkan Model Desa Konservasi (MDK).

Sementara itu menyinggung penghargaan Wana Lestari 2013, Zulkifli Hasan menyatakan, sebagai wujud pengakuan dan penghargaan bagi berbagai pihak, baik masyarakat maupun aparatur pemerintah yang berprestasi untuk meningkatkan motivasi serta peran aktif mereka dalam upaya kelestarian hutan dan kesejahteraan masyarakat.

“Penghargaan ini diberikan tentu atas prestasi dan darma bakti saudara melaksanakan, mengajak dan menggerakkan masyarakat dalam kegiatan pelestarian hutan dan alam serta perberdayaan masyarakat di daerah masing-masing,” ungkap Menhut dalam sambutannya.

Menurut dia, pemenang Wana Lestari tersebut, telah menunjukan keberhasilan dan dampak yang membangggakan dalam kegiatan pelestarian hutan dan konservasi alam serta pemberdayaan masyarakat.

Jurnalis : Yudha Manggala P Putra
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/18/mrqk6j-menhut-21-persen-masyarakat-sekitar-hutan-miskin
Republika Online | 19 Agustus 2013 | 05:21

]]> Masyarakat Sekitar Hutan Masih Miskin https://stg.eppid.perhutani.id/masyarakat-sekitar-hutan-masih-miskin/ Mon, 19 Aug 2013 01:06:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8644 Suara Karya, Jakarta – Pembangunan kehutanan masih menyisakan permasaahan, karena saat ini terdapat 21 persen dari masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan, masih tergolong miskin.

“Untuk mengentaskan kemiskinan itu, Kemenhut memberikan akses legal bagi masyarakat untuk mengelola hutan,” kata Menhut Zulkifli Hasan, pada pemberian penghargaan pemenang lomba wana lestari tahun 2013, di Jakarta, Minggu (18/8).

Akses legal yang bisa dimanfaatkan masyarakat, lanjutnya, mengelola hutan dalam program Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Desa (HD), Hutan Kemiteraan.

“Secara spesifik, Perum Perhutani mengembangkan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat,” katanya.

Ia menambahkan, pembangunan kehutanan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan melestarikan hutan serta lingkungan. “Ini semua, perlu didukung kualitas sumber daya manusia dalam bidang kehutanan,” kata Zulkifli.

Karena itu, lanjutnya, program penyuluhan pembangunan kehutanan memiliki peran yang sangat penting. Ini juga menjadi bagian strategis dalam meningkatkan SDM serta mendorong masyarakat agar menjadi pelaku pembangunan yang produktif.

Penghargaan

Kepala Pusat Penyuluhan Kehutanan, Kemenhut, Erni Maya, menjelaskan, Menhut Zulkifli Hasan memberikan penghargaan kepada 225 orang pemenang lomba wana lestari tahun 2013, yang terbagi dalam 15 kategori.

Penghargaan diserahkan Menhut kepada para pemenang seperti penyuluh kehutanan, kelompok tani hutan, desa/kelurahan peduli kehutanan, penyuluh kehutanan swadaya masyarakat, kader konservasi alam, kelompok pecinta alam, polisi kehutanan dan para penyidik pegawai negeri sipil.

Para penyuluh kehutanan yang memperoleh penghargaan sebanyak 28 orang, kelompok tani hutan sebanyak 29 orang, desa/ kelurahan peduli kehutanan berjumlah 25 kepala desa/lurah dan penyuluh kehutanan swadaya masyarakat sebanyak 27 orang.

Sedangkan kader konservasi alam sebanyak 29 orang, kelompok pecinta alam sebanyak 31 orang, polisi kehutanan 17 orang dan penyidik PNS sebanyak 11 orang.

