pantai cengkrong – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 14 Jul 2017 01:18:12 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png pantai cengkrong – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Mumpung Masih Libur, Yuk Main ke Pantai Cengkrong Trenggalek https://stg.eppid.perhutani.id/mumpung-masih-libur-yuk-main-ke-pantai-cengkrong-trenggalek/ Fri, 14 Jul 2017 01:18:12 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48184 DETIK.COM (13/7/2017) | Pernah wisata pantai di Trenggalek? Kalau belum, coba mampir ke Pantai Cengkrong. Panoramanya cantik dan dekat juga ke objek wisata menarik lainnya.

Masa libur sekolah yang tinggal sepekan banyak dimanfaatkan para pelajar dan mahasiswa untuk berwisata di sejumlah pantai di Trenggalek. Salah satunya Pantai Cengkrong, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Pantai yang berada di pesisir selatan Desa Karanggandu tersebut ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun dari berbagai kabupaten dan kota yang ada di sekitarnya. Keasrian alam serta pegunungan yang ada di sekitarnya menjadi daya tarik tersendiri untuk melepas penat.

Seorang pengunjung asal Tulungagung, Dwi Nur Cahyaningtyas, Selasa (11/7/2017), mengaku sengaja datang ke Pantai Cengkrong bersama sejumlah temannya untuk mengisi masa liburan.

“Kalau di sini ini selain bisa menikmati pantai, juga bisa menikmati pegunungan yang ada di sekitarnya yang masih hijau dan asri,” katanya kepada detikTravel.

Menurutnya, selain keindahan laut, lokasi wisata yang berada di bawah pengelolaan Perhutani tersebut juga cukup nyaman untuk bersantai sambil menikmati aneka kuliner khas pesisir pantai.

Hal senada juga disampaikan pengunjung lain, Edi Susanto. Menurutnya, kawasan wisata Pantai Cengkrong sangat tepat menjadi salah satu alternatif untuk menghabiskan masa liburan, karena di sekitarnya juga terdapat lokasi wisata lain.

“Tadi saya dari Gua Lawa, kemudian ke sini (Cengkrong), habis ini mau ke ekowisata Mangrove, dilanjut ke Pantai Prigi dan Pasir Putih. Pokoknya sekali jalan lima wisata terlampaui,” ujarnya.

Ditambahkan, kawasan wisata yang terangkai menjadi satu jalur tersebut mempermudah traveler untuk mengisi libur panjang. Selain lebih murah juga menghemat waktu, karena tidak perlu berpindah ke kecamatan lain.

Meskipun relatif ramai, sejumlah pengunjung mengeluhkan kondisi pantai yang kurang bersih Aneka sampah yang terbawa ombak serta sampah dari limbah warung berserakan di kawasan pantai. Kondisi tersebut dinilai cukup menganggu pemandangan.

“Harapannya pihak pengelola maupun warga yang terlibat dalam pengelolaan pantai ini untuk selalu menjaga kebersihan pantai, sehingga pengunjung bisa nyaman dan betah di sini,” kata pengunung lain, Zulfia.

