#perhumperhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 02 Jan 2018 10:13:23 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #perhumperhutani – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Jembatan Wisata Penangkaran Rusa Cariu Ambruk Diduga Kelebihan Kapasitas https://stg.eppid.perhutani.id/jembatan-wisata-penangkaran-rusa-cariu-ambruk-diduga-kelebihan-kapasitas/ Tue, 02 Jan 2018 10:13:23 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=51785 JAKARTA, PERHUTANI (2/1/2018) |  Diduga  akibat kelebihan kapasitas sebuah jembatan di Wisata Penangkaran Rusa Cariu, Desa Buana Jaya, Kecamatan Tanjungsari, Bogor, Jawa Barat ambruk dan menyebabkan puluhan pengunjung lokasi terjatuh, Senin (1/1/2018). Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB saat lokasi wisata penangkaran rusa dipenuhi pengunjung akibat libur awal tahun baru 2018. Saat kejadian jembatan yang difungsikan sebagai sarana penyeberangan sungai berkapasitas 10 orang itu digunakan oleh sekitar 40 orang untuk menyeberang. Akibatnya jembatan tidak mampu menampung wisatawan dan ambruk.

Akibat kejadian ini, sebanyak 37 pengunjung mengalami luka luka dan 1 orang meninggal dunia. Korban luka langsung dilarikan Ke Puskesmas Tanjungsari dan sebagian dirujuk ke RSUD Cileungsi, RS Permata, RS Cibarusah dan RS Karawang. Sebagian besar korban luka sudah pulang dijemput pihak keluarga, tinggal 9 orang yang masih di rawat di Rumah Sakit, seluruh biaya selama perawatan RS ditanggung Perhutani.

Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto pada saat melihat lokasi kejadian menyampaikan, “Perhutani memberikan uang duka kepada keluarga korban meninggal dunia  atas nama Ny.Neni sekaligus mengurus pemakaman jenazah. Perhutani menyampaikan  rasa belasungkawa yang sedalam dalamnya atas wafatnya Ny.Neni dan ikut prihatin terhadap musibah yang terjadi, kami juga sedang mengurus jaminan asuransi kecelakaan kepada pihak asuransi”. Perhutani menganggap masalah ini serius sehingga untuk sementara menutup sementara objek wisata Penangkaran Rusa Cariu dan menugaskan petugas terkait untuk melakukan investigasi ambruknya jembatan berkoordinasi Pihak POLRI setempat. (Kom-PHT/PR/2018-I-1)

]]> Perhutani Kibarkan Merah Putih Raksasa Saat Upacara HUT RI ke-72 Di Goa Terawang Blora https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kibarkan-merah-putih-raksasa-saat-upacara-hut-ri-ke-72-di-goa-terawang-blora/ Fri, 18 Aug 2017 14:37:17 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=49004  

Dok.Kom-PHT/ Kanpus ©2017

JAKARTA, PERHUTANI (19/8/2017) | Perum Perhutani memperingati HUT RI ke 72 secara serentak di 60 unit kerja seJawa Madura, salah satunya pengibaran bendera merah putih raksasa ukuran 10×6 meter di dalam goa Terawang, Blora Jawa Tengah pada Kamis (17/8).

Administratur Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blora Rukman Supriyatna mengatakan bahwa Direksi Perhutani mewajibkan seluruh pemimpin unit kerja selenggarakan upacara bendera dan peringatan yang meriah bersama masyarakat sekitar hutan

“Pengibaran sang merah putih di dinding dalam goa Terawang Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada kedalaman 50 m ini selain unik juga membuat bangga ratusan karyawan Perhutani KPH Blora dan masyarakat sekitar. Membangkitkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air itu penting untuk terus dipupuk. Kami membacakan naskah pidato Dirut Perhutani yang berpesan agar seluruh karyawan mengisi kemerdekaan ini dengan kerja keras dan kerja bersama,” jelas Rukman.

Para pihak yang bangga ikutserta dalam upacara pengibaran bendera raksasa adalah pramuka Saka Wanabhakti, dan sejumlah atlet panjat tebing yang menempelkan merah putih di tebing goa.

