#perhutanidivisiregionaljatim – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 18 Oct 2016 07:48:56 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png #perhutanidivisiregionaljatim – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Djarot Ingin Lelang Kayu Bekas Stadion GBK https://stg.eppid.perhutani.id/djarot-ingin-lelang-kayu-bekas-stadion-gbk/ Tue, 18 Oct 2016 07:48:56 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40957 METROTVNEWS.COM, JAKARTA (18/10/2016) | Wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat meninjau proyek renovasi Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk menyambut Asean Games 2018. Ia ingin, agar stadion yang berdiri sejak 1962 itu terlihat lebih baik.Ia bersama Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Djafar Muchlisin, dan Kepala Dinas Kebudayaan DKI Catur Laswanto, berkeliling sekitar stadion utama GBK. Tiba-tiba mata Djarot tertuju pada tumpukan kayu ukuran besar.

Enam Sarana Olahraga Di GBK Jadi Cagar BudayaWagub Djarot Yakin Renovasi GBK Selesai Oktober 2017Stadion Utama Bung Karno Dibuka untuk Umum.
Tumpukan kayu itu merupakan bekas tempat duduk di area stadion yang sudah tak terpakai. Mantan Wali Kota Blitar itu mengetuk kaya tersebut, untuk mengecek kondisi kayu tersebut.

“Ini kalau dilelang pasti laku banyak ini. Kayunya juga masih bagus-bagus,” kata Djarot sembari mengamati tumpukan kayu yang ada dihadapannya, Selasa (18/10/2016).

Djarot pun berencana memanggil ahli dari Perhutani untuk mengecek kualitas kayu tetsebut.

“Biar nanti dia yang cek, kualitas jatinya seperti apa. Lumayan loh ini,” ungkapnya.

Beberapa saat kemudian, mata Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Organisasi dan Kaderisasi mengarah pada tumpukan rumput hijau yang sudah berantakan. Rumput-rumput itu bekas rumput stadion utama GBK.

“Itu rumput lumayan pak Wali. Jangan dibuang. Coba nanti diambil ya untuk RPTRA, kan bisa,” ujar Djarot kepada Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede di Stadion Utama GBK.

Ia berharap, GBK bisa lebih baik dari sebelumnya. Selain ingin menjadikan sarana olahraga bertaraf internasional, Calon wakil gubernur DKI Jakarta ini juga ingin menjadikan GBK sebagai cagar budaya.

“Lihat saja, sudah 54 tahun tapi GBK masih kokoh. Ini cagar budaya yang harus dijaga. Kami akan merenovasi tanpa menghilangkan bentuk aslinya,” pungkas Djarot.

Renovasi Stadion Utama GBK ditargetkan akan selesai pada Oktober 2017. Berdasarkan rencana, Renovasi hingga akhir tahun 2016 mencapai 20 persen.

Tanggal : 18 Oktober 2016
Sumber : Metrotvnews.com

]]>
Proyek Kilang Minyak Rosneft-Pertamina Butuh Lahan Lebih dari 340 Hektare https://stg.eppid.perhutani.id/proyek-kilang-minyak-rosneft-pertamina-butuh-lahan-lebih-340-hektare/ Thu, 23 Jun 2016 08:17:48 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38064 RBTH.COM, JAKARTA (23/6/2016) | Rosneft dan Pertamina gunakan 340 hektare lahan milik Perhutani untuk proyek pembangunan kilang minyak Tuban. Lahan tersebut berada di pinggir Pantai Utara, wilayah Wadug dan Mentoso, Kabupaten Tuban.
Meski begitu, proyek pembangunan kilang minyak ini masih membutuhkan lahan tambahan sekitar 60 hingga 70 hektare. Terkait hal tersebut, seperti yang dilansir oleh Tempo.co, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyampaikan bahwa kini sedang diadakan koordinasi dengan pemerintah pusat.
Namun demikian, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengaku bahwa masalah perizinan telah berhasil dikoordinasikan dengan baik.
Seperti yang disampaikan Soekarwo, saat ini masih tersisa beberapa persetujuan kontrak kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft, serta pematangan Detail Engineering Design. “Rencananya, proyek ini akan beroperasi pada 2019,” kata Soekarwo.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husein menambahkan bahwa terkait penambahan lahan sekitar 60 hingga 70 hektare tersebut masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat. Kemungkinannya, kekurangan lahan ini didapat dari reklamasi pantai, “atau mungkin pembebasan lahan di sekitarnya”, kata Noor Nahar Husein.
Rosneft menyebutkan kapasitas produksi minyak mentah utama kilang minyak Tuban dapat mencapai 15 juta ton per tahun. Proyek tersebut termasuk pembangunan unit pemecah bahan bakar katalis besar dan kompleks petrokimia. Diperkirakan, kompleks ini mampu menerima kapal tanker dengan kapasitas hingga 300 ribu ton.
Tanggal  : 23 Juni 2016
Sumber  : rbth.com