Sumber : detik.com

Tanggal : 13 Juli 2017

]]>
Perhutani Gelar Sosialisasi Penataan Wanawisata Cengkrong https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gelar-sosialisasi-penataan-wanawisata-cengkrong/ Thu, 20 Oct 2016 02:05:16 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40968 ANTARAJATIM.COM, TRENGGALEK (19/10/2016) | Perum Perhutani KPH Kediri menggelar sosialisasi penataan kawasan wanawisata Pantai Cengkrong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu, agar objek wisata itu tetap lestari dan memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada masyarakat.
Paparan rencana serta konsep penataan kawasan wisata mangrove di Pantai Cengkrong itu dipimpin langsung oleh Administratur Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika, bertempat di balai pertemuan rumah joglo, Pantai Damas, Desa Karanggandu.
Acara sosialisasi yang dihadiri unsur Muspika Watulimo, pihak ketiga CV Pandu Alam, serta jajaran Perhutani KPH Kediri tersebut dihadiri sedikitnya 105 pedagang yang membuka usaha di kawasan wisata mangrove Pantai Cengkrong.
“Penataan ini bertujuan agar fungsi hutan di kawasan Pantai Cengkrong tetap terjaga, namun di sisi lain manfaat ekonomi bagi masyarakat juga meningkat,” kata Maman saat memulai paparan sosialisasinya di hadapan para pedagang warung wisata.
Menurutnya, kondisi kawasan wanawisata Pantai Cengkrong saat ini sudah sangat semrawut dan cenderung kumuh.
Sebab, kata Maman, warung-warung berdiri secara liar di sepanjang sepadan jalan calon JLS (Jalur Lintas Selatan), di dalam area kawasan wisata mangrove, hingga sepadan Pantai Cengkrong.
Perkembangan warung wisata secara ilegal yang sebagiannya berbentuk bangunan permanen itu menyebabkan kualitas resapan air di lahan yang masih kategori kawasan hutan negara itu jauh menurun, katanya.
Selain itu, pemandangan hutan mangrove menjadi tidak sebagus dua-tiga tahun sebelumnya akibat warung-warung yang menumpuk di sepanjang jalan sehingga menutupi pandangan pengunjung/wisatawan.
“Imbasnya jumlah pengunjung terus menurun. Tren negatif ini jika terus dibiarkan juga berdampak tidak menguntungkan bagi bapak/ibu pedagang di Cengkrong,” katanya.
Karena itu, lanjut Maman, Perhutani mengajak para pedagang yang ada untuk proaktif dan bersinergi dalam penataan kawasan Wanawisata Cengkrong, dengan konsep pembebasan seluruh lahan di sepadan pantai dari warung “encok” liar, relokasi warung wisata dari tepi sepadan JLS, pemindahan rumah ibadah masjid ke zona parkir kendaraan, serta pengembangan kawasan wisata setempat bersama pihak ketiga.
“Kami dibatasi aturan bahwa luasan area di luar fungsi hutan yang bisa dimanfaatkan adalah 10 persen dari total luas kawasan. Jadi kalau di Cengkrong total luasnya adalah 25 hektare, maka yang bisa dikembangkan untuk zona ekonomi, area parkir kendaraan dan bangunan pendukung maksimal sebesar 2,5 hektare,” jelasnya.
Dengan asumsi luas non-zona hijau sekitar 2,5 hektare itu, Maman mengaku tim yang dibentuk Perhutani KPH Kediri sudah menemukan rumusan jumlah warung wisata sebanyak 70-an unit dengan alternatif ukuran masing-masing 3 x 4 meter.
“Tentu tidak semua pedagang yang ada sekarang bisa kami wadahi. Perhutani akan memprioritaskan pedagang yang ber-KTP Desa Karanggandu karena Pantai Cengkrong ada di Desa Karanggandu, dan kedua mereka yang secara ekonomi masuk kategori kurang mampu,” kata Maman.
Terkait penggunaan bangunan warung wisata baru yang rencananya didesain ramah lingkungan, Maman menawarkan konsep kerjasama dengan prinsip ekonomi syariah, dimana pembayaran sewa unit warung wisata dilakukan dengan metode bagi hasil keuntungan usaha sesuai kesepakatan dengan pihak pengembang.
Lebih lanjut Maman menegaskan, penataan kawasan Wanawisata Cengkrong dilakukan langsung oleh tim Perhutani dan dipimpin oleh Wakil Administratur Kediri Selatan, Andi Iswindarto, sementara CV Pandu Alam selaku rekanan Perhutani hanya berperan sebagai pendukung pengembangan kawasan menyangkut investasi.
Sempat muncul beberapa pertanyaan dari pedagang, namun secara keseluruhan mereka menyatakan setuju.
Kapolsek Watulimo AKP Saiful Rohman dalam kesempatan sosialisasi juga mempertegas beberapa poin penjelasan Adm Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika bahwa rencana penataan ulang kawasan akan terus diinformasikan kepada masyarakat pedagang.
Hal itu dimaksudkan supaya pemilik warung berkesempatan untuk mengevakuasi barang serta membongkar sendiri warung-warung wisatanya tanpa ada paksaan dari Perhutani.
“Perhutani sudah menegaskan bahwa konsekuensi dari pembongkaran yang ada tidak ada ganti-rugi. Kenapa begitu, ya karena bangunan yang ada saat ini tidak ada izin. Perhutani tidak pernah mengizinkan pendirian warung apalagi dengan konsep bangunan permanen seperti yang ada,” ujarnya.
Di akhir paparannya, setelah sesi tanya jawab, Maman menyampaikan bahwa penataan ulang kawasan Wanawisata Cengkrong ditarget rampung dalam tempo dua bulan, atau sebelum akhir tahun 2016 sehingga saat libur tahun baru wisatawan bisa menikmati keindahan kawasan konservasi mangrove itu dengan nyaman.
 
Tanggal : 19 Oktober 2016
Sumber : antarajatim.com

]]>