Jurnalis : Joko Sriyono
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=332624
Suara Karya Online | 19 Agustus 2013 | 05:17

]]>
Perhutani Jalin Kerja Sama https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jalin-kerja-sama/ Mon, 03 Jun 2013 00:56:01 +0000 http://perhutani.co.id/?p=7596 JAKARTA—Perum Perhutani menjalin kerja sama dengan lembaga sertifikasi kayu Svenk Skogs Certifering AB Swiss dalam rangka perdagangan kayu hutan rakyat kemitraan asal Indonesia. Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, menuturkan penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di sela kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Swedia pada 27-29 Mei 2013.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Diretur Utama Perhutani Bambang Sukmananto dengan Managing Director SC AB Forestry Klaus Benson. “Dengan kerjasama tersebut, Perhutani bertindak sebagai bapak angkat untuk pasar kayu jati Indonesia di Swedia,” ujarnya, Rabu (29/05). Hadi menuturkan, kerja sama kehutanan antara Indonesia dengan Jerman dimulai pada 1996. Bentuk kejasama itu, yakni pengembangan proyek Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di Samarinda.

(Bisnis/ani) 03 Juni 2013 hal. 26

]]>
RI dan Swedia Kerjasama Perdagangan Kayu Jati https://stg.eppid.perhutani.id/ri-dan-swedia-kerjasama-perdagangan-kayu-jati/ Thu, 30 May 2013 07:03:20 +0000 http://perhutani.co.id/?p=7592 MoU SwediaJakarta, 30/5 (ANTARA) – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan berkesempatan menyaksikan penandatanganan kerjasama Perhutani dengan Svenk Skogs Certifering (SSC) AB (Lembaga Sertifikasi Kayu) Swedia. Penandatanganan kerjasama dilaksanakan pada hari Selasa 28 Mei 2013 jam 08.00 waktu Swedia (13.00 WIB), oleh Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Managing Director SSC AB Forestry, Klaus Benson. Kerjasama yang dilaksanakan di sela-sela mendampingi kunjungan Presiden RI ke Swedia tanggal 27 hingga 29 Mei 2013 tersebut dalam rangka perdagangan kayu jati yang berasal dari hutan rakyat kemitraan dengan Perhutani sebagai bapak angkat.

Kerjasama ini penting agar kayu-kayu jati hutan rakyat Indonesia dapat dipasarkan di Swedia. SSC Forestry Swedia punya kelebihan, yaitu selain menerbitkan Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari, juga dilengkapi dengan histori produk-produk kayu jati rakyat sejak dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan dikaitkan dengan agroforestry/silvopastura, pemanenan, pengangkutan, pengolahan, hingga pemasaran. Dari produk-produk furniture dengan bahan baku kayu jati, rakyat mendapat pasar yang kompetitif, sekaligus dikaitkan dengan peningkatan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan, serta kontribusi terhadap penurunan deforestasi dan emisi karbon.

Hutan Swedia dengan luas 23 juta ha dari luas Swedia 35 juta ha dan jargon “Sweden the Forest Kingdom” sangat penting. Hutan Swedia terdiri dari hutan yang dikelola oleh negara di bawah Dinas Kehutanan Swedia (Swedish Forest Agency) dan hutan-hutan private atau milik. Cadangan kayu atau standing stock 3.000 juta m3 dan jatah tebangan lestari (Annual Alowable Cut) 85-90 juta m3/th di bawah rerata jumlah pertumbuhan kayu 120 juta m3/th dan memberikan kontribusi 3% GDP atau sekitar 110 miliar euro. Hutan milik di Swedia sangat tergantung pada tanggung jawab pemiliknya terutama untuk produksi dengan tetap memperhatikan aspek konservasi hutan.

Antaranews.com Kamis, 30 Mei 2013 13:23 WIB

]]> Perhutani Perlu Belajar Pengelolaan Hutan Swedia https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-perlu-belajar-pengelolaan-hutan-swedia/ Wed, 29 May 2013 01:15:23 +0000 http://perhutani.co.id/?p=7451 mentriMetrotvnews.com, Stockholm: Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyambut baik kerja sama Perum Perhutani dengan Svenks Skogs Certifiering AB, Swedia untuk membantu petani kayu di Pulau Jawa.

Dengan kerja sama ini petani kayu Indonesia bukan hanya mempunyai akses pasar ke Eropa, tetapi pengelolaan hutan dengan baik.

Naskah nota kesepahaman kerja sama ditandatangani Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dan Direktur Pelaksana SKC Lauss Bentson di Stockholm, Swedia, Selasa (28/5).