]]>
Perhutani Ramaikan PORKAB IV Di Pamekasan Madura https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-ramaikan-porkab-iv-pamekasan-madura/ Thu, 23 Jun 2016 05:16:30 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37930 (Dok.Kom-PHT/Mdr/2016)PEMEKASAN, PERHUTANI (23/6/2016) | Bupati Pamekasan  Achmad Syafi’ie membuka acara Pekan Olahraga Kabupaten ( PORKAB) Pamekasan IV tahun 2016  di lapangan Pendopo  Ronggosukowati Pamekasan  ditandai penyulutan api Porkab yang diambil dari lokasi api “Tak Kunjung Padam” desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan pada Senin (6/6).

Achmad Syafi’ie dalam sambutannya menyampaikan bahwa Porkab adalah ajang pencarian prestasi untuk menjaring atlet di Kabupaten Pamekasan selain sebagai persiapan menghadapi kejuaraan tingkat Regional  Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim ke VI tahun 2019 nantinya.

Dalam kegiatan awal Porkab tersebut Perum Perhutani KPH Madura keluar sebagai Juara ketiga ganda putra cabang olahraga tenis lapangan yaitu cabang yang dipertandingkan sebelum acara pembukaan.

Acara Porkab dibuka dengan demonstrasi kedirgaantaraan cabang olahraga Aero Modeling, tarian lokal  oleh 702 atlet dari 13 Kecamatan di Pamekasan dan rencananya akan mempertandingkan 17 cabang olahraga, termasuk Perum Perhutani ikut bertanding.  (Kom-PHT/Mdr/Bul)

Editor: DKR

Copyright©2016

]]>
Memanen Tanpa Mengurangi https://stg.eppid.perhutani.id/memanen-tanpa-mengurangi/ Thu, 23 Jun 2016 03:25:16 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38007 SUARAMERDEKA.COM, MALANG (23/6/2016) | HUTAN memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di alam semesta. Hutan bisa menyediakan bahan makanan dan bahan bangunan.
Selain itu, hutan juga mampu memproduksi oksigen yang dibutuhkan untuk kehidupan di bumi. Arti pentingnya hutan itu disadari betul oleh Diqda Subagyo, warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur. Sekretaris Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Pangonan Lestari ini, memahami pentingnya melestarikan hutan.
Karena hasilnya juga akan dinikmati generasi di masa mendatang. Karena itu, bersama warga yang tergabung dalam LMDH Pangonan Lestari, Diqda sangat getol mengupayakan agar salah satu hutan yang di wilayahnya bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.
Karena, pemanfaatan hutan untuk wisata tidak akan mengurangi fungsi hutan. ìMalahan, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan,î ujarnya. Kawasan yang kini dikelola untuk pariwisata yakni Bukit Pangonan.
Bukit tersebut merupakan salah satu bukit di pegunungan Dieng yang masih terjaga keasriannya. Hal itu tidak lepas dari kerja sama Perhutani dengan LMDH dalam menjaga hutan. Menurutnya, kawasan Bukit Pangonan telah resmi dibuka untuk pariwisata dengan pola kerja sama Perhutani dengan LMDH Pangonan Lestari.
Kerja sama tersebut menjadi harapan baru bagi masyarakat di kawasan dataran tinggi Dieng, terhadap pemanfaatan hutan tanpa perusakan. ‘’Harapan kami, masyarakat bisa memanen hutan tanpa mengurangi sedikit pun yang ada di hutan,’’jelasnya.
Diqda mengakui, sejak remaja sudah bergerak di bidang lingkungan hidup. Karena itu, dia berharap agar pengelolaan hutan untuk wisata ini akan memberikan penyadaran bahwa pemanfaatan hutan tidak harus dengan menebang tanamannya. ‘’Jika alam tetap lestari, juga akan banyak wisatawan yang datang untuk menikmati suasananya,’’ paparnya.
Menurutnya, saat ini wisata minat khusus dan wisata petualangan sedang menjadi tren di kalangan anak muda. Dan Banjarnegara memiliki potensi alam yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wahana wisata minat khusus.(Castro Suwito-45)
Tanggal  : 23 Juni 2016
Sumber  : Suaramerdeka.com

