Papua – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 22 Jun 2016 05:33:23 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Papua – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Membangun Asa Tenaga Muda Produktif https://stg.eppid.perhutani.id/membangun-asa-tenaga-muda-produktif/ Wed, 22 Jun 2016 05:33:23 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37959 REPUBLIKA, JAKARTA (21/6/2016) | Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan kepada generasi muda. Salah satunya dengan menggelar workshop dan sekaligus pelatihan berbagai bidang usaha.
Inilah yang dilakukan oleh PT Pertamina Lubricants. Anak perusahaan Pertamina yang memproduksi pelumas Endure ini, pekan lalu, meluncurkan kegiatan kewirausahaan tenaga muda produktif di wilayah Cilacap melalui program “Enduro Student Program”.
Manager Production Unit Cilacap PT Pertamina Lubricants Agus Mahyudin menjelaskan, program Enduro Student merupakan rangkaian kegiatan pelatihan dan kewirausahaan, khususnya perbengkelan roda dua, bagi siswa-siswi terpilih dari enam SMK otomotif unggulan di Cilacap. Pelatihan berjangka dua bulan ini merupakan program khusus pendidik-an perbengkelan roda dua dan magang/ bekerja yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bengkel, kewirausahaan dan lingkungan, serta perencanaan bisnis.
Program ini akan melibatkan 21 siswa berprestasi yang memiliki minat kuat dalam usaha mekanik atau perbengkelan dan memiliki mimpi untuk membangun kemandirian masyarakat melalui usaha bengkel.
Menurut dia, dunia otomotif dan perbengkelan merupakan urai nadi dan darah dari pertumbuhan industri pelumas di Tanah Air. Sebagai produsen pelumas nasional, kata Agus, peran bengkel dan mekanik khususnya telah memberikan manfaat luar biasa bagi konsumen, pertumbuhan ekonomi negara, dan kemandirian masyarakat “Pertamina Lubricants percaya bahwa mengembangkan keahlian dan minat tenaga muda produktif sangatlah penting untuk memajukan industri pelumas dan ekonomi masyarakat,” katanya.
Pada tahap awal, 21 peserta program CSR tersebut akan mendapatkan pelatihan perbengkelan teknis dan non tekniks di Balai Latihan Kerja (BLK) Cilacap. Pelatihan meliputi ilmu teknik mesin motor, servis motor, perawatan mesin, spare-parts, kelistrikan, dan lainnya. Siswa juga diberikan pelatihan wirausaha, di antaranya strategi dan inspirasi dalam menjalankan bisnis mandiri, taktik penjualan, pelayanan konsumen yang prima, building team, dan wawasan mengenai pengelolaan limbah bengkel.
Selain itu, menurut Agus, Pertamina Lubricants juga bekerja sama dengan Industrial Lubricants Marketing Academy (ILMA) untuk memberikan product knowledge pelumas Pertamina dan semua ilmu tentang pelumasan secara mendalam.
Setelah pelatihan selesai, peserta akan dikelompokkan dan diberikan kesempatan untuk magang dan bekerja secara riil di tujuh bengkel mitra terpilih binaan Pertamina Lubricants yang tersebar di Cilacap.
“Belajar tidak boleh terhenti, di dunia kenalah sesungguhnya social enterpre-neurship dan skill mereka diuji dan dikembangkan secara maksimal,” katanya. Diharapkan, semua peserta dapat merasakan dinamika usaha bengkel sehingga timbul minat yang kuat untuk membuka . usaha sendiri dengan kualitas teknis yang mumpuni ke depannya.
Selain itu, ketujuh bengkel mitra binaan itu akan direjuvenasi dengan diisikan perabot hasil olahan drum bekas pabrik pelumas Pertamina menjadi perabot kreatif berbentuk sofa, rak, dan meja. Botol oli bekas pun akan diberikan ke Bank Sampah Cilacap untuk mereka olah kembali. “Hal ini mengajarkan para peserta program untuk selalu memperhatikan limbah bekas agar bengkel selalu bersih dan tidak merusak lingkungan,” ujar Agus.
Program mengenal nusantara
Kalau Pertamina memacu anak muda untuk menjadi pengusaha. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Perum Perhutani menyiapkan siswa SLTA terbaik guna mengikuti Program Siswa Mengenal Nusantara 2016 yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
“Siswa SLTA berprestasi yang terpilih sebanyak 20 orang, akan didampingi dua guru teladan dan satu pejabat dinas provinsi. Mereka nantinya diberangkatkan ke Provinsi Lampung pada Agustus 2016, dan sebaliknya,” kata Kabag CSR Divisi Sekretaris Perusahaan BRI Zainuddin Thalib.
Terkait seleksi tersebut, BRI dan Perum Perhutani melakukan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua di Jayapura. “Dalam waktu dekat, Disdik Provinsi Papua akan membantu kami menyeleksi siswa-siswa terbaik kelas XI dari kabupaten/kota sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan Kementerian BUMN,” kata Kabiro Komunikasi Perum Perhutani Susetiyaningsih, seperti dikutip Antara.
Siswa terpilih akan belajar mengenal pendidikan, kehidupan sosial-budaya, dan ekonomi atau entrepreneurship di Lampung sebagai lokasi tujuan. Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Papua Prota-sius Lobia menyatakan siap membantu program SMN 2016 gagasan BUMN ini karena program ini sudah ada dampaknya bagi siswa Papua yang tahun lalu ikut serta.
“Sangat bermanfaat, kami siap dukung untuk kemajuan anak-anak generasi muda Papua,” kata Protasius Lobia. (Khoirul Azwar)
Tanggal  : 21 Juni 2016
Sumber  : Republika

