Pengamanan Hutan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Sat, 14 Dec 2013 01:45:27 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Pengamanan Hutan – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Gandeng Polda https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-polda/ Sat, 14 Dec 2013 01:45:27 +0000 http://perhutani.co.id/?p=10321 Jawa Pos, SURABAYA – Kehilangan pohon di hutan wilayah Jatim sangat tinggi. Hingga menjelang akhir tahun ini, ada 18.186 pohon yang dinyatakan raib. Karena itulah, Perhutani menggandeng Polda Jatim untuk ikut meminimalkan kehilangan pohon.

Kerja sama itu diresmikan kemarin (13/12). Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono menandatangani nota kesepahaman dengan Perhutani di ruang rapat utama Mapolda Jatim. Kesepakatan itu dihadiri Kapolres dan Kasatreskrim Polres se-Jatim serta Administratur Perhutani se-Jatim.

Humas Perhutani Jatim Avid R. S. mengatakan, kerja sama perlindungan hutan ini bertujuan meningkatkan pengamanan agar hutan tidak menjadi sasaran pembalakan liar. Menurut dia, dengan kerja sama itu, kepolisian akan turun tangan ketika ada kasus yang terkait dengan hutan. Salah satu contoh konkretnya adalah pengungkapan pembalakan di Tuban yang berhasil menyelamatkan aset Rp 2,6 miliar.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono menambahkan, peranan kepolisian dalam nota kesepahaman itu adalah memberikan pelatihan polisi hutan (polhut) dan cara pengamanan di wilayah hutan. ”Sebenarnya sudah ada petugas kepolisian yang ditempatkan untuk mengamankan hutan. Tapi, karena keterbatasan personel, itu tidak bisa maksimal,” jelasnya. (eko/c17/diq)

Jurnalis : Eko
Jawa Pos | 14 Desember 2013 | Hal. 35

]]>
Hadiah sayembara penangkapan Parto Sukiran sudah dibayarkan https://stg.eppid.perhutani.id/hadiah-sayembara-penangkapan-parto-sukiran-sudah-dibayarkan/ Tue, 22 Oct 2013 01:12:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9665 Lensa Indonesia Online, Tuban – Hadiah sayembara penangkapan Parto Sukiran Cs sebesar Rp. 25 juta sudah dicairkan Administratur (Adm) Perhutani KPH Jatirogo.

Dana diberikan kepada 56 petugas gabungan yang terlibat dalam penangkapan komplotan penjarah hutan Minggu (6/10/2013) lalu.

Adm Perhutani KPH Jatirogo, Amas Wijaya saat dikonfirmasi, Senin (21/10/2013) mengatakan, dirinya sudah mencairkan hadiah sayembara tersebut kepada semua petugas gabungan yang terlibat dalam penangkapan Parto Sukiran Cs. “Untuk ke Polisi sudah saya kasihkan kemarin (20/10/2013). Kalau yang KPH Parengan hari ini, Senin (21/10/2013)” katanya.

Jumlah dana yang diterima bervariasi. Uang 25 juta rupiah dibagi banyak orang. Mulai dari Kapolres sampai kepada petugas Perhutani yang ikut dalam penangkapan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), hutan petak 8A, RPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan.

“Sudah saya serahkan, sebenarnya menunggu ada penghargaan atau piagam. Namun terlalu lama, akhirnya kita cairkan dulu,” jelasnya.

Dalam peristiwa penangkapan dan penembakan Parto Sukiran (45), Darkum (23) dan Tono (30), ketiganya warga Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Total petugas yang ada di lokasi sebanyak 56 orang. Dengan rincian 13 polisi gabungan Polsek Montong, Polsek Singgahan dan Sabhara Polres Tuban.

Polmob Perhutani sebanyak 5 orang, Mandor 23 orang, Kepala RPH Perhutani 4 orang dan Asper 1 orang. Kapolsek Montong, AKP Suparan Hanafi saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya dalam menangkap tersangka tidak termotivasi adanya reward ini.