]]>
Lahan Kilang Pertamina – Rosneft Gunakan Tanah Reklamasi https://stg.eppid.perhutani.id/lahan-kilang-pertamina-rosneft-gunakan-tanah-reklamasi/ Wed, 22 Jun 2016 08:10:05 +0000 http://perhutani.co.id/?p=38062 TEMPO.CO, TUBAN (20/6/2016) | Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan lahan yang diperlukan untuk kilang kerja sama Pertamina-Rosneft seluas 340 hektare. Lahan itu berada pinggir pantai utara daerah Wadug dan Mentoso, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. “Lahan 340 hektare itu milik Perhutani,” kata Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Senin, 20 Juni 2016.
Selain itu, kilang minyak itu juga membutuhkan luas lahan tambahan seluas 60 hektare hingga 70 hektare. Hanya saja, lahan tambahan itu belum jelas akan diperoleh dari mana. “Masih koordinasi dengan pemerintah pusat,” katanya.
Meski begitu, untuk masalah perizinan semuanya sudah dikoordinasikan dengan baik. Hanya tinggal beberapa persetujuan kontrak perjanjian kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft dan mematangkan Detail Engineering Desain. “Rencananya beroperasi 2019,” katanya.
Dengan adanya kilang minyak baru di Tuban, Soekarwo berharap untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak tidak perlu lagi impor dari Singapura. “Karena kapasitasnya produksi minyaknya hingga 300 ribu lebih barel per hari,” kata Soekarwo.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husein mengatakan untuk menyediakan kekurangan lahan seluas 60 hingga 70 hektare masih menunggu persetujuan dari pemerintah pusat. Tapi, rencananya kekurangan lahan itu akan didapat dari reklamasi pantai.
“Mungkin bisa juga dari pembebasan lahan sekitarnya,” katanya.
Menurutnya pelaksanaan pembangunan fisik kontruksinya akan berlangsung pada akhir tahun 2017. Ini karena masih ada studi-studi kelayakan pembangunan kilang minyak yang harus diselesaikan Pertamina sepanjang tahun 2016 hingga awal 2017. “Selesai pembangunan fisiknya diperkirakan tahun 2019,” katanya
Dia berharap keberadaan kilang minyak itu akan menambah pemasukan pajak yang diterima oleh Kabupaten Tuban. “Mungkin ada tambahan pemasukan dari pajak refinery nya,” kata Noor.
Sebelumnya, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Chief Executive Officer Rosneft Igor Sechin menghasilkan kerja sama pada sektor energi. Pertemuan di Hotel Radisson Blu, Sochi, Korea Selatan, itu berlangsung pada Jumat, 20 Mei 2016. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi berharap Rosneft bisa bekerja sama dengan PT Pertamina dan diharapkan membantu pembangunan kilang minyak di Tuban, Jawa Timur.
Dalam rilis yang diterima Tempo, total investasi yang disiapkan Rosneft mencapai US$ 13 miliar. Sedangkan kapasitas produksi minyaknya sebanyak 320 ribu barel per hari. Tak hanya itu, perusahaan minyak terbesar milik pemerintah Rusia tersebut juga berkomitmen agar Pertamina ikut serta dalam penambangan minyak di Rusia. Tujuannya untuk dibawa ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengatakan kedua negara sudah melakukan pembicaraan mendalam. “Rosneft berkomitmen Pertamina bisa berpartisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia,” tuturnya.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia. Menurut Rini, secara keseluruhan, potensi ladang minyak milik Rusia mencapai 200 juta barel. Ia berharap dalam sehari setidaknya 35 ribu barel bisa diserap.(EDWIN FAJERIAL)
Tanggal  : 20 Juni 2016
Sumber  : tempo.co.id