Menurut Menhut, Swedia merupakan negara yang maju dalam pengelolaan hutannya. Setiap tahun mereka bisa memproduksi kayu antara 85 juta hingga 90 juta m3, namun luasan hutan mereka tidak pernah berkurang.

“Setiap tahun kontribusi hasil kehutanan mereka mencapai 110 miliar euro, hampir sama dengan APBN kita. Sumbangan sektor kehutanan sekitar 3 persen dari produk domestik bruto mereka,” kata Zulkfli Hasan seperti dilaporkan wartawan Metro TV Suryopratomo dari Stockholm.

Indonesia seharusnya bisa menjadikan hutan yang dimiliki sebagai penghasil devisa utama, tanpa harus dianggap merusak hutan. Kalau Indonesia bisa mengelola hutan dengan lebih baik, maka kontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat akan semakin tinggi lagi.

“Jangan lupa jenis kayu yang kita miliki jauh lebih baik. Kayu produksi Swedia umumnya adalah kayu lunak, sementara kayu Indonesia kayu keras,” kata Menhut.

Kerja sama internasional banyak dilakukan Kementerian Kehutanan dengan negara-negara lain untuk membuka peluang pasar bagi produk kayu Indonesia. Sebelum kerja sama dengan Swedia, Indonesia mengikat kerja sama dengan Jerman, Jepang, dan Korea Selatan.***

Sumber  :  http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/05/28/2/157192/Perhutani-Perlu-Belajar-Pengelolaan-Hutan-Swedia

Tanggal 29 Mei 2013

]]> Indonesia bidik perluasan pasar produk kayu ke Eropa Timur https://stg.eppid.perhutani.id/indonesia-bidik-perluasan-pasar-produk-kayu-ke-eropa-timur/ Tue, 28 May 2013 00:27:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=7460 Menhut UkrainaKiev (ANTARA News) – Indonesia membidik perluasan pasar produk kehutanan, terutama berbasis kayu, ke Eropa Timur untuk membantu mendongrak ekspor nasional.

“Produk kayu kita untuk lantai (flooring) potensi (ekspor)-nya besar di Eropa,” kata Menhut Zulkifli Hasan kepada Antara News, di sela-sela temu ramah, di Wisma Duta, KBRI Indonesia di Kiev, Ukraina.

Selama ini, lanjut dia, ekspor lantai kayu Indonesia lebih banyak ke wilayah Eropa Barat.

“Ini saatnya kita masuk ke wilayah Eropa Timur,” ujarnya. Selain lantai kayu, kata dia, produk mebel kayu dari Indonesia juga memiliki peluang perluasan pasar yang besar.

“Kayu jati dan kayu-kayu tropis dari Indonesia bagus-bagus dan warnanya khas, tidak ada di sini dan diminati di Eropa,” kata Zulkifli.

Namun diakui Zulkifli, pengembangan produk kehutanan berbasis kayu, tidak boleh lagi mengandalkan hutan alam, melainkan hutan tanaman, dalam rangka pelestarian hutan.

“Saya minta Perhutani yang memiliki dua juta hektare Jati di Jawa untuk melakukan ekspansi pasar,” kata menteri.

Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto yang juga hadir pada pertemuan tersebut menambahkan pihaknya selama ini terus mengembangkan ekspor lantai kayu ke berbagai negara.

“Tahun ini kami mendapat kontrak ekspor lantai kayu dari China sebanyak 500 kontainer,” ujarnya.

Sementara itu, pemimpin misi dagang Dirjen Pengembang Ekspor Nasional (PEN) Gusmardi Bustami mengatakan salah satu produk kehutanan yang tengah digenjot ekspornya adalah produk berbasis rotan, baik mebel maupun kerajinan.

“Menteri Perdagangan akan membuat surat khusus ke perwakilan Indonesia di luar negeri untuk menggunakan mebel rotan,” ujarnya.

Editor: Desy Saputra
Antaranews.com | Senin, 27 Mei 2013 17:24 WIB

]]>
Menhut Resmikan Pabrik Plywood di Kediri https://stg.eppid.perhutani.id/menhut-resmikan-pabrik-plywood-di-kediri/ Thu, 28 Mar 2013 03:50:04 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6720 Madiun (Antara Jatim) – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meresmikan pabrik industri plywood di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang acara peresmiannya dilakukan di Graha Wana Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM Perhutani di Kota Madiun, Rabu.

