Pabrik Sagu Papua – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 02 Aug 2017 02:15:37 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Pabrik Sagu Papua – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Bupati dan Wabup Tinjau Pabrik Sagu Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id/bupati-dan-wabup-tinjau-pabrik-sagu-perum-perhutani/ Wed, 02 Aug 2017 02:15:37 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48645 BERITALIMA.COM (2/8/2017) | Bupati Sorong Selatan (Sorsel) Samsudin Anggiluli, SE bersama Wakil Bupati (Wabup) Drs. Marthinus Salamuk bersama sejumlah Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkungan Pemkab Sorsel, meninjau Pabrik Sagu milik Perum Perhutani yang terletak di Distrik Kais, Minggu (30/7) kemarin.

Kehadiran rombongan bupati dan wabup ke lokasi Pabrik Sagu Perhutani tersebut, disambut hangat oleh Genderal Manager (GM) Kawasan Bisnis Mandiri (KBM) Industri Sagu Papua (ISP) – Perum Perhutani, Panca P.N. Sihite bersama jajarannya.

Dalam Kesempatan yang sama , bupati bersama rombongan diajak untuk melihat kondisi pabrik sagu milik negara (BUMN) tersebut yang dibangun dengan megah di Distrik Kais wilayah Kabupaten Sorsel.

G.M. KBM ISP – Perum Perhutani, Panca P.N. Sihite pada kesempatan ini pun menjelaskan perkembangan produksi pabrik sagu yang masih dalam tahap uji coba. Disampaikan P. Sihite, sampai saat ini proses produksi sagu belum berjalan normal dan belum ada serah terima dari pihak kontraktor kepada pihak Perum Perhutani.

“Nanti pada minggu kedua bulan Agustus ini akan ada uji coba peningkatan kapasitas produksi. Tujuan utama keberadaan pabrik ini adalah pemberdayaan masyarakat. Tentunya ini yang menjadi harapan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Samsudin Anggiluli, SE dalam keterangannya menyampaikan, pihaknya bersama rombongan mengunjungi pabrik sagu tersebut untuk mengecek sekaligus mengetahui perkembangannya. Pada kesempatan ini bupati menghimbau agar Perum Perhutani dapat memperhatikan masyarakat lokal dalam merekrut tenaga kerja.

Selain itu bupati menjelaskan, kehadiran investor di wilayah Imekko sangat memberikan dapak positif bagi pembentukan calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Imekko. Sebab salah satu pertimbangan yang dilihat adalah kehadiran investor yang dapat menopang penerimaan daerah.

“Wilayah Imekko memiliki sumber daya alam melimpah dan sebagian sudah dikelola. Di sini sudah ada dua pabrik sagu besar yang dapat mendukung proses pemekaran Imekko,” pungkasnya.

Sumber : bertitalima.com

Tanggal : 2 Agustus 2017

]]>
Mahasiswa KKN UGM Siap Gelar Festival Sagu https://stg.eppid.perhutani.id/mahasiswa-kkn-ugm-siap-gelar-festival-sagu/ Mon, 31 Jul 2017 04:09:07 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48603 RADARSORONG.COM (30/7/2017) | Wilayah Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel) mempunyai potensi hutan alam sagu yang sangat luas dan terdapat industri sagu yakni Perum Perhutani di Kais. Untuk itulah mahasiswa KKN Profesi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan melaksanakan Festival Sagu di Kampung Kais, ibukota Distrik Kais. Festival Sagu yang akan dilaksanakan pada hari Minggu (30/7) besok tersebut akan dibuka secara resmi oleh Bupati Sorsel Samsuddin Anggiluli, SE. Kepala Distrik Kais Yulius Keba ketika ditanya Radar Sorong baru-baru ini menjelaskan, Distrik Kais mempunyai hutan alam sagu sangat luas dan masyarakat Kais sudah menyatu dengan hutan alam sagu sejak dulu. Untuk itulah pada momen Festival Sagu yang baru pertama kali dilaksanakan ini akan menampilkan budaya masyarakat Kais yang hidup dari hutan alam sagu, melalui tarian tradisional yang menampilkan peralatan tokok sagu secara tradisional yakni nani dan lainnya. Selain itu juga akan dipamerkan pengolahan sagu mulai dari jaman dulu secara tradisional oleh masyarakat hingga pengolahan secara modern saat ini. Masyarakat Kais sudah dilatih mengolah sagu secara modern oleh mahasiswa KKN UGM selama 2 bulan ini. Kegiatan Festival Sagu ini mendapat dukungan penuh mahasiswa KKN UGM.