]]>
Bupati Bojonegoro: Kalau Daging Sapi Rp 80.000, Jelas Peternak dan Penjual Rugi https://stg.eppid.perhutani.id/bupati-bojonegoro-kalau-daging-sapi-rp-80-000-jelas-peternak-dan-penjual-rugi/ Tue, 21 Jun 2016 05:26:34 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37955 KOMPAS.COM, BOJONEGORO (20/6/2016) | Bupati Bojonegoro Suyoto menolak rencana pemerintah pusat untuk mematok harga daging sapi di bawah Rp 80.000 per kilogram. Menurut Suyoto, harga itu bisa merugikan peternak dan penjual daging sapi.
Mematok harga daging sapi sekitar Rp 80.000 per kilogram sama dengan mengambil keuntungan peternak dan penjual daging sapi lokal, kata Kang Yoto, sapaannya, ketika menerima Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Mulatno, di Bojonegoro, Senin (20/6/2016).

Menurut Yoto, harga sapi hidup sekarang ini Rp 45.000 per kilogram. Adapun harga daging sapi murni normalnya sekitar Rp 90.000 per kilogram.
Kalau harga daging sapi menjadi Rp 80.000 per kilogram, jelas peternak dan penjual daging sapi akan merugi, ujarnya.

Ia meminta kepada pemerintah pusat untuk memperhitungkan dampak adanya impor daging sapi yang bisa memengaruhi turunnya harga daging sapi lokal. Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan pengembangan sapi di tingkat peternak.

Menanggapi hal itu, Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian Mulatno mengibaratkan daging sapi impor sama dengan sapi potong, sedangkan sapi lokal sama dengan ayam kampung.

Harga daging sapi lokal harus lebih tinggi dibandingkan daging sapi impor, ucapnya.

Mulatno menyatakan, pengembangan sapi di Indonesia dilakukan dengan mendirikan sentra peternakan rakyat (SPR). Saat ini sudah ada 50 SPR di seluruh Indonesia, salah satunya di Bojonegoro.

Di Bojonegoro, pengembangan sapi dilakukan di SPR Desa Sekaran, Kecamatan Kasiman, bekerja sama dengan PT Santori Probolinggo, yang akan mendatangkan 100 ekor sapi induk asal Australia.

Dalam pengelolaan sapi itu akan memanfaatkan lahan kawasan hutan Perhutani untuk mengembalakan sapi. Kandangnya memanfaatkan tanah warga yang tergabung dalam SPR, kata Mulatno.
Tanggal : 21 Juni 2016
Sumber  : Kompas.com

]]>
Di Bojonegoro, Komunitas Suku Samin Hidup Jujur dan Anti Kekerasan https://stg.eppid.perhutani.id/bojonegoro-komunitas-suku-samin-hidup-jujur-dan-anti-kekerasan/ Mon, 20 Jun 2016 04:28:56 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37873 BERITASATU.COM, BOJONEGORO (19/6/2016) – Komunitas Suku Samin, di Dusun Jipang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), tetap mengedepankan kebersamaan, kejujuran, kesederhanaan dan anti kekerasan, pada era keterbukaan ini. Warga yang dikenal menolak membayar pajak dan menjual hasil bumi kepada pemerintahan penjajahan Belanda dan Jepang pada saat itu, masih mengajarkan, jangan mengambil apa pun yang bukan miliknya.

Pemimpin komunitas Samin, Hardjo Kardi dalam percakapan dengan SP, belum lama ini di rumahnya mengatakan, masyarakat Samin, selalu membantu dalam keadaan dan sesulit apa pun. Ketika masa penjajahan Belanda dan Jepang, komunitas yang didirikan Suro Sentiko itu dengan kompak tidak membayar pajak, tidak mau menjual hasil bumi serta tak bersedia bekerja sama dengan kaum penjajah. Meskipun penjajah melakukan kekerasan kepada Wong (orang) Samin, tetapi masyarakat setempat melakukan perlawanan tanpa gejolak. Melalui cara tadi, akhirnya pemerintahan penjajahan mundur teratur meninggalkan Margomulyo.