]]>
PLT Biomassa Jadi Pilihan Di Pabrik Sagu https://stg.eppid.perhutani.id/plt-biomassa-jadi-pilihan-pabrik-sagu/ Mon, 04 Jan 2016 02:09:42 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31751 Investor Daily – Perum Perhutani akan menggandeng PT Energy Management Indonesia Persero (EMI) untuk membangun pembangkit listrik tenaga biomassa. Pembangkit ini menjadi pilihan utama karena dinilai sangat ekonomis dan mendukung fungsi ekologis dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil.

Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (EMI) Aris Yunanto menyatakan, pembangkit listrik biomassa menjadi pilihan terbaik bagi pabrik sagu Perhutani karena menggunakan bahan bakar yang berasal dari sampah hasil industri pengolahan sagu milik Perhutani.

Rencananya, kata Aris, pembangkit listrik berkapasitas 3 megawatt (MW) dan ramah lingkungan ini akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik Perhutani. Sisa pasokan listrik yang tidak terpakai akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan Sekolah Menengah Kejuruan di Sorong Selatan.

“Kegiatan ini sebagai wujud sinergi BUMN untuk negeri, selain sebagai bentuk kepedulian Perhutani dan EMI kepada masyarakat dan kelestarian alam di Sorong Selatan,” ujar Aris.

Aris menambahkan, proses pembangunan hingga beroperasinya PLT Biomassa diharapkan akan rampung dalam waktu kurang dari setahun. Pembangkit listrik biomassa memiliki tingkat kadar pencemaran lingkungan lebih rendah daripada tingkat kadar pencemaran akibat pembangkit listrik tenaga fosil seperti batubara dan minyak solar.

Dikatakannya, sedikitnya ada tiga potensi pembangkit listrik yang dapat dibangun di wilayah tersebut. Rincinya, pembangkit listrik biomasa, pembangkit listrik tenaga pasang surut dan gelombang laut, serta pembangkit listrik tenaga air (sungai).

Meski begitu PLT biomassa merupakan pilihan tepat bagi sumber daya listrik disekitar pabrik Perhutani. Hal ini juga disebabkan oleh masih sedikit dan terpencarnya masyarakat didistrik tersebut, sehingga diperlukan pembangkit skala kecil untuk kelompok masyarakat yang cukup efisien.

Secara ekonomi nilai keekonomian listrik yang dihasilkan oleh PLT Biomassa di Papua berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki nilai jual Rp 2.450 per kilowatt hour (kWh), lebih murah 50% dari PLTD yang mencapai Rp 5.000 per kWh.