Goa Terawang adalah goa bawah tanah yang terdiri dari 5 kolom goa, bentuknya indah ketika sinar matahari pagi masuk ke mulut goa. Lokasi ini menjadi salah satu obyek wisata alam di kawasan hutan Blora yang banyak diminati pengunjung. (Kom-PHT/PR/2017-VII-41)

]]>
Sensasi Jack & Baron di Blanakan, Subang https://stg.eppid.perhutani.id/sensasi-jack-baron-blanakan-subang/ Thu, 18 Aug 2016 17:42:38 +0000 http://perhutani.co.id/?p=39527 TEMPO.CO, JAKARTA (18/8/2016) | Meski balap motor gagal dipertandingkan di Subang, masih ada satu cabang olahraga lagi yang akan dilombakan di Kota Nanas ini pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016, yakni terbang layang. Venue pertandingan cabang olahraga ini mengambil tempat di Lanud Suryadarma, Kalijati.Sekitar 40 kilometer ke arah utara dari Lanud Suryadarma, Kalijati, ada sebuah tempat wisata ekstrem, yakni penangkaran buaya muara di Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Buaya muara (Crocodylus porosus) merupakan yang terbesar, terpanjang, dan terganas di dunia. Seekor buaya muara dapat tumbuh hingga mencapai panjang 12 meter. Buaya muara dinamai demikian karena habitatnya adalah sungai-sungai dan di laut, dekat muara.
Penangkaran buaya Blanakan berdiri sejak 1983. Tempat ini dikelola oleh Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Penangkaran buaya Blanakan merupakan satu-satunya lokasi penangkaran buaya di Jawa Barat, mulai dari proses bertelur, penetasan, hingga pengembangbiakannya.
Menuju kawasan penangkaran buaya ini, siap-siap saja menerjang medan yang lebih mirip kubangan, jika hujan sedang sering turun. Pasalnya, jalan yang dilewati belum sepenuhnya berlapis aspal. Belum lagi lebar jalan yang tak seberapa, sehingga terkadang kita perlu menepi sebentar untuk mempersilakan mobil dari arah yang berlawanan berlalu.
Lalu, apa saja yang ditawarkan penangkaran buaya ini kepada para pengunjung? Yang paling menarik perhatian adalah menyaksikan keberadaan dua ekor berukuran luar biasa, Jack dan Baron. Kedua pejantan itu, bersama lima betina dewasa, merupakan induk dari semua buaya yang ditangkarkan di penangkaran ini. Baron memiliki panjang 7 meter dengan berat sekitar 750 kilogram, sedangkan tubuh Jack mencapai berat satu ton.
Jack dan Baron ditempatkan di area khusus, tapi jangan bayangkan area-area penangkaran yang steril dari manusia dan berpagar pembatas kokoh, yang dapat melindungi pengunjung dari serangan buaya. Anda boleh masuk ke area kolam tempat Jack dan Baron berada, bahkan ditawarkan berfoto wefie bersama Jack dan Baron oleh para pawang mereka. Pawang menjamin buaya asuhan mereka tak akan menyerang pengunjung, selama mereka mendampingi. Bukan pilihan yang tepat, jika Anda tergolong orang yang tidak mau mengambil risiko, tapi itu barangkali pilihan yang paling benar mengingat sejinak-jinaknya buaya, mereka adalah hewan buas dan karnivora.
Penangkaran buaya ini mengembangbiakkan buaya dari Jack dan Baron, serta kelima induk betina tadi. Buaya diternakkan untuk diambil kulitnya, yang nantinya digunakan sebagai bahan baku industri fesyen, seperti untuk pembuatan tas, dompet, hingga sepatu. Dagingnya sendiri tak dijual karena konon kurang lezat untuk dikonsumsi.
Berkunjung kemari artinya juga harus siap membayar tiket berkali-kali. Anda akan dikutip Rp 11 ribu di pintu masuk dan kalau membawa mobil, biaya parkirnya Rp 5 ribu per mobil. Jika ingin menyaksikan Jack dan Baron, Anda harus merogoh kocek lagi dan membayar tiketnya Rp 8 ribu per orang.
Tidak disebutkan apakah Anda harus membayar lagi jika berfoto bareng Jack dan Baron. Namun yang pasti, Anda tetap harus ekstra hati-hati dan waspada selama berwisata di kawasan ini. (*)
Tanggal : 18 Agustus 2016
Sumber : Tempo.co

]]>