pengelolaan SDH – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 08 Nov 2016 08:02:47 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png pengelolaan SDH – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Sentul Eco Edu Forest Sebagai Kawasan Penyangga Jakarta https://stg.eppid.perhutani.id/sentul-eco-edu-forest-kawasan-penyangga-jakarta/ Tue, 08 Nov 2016 08:02:47 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41975 berita_324852_800x600_fullsizerenderTIMESINDONESIA.CO.ID (8/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone (kawasan penyangga) bagi Jakarta.
Obyek wisata tersebut dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 8 November 2016
Sumber : timesindonesia.co.id

]]>
Dirut Perhutani Siapkan 'Sentul Eco Edu Forest' untuk Investor https://stg.eppid.perhutani.id/dirut-perhutani-siapkan-sentul-eco-edu-forest-investor/ Mon, 07 Nov 2016 04:43:27 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41875 berita_324852_800x600_fullsizerenderRRI.CO.ID (7/11/2016) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna berkunjung ke kawasan hutan wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor), dalam rangka kunjungan kerja di Jawa Barat, akhir pekan lalu.
Kunjungan Denaldy bertujuan memetakan dan melihat langsung aksesibilitas, kesiapan infrastruktur dan daya tarik obyek wisata SEETF untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
Denaldy M Mauna mengatakan, wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatiannya dan penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta.
Kawasan ini hasil kerja sama pemerintah Indonesia dan Korea tahun 2008. Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI saat itu tahun 2013. Pelaksanaan pembangunan dibawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perum Perhutani.
Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak. Sejak tahun 2012-2015 ada tujuh lembaga nasional dan internasional yang ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara satu ha sampai 700 ha dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana dan Allianz.SEETF adalah kawasan wisata seluas ± 670 ha yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya ±45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Dilengkapi dengan fasilitas dua bangunan cottage ukuran 1.200 m2, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 m2.
Lokasi wisata ini cocok untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, rekreasi dan menyalurkan hobi fotografi atau bersepeda. Banyak grup sekolah, perkantoran dan umum yang telah memanfaatkan hutan wisata ini pada musim liburan. Mereka memanfaatkan jalur tracking 5 km dengan tingkat kesulitan sulit, normal, mudah, juga menggunakan taman bermain, serta arena belajar agroforestry kombinasi pisang, kopi, ubi kayu, resin pinus.
“Lingkungannya cukup menarik, dikelilingi hutan pinus, daerah perdesaan dan perbukitan gunung Pancar, air terjun, juga air panas alami,” terang Donald.
Dirut Perhutani menginap semalam dan membayar sewa guest houseseharga 1,25 juta rupiah.
Sebelum meninggalkan lokasi, didampingi Administratur KPH Bogor Asep Dedi Mulyadi, Denaldy menanam pohon Agathis damara di halaman kantor SEETF.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : rri.co.id