Nilai keekonomian PLT Biomassa di Papua memang lebih mahal daripada pulau Jawa yang hanya sekitar Rp 1.600 per kWh. Hal ini sebagai bentuk insentif Pemerintah bagi para investor yang bersedia membangun infrastruktur energi listrik di lokasi yang jauh dari Pulau Jawa.

Sumber : Investor Daily, hal. 9
Tanggal : 4 Januari 2016

]]>
Perhutani Kembangkan Pambangkit Listrik https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kembangkan-pambangkit-listrik/ Sun, 03 Jan 2016 04:04:30 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31745 Koran Sindo – Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Perhutani dan PT Energy Management Indonesia (EMI) sedang merencanakan kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa. PLT Biomassa menjadi pilihan utama karena dinilai sangat ekonomis dan mendukung fungsi ekologis dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga fosil.

Direktur Utama PT Energy Management Indonesia (EMI) Aris Yunanto mengatakan, pembangkit listrik biomassa menjadi pilihan terbaik bagi pabrik sagu Perhutani karena menggunakan bahan bakar yang berasal dari sampah hasil industri pengolahan sagu milik Perhutani.

Rencananya, kata Aris, pembangkit listrik berkapasitas 3 megawatt (MW) dan ramah lingkungan ini akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik Perhutani, dan sisanya yang tidak terpakai akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan Sekolah Menengah Kejuruan di Sorong Selatan.

“Kegiatan ini, sebagai wujud sinergi BUMN untuk negeri, selain sebagai bentuk kepedulian Perhutani dan EMI kepada masyarakat dan kelestarian alam di Sorong Selatan,” ujar Aris dalam keterangan tertulisnya kemarin. Presiden Joko Widodo direncanakan akan meresmikan beroperasinya pabrik sagu milik Perum Perhutani di DistrikKais, Kabupaten Sorong Selatan.

Pabrik ini diharapkan dapat mendukung program kedaulatan pangan nasional yang dibangun oleh Perum Perhutani di atas lahan konsesi hutan sagu seluas 15.000 hektare dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar berharap, setelah pabrik beroperasi, BUMN lain diharapkan turut serta memberikan dukungan berdirinya pabrik ini.

Aris menambahkan, proses pembangunan hingga beroperasinya PLT Biomassa diharapkan akan rampung dalam waktu kurang dari setahun. Pembangkit Listrik Biomassa memiliki tingkat kadar pencemaran lingkungan lebih rendah daripada tingkat kadar pencemaran akibat pembangkit listrik tenaga fosil seperti batu bara dan minyak solar.

anton c

Sumber : Koran Sindo, hal. 4
Tanggal : 3 Januari 2016

]]>
Jual Sagu Ke China, Perhutani Targetkan Omzet Rp 100 M/Tahun https://stg.eppid.perhutani.id/jual-sagu-china-perhutani-targetkan-omzet-rp-100-mtahun/ Sat, 02 Jan 2016 09:01:28 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31741 detik.com – Pabrik sagu milik Perum Perhutani mulai berproduksi pada 1 Januari 2016. Hasil dari pabrik sagu terbesar di Indonesia tersebut, akan disebar ke Papua dan kota besar Indonesia lainnya. Tak hanya itu, produk tepung sagu olahan dari pabrik di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat itu juga bakal diekspor ke Jepang hingga China. “Target pasar luar negeri kita adalah Jepang, Korea, Thailand dan, China,” Kata Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar di Lokasi Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong Selatan, Sabtu (2/1/2016).

Pabrik sagu milik Perhutani yang menalan investasi Rp 150 miliar ini, bisa mengolah 6.000 batang sagu ukuran 1 meter (tual) dan memproduksi tepung sagu 100 ton per hari. Setiap tahun, pabrik sagu bisa menghasilkan hampir 30.000 tepung sagu kering.

Perhutani sendiri memperoleh izin konsesi berupa Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (PPHBK) seluas 16.055 hektare (ha) di Sorong Selatan. Lahan tersebut sudah termasuk pemanfaatan lahan untuk pabrik sagu yang berada di tepi Sungai Kais.

