PLDT – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Tue, 18 Oct 2016 02:16:00 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png PLDT – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Sarasehan dan Temu Wicara “Program Kegiatan PAT Kedelai 2016” Perhutani KPH BOJONEGORO https://stg.eppid.perhutani.id/sarasehan-dan-temu-wicara-program-kegiatan-pat-kedelai-2016-perhutani-kph-bojonegoro/ Tue, 18 Oct 2016 02:16:00 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=40891 CAHAYABARU.COM, BOJONEGORO (15/10/2016) | Komandan Kodim 0813 Bojonegoro Letkol Inf M. Herry Subagyo, Sabtu, 15 Oktober 2016, turut menghadiri Sarasehan dan Temu Wicara Program Kegiatan PAT Kedelai APBN-P 2016, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem yang di gelar oleh Perhutani KPH Bojonegoro.

Hadir pada acara itu diantaranya Bupati Bojonegoro, Suyoto, Sekjen Kementan RI, Dr. Ir. Maman Suherman, Kepala Divre Perhutani Jatim, Andy Purwadi, MM., Kabag Sumda Polres Bojonegoro, Kompol Hariadi Agus Wahono dan ADM Perhutani Bojonegoro, Ir. Erwin.

Diungkapkan oleh Suyoto, Bupati Bojonegoro, bahwa sejak era reformasi hutan diwilayah Kabupaten Bojonegoro itu habis, termasuk kayu jati yang ada diwilayah KPH Bojonegoro ini. “Di era reformasi, masyarakat menjarah hutan hingga tidak tersisa. Sehingga, harus menanggung hasil perbuatannya itu. Yaitu, kurangnya sumber air dan kerabnya banjir bandang yang terjadi akhir-akhir ini” tegasnya. Untuk itu, lanjut Bupati Bojonegoro yang akrab di sapa Kang Yoto itu mengharapkan, bahwa sudah saatnya kini untuk berfikir (Melek) hutan. Yaitu, dengan mengambil manfaat dari hutan tersebut. “Yakni bertanam tumpang sari jagung dan kedelai maupun tanaman lainya, bukan menebang kayu jatinya. Sehingga, hasil dari lahan Perhutani yang dimanfaatkan untuk tanaman produktif bisa bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Regional (Divre) Perhutani Jatim Ir. Andy Purwadi, MM., dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan seperti ini. Selain itu, untuk tanaman kedelai dilahan Perhutani KPH Bojonegoro pada bulan Oktober ini ada sekitar 700 hektar. Sedangkan, se- Jawa Timur tanaman kedelai tersebut seluas 45 ribu hektar. “Sehingga, dengan melakukan tanam perdana atau lebih maka hasilnya juga akan lebih baik” terangnya.

Sementara itu, Sekjen Kementan RI Dr. Ir. Maman Suherman mengatakan bahwa melalui program kegiatan PAT Kedelai di APBN-P tahun 2016, hendaknya dapat mengembangkan Kedelai untuk kemandirian pangan di Indonesia.

“Untuk mewujudkan tekad itu kita kembangkan lahan Perhutani untuk ditanami kedelai dan jagung. Sehingga, Pemerintah membagikan bibit jagung dan kedelai secara gratis kepada para petani yang ada di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di seluruh Indonesia, termasuk petani hutan yang ada diwilayah KPH Perhutani Bojonegoro ini” jelasnya.

Sementara menurut Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Inf M. Herry Subagyo, pemanfaatan lahan oleh petani dikawasan hutan itu diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan. Sehingga, kesejahteraan ditingkat petani itu sendiri bisa terwujud.

“Penggarapan lahan dikawasan hutan ini dengan tanam jagung dan kedelai, sekaligus juga petani turut menjaga dan merawat hutan jati yang ada” ujarnya saat ditemui disela-sela kegiatan tanam perdana jagung dan kedelai itu.

Tanggal : 18 Oktober 2016
Sumber  : Cahayabaru.com

]]>
Kediri Dukung Kedaulatan Pangan https://stg.eppid.perhutani.id/kediri-dukung-kedaulatan-pangan/ Sat, 27 Dec 2014 10:24:30 +0000 http://perhutani.co.id/?p=16891 2014-12-27-Kdr-Pemanfaatan Lahan-web

Dok.Kom-PHT/Kdr @2014

KEDIRI, PERHUTANI (27/12) | Perhutani Kediri mendukung program Pemerintah tentang kedaulatan pangan dengan budidaya Porang dibawah tegakan Pinus di