]]>
Perhutani Benahi Kawasan Wisata Sentul https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-benahi-kawasan-wisata-sentul/ Mon, 07 Nov 2016 03:28:56 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41843 imgIMQ21.COM (7/11/2016) | Perum Perhutani tengah memetakan, meninjau aksesbilitas, kesiapan infrastruktur, serta tarik obyek wisata Sentul Eco Edu Tourism Forest (SEETF) di Sentul, untuk persiapan dan kemudahan bagi calon investor yang ingin bekerja sama.
“Wisata Sentul Eco Edu menjadi perhatian sekaligus penting bagi Perhutani untuk disiapkan kerjasama dengan para pihak yang akan berinvestasi sekaligus menghijaukan hutan Sentul di BKPH Babakan Madang Bogor ini, karena daerah tersebut adalah catchment area atau buffer zone bagi Jakarta,” tutur Direktur Utama Denaldi M. Mauna melalui siaran pers diterima akhir pekan kemarin.
Kawasan ini hasil kerjasama pemerintah Indonesia dan Korea pada 2008, yang oleh Menteri Kehutanan Korea dan Menteri Kehutanan RI diresmikan pada 2013. Pelaksanaan pembangunan di bawah pengawasan PT Korea Indonesia Forest Center (KIFC) dan pengelolaannya oleh Perhutani.
“Ini merupakan model pengelolaan sumberdaya hutan yang orientasinya lingkungan, pendidikan dan wisata secara multi pihak,” urainya.
Sejak 2012-2015, ada tujuh lembaga nasional dan internasional ikut berperan menghijaukan hutan Sentul dengan luasan antara 1-700 hektar, dari dana CSR mereka, antara lain Pemerintah Korea, Astra Internasional, PGN, PT SI, Seoul National University, Bank Permata, Suara Merlin Perdana, dan Allianz.
SEETF adalah kawasan wisata seluas kurang lebih 670 hektar yang berjarak 60 km dari Jakarta dan hanya 45 menit ditempuh kendaraan roda empat atau 14 km dari pintu tol Sentul Selatan.
Dilengkapi dengan fasilitas 2 bangunan guest house, 2 asrama kapasitas 100 orang, 2 ruang meeting kapasitas 40 orang, kantin resto kapasitas 60 orang, 2 ruang tamu dan hall terbuka ukuran 200 meter per segi.
“Lingkungannya cukup menarik, dikelilingi hutan pinus, daerah perdesaan dan perbukitan gunung Pancar, air terjun, juga air panas alami,” katanya.
 
Tanggal : 7 November 2016
Sumber : imq2.com

]]>
Perhutani Gandeng Generasi Muda Kembangkan Wisata Kehutanan RI https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-generasi-muda-kembangkan-wisata-kehutanan-ri-2/ Fri, 28 Oct 2016 05:25:06 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41389 STRATEGIDANBISNIS.COM, JAKARTA (26/10/2016) | Pengelolaan destinasi wisata alam merupakan kunci dalam mengoptimalkan aset hutan dan taman nasional di Indonesia. Sebagai langkah memaksimalkan aset tersebut, Perum Perhutani melibatkan generasi muda hingga menggandeng perguruan tinggi di dalam negeri.
Direktur Utama Perhutani, Denaldy M Mauna mengatakan kerja sama tersebut bertujuan agar tata kelola destinasi wisata hutan lebih terstruktur dan sinergis melalui pemanfaatan jejarang, informasi dan teknologi.
“Kami bersama Universitas Prasetya Mulya (perguruan tinggi swasta) mengembangkan objek wisata ekowisata dengan memanfaatkan potensi alam dan sumber daya lahan hutan,” ujar Denaldy, Jakarta, Rabu (26/10).
Denaldy menyakini, pengalaman universitas tersebut dapat membantu menghasilkan model-model paket wisata hutan sehingga memiliki daya tarik bagi masyarakat termasuk generasi muda.
“Kami ingin generasi muda mempunyai awareness yang luas tentang hutan. Di negara-negara maju seperti Eropa, wisata ke hutan sudah menjadi lifestyle,” ucap Denaldy.
Denaldy melanjutkan, Perhutani juga menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) terkait penelitian dan kajian bisnis model pengelolaan sumber daya hutan.
“Kami ingin mengetahui faktor-faktor yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat sekaligus merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan,” jelas dia.
Dia berharap, dengan melibatkan dua perguruan tinggi tersebut dapat memberikan masukan pola pemanfaatan hutan dengan pangan yang tepat di masa depan.
Perum Perhutani mengelola 2,4 juta ha kawasan hutan di Jawa Madura. Sistem tebang dan tanam dalam pengelolaan hutan menerapkan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektar yang ditebang Perhutani menanamkan kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan.
“Saat ini kami juga memiliki 236 destinasi wisata hutan di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Prasetiya Mulya Djisman S Simandjuntak menambahkan aksi kolaborasi dengan BUMN Kehutanan tersebut dapat mengangkat edukasi pariwisata terutama bagi wisatawan mancanegara (wisman).
“Aset Perhutani bisa digunakan edukasi tourism sehingga model bisnis yang berkelanjutan, aset Perhutani kekuatannya beragam,” kata Djisman.
 