Sementara itu Koordinator Tim Mahasiswa UGM kepada Radar Sorong menjelaskan, materi atau konten yang dipamerkan antara lain pengolahan sagu menjadi olahan makanan. Kalau selama ini masyarakat di Kais hanya mengolah sagu menjadi ‘papeda’, maka dalam Festival Sagu akan dipamerkan pengolahan sagu menjadi mie, bakso dan olahan makanan lainnya. Masyarakat sendiri yang akan mengolah dalam pameran tersebut. Selain menjadi olahan makanan, sagu juga diolah menjadi berbagai jenis pernak pernik. Untuk itulah akan dibuat lorong sebagai expo guna menampilkan pernaik-pernik berbahan sagu. Diharapkan dengan Festival Sagu yang pertama kali dilaksanakan ini terus berkelanjutan di tahun-tahun mendatang. Sehingga masyarakat Indonesia tidak hanya datang ke Festival Raja Ampat dan Festival Danau Sentani, tapi juga Festival Sagu di Sorong Selatan.

Sumber : radarsorong.com

Tanggal : 30 Juli 2017

]]>
Pabrik Sagu Terbesar Beroperasi di Papua per 1 Januari 2016 https://stg.eppid.perhutani.id/pabrik-sagu-terbesar-beroperasi-papua-per-1-januari-2016/ Fri, 01 Jan 2016 10:55:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31658 TEMPO.CO, Jakarta – Pabrik sagu terbesar di Indonesia milik Perum Perhutani yang berada di daerah Kais, Papua Barat, resmi beroperasi pada 1 Januari 2016. Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan potensi sagu di Papua sangat besar dan berkualitas bagus.

Menurut dia, di Papua, jenis tanaman sagu raja mampu menghasilkan 900 kilogram tepung per batangnya. Total investasi pabrik sagu di Kais Rp 150 miliar dengan pekerja sebanyak 40 orang penduduk lokal. “Sekitar 600 orang bekerja di lahan sagu untuk memasok Tual,” ujar Mustofa di Kais, Papua Barat, Jumat, 1 Januari 2016.

Dari total investasi tersebut, Mustofa mengatakan mampu memberi pemasukan Perhutani sebanyak Rp 100 miliar per tahun dan juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Saat ini harga tepung sagu di Pulau Jawa Rp 6.800 per kilogram.

Harga tersebut diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya permintaan. Saat ini, kata dia, pabrik sagu masih menggunakan dua genset dengan kapasitas 1.000 kilo volt ampere (kVA) dan 800 kVA. Untuk mengalirkan daya tersebut membutuhkan bahan bakar sebanyak 9.000 liter solar per hari.

Hasil sagu olahan nantinya akan dipasarkan Perhutani ke Papua, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Medan. Sedangkan target pasar luar negeri akan dikirimkan ke Jepang, Korea, Thailand, dan Cina.

Provinsi Papua memiliki potensi sebanyak 8 juta ton sagu alami (tumbuh tanpa dirawat petani), yang belum dimanfaatkan untuk diolah sebagai makanan pokok ataupun tepung.

Presiden Joko Widodo hadir di Pabrik Sagu Kais. Presiden berharap pabrik sagu dapat memberi dampak baik bagi lingkungan terutama bidang ekonomi. Warga yang memasok bahan sagu cuku mengirim ke pabrik di Kias. Tidak lagi membawa ke Pasar Sorong, yang membutuhkan waktu tempuh satu pekan dengan perahu dayung.

Sumber : bisnis.tempo.co
Tanggal : 31 Desember 2015

]]>
Resmikan Pabrik Sagu Terbesar, Jokowi: Semoga Bermanfaat Bagi Warga Papua https://stg.eppid.perhutani.id/resmikan-pabrik-sagu-terbesar-jokowi-semoga-bermanfaat-bagi-warga-papua/ Fri, 01 Jan 2016 09:17:43 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31648 153835_pabriksagupapuafinance.detik.com-Kais -Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat sore ini meresmikan pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan.