“Mengapa saat itu Wong Samin, menolak membayar pajak pada Belanda dan Jepang,” tanya SP.

“Mosok pajek sing dibayar pribumi tapi duite digowo londo. Yo kebacut jenenge (Masak pajak yang dibayar pribumi, tetapi uangnya dibawa Belanda. Ya itu keterlaluan namanya),” jawab Hardjo Kardi, menggunakan bahasa Jawa. Hardjo, merupakan generasi keempat yang berusia 82 tahun, dari keturunan Suro Sentiko, pendiri Samin, asal Randu Belatung, Blora, Jawa Tengah (Jateng).

Dusun Jipang berada di tengah hutan yang kala itu sulit dijangkau. Dusun ini berada di perbatasan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi, Jatim. Tetapi secara administratif, masuk wilayah Bojonegoro. Jarak dari Bojonegoro menuju Jipang, 70 kilometer. Menuju ke daerah itu, jalanan sudah beraspal. Namun saat ini sebagian sudah diganti menggunakan paving.

Menurut Hardjo, Wong Samin, sebelumnya belum mengetahui bahwa Indonesia telah diproklamirkan Soekarno dan Moh Hatta, sebagai negara merdeka dan berdaulat, pada 17 Agustus 1945. Untuk meyakinkan hari kemerdekaan itu, utusan komunitas ini kemudian menghadap langsung Bung Karno di Jakarta.

Setelah mengetahui Indonesia merdeka, mereka resmi membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) kepada pemerintahan yang sah. Sampai sekarang bisa dilihat, bahwa masyarakat Samin, taat membayar PBB bahkan sampai 100 persen. Jadi, Wong Samin, tidak melawan pemerintah, tetapi melalukan perlawanan kepada pemerintah kolonial, dengan tanpa kekerasan.

Saminisme
Saminisme yang diajarkan oleh Suro Sentiko, mengajarkan kepada pengikutnya tentang kebersamaan, kejujuran, kesederhanaan dan anti kekerasan. Samin itu sendiri artinya sami-sami (sama-sama) amin, kebersamaan dan kegotongroyongan. Para pengikut Samin, begitu patuh pada ajarannya. Karena itu, di Dusun Jipang, dari dulu sampai sekarang aman dari segala bentuk pencurian dan kekerasan.

Hal lain terhadap sifat kegotongroyongan, manakala ada di antara komunitas Samin, menderita sakit, maka perkumpulan meminjami sejumlah uang. Ketika pinjaman dikembalikan, tidak disertai bunga. Karena mereka tidak mengenal bunga uang yang dipinjamkan.

Pemuka Samin, selalu mengajarkan kepada para pengikutnya agar jangan menyakiti orang lain. Saling hormat-menghormati sesama manusia di dunia, dan jangan pernah mengambil apa pun yang bukan haknya. Di samping itu, pengikut Samin diajarkan tidak berbuat kejahatan dan kekerasan.

Agar komunitas tetap utuh, setiap malam Jumat Legi (manis), mereka berkumpul, mendengarkan petuah-petuah dari pemuka Samin. Dalam acara tersebut juga dibahas mengenai berbagai hal yang terjadi pada bulan sebelumnya.

Menjawab pertanyaan tentang pengikut Samin, yang tidak patuh terhadap ajaran itu, Hardjo menyatakan, yang bersangkutan akan dikucilkan dari komunitas itu.

Komunitas Samin, terbuka bagi siapa saja. Ketika mengunjungi dusun ini, masyarakat setempat menerima dengan baik. Di dusun itu hanya terdapat sekolah dasar (SD). Selepas SD, biasanya melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah lanjutan atas (SMA) ke Bojonegoro, Ngawi atau di ibu kota kecamatan.

Setelah lulus sekolah, banyak putra-putri Samin, bekerja di pemerintahan. Di antaranya, putra dari Hardjo, menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan kepolisian. Bahkan banyak pula yang mendapatkan jodoh dari luar komunitas ini.