Tanggal : 26 Oktober 2016
Sumber : strategidanbisnis.com

]]>
Kerjasama Perhutani, IPB, dan UGM, Bisnis Pengelolaan Hutan Dikaji https://stg.eppid.perhutani.id/kerjasama-perhutani-ipb-dan-ugm-bisnis-pengelolaan-hutan-dikaji/ Fri, 28 Oct 2016 02:51:29 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41364 JURNALASIA.COM, JAKARTA (27/10/2016) | Perhutani menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meneliti dan mengkaji bisnis model pengelolaan sumber daya hutan. Penelitian bersama (joint research) dengan dua perguruan tinggi itu diharapkan dapat memberikan masukan pola pemanfaatan hutan dengan pangan yang tepat di masa depan.
“Kami ingin mengetahui faktor-faktor yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat, sekaligus merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan,” jelas Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna di kantornya, Rabu (26/10).
Saat ini, sebanyak 5.300 desa berada di sekitar kawasan hutan. Perhutani kerapkali menemui persoalan terkait pengelolaan hutan pada lokasi-lokasi yang interaksi masyarakatnya tinggi.
“Saya yakin, pakar-pakar kehutanan yang hebat apabila disatukan akan menghasilkan karya luar biasa berupa kajian bisnis model pengelolaan hutan untuk Perum Perhutani ke depan.
Apakah untuk lokasi-lokasi dengan interaksi masyarakat yang tinggi saat ini model pelestarian kawasan hutan perlu ada improvement lagi,” kata Denaldy. Dekan Fakultas Kehutanan IPB Rinekso Soekmadi menyampaikan, kerja sama ini langkah positif. Transformasi besar-besaran yang dilakukan Perhutani kali ini diharapkan bisa lebih menarik generasi muda memilih fakultas kehutanan, karena kecenderungannya jurusan ini mulai berkurang peminat.
Perhutani juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Prasetiya Mulya tentang pengembangan objek wisata ekowisata dalam rangka pemanfaatan potensi alam dan sumberdaya lahan hutan. Sebab, pengelolaan destinasi wisata alam merupakan kunci dalam mengoptimalkan aset hutan dan taman nasional di Indonesia. “Kerja sama ini bertujuan agar tata kelola destinasi wisata hutan lebih terstruktur dan sinergis melalui pemanfaatan jejaring, informasi, dan teknologi,” ujar Denaldy.
Denaldy menyakini, pengalaman Universitas Prasetiya Mulya dapat membantu menghasilkan model-model paket wisata hutan. Sehingga memiliki daya tarik bagi masyarakat, termasuk generasi muda. “Kami ingin generasi muda mempunyai awareness yang luas tentang hutan. Di negara-negara maju seperti Eropa, wisata ke hutan sudah menjadi lifestyle,” ucap Denaldy.
Perum Perhutani mengelola 2,4 juta ha kawasan hutan di Jawa Madura. Sistem tebang dan tanam dalam pengelolaan hutan menerapkan komposisi 1:9, artinya dari setiap hektar yang ditebang Perhutani menanamkan kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan.
 