“Tidak satu-satunya tujuan, karena ini semata-mata menjalankan tugas,” tegasnya. @muhaimin

Lensa Indonesia Online | 22 Oktober 2013 | 06.18 WIB

]]>
Sita Jati di Rumah Kosong https://stg.eppid.perhutani.id/sita-jati-di-rumah-kosong/ Fri, 18 Oct 2013 01:18:21 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9645 Radar Banyuwangi, PESANGGARAN – Perhutani Banyuwangi Selatan semakin gencar melakukan operasi di wilayah hukumnya. Setelah mengamankan puluhan kayu jati ilegal di sebuah rumah kosong, kemarin mereka kembali melakukan hal serupa bersama petugas Polsek Pesanggaran.

Aparat gabungan tersebut berhasil mengamankan 21 batang kayu hutan dari pekarangan rumah milik warga di Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Sayang, saat mengamankan 21 batang kayu ilegal tersebut, petugas tak menemukan pelaku.

Sehingga, petugas gabungan hanya membawa tumpukan kayu ilegal tersebut. “Semua barang bukti 21 batang kayu itu langsung diamankan ke Tempat Penimbunan Kayu Gaul, di Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo,” kata Kapolsek Pesanggaran AKP Supriyadi. Sebelumnya, operasi gabungan yang dilakukan aparat Polsek Siliragung dan petugas Perhutani Banyuwangi Selatan menemukan 50 batang kayu jati yang disembunyikan di rumah kosong di Dusun Sumberurip, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung.

Kondisi kayu jati berbentuk gelondongan tersebut masih terlihat basah. Sayang bersamaan ditemukannya tumpukan kayu jati ilegal tersebut, petugas gabungan tak berhasil menemukan pelaku yang telah mengambil barang dari areal RPH Karangharjo, BKPH Banyuwangi Selatan tersebut. (azi/c1/aif)

Radar Banyuwangi | 18 Oktober 2013 | Hal. 31

]]>
Administratur Perhutani KPH Jatirorogo akan membayar sayembaranya https://stg.eppid.perhutani.id/administratur-perhutani-kph-jatirorogo-akan-membayar-sayembaranya/ Tue, 08 Oct 2013 00:45:40 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9424 LENSAINDONESIA, Tuban : Sepak terjang Parto Sukiran (45), sejak 2011 lalu membuat aparat keamanan kewalahan, Hingga disayembarakan. Siapa yang berhasil mnenagkanya akan mendapat hadiah 25 juta rupiah.

Sayembara itu dikeluarkan oleh Administratur perhutani KPH Jatirogo. Sebab Parto Sukiran, warga Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban ini, dalam melakukan penjarahan hutan selalu membawa ratusan orang, sehingga aparat kemanan hutan, atau Polhut tak pernah mampu mencegah, ketika mereka menebang hutan.

Kini sang biang kerok kerusakan hutan di beberapa wilayah pemangku hutan di Tuban itu telah tergeletak di Rumah Sakit R.Koesma Tuban, akibat tertembak aparat, saat dia dan komplotannya kembali nyatroni hutan di Parengan.

Nah, yang menjadi pertanyaan sekarang, siapa yang berhak mendapat hadiah tersebut setelah gembong blandong (Sebutan untuk penjarah hutan di Tuban) tersebut, kini telah bisa dilumpuhkan.

Administratur Perhutani KPH Jatirogo, Amas Wijaya saat dikonfirmasi, Senin (7/10/2013), menegaskan sayembara yang pernah diumumkanya akan ditepati. “Sayembara itu sejak 2012. Karena kita tidak ingin negara dikalahkan dengan preman,” tegasnya.

Soal siapa yang berhak mendapat hadiah, Anas masih akan berkoordinasi dengan Polres Tuban. teknis pemberian dan akan “Saya belum koordinasi dengan pak Kapolres,” imbuhnya.