Meski memperoleh konsesi, batang sagu tersebut akan dipasok oleh warga di Distrik (Kecamatan) Kais. Tiap tual sagu, Perhutani akan membeli senilai Rp 9.000 sedangkan pemilik ulayat lahan, yang sagunya ditebang akan menerima Rp 900 per batang.

Pabrik akan beroperasi selama 24 jam. Namun, produksi baru 50% pada 1 tahun pertama pasca dioperasikan. Produksi maksimal baru dimulai di 2017. Saat beroperasi penuh, pabrik ini ditargetkan mampu menyumbang pendapatan ke Perhutani hingga Rp 100 miliar per tahun.

“Pabrik sagu Perhutani ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per tahun, dan juga akan menjadi pemacu penggerak perekonomian di wilayah Sorong Selatan,” Tambahnya.

Sumber : detik.com
Tanggal : 2 Januari 2016

]]>
Industri Olah Sagu Ramah Lingkungan https://stg.eppid.perhutani.id/industri-olah-sagu-ramah-lingkungan/ Sat, 02 Jan 2016 01:58:16 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31738 Media Indonesia – PERUM Perhutani bekerja sama dengan PT Energy Management Indonesia Persero (EMI) membangun pembangkit listrik tenaga biomassa untuk mengolah sampah hasil industri pengolahan sagu milik Perhutani yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, di Sorong Selatan, Papua Barat, kemarin.

Dirut PT Energy Management Indonesia (EMI) Aris Yunanto menyampaikan pembangkit listrik berkapasitas 3 megawatt dan ramah lingkungan tersebut nantinya disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pabrik Perhutani, serta sisanya yang tidak terpakai akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan sejumlah SMK di Sorong Selatan, Papua Barat.

Dirut Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan pabrik itu dibangun di atas lahan konsesi hutan seluas 15 ribu hektare dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). “Melalui pabrik ini, kami berharap bisa memproduksi tepung sagu sebesar 100 ton per hari karena selama ini belum ada industri pengolahan sagu di Papua Barat.”

Sumber : Media Indonesia, hal. 5
Tanggal : 2 Januari 2016

]]>
Pabrik Sagu Perhutani Telan Investasi Rp 150 Miliar https://stg.eppid.perhutani.id/pabrik-sagu-perhutani-telan-investasi-rp-150-miliar/ Sat, 02 Jan 2016 01:54:12 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31734 bisnis.com – Pabrik Sagu Perum Perhutani di Sorong Selatan, Papua Barat menelan investasi senilai Rp150 miliar.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan pabrik ini ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp100 miliar per tahun kepada perusahaan pelat merah itu.

“Pabrik ini juga akan menjadi pemacu penggerak perekonomian wilayah Sorong Selatan,” ujarnya Jumat (1/1).

Mustoha menjelaskan, pabrik yang berlokasi di Ditrik Kais, Sorong Selatan ini nantinya akan membeli batang pohon sagu dari masyarakat seharga Rp9.000 per tual. Satu tual setara dengan satu meter batang sagu.

“Harga tersebut tergantung kualitas pohon sagu atau berdasarkan kesepakatan kerja sama melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Busiro,” katanya. LMDH Busiro adalah kelompok masyarkat Kais yang bekerja sama dengan Perum Perhutani.

Lembaga masyarakat ini nantinya akan menjembatani proses bisnis ekonomi dan sosial antara warga masyarakat dengan pabrik sagu.

Pembangunan pabrik sagu ini telah dimulai sejak 2013 dan telah dinyatakan selesai pada Desember 2015. Selama Januari hingga Maret tahun ini, akan dilakukan commisioning di pabrik sebelum pabrik beroperasi penuh.

Saat ini, pasokan listrik di pabrik masih berasal dari dua buah genset dengan kapasitas 1.000 kVa dan 800 kVa. Kebutuhan solar untuk kedua genset tersebut adalah 9.000 liter per hari.

Hasil sagu olahan Pabrik Sagu Perum Perhutani akan dipasarkan ke wilayah Papua, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Medan. Tak hanya itu, Perum Perhutani juga menyasar pasar luar negeri di antaranya Jepang, Korea, Thailand, dan China.