Tiba pukul 15.30 WIT, memakai helikopter Super Puma, Jokowi langsung disambut tarian khas Kais bernama Yempo. Puluhan pria dan wanita menyambut Jokowi bersama Ibu Iriana Jokowi. Jokowi dan istri memperoleh hadiah berupa noken khas Papua.

Selanjutnya, Jokowi bersama rombongan langsung berkeliling area pabrik didampingi oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar.

Tak sampai 5 menit berkeliling pabrik, Jokowi langsung diminta memberi sambutan kepada ratusan tamu undangan yang merupakan warga lokal hingga perwakilan pemerintah daerah Papua.

Jokowi mengharapkan pabrik yang terbesar di Indonesia ini bisa memberi manfaat bagi warga Papua.

“Semoga pabrik tepung sagu ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” Kata Jokowi di Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong Selatan, Papua Barat, Jumat (1/1/2015).

Seperti diketahui, pabrik sagu ini bisa mengolah 6.000 batang sagu ukuran 1 meter (tual) dan memproduksi 100 ton tepung sagu tiap harinya.

Tual dipasok dari warga lokal. Setiap 1 batang tual, warga memperoleh Rp 9.000 secara tunai, sedangkan pemilik ulayat lahan sagu memperoleh Rp 900 per tual yang dipotong warga.

Produksi dimulai 1 Januari 2016. Selama 3 bulan pasca produksi, terdapat proses commissioning atau ujicoba.

Selama 1 tahun, proses produksi hanya 50% dari kapasitas terpasang. Produksi maksimal baru dimulai di 2017.

Selain itu, Jokowi sempat mendapat pesan dari Dirut Perhutani selama berkeliling area pabrik. Ia mengaku dibisiki tentang tak ada adanya akses jalan hingga jaringan listrik PT PLN di Kais karena jaringan listrik mengandalkan genset berbahan bakar solar.

“Saya dibisiki Pak Dirut, jalan belum diaspal. Kemudian bilang, listrik juga belum ada,” jelasnya.

Usai meresmikan pabrik sagu bernilai Rp 150 miliar ini, Jokowi bersama istri langsung bersalaman dengan tamu. Selama menuju helikopter, Jokowi menjadi rebutan warga dan tamu untuk bersalaman.

Sebelum masuk ke dalam helikopter kepresidenan, Jokowi dan istri secara bergantian membagikan buku gratis kepada siswa SD sampai SMA yang hadir di peresmian pabrik sagu milik Perhutani.

(feb/ang)

Sumber : finance.detik.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Jokowi Tinjau Pabrik Sagu Terbesar di Papua https://stg.eppid.perhutani.id/jokowi-tinjau-pabrik-sagu-terbesar-papua/ Fri, 01 Jan 2016 09:06:15 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31660 BANGKAPOS.COM, SORONG – Presiden Joko Widodo menyambangi pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2015).
Kedatangannya ke pabrik tersebut disambut dengan tari Yembo oleh masyarakat desa Kais sebagai bentuk ucapan selamat datang.
Jokowi tiba bersama ibu negara, Iriana Widodo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya menggunakan heli TNI Angkatan Udara.
“Saya ingin ada pabrik tepung sagu ini bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Jokowi dalam sambutannya di pabrik sagu di Kais, Sorong Selatan, Jumat siang.
Jokowi berharap, Perum Perhutani memberdayakan masyarakat sekitar pabrik sebagai pekerjanya.
Pabrik tersebut merupakan yang terbesar di Papua dengan luas pabrik 5 hektar. Sementara konsesi lahan hutan sagunya mencapai 16 ribu hektar.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan, luas lahan sagu di Papua Barat sebesar 600 ribu hektar.