Tanggal : 27 Oktober 2016
Sumber : jurnalasia.com

]]>
Perhutani Gandeng PT LEN Petakan Hutan Dengan Drone https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-gandeng-pt-len-petakan-hutan-drone-3/ Thu, 27 Oct 2016 08:43:32 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41325 JPNN.COM, JAKARTA (26/10/2016) | Perum Perhutani mengandeng PT LEN Industri menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Penggunaan Sistem Pengendali Pesawat terbang Tanpa Awak (PTTA).
Kerjasama itu dilakukan untuk menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan Perhutani.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M. Mauna mengatakan teknologi drone atau pesawat tanpa awak akan membantu mengoptimalkan kegiatan operasional pengelolaan hutan Perhutani.
“Karena alat ini bisa dimanfaatkan untuk menginventarisir pokok pohon, memonitor kondisi tegakan di lapangan dengan lebih baik. Nantinya alat akan dilengkapi night vision, sehingga bisa membantu menjaga pohon dari pencurian,” tutur Denaldy.
Pesawat terbang tanpa awak (drone) adalah sebuah mesin terbang yang dilengkapi kamera, berfungsi dengan kendali pilot jarak jauh dan mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh.
Perum Perhutani mengelola hutan 2,4 juta ha di Pulau Jawa dan Madura, dengan penerapan komposisi tebang dan tanam adalah 1 : 9 yang artinya setiap tebang diikuti dengan penanaman sembilan kalinya.
Total area pengelolaan hutan Perhutani Group termasuk delapan anak perusahaan mencapai 3.7 juta ha.
Dengan luas kawasan hutan tersebut kerapkali Perhutani memiliki persoalan terkait tata waktu dalam perencanaan pengelolaan hutan, pengawasan dan perlindungan hutan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
 
Tanggal : 26 Oktober 2016
Sumber : jpnn.com

]]>
Perhutani Kaji Model Bisnis Kelola Hutan Masa Depan https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kaji-model-bisnis-kelola-hutan-masa-depan/ Thu, 27 Oct 2016 08:28:05 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=41319 IMQ.21.COM, JAKARTA (26/10/2016) | Perum Perhutani menggandeng Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor untuk meneliti serta mengkaji bisnis model pengelolaan sumberdaya hutan pada kawasan interaksi masyarakat.
Penelitian bersama (joint research) dua perguruan tinggi tersebut bertujuan untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan kawasan hutan, mengetahui faktor-faktor yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat tinggi sekaligus merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan.
Direktur Utama Perhutani Denaldy M. Mauna mengharapkan, hasil joint research kedua lembaga pendidikan dapat memberikan masukan tentang model pengelolaan sumberdaya hutan, khususnya pola pemanfaatan hutan dengan pangan yang tepat di masa depan.
“Saya yakin pakar-pakar kehutanan yang hebat tersebut apabila disatukan akan menghasilkan karya luar biasa berupa kajian bisnis model pengelolaan hutan untuk Perum Perhutani ke depan. Apakah untuk lokasi-lokasi dengan interaksi masyarakat yang tinggi saat ini model pelestarian kawasan hutan perlu ada improvement lagi,” kata Denaldy di sela MoU di kantor pusat Perhutani, Rabu (26/10).
Saat ini, Perhutani mengelola 2,4 juta hektar kawasan hutan di Jawa Madura yang padat penduduk. Sistem tebang dan tanam dalam pengelolaan hutan menerapkan komposisi 1:9.
Artinya, dari setiap hektar yang ditebang, Perhutani menanam kembali sembilan kalinya untuk menjaga kelestarian sumberdaya hutan.
“Tidak kurang dari 5.300 desa berada di sekitar kawasan hutan dan Perhutani kerapkali memiliki persoalan terkait pengelolaan hutan pada lokasi-lokasi yang interaksi masyarakatnya tinggi,” urainya.
Perhutani telah bermitra dengan lebih kurang 5.289 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dalam program PHBM dan memberikan kontribusi hasil bagi lebih kurang Rp36,7 miliar selama lima tahun terakhir ditambah dengan kontribusi tanaman pangan berupa jagung, padi, dan lainnya.
Selain itu, Perhutani turut mengajak Universitas Prasetiya Mulya mengembangkan objek wisata ekowisata dalam rangka pemanfaatan potensi alam dan sumberdaya lahan hutan Perum Perhutani.
 
Tanggal : 26 Oktober 2016
Sumber : imq21.com

]]>