“Saya berharap pembangunan pabrik ini nantinya didukung juga sinergi BUMN lainnya. Karena kami dan msyarakat Kais perlu didukung listrik, Depo BBM, klinik, sarana pendidikan, kantor pos dan perbankan,” ungkap Mustoha.

Salah satu warga Distrik Kais Leo Kabara (80 tahun) menyambut baik adanya pabrik ini. Leo yang sehari-hari bekerja mencari sagu, mengolah, dan menjualnya mengatakan keberadaan pabrik dapat membantu perekonomian masyarakat.

Pasalnya, jika harus menjual langsung ke ibukota kabupaten, biaya pengangkutannya cukup mahal.

“Kalau sudah ada pabrik di sini, selain mengolah sendiri, kita bisa langsung jual batang sagu ke pabrik,” katanya.

Masyarakat Kais biasanya menjual tepung sagu seharga Rp100.000 per karung. Satu batang pohon sagu bisa menghasilkan sekitar 9-12 karung tepung sagu.

Berdasarkan kebutuhan tual sagu di pabrik, setiap keluarga di wilayah Distrik Kais akan menebang rata-rata dua pohon sagu atau 20 tual setiap hari. Dengan demikian setiap harinya ada 300 keluarga yang terlibat dalam penyediaan bahan baku di pabrik sagu.

Sumber : bisnis.com
Tanggal : 2 Januari 2016

]]>
Pembangunan Pabrik Sagu Diharapkan Mempercepat Kedaulatan Pangan Papua https://stg.eppid.perhutani.id/pembangunan-pabrik-sagu-diharapkan-mempercepat-kedaulatan-pangan-papua/ Sat, 02 Jan 2016 01:50:28 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31727 metrotvnews.com – Pabrik sagu di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat, yang dibangun Perum Perhutani diharapkan mempercepat pembangunan di Papua dan Papua Barat, khususnya kedaulatan pangan berupa sagu.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, pembangunan sagu di Papua Barat ini merupakan tindak lanjut dari pemerintah melalui BUMN untuk percepatan pembangunan di tanah cenderawasih ini.

Selain itu, pembangunan pabrik ini juga diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional (engine of growth). Menurut Mustoha, program ini pun salah satu bagian dari tugas pemerintah, yang telah diamandatkan dalam Nawa Cita.

Sagu merupakan pohon asli Indonesia yang menjadi sumber karbohidrat yang utama. Sagu ini dapat dijadikan makanan yang menyehatkan, bieothanol, gula untuk industri makanan, minuman, pakan ternak, industri kertas, farmasi dan lain sebagainya.

Mustoha pun menilai, Indonesia sangat berpotensi menjadi produsen sagu terbesar di dunia. Pasalnya, mayoritas pohon sagu tumbuh kembang di tanah air ini.

“Tanaman sagu di Indonesia luasnya kurang lebih 1,4 juta Ha. Termasuk di Papua lebih kurang 1,2 juta Ha. Di Papua Barat diperkirakan luasnya 600 ribu Ha, dan Sorong Selatan sekitar 349 ribu Ha hutan sagu,” kata Mustoha dalam keterangannya, Jumat (1/1/2016).

Menurut dia, pohon sagu tumbuh secara alami. Untuk itu, jika tidak dimanfaatkan maka pohon tersebut pun akan mati dengan sendirinya. “Sehingga tepung sagunya terbuang percuma,” lanjut dia.

Mustoha menambahkan, pohon sagu yang mati tersebut dapat berpengaruh buruk terhadap regenerasi rumpun-rumpun sagu lantaran terjadi degradasi pohon. Sebab, tanaman yang mati ini akan menjadi racun bagi anakan pohon yang akan tumbuh selanjutnya.

Karena itu, pemanfaatan hutan sagu melalui industrialisasi merupakan keharusan agar sumber daya pati atau karbohidrat dapat digunakan secra berkelanjutan sesuai daya dukung alam. Sehingga, ekosistem sagu dapat berjalan dengan baik dan produktivitas sagu dapat meningkat.