Sementara itu, di Sorong Selatan, hutan sagu yang dapat dimanfaatkan untuk produksi seluas 349 ribu hektar.
Menurut Mustoha, keberadaan pabrik sagu akan mempercepat proses pengolahan dengan jumlah yang banyak.
“Masyarakat petani sagu tradisional papua hanya sanggup mengolah satu batang sagu selama dua minggu karena belum ada alat pengolah yang meningkatkan produksi,” kata Mustoha.
Tak hanya itu, ampas sagu yang biasanya terbuang juga dapat diolah menjadi bahan baku energi.
Sementara bahan bakunya diambil langsung dari masyarakat Kais yang tinggal di sekitar pabrik dengan harga Rp 9.000 rupiah per tual.
“Hasil produksi pabrik sagu ini dapat dimanfaatkan sebagak alternatif untuk substitusi beras yang didatangkan dari Jawa sehingga tepung sagu ini bisa sebagai cadangan makanan masyarakat papua,” kata Mustoha.
“Saya berharap pembangunan pabrik ini didukung juga oleh sinergi BUMN karena kita dan masyarakat Kais butuh dukungan listrik, depo BBM, klinik, pendidikan, kantor pos, perbankan,” ucapnya.

Sumber : bangkapos.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Presiden Jokowi Sambangi Pabrik Sagu Terbesar di Papua https://stg.eppid.perhutani.id/presiden-jokowi-sambangi-pabrik-sagu-terbesar/ Fri, 01 Jan 2016 08:39:18 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31650 Jokowi sambangi PapuaSORONG, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menyambangi pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2015).

Kedatangannya ke pabrik tersebut disambut dengan tari Yembo oleh masyarakat desa Kais sebagai bentuk ucapan selamat datang.

Jokowi tiba bersama ibu negara, Iriana Widodo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya menggunakan heli TNI Angkatan Udara.

“Saya ingin ada pabrik tepung sagu ini bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Jokowi dalam sambutannya di pabrik sagu di Kais, Sorong Selatan, Jumat siang.

Jokowi berharap, Perum Perhutani memberdayakan masyarakat sekitar pabrik sebagai pekerjanya.

Pabrik tersebut merupakan yang terbesar di Papua dengan luas pabrik 5 hektar. Sementara konsesi lahan hutan sagunya mencapai 16 ribu hektar.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan, luas lahan sagu di Papua Barat sebesar 600 ribu hektar.

Sementara itu, di Sorong Selatan, hutan sagu yang dapat dimanfaatkan untuk produksi seluas 349 ribu hektar.

Menurut Mustoha, keberadaan pabrik sagu akan mempercepat proses pengolahan dengan jumlah yang banyak.

“Masyarakat petani sagu tradisional papua hanya sanggup mengolah satu batang sagu selama dua minggu karena belum ada alat pengolah yang meningkatkan produksi,” kata Mustoha.

Tak hanya itu, ampas sagu yang biasanya terbuang juga dapat diolah menjadi bahan baku energi.

Sementara bahan bakunya diambil langsung dari masyarakat Kais yang tinggal di sekitar pabrik dengan harga Rp 9.000 rupiah per tual.

“Hasil produksi pabrik sagu ini dapat dimanfaatkan sebagak alternatif untuk substitusi beras yang didatangkan dari Jawa sehingga tepung sagu ini bisa sebagai cadangan makanan masyarakat papua,” kata Mustoha.

“Saya berharap pembangunan pabrik ini didukung juga oleh sinergi BUMN karena kita dan masyarakat Kais butuh dukungan listrik, depo BBM, klinik, pendidikan, kantor pos, perbankan,” ucapnya.

Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Editor : Bayu Galih

Sumber : www.kompas.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Jokowi Sambangi Pabrik Sagu Terbesar di Papua https://stg.eppid.perhutani.id/jokowi-sambangi-pabrik-sagu-terbesar-papua/ Fri, 01 Jan 2016 07:23:47 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31663 TRIBUNJAMBI.COM -Presiden Joko Widodo menyambangi pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2015).
Kedatangannya ke pabrik tersebut disambut dengan tari Yembo oleh masyarakat desa Kais sebagai bentuk ucapan selamat datang.
Jokowi tiba bersama ibu negara, Iriana Widodo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya menggunakan heli TNI Angkatan Udara.
“Saya ingin ada pabrik tepung sagu ini bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya,” ujar Jokowi dalam sambutannya di pabrik sagu di Kais, Sorong Selatan, Jumat siang.
Jokowi berharap, Perum Perhutani memberdayakan masyarakat sekitar pabrik sebagai pekerjanya. Pabrik tersebut merupakan yang terbesar di Papua dengan luas pabrik 5 hektar. Sementara konsesi lahan hutan sagunya mencapai 16 ribu hektar.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan, luas lahan sagu di Papua Barat sebesar 600 ribu hektar.
Sementara itu, di Sorong Selatan, hutan sagu yang dapat dimanfaatkan untuk produksi seluas 349 ribu hektar. Menurut Mustoha, keberadaan pabrik sagu akan mempercepat proses pengolahan dengan jumlah yang banyak.