Jumlah komunitas suku Samin di Dusun Jipang sebanyak 100 kepala keluarga (KK) atau sekitar 250 jiwa. Menurut putra bungsu dari tujuh bersaudara keluarga Hardjo, Bambang Sutrisno, mata pencarian komunitas ini sebagian besar adalah petani. Mereka menanam jenis tanman palawija, di antaranya jagung, atau singkong ditanam di sela-sela tanaman kayu jati milik Perhutani.

Para petani Samin, diberi kebebasan menanam palawija oleh Perhutani secara cuma-cuma. Upaya itu dilakukan agar mereka turut mengawasi tanaman jati, supaya tidak dijarah oknum yang tidak bertanggungjawab.

Meskipun jumlah pengikut Samin terus berkurang, tetapi ajaran tentang kebersamaan, kejujuran, kesederhanaan dan anti kekerasan, akan terus ditaati para pengikutnya, karena ajaran tentang kebaikan tadi, bisa digunakan sepanjang masa.

Sumber: beritasatu.com
Copyright©2016

]]>
Bedengan Dau Semakin Menawan https://stg.eppid.perhutani.id/bedengan-dau-semakin-menawan/ Wed, 15 Jun 2016 08:11:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37847 RADARMALANG.CO.ID, DAU (13/6/2016) | Keberadaan Wanawisata Alam Bedengan di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau makin dilirik wisatawan. Terlebih, bumi perkemahan (bumper) yang menyuguhkan kesejukan hutan pinus dan gemericik aliran anak sungai Kalisat itu terus mempercantik tampilan.
”Tahun ini rata-rata per bulan jumlah wisatawan lebih dari 100 orang. Tetapi saat liburan lebih banyak lagi,” ujar pengelola buper Bedengan, Supri.
Menurutnya, pengunjung didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa. Meski tak jarang juga digunakan ajang piknik keluarga. Sementara untuk pengunjung yang berkemah, biasanya datang di akhir pekan atau di awal tahun ajaran. Untuk menuju Bedengan, wisatawan tak perlu berpayah-payah. Lokasinya berada di sebelah barat Kota Malang dan hanya sekitar 15 kilometer saja melalui Bandulan atau Dieng. Untuk menuju ke lokasi wanawisata, hanya diperlukan waktu kurang lebih 45 menit dari pusat Kota Malang.
Wanawisata Alam Bedengan sendiri baru dibuka pada tahun 2007 lalu. Awalnya, tempat ini menjadi lahan pembibitan tanaman pohon yang biasa disebut bedeng yang dikelola Perhutani. Dari sinilah maka objek wisata itu dinamakan Bedengan. Terletak di dataran tinggi, pengunjung akan merasakan udara segar dan dingin. Sejauh mata memandang, pengunjung akan dimanjakan pemandangan alam nan hijau. Termasuk saat melewati kebun jeruk yang terhampar sepanjang jalan. ”Pengunjung yang ke sini juga bisa berwisata petik jeruk. Apalagi jeruk Dau sudah terkenal cita rasanya,” papar Supri.
Status kepemilikan Bedengan sendiri dimiliki dan dikelola oleh pihak Perhutani. Sedangkan pengelolaan secara harian di bawah Lembaga Kemitraan Desa Pengelola Hutan (LKDPH) Desa Selorejo. ”Untuk mempercantik bumper ini, kami setiap bulan melakukan perawatan dan penambahan tanaman bunga di sekitar ground-ground perkemahan,” tambah Supri. Untuk diketahui, di Bedengan tersedia 11 ground perkemahan yang lebarnya 20 meter dengan panjang lahan bervariasi. (lil/nen)
Tanggal  : 13 Juni 2016
Sumber  : radarmalang.co.id

]]>
Dewan Saka Wanabakti Perhutani Pemekasan Di Lantik https://stg.eppid.perhutani.id/dewan-saka-wanabakti-perhutani-pemekasan-lantik/ Mon, 13 Jun 2016 03:37:37 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37629 (Dok.Kom-PHT/Mdr/2016)PEMEKASAN, PERHUTANI (13/6/2016) | Kegiatan Saka Wanabhakti merupakan kegiatan pemuda-pemudi khususnya di bidang kehutanan dan lingkungan hidup salah satunya Saka Wanabhakti Kwarcab Pamekasan Perhutani KPH Madura yang baru-baru ini melantik lima anggota Dewan Saka periode 2016-2017 di halaman kantor Perhutani KPH Madura Pamekasan (29/5).