“Kualitas pohon sagu Raja asal Papua bisa menghasilkam sagu hingga 900 kilogram per batang, berbeda dengan pohon sagu di barat Indonesia dan Malaysia yang menghasilkan tepung sagu maksimal 150 Kg sampai 250 Kg per batang,” jelas dia.

Harga jual sagu pun dinilai akan terus meningkat. Pada 2012, harga jual sagu sebesar Rp 5800 hingga Rp6.800 per kilogram. Pada 2015, harga meningkat menjadi Rp6.800 per kilogram.

Perum Perhutani juga akan mendapatkan Rp100 miliar per tahun dari penjualan sagu ini. Mereka akan menggunakan sekitar 40 pekerja di pabrik dan 400-500 pekerja di lahan hutan sagu.

Hari ini, Presiden Joko Widodo meninjau pengoperasian pabrik sagu milik Perum Perhutani yang dibangun di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat. Pabrik terbesar di Indonesia inipun telah resmi beroperasi 1 Januari 2016 ini.

Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 8 hektar ini mampu menolah bahan mentah sagu hingga 100 ton per hari atau 6.000 tual per hari. Namun, pengoperasian penuh baru akan dilakukan 2017 mendatang.

Tahun 2016 ini, pabrik hanya akan mengolah sagu sebanyak 50 ton per hari atau setengah dari total kapasitas. Sebab, saat ini mesin pengolahannya masih dalam tahapan commissioning.

Untuk sagu mentahnya, Perum Perhutani akan membeli per batang sagu seharga Rp9.000 per tual tergantung kualitasnya. Lalu, Perum Perhutani akan mengolahnya menjadi tepung sagu.

Hasilnya pengolahan ini nantinya akan dipasarkan di Papua, Jakarta, Cirebon, Semarang Surabaya, dan Medan. Sedangkan, target luar negeri akan dipasarkan di Jepang, Korea, Thailand dan China.

Sumber : metrotvnews.com
Tanggal : 2 Januari 2016

]]>
Jokowi Resmikan Pabrik Sagu Terbesar Di Indonesia https://stg.eppid.perhutani.id/jokowi-resmikan-pabrik-sagu-terbesar-indonesia/ Fri, 01 Jan 2016 02:46:32 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31724 metrotvnews.com – Presiden Joko Widodo akan meresmikan pabrik sagu terbesar di Indonesia yang berada di Distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat, Jumat (1/1/2016). Pabrik sagu milik Perhutani ini siap beroperasi sejak 31 Desember 2015.

Pantauan Metrotvnews.com, ratusan tentara dan kepolisian dengan persenjataan lengkap telah berjaga untuk mengamankan peresmian ini sejak jauh-jauh hari. Mereka ikut membantu kontraktor proyek pabrik sagu membangun tiga helipad untuk pendaratan helikopter Super Puma milik TNI AU yang membawa Presiden dan sejumlah menteri Kabinet Kerja.

Spanduk menyambut kedatangan Presiden telah terpasang di area pabrik seluas 8 hektare ini. Pabrik bernilai Rp 112 miliar itu mulai tahap perencanaan sejak 2013, namun baru dibangun pada 2014 awal.

Jokowi rencananya tiba sekitar pukul 15.00 WIT. “Iya besok rencananya sore jam 3,” kata General Manager Perhutani Papua, Ronald Guido Suitela di pabrik sagu Perhutani, Kamis (31/12/2015) malam.

Pabrik sagu terbesar di Indonesia ini memiliki kapasitas 100 ton per hari atau 6 ribu tual per hari. Namun, pengoperasian penuh baru dilakukan 2017 mendatang.

Tahun 2016, pabrik hanya mengolah sagu sebanyak 50 ton per hari atau setengah dari total kapasitas. Sebab, mesin pengolahannya masih dalam tahapan commissioning.

Dalam prosesnya, pabrik mendapatkan bahan mentah sagu dari warga Kais. Lalu, sagu diolah menjadi tepung sagu kering. Tepung ini nantinya dijual ke seluruh wilayah Indonesia.