“Masyarakat petani sagu tradisional papua hanya sanggup mengolah satu batang sagu selama dua minggu karena belum ada alat pengolah yang meningkatkan produksi,” kata Mustoha.
Tak hanya itu, ampas sagu yang biasanya terbuang juga dapat diolah menjadi bahan baku energi. Sementara, bahan bakunya diambil langsung dari masyarakat Kais yang tinggal di sekitar pabrik dengan harga Rp 9.000 rupiah per tual.
“Hasil produksi pabrik sagu ini dapat dimanfaatkan sebagak alternatif untuk substitusi beras yang didatangkan dari Jawa sehingga tepung sagu ini bisa sebagai cadangan makanan masyarakat papua,” kata Mustoha.
“Saya berharap pembangunan pabrik ini didukung juga oleh sinergi BUMN karena kita dan masyarakat Kais butuh dukungan listrik, depo BBM, klinik, pendidikan, kantor pos, perbankan,” ucapnya.

Sumber : Tribunjambi.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Besok, Jokowi Akan Resmikan Pabrik Sagu Terbesar RI di Papua Barat https://stg.eppid.perhutani.id/besok-jokowi-resmikan-pabrik-sagu-terbesar-ri-papua-barat/ Thu, 31 Dec 2015 13:06:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31687 finance.detik.com-Sorong -Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan pabrik sagu bernilai Rp 112 miliar di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat pada 1 Januari 2016. Peresmian pabrik sagu terbesar di Indonesia milik Perum Perhutani ini dilakukan, setelah Jokowi merayakan tahun baru di Raja Ampat.
Dari pantauan detikFinance, ratusan aparat dari gabungan TNI telah bersiaga di pedalaman Sorong ini sejak beberapa haru lalu. Mereka bersiaga mengamankan kunjungan Jokowi. Pasukan dari Zeni TNI AD bersama kontraktor proyek pabrik sagu Perum Perhutani mempersiapkan hingga larut malam 3 titik helipad di area pabrik.
Spanduk menyambut kedatangan Jokowi juga telah terpasang di area pabrik seluas 8 hektar (ha) ini. Rencananya, Jokowi bersama rombongan akan terbang memakai 3 unit Helikopter Super Puma milik TNI AU.
Adapun proses produksi pabrik sagu itu direncanakan mulai Januari 2016.
“Serah terima proyek 31 Desember 2015 terus dilanjutkan commissioning (ujicoba atau penyelarasan mesin),” Kata Ketua Proyek Pabrik Sagu Perhutani, Gunarto di Pabrik Sagu, Kais, Sorong Selatan, Kamis (31/12/2015).
Saat ujicoba, pabrik sudah bisa menggiling dan mengolah batang sagu ukuran 1 meter (tual) yang dipasok oleh warga. Kapasitas pabrik sendiri mampu mengolah 6.000 tual dan menghasilkan tepung sagu kering 100 ton setiap harinya.
“Tahun 2015, produksi kita masih 50%, kita full produksi mulai 2017,” Tambahnya.
(feb/hns)
Sumber : finance.detik.com
Tanggal : 31 Desember 2015