Di kawasan hutan KPH Jatirogo, komplotan Parto Sukiran sejak Januari 2011 sampai September 2013 sudah menjarah 16 ribu pohon jati, dengan nilai kerugian mencapai Rp. 16 milyar lebih.

Parto Sukiran, terkenal ganas dan tak segan-segan melawan petugas saat melakukan aksinya menebang pohon jati di hutan Tuban. Bahkan dalam aksinya beberapa hari lalu sempat menyandera 4 petugas perhutani sebelum menebang 16 pohon jati berumur 60 tahun.

Komplotan ini bersama 300 orang anggotanya, Minggu (7/10/2013) kembali menjarah hutan petak 8 A, Perhutani RPH Guwoterus, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan. Saat dihalau petugas, mereka melawan. Akhirnya 7 orang ditembak petugas, 3 diantaranya berhasil diamankan.

Ketiganya termasuk Parto Sukiran (45), Darkum (23) dan Tono (30), mereka warga Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Sedangkan Ks, Dr, Yd, Rn yang juga tertembak berhasil kabur. seorang lagi berinisial YD dikabarkan tewas.@muhaimin

Editor : Suyono
Lensa Indonesia Online | 08 Oktober 2013 | 06.15 WIB

]]>
Perhutani Kediri Waspadai Kebakaran saat Kemarau https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kediri-waspadai-kebakaran-saat-kemarau/ Fri, 20 Sep 2013 01:29:25 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9102 Antarajatim.com, Kediri – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, Jawa Timur, mewaspadai ancaman kebaran saat kemarau, yang mengakibatkan banyak tanaman terbakar.

“Manusia berperan terjadinya kebakaran. Misalnya, saat membuat balon udara yang ada apinya, ketika diterbangkan dan jatuh ke hutan bisa terjadi kebakaran,” kata Administratur Perum Perhutani Kediri M Yusuf Nur Hajianto di Kediri, Kamis.

Ia mengatakan, petugas selalu siaga mengantisipasi terjadinya kebakaran. Sampai saat ini, sudah ada sejumlah laporan terjadi kebakaran, sehingga terdapat sejumlah tanaman yang terbakar. Untuk tanaman yang baru ditanam bisa mati, tapi untuk tanaman yang sudah dewasa atau tahunan bisa diselamatkan.

Pihaknya intensif untuk melakukan komunikasi dan sosialisasi pada masyarakat terkait dengan masalah kebakaran. Sejumlah daerah yang menjadi potensi selalu diwaspadai misalnya di Gunung Klotok, Gunung Kelud, dan sejumlah daerah lainnya.

Selain masalah kebakaran, pihaknya juga mengantisipasi pencurian kayu. Selama 2013 ini, tingkat kerugian itu mencapai Rp300 juta. Hal ini tentunya berpengaruh pada pendapatan.

Pihaknya menyebut, di wilayah Perhutani Kediri terdapat daerah yang menjadi fokus tanaman, misalnya di Bandung, Kabupaten Trenggalek fokus untuk tanaman jati, dan sisanya hutan pinus.

Pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar produksi di perhunita bisa maksimal. Sesuia dengan targetan, pendapatan pada 2013 ini ditarget mencapai Rp60 miliar. (*)

Jurnalis : Asmaul Chusna
Antarajatim.com | 19 September 2013 | 20.10 WIB

]]>
1,5 Hektar Tanaman Tebu Siap Panen Terbakar https://stg.eppid.perhutani.id/15-hektar-tanaman-tebu-siap-panen-terbakar/ Fri, 20 Sep 2013 01:27:06 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9095 KOMPAS, Temanggung —Sekitar 1,5 hektar tanaman tebu siap panen di Desa Pare, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terbakar, Kamis (19/9). Api yang diduga berasal dari puntung rokok itu dengan cepat merambat dan sulit dipadamkan.