Pihaknya berharap dengan pabrik itu, nantinya nilai bisnis yang ada di Perum Perhutani terutama di wilayah Jawa Timur dapat meningkat.

“Jangan hanya canggih dalam hal menanam dan perkayuan saja, tapi juga canggih dalam berbisnis. Perhutani harus kreatif dan inovatif untuk mengembangkan potensinya agar memiliki nilai tambah, seperti pabrik pengolahan kayu ataupun pemanfaatan wisata terhadap lahan indah yang dimilikinya,” ujar Zulkifli Hasan.

Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, menambahkan pabrik plywood yang baru diresmikan tersebut dibangun di atas lahan seluas 9 hektare dengan kapasitas produksi 4.000 meter kubik per bulan.

“Investasi pembangunan pabrik plywood ini menghabiskan anggaran hingga Rp48 miliar,” ungkapnya.

Adapun, bahan baku plywood tersebut nantinya adalah kayu sengon yang banyak ditanam di kawasan hutan di wilayah Kabupaten Kediri. Direncanakan sebanyak 90 persen pasokan bahan baku pabrik tersebut disuplai dari Kediri dan sisanya 10 persen dari luar daerah.

“Keberadaan pabrik industri plywood ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah pada produk kayu sengon Perhutani sebesar 30 persen, dibandingkan jika dijual mentah,” terang Bambang.

Tidak hanya itu, lanjutnya, pabrik plywood di Kediri tersebut ditargetkan mampu memperoleh omzet hingga Rp74 miliar per tahun dan mencapai “break event point” (BEP) dalam kurun waktu tiga tahun.

Sementara itu, kunjungan Menhut Zulkifli Hasan di Kota Madiun selain untuk meresmikan pabrik industri plywood yang berada di Pare, Kediri, juga dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 Perum Perhutani.

Terdapat sejumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka HUT Perum Perhutani di Madiun, di antaranya bakti sosial di daerah Kebonduren, Kabupaten Madiun masuk wilayah KPH Saradan dan pameran sejumlah produk unggulan non-kayu Perhutani di pusdiklat setempat. (*)

Editor : Didik Kusbiantoro | Penulis : Louis Rika
27 Mar 2013 22:38:18| Peristiwa

]]>
Menhut Tak Tertarik Perhutani Buka Usaha Air Kemasan https://stg.eppid.perhutani.id/menhut-tak-tertarik-perhutani-buka-usaha-air-kemasan/ Thu, 28 Mar 2013 02:22:59 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6741 SURYA ONline, MADIUN – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan tak tertarik dengan pengembangan usaha air minum dalam kemasan yang dilakukan Perhutani. Ia meminta agar Perhutani lebih fokus pada usaha utama Perhutani.

Pada HUT Perhutani di Madiun, Rabu (27/3/2013), Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dipameri produk air mineral dalam kemasan produk Perhutani. Air mineral dalam kemasan yang diproduksi di Bogor dan Bandung itu dibagi-bagikan kepada para undangan di Gedung Pusdiklat Perhutani Madiun.

Beberapa produk air mineral dalam kemasan itu, yakni Tirtaforest dan Air Perhutani. Selain itu juga ada Airmadu, produksi Perhutani.

“Kalau air itu dikerjasamakan saja. Itu bukan korbisnis. Kalah nanti bersaing dengan yang besar-besar,” katanya saat memberi sambutan.

Ia juga meminta Perhutani memperhatikan jangan sampai ada lahan Perhutani yang kosong. Zulkifli juga berharap, Perhutani lebih fokus dalam menggarap kawasan-kawasan wisata yang ada di kawasan Perhutani.

“Itu kan banyak, tinggal menata sedikit itu sudah menjadi luar biasa. Banyak itu lahan-lahan milik Perhutani,” katanya.

Penulis : Imam Hidayat/Editor : Parmin
Rabu, 27 Maret 2013 21:33 WIB

]]>