]]>
Kisah di Balik Pembangunan Pabrik Sagu Terbesar RI di Papua Barat https://stg.eppid.perhutani.id/kisah-balik-pembangunan-pabrik-sagu-terbesar-ri-papua-barat/ Thu, 31 Dec 2015 12:49:13 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31679 finance.detik.com-Sorong -Perum Perhutani telah membangun pabrik sagu modern dan terbesar di Indonesia senilai Rp 112 miliar yang berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat. Pabrik yang perencanaan pembangunannya dimulai pada 2012 itu, akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) besok, 1 Januari 2016.
Ada berbagai cerita menarik dibalik upaya Perum Perhutani membangun pabrik sagu di pedalaman Kabupaten Sorong Selatan itu. Berbagai penolakan dan perlawanan dari masyarakat sekitar sempat terjadi. Belum lagi, lokasi pabrik berada di pedalaman Papua Barat yang terisolir dan tak ada akses jalan serta kepungan hewan liar seperti buaya.
Berkaca pada situasi tersebut, Perhutani yang telah menerima penugasan di sektor pangan pada 29 Februari 2012 oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, tak langsung buru-buru melakukan pembangunan fisik. Perhutani bersama tim melakukan pendekatan secara intens berkali-kali selama 2 tahun, setelah itu baru proses konstruksi. Tujuannya ialah membangun pondasi sosial di masyarakat.
“Kita lakukan pendekatan ke semua elemen di Kais selama 2 tahun. Kita ingin bangun pondasi sosial yang kokoh sehingga semua (warga lokal) di sini jaga karena mereka (penduduk lokal) punya rasa memiliki terhadap pabrik,” kata General Manager Perhutani, Papua, Ronald Guido Suitela di Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong Selatan, Kamis (31/12/2015).
Ronald sendiri terlibat dari proses survei pendahuluan hingga pabrik rampung dan siap diresmikan Presiden Jokowi. Saat survei, Ronald dan tim melakukan pemetaan kondisi di Kais, termasuk situasi sosial.
Tim Perhutani berkali-kali melakukan dialog dan mendengarkan masukan warga. Alhasil, perencanaan dan pendirian pabrik sagu yang mampu memproduksi 30.000 ton tepung sagu per tahun ini juga mengakomodasi ide dan kebutuhan warga.
“Terakhir, kita kokohkan bangunan sosial itu bernama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Mereka strukturnya berasal dari penduduk lokal. Bahkan, LMDH dilantik oleh Bupati Sorong Selatan disamakan dengan Kepala UPT dan Kepala Dinas. Setelah dilantik, kita bawa ke Lampung dan Pangalengan untuk dilatih,” tambahnya.
LMDH yang diketuai oleh mantan kepala kampung di Kais ini, selanjutnya menjadi wadah komunikasi antara Perum Perhutani sebagai pemilik pabrik dan warga lokal. Komunikasi dibuat satu pintu. Selain itu, penentuan karyawan lokal yang bekerja di pabrik hingga harga sagu yang bakal dijual di pabrik juga dibahas antara warga dan LMDH.
“Kita nggak layani orang per orang. Kita layani LMDH,” ujarnya.
Ronald mengatakan pendekatan ke warga tidak berjalan mulus. Ia mengaku saya dihadang warga yang membawa tombak, parang, dan panah saat melakukan pendekatan.
“Saya pernah dihadang pakai parang, tombak, panah. Saya awalnya diadili tapi setelah berproses saya malah dipuja-puja warga,” kelakarnya.
Bukan hanya mengajak warga berdialog, pendekatan juga dilakukan dengan berbaur. Ronald mengaku harus berbicara, makan, berperilaku layaknya penduduk lokal agar bisa diterima masyarakat. Apalagi ia berpegangan ke niat baik. Baginya, pendekatan dengan penduduk Papua lebih mengutamakan hati.
“Bangun Papua harus pakai hati bukan otak. Kita hari ini bisa akali orang Papua tapi besok. Kita akan diakali bahkan diganggu,” jelasnya.
Setelah persoalan sosial bisa ditangani, proses pembangunan atau konstruksi baru dimulai pada awal 2014. Selama konstruksi, komunikasi antara Perhutani dan warga terus dijalin melalui fasilitas LMDH. Alhasil, proyek pembangunan pabrik dilindungi warga lokal dan tak pernah ada boikot dengan jalan pemalangan.
Proses konstruksi juga melibatkan puluhan tenaga kerja lokal. Akhirnya, proyek ini bisa tuntas 31 Desember 2015. Pabrik sagu mulai beroperasi menggiling batang sagu ukuran 1 meter (tual). Kapasitas terpasang pabrik mampu mengolah 6.000 tual dan menghasilkan 100 ton tepung sagu kering.
Saat pabrik mulai beroperasi, penduduk lokal bisa menjadi pekerja hingga pemasok tual sagu (batang sagu ukuran 1 meter). Ronald menjelaskan, penduduk bisa tebang 1 pohon selama 1 hari. 1 pohon bisa hasilkan 10-12 tual.
“Katakanlah 1 tual dihargai Rp 10.000 (harga tual dan hak ulayat) maka dia bisa terima Rp 120.000 per hari. Bagaimana bila dalam 1 keluarga ada 3 orang yang produktif. Dia juga bisa berternak babi dengan memanfaatkan pakan dari limbah sagu, kemudian bisa usaha madu hutan di sekitar pabrik. Mereka juga bisa pagi kerja setelah itu cari sagu,” tutur Ronald
 