Kebakaran terjadi sekitar 15 meter dari jalan raya Temanggung-Magelang. Hingga Kamis siang, api belum dapat dipadamkan. Hal ini dipicu suhu udara yang sangat panas.

Kepala Desa Pare Supangat mengatakan, awalnya api terlihat dari bagian utara lahan perkebunan tebu. Di sekitar lokasi tersebut banyak terdapat rumput kering sehingga memicu api cepat merambat.

Lahan tanaman tebu tersebut merupakan tanah bengkok Supangat yang kemudian disewa oleh Pabrik Gula Madukismo di Bantul, DIY. Setiap hektar, lahan mampu menghasilkan 50-60 ton tebu. Tanaman tebu yang terbakar ini dijadwalkan dipanen pada November 2013.

Wakil Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Kedu Utara Sukmono Edwi mengatakan, meski sudah memasuki musim kemarau, kawasan puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing masih terlihat basah. ”Kawasan puncak Gunung Sindoro dan Sumbing untuk sementara masih terbilang aman dari bahaya kebakaran karena beberapa hari lalu turun hujan,” ujarnya.

Di setiap musim kemarau, kawasan puncak Gunung Sindoro dan Sumbing rentan terbakar karena banyak ditumbuhi semak belukar, perdu, dan rumput ilalang yang mengering. Luas areal rawan terbakar di kawasan puncak dua gunung tersebut lebih dari 400 hektar.

Meski demikian, menurut Sukmono, pihaknya tetap berupaya mengantisipasi kebakaran dengan melakukan patroli rutin setiap hari dan sosialisasi agar warga tidak membawa barang mudah terbakar atau benda pencetus api saat melintasi kawasan hutan di gunung-gunung. (EGI)

Jurnalis : Egi
Kompas | 20 September 2013 | Hal.21

]]>
Musim Kemarau, BKPH Tangen Waspadai Kebakaran Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/musim-kemarau-bkph-tangen-waspadai-kebakaran-hutan/ Fri, 13 Sep 2013 00:45:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8958 Solopos.com, SRAGEN – Memasuki pertengahan musim kemarau, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Perum Perhutani Tangen, Sragen meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan di wilayah mereka.

Kepala BKPH Perum Perhutani Tangen, Muh Farhan, Kamis (12/9/2013), mengatakan hingga saat ini memang tak ada titik-titik yang dinilai rawan kebakaran. Namun, semua lokasi perlu diwaspadai karena sama-sama memiliki berpotensi yang besar.

Penyebabnya pun beragam, kelalaian manusia atau akibat gesekan antar pohon. Itulah sebabnya ia semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kerusakan hutan tersebut. Penjagaan hutan diperketat dibantu sejumlah instansi terkait.

Posisi lahan hutan di bawah pengelolaan BKPH Perum Perhutani Tangen sebenarnya juga mengkhawatirkan. Kawasan hutan yang dilalui pengguna kendaraan umum dari Sragen-Blora dan sebaliknya itu bisa memicu kebakaran hutan akibat kelalaian manusia.

“Misal ada yang buang puntung rokok sembarangan padahal rumputi lalangnya sudah mulai mongering,” urai Farhan saat ditemui di ruang kerjanya.

Namun, Farhan, mengaku bersyukur kawasan Perum Perhutani Tangen seluas 4.525 hektar itu berada di daerah yang cukup strategis. Medan yang dilalui menuju kawasan hutan berada di dataran rendah. Jika ada kebakaran, bisa segera diantisipasi karena mudah dijangkau oleh petugas. Bahkan, mobil pemadam kebakaran (damkar) pun bisa dilibatkan untuk mereda kobakaran api.

Lebih lanjut, Farhan, mengatakan pihaknya juga terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan tebu. Pasalnya, pembakaran lahan tebu berpotensi merembet ke kawas anhutan. Namun, ia mengaku larangan itu memang belum sepenuhnya ditaati oleh masyarakat sekitar. Pasalnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang membakar lahan tebu seusai panen.