Administratur Perum Perhutani KPH Madura Dudi Kurniadi menyampaikan pesannya kepada anggota Saka Wanabhakti Pamekasan untuk peduli hutan, lingkungan hidup dan menyampaikan kepada masyarakat apabila ada kegiatan perkemahan disekitar hutan.

Tiga pertanyaan Pamong Saka untuk calon pengurus sebelum dilantik adalah keanggupan mengikuti pendidikan kesakaan sesuai tata tertib, kesanggupan mengikuti pendidikan sesuai program dan mengembangkan pengetahuan kehutanan kepada masyarakat di lingkungannya, bersedia mengamalkan Trisatya dan Dasa Dharma Pramuka dalam kehidupan sehari hari di lingkungannya. (Kom-PHT/Mdr/Bul)

Editor: DKR
Copyright©2016

]]>
Pemerintah Kota Surabaya Gelar Bazar Ramadan https://stg.eppid.perhutani.id/pemerintah-kota-surabaya-gelar-bazar-ramadan/ Mon, 13 Jun 2016 02:19:17 +0000 http://perhutani.co.id/?p=37702 TEMPO.CO, SURABAYA (12/6/2016) | Pemerintah Kota Surabaya menggelar bazar Ramadan di sepuluh lokasi. Dalam kegiatan bazar dilibatkan 55 usaha kecil dan menengah (UKM) serta 15 distributor atau agen. “Tujuan diselenggarakannya bazar itu adalah menstabilkan harga kebutuhan pokok selama Ramadan,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya Widodo Suryantoro, Minggu, 12 Juni 2016.
Widodo menjelaskan, bazar sudah dimulai pada 8 Juni 2016 di halaman kantor Kecamatan Wiyung. Lokasi lain adalah halaman Gedung Pandansari, Kecamatan Benowo, pada 10 Juni 2016; Lapangan Putro Agung, Kecamatan Tambaksari (12 Juni); Lapangan RW XII, Kelurahan Pondok Benowo Indah, Kecamatan Pakal (14 Juni); Lapangan Wonosari Lor Gang KB, Kecamatan Semampir (16 Juni); dan Lapangan Perum Perhutani, Kecamatan Sambikerep (18 Juni).
Selain itu, bazar digelar di lapangan sepak bola di Jalan Mastrip, Kecamatan Karang Pilang, pada 20 Juni 2016; kantor Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri (22 Juni); Lapangan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari (24 Juni); dan Lapangan RW IV, Kelurahan Simohilir, Kecamatan Sukomanunggal (26 Juni). “Di setiap lokasi bazar, 15 UKM dan 55 distributor itu selalu dihadirkan,” ucap Widodo.
Menurut Widodo, penentuan sepuluh lokasi bazar itu berdasarkan usulan kecamatan yang kemudian dikoordinasikan dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) serta Dinas Sosial Kota Surabaya. Dia berharap masyarakat memanfaatkan kegiatan bazar itu, baik untuk berdagang maupun berbelanja. “Pihak kecamatan dan kelurahan sudah kami minta sosialisasi, supaya masyarakat bisa menikmati bazar ini,” tuturnya.
Widodo menjelaskan, bazar Ramadan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha kecil-menengah dan industri kecil-menengah memasarkan produk-produknya. Selain itu, bazar berfungsi menekan harga komoditas. “Harga yang diberlakukan dalam bazar lebih murah dibanding harga pasaran,” katanya.
Komoditas seperti gula di pasaran dihargai Rp 15.500-16.000 per kilogram. Sedangkan di bazar, gula dihargai Rp 13 ribu per kg. Sedangkan daging sapi di bazar rencananya akan dijual dengan harga di bawah Rp 100 ribu per kg dan daging ayam Rp 26 ribu per kg. “Masyarakat kecil dengan daya beli rendah diharapkan bisa terbantu dengan adanya kegiatan bazar Ramadan ini,” ujar Widodo.
Tanggal   : 12 Juni 2016
Summer  : Tempo.co

]]>