Sumber : finance.detik.com
Tanggal : 31 Desember 2015

]]>
Bukan Beras, Ini Makanan Asli RI Sejak Zaman Kerajaan https://stg.eppid.perhutani.id/bukan-beras-makanan-asli-ri-sejak-zaman-kerajaan/ Thu, 31 Dec 2015 12:36:49 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31674 Finance.detik.com- Sorong -Ternyata, beras bukanlah makanan asli Indonesia meskipun beras saat ini masih menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia dan bisa membuat gaduh saat harga tinggi.
Menurut Peneliti Sagu Indonesia, Prof. Nadirman Haska, sagu ternyata telah ada dan menjadi makanan pokok penduduk nusantara jauh sebelum beras masuk ke Indonesia saat dibawa oleh orang India, beberapa abad silam.
Hal ini dibuktikan oleh relief atau pahatan di Candi Borobudur tentang palma kehidupan yakni ada nyiur (kelapa), lontar, aren dan sagu. Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Budha di Indonesia
“Sagu itu makanan asli Indonesia. Itu terpahat jelas di relief Candi Borobudur. Saat kerajaan Hindu masuk, orang India bawa beras ke sini,” Kata Nadirman Lokasi Pabrik Sagu Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat, Kamis ( 31/12/2015).
Secara Antropologi, masyarakat Jawa menyebut beras dengan istilah sego dan masyarakat Sunda menyebut beras dengan sebutan sangu. Sego atau sangu dalam bahasa sesungguhnya ialah sagu.
“Dari awal kita sebelum makan nasi, kita sudah makan sagu,” Ujarnya.
Fakta sejarah itu tak lepas dari cadangan pohon sagu alami yang bisa menjadi sumber karbohidrat alternatif, pengganti beras. Indonesia memiliki 1,4 juta hektar (ha) lahan sagu yang tersebar di hutan tropis Sumatera, Kalimantan, Maluku hingga Papua. Namun, Papua dan Papua Barat menyimpan cadangan 1,2 juta ha.
Sayangnya, baru 5% cadangan sagu yang dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dan produk olahan makanan. Padahal, sagu bisa diolah menjadi makanan lezat seperti siomay, mpek-mpek, bakso hingga papeda.
“Dari sagu yang ada di Indonesia, 95% merupakan sagu yang tumbuh alami,” tambahnya.
Lanjut Nadirman, Jepang dinilai sebagai negara di dunia yang peduli dan bersemangat meneliti tentang kasiat sagu. Kondisi bukan tanpa sebab. Tentara Jepang saat kalah berperang di Indonesia, ada yang melarikan diri ke hutan di daerah Halmahera, Maluku. Di sana, Tentara Jepang mampu bertahan hidup di tengah hutan hampir 35 tahun hanya mengandalkan makanan dari sagu.
“Saat ditemukan tahun 1982, dia (Tentara Jepang) sudah hidup di dalam Hutan di Halmahera selama 35 tahun,” tutur Nadirman.
Selain itu, Jepang paham bila sagu bakal menjadi produk pangan alternatif di tengah terbatasnya dan menurunnya stok pangan dunia seperti beras di akhir abad 21.
“Akhir abad 21, sagu menjadi salah satu alternatif sumber pangan Indonesia. Indonesia sendiri bisa menjadi pemasok sagu terbesar di dunia, kata Nadirman
(feb/hns)
 
Sumber : finance.detik.com
Tanggal : 31 Desember 2015

]]>