Jurnalis : Ika Yuniati
Solopos Online | 13 September 2013 | 06.24 WIB

]]>
Tukar Guling Temui Titik Terang https://stg.eppid.perhutani.id/tukar-guling-temui-titik-terang/ Thu, 12 Sep 2013 01:20:49 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8945 Radar Tegal, Brebes | Setelah menunggu selama 13 tahun, tukar guling antara pihak warga Desa Windusakti dan Gunungjaya dengan Perhutani akhirnya menemui titik terang. Hal itu terlihat setelah Tim Terpadu tukar-menukar kawasan hutan untuk korban bencana alam masyarakat Desa Windusakti dan Gunungjaya dari Jakarta datang ke lokasi. Kedua desa tersebut terpaksa bedol desa ke lokasi tanah kawasan hutan milik Perhutani setelah dilanda bencana tanah longsor pada 23 Februari 2000 silam.

“Tim akan bekerja maksimal selama seminggu di lokasi,” ujar Ketua Tim Drs Edi Mirmanto MSc dari Pusat Penelitian Biologi, LIPI saat menghadap Bupati di ruang kerjanya, Selasa (10/9).

Edi menyadari, warga Windusakti dan Gunungjaya meskipun telah menempati lokasi baru selama 13 tahun tetapi belum ‘jejeg’. Ibarat duduk di atas kursi belum mantap benar. Dia berjanji akan bekerja maksimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Termasuk dampak negatif dan positif dari kepindahan warga ke lokasi baru. Apakah benar-benar menguntungkan masyarakat atau merugikan. “Mudah-mudahan setelah kami bekerja, bisa menghasilkan keputusan yang bisa mensejahterakan masyarakat,” ujarnya.

Usai menghadap Bupati, Tim diantar langsung oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE ke lokasi. Tim yang terdiri dari berbagai unsur itu berjumlah 18 orang antara lain Ir Yayat Surya MM Direktorat Pengukuhan, Penatagunaan dan Tenurial Kawasan Hutan selaku Koordinator TIM.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE merasa bahagia setelah dirinya mempresentasikan keadaan masyarakat Desa Windusakti dan Gunungjati di Kementerian Kehutanan 27 Agustus 2013 mendapat tanggapan yang serius dari kementerian. Terbukti, Tim Terpadu telah didatangkan dari Jakarta dan mulai bekerja hari ini. Atas nama warga, Bupati akan menukarguling satu banding satu (1:1). Dengan perincian untuk warga desa Windusakti Luas Petak Perhutani = 140 Ha. (Petak ; No. 15 d ) di tukar dengan tanah warga dengan luas tanah 128 Ha, tanah sawah 25 ha, tanah tegalan 85 ha, tanah pekarangan 9 ha, luas Tanah Desa 7,5 Ha dan tanah kuburan 1,5 ha. (*)

Radar Tegal | 12 September 2013 | Hal. 14

]]> Petugas Perhutani Wonogiri Tingkatan Patroli Hutan https://stg.eppid.perhutani.id/petugas-perhutani-wonogiri-tingkatan-patroli-hutan/ Sat, 31 Aug 2013 01:58:32 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8826 INFOSOLORAYA.COM – WONOGIRI – Kawasan hutan di Wonogiri rawan terhadap kebakaran, lebih-lebih dimusim kemarau seperti ini. Walau boleh dikatakan kemarau saat ini belum mencapai puncaknya, namun daun-daun telah mulai meranggas kering dan berguguran.

Kewaspadaan terhadap kebakaran utamanya pada kawasan hutan yang sering dikunjungi orang ataupun lalu lintas orang, seperti misalnya kawasan Hutan Kethu, Hutan Gunung Gandul, kawasan lereng Gunung Gajah Mungkur di Manyaran, hutan Eromoko ( yang tahun lalu terbakar ) juga kawasan hutan yang lain.