Sumber : metrotvnews.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Jokowi Akan Resmikan Pabrik Sagu Terbesar RI Di Pedalaman Papua https://stg.eppid.perhutani.id/jokowi-resmikan-pabrik-sagu-terbesar-ri-pedalaman-papua/ Fri, 01 Jan 2016 01:42:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31721 Presiden Joko Widodo (Jokowi), sore nanti dijadwalkan meresmikan pabrik sagu terbesar di Indonesia yang berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Jokowi akan terbang memakai helikopter Super Puma ke pedalaman Papua Barat usai merayakan tahun baru 2016 di Raja Ampat.

“Iya. Nanti sore jam 3, Pak Presiden akan meresmikan,” Kata General Manager Perhutani, Papua, Ronald Guido Suitela di Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2016).

Jokowi terlebih dahulu transit di Kota Sorong untuk melaksanakan Sholat Jumat, setelah itu baru terbang ke Pabrik Sagu milik Perum Perhutani. Rombongan Jokowi direncanakan terbang dengan 3 helikopter. Menurut pengakuan salah satu anggota Paspampres di lokasi pabrik, Jokowi tak akan lama di lokasi.

“Beliau diagendakan hanya 45 menit,” ujar salah satu anggota Paspampres.

Dari pantauan detikFinance di pabrik sagu yang terletak di tepi Sungai Kais, pengamanan ketat teleh pasukan TNI/Polri sudah dilakukan sejak 4 hari lalu. Selain itu, 3 unit helipad disediakan khusus di area pabrik.

Saat diresmikan, pabrik sagu dengan nilai investasi Rp 112 miliar itu langsung bisa menggiling batang sagu. Kapasitas terpasang pabrik sagu ialah mampu mengolah 6.000 batang sagu ukuran 1 meter (tual) dan menghasilkan tepung sagu 100 ton setiap harinya.

Selama 1 tahun pertama pasca peresmian, kapasitas yang dipakai hanya 50%. Kapasitas maksimal baru dipakai di 2017.

Sumber : detik.com
Tanggal : 1 Januari 2016

]]>
Papua Punya Lahan Sagu 1,2 Juta Hektar, Baru 5 % Dimanfaatkan https://stg.eppid.perhutani.id/papua-punya-lahan-sagu-12-juta-hektar-baru-5-dimanfaatkan/ Wed, 30 Dec 2015 12:35:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=31712 detik.com – Tanaman sagu tersebar di seluruh dunia. Persebaran tanaman sagu alam dan budidaya di dunia totalnya seluas 2,2 juta hektar. Dari total itu, sebanyak 1,4 juta hektar berada di Indonesia. Ternyata, 1,2 juta hektar dari luas pohon sagu berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Tanaman sagu sendiri bisa diolah menjadi bahan makanan berkarbohidrat setara nasi hingga singkong.

“1,4 juta hektar lahan sagu ada di Indonesia. Itu 1,2 juta hektar ada di Papua dan Papua Barat,” ujar Ahli Sagu dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Prof. Nadirman Haska saat ditemui di lokasi Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Rabu (30/12/2015).

Sagu yang tersebar di Pulau Papua itu 95% merupakan pohon sagu yang tumbuh secara liar, sisanya merupakan tanaman budidaya warga. Dari laham sagu yang ada, warga Papua baru memanfaatkam sekitar 5%.

Dalam 1 hektar itu bisa menghasilkan batang sagu siap olah 6-7 ton per tahunnya. Bila lahan sagu alam itu dikonversi ke lahan perkebunan maka produktivitasnya bisa meningkat tajam.

“Dikonversi jadi kebun bisa hasilkan 25 ton per tahun per hektar,” Sebutnya.

Selama ini, Indonesia baru memiliki pabrik sagu skala industri besar sebanyak 3 unit. Dari catatannya, pabrik sagu di Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat, memiliki kapasitas terbesar saat ini, karena mampu menghasilkan tepung sagu 100 ton per hari atau sampai 30.000 ton per tahun.

“Di Indonesia yang skala kecil banyak ada sekitar 78 pabrik kecil. Kapasitasnya hanya 5-20 ton per hari. Kalau yang besar ada 3 yakni Sampoerna, ANJ, sama Perhutani. Terbesar ya masih Perhutani,” Lanjutnya.

Sumber : detik.com
Tanggal : 30 Desember 2015

]]>