Mandor hutan dan Petugas Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan ( PBKPH ) Surakarta wilayah Wonogiri, mulai mengintensifkan Patroli serta membentuk team siaga kebakaran. Budi Rusmanto, Asisten Perhutani (Asper) PBKPH Surakarta Wilayah Wonogiri, mengungkapkan dikala tahun 2012 lalu, hutan Wonogiri yang rusak karena terbakar totalnya sekitar 25 Ha.

Alhammdulillah kemarau tahun ini dan sampai saat ini tidak ada laporan hutan yang terbakar, dan mudah-mudahan tidak akan terjadi. Untuk mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran hutan. Mulai bulan kemarin kami telah meningkatkan dan mengintensifkan patrol.

Kami juga selalu berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan masyarakat disekitar hutan Lemaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) maupun masyarakat pengolah dan pengelola hutan, agar senantiasa dapat membantu dan mencegah timbulnya kebakaran hutan.

Kami juga telah menyebarkan himbauan-himbauan terhadap masyarakat dengan memasang tulisan-tulisan dibeberapa titik yang selalu ramai dikunjungi orang, agar senantiasa selalu menjaga kelestarian hutan dan selalu waspada untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan [Djarot]

Infosoloraya.com | 31 Agustus 2013 | 07.42 WIB

]]>
Antisipasi Kebakaran Hutan, Perhutani Gelar Simulasi Pemadaman https://stg.eppid.perhutani.id/antisipasi-kebakaran-hutan-perhutani-gelar-simulasi-pemadaman/ Wed, 28 Aug 2013 00:34:07 +0000 http://perhutani.co.id/?p=8767 seputartuban.com – Perhutani Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Parengan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parengan Utara, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, Selasa (27/08/2013) siang menggelar simulasi pemadaman kebakaran di hutan petak 14 dan 15 B.

Sekitar 30 orang terdiri dari 10 anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), 20 Polisi Hutan (Polhut), melakukan simulasi untuk pemadaman kabakaran hutan. Terlihat seluruh petugas membawa peralatan berupa kayu yang ujungnya diberi kain basah, untuk memadamkan api.

Simulasi ini juga sebagai bentuk peningkatan kerjasama tim. Untuk meningkatkan kesigapan petugas jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan. Tidak harus menggunakan alat khusus atau menunggu Pemadam Kebakaran (PMK). Namun dapat menggunakan batang pepohonan dan alat penggaruk kayu, fungsi dan kegunaannya sama, yakni untuk meadamkan api dengan peralatan seadanya.

Dari data yang berhasil dihimpun oleh seputartuban.com, sampai saat ini RPH Parengan terdapat 2,20 Hektar lahan hutan yang sudah terbakar. Diantaranya adalah petak 16 B sebanyak 1 Ha dan 15 D seluas 0,20 Ha, keduanya berada di Dusun Beton, Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan. Sedangkan untuk petak 18 A seluas 1 Ha berada di Dusun Prataan desa yang sama.

Kepala RPH Parengan, Suwito, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pendataan luas area yang terbakar. Dengan kerugian mencapai Rp. 3,5 juta. Ditanya kendala yang dihadapi, pihaknya mengaku bahwa para petugas dilapangan kuwalahan saat api membakar lahan hutan kering yang dipenuhi dedaunan. Yang diperparah tiupan angin kencang membuat api semakin membesar.

“Per-hektarnya itu sekitar Rp. 1.125.000. Kebakaran sudah ada 2 hari ini. Kita lakukan antisipasi dengan berlatih simulasi. Serta kesiapan petugas. Kendala hanya saat api disertai angin kencang, kita hanya membuat ilaran (pembatas api) yang lebih luas, agar tidak menjalar,” ungkapnya. (han)

seputartuban.com | 28 Agustus 2013 | 07:07 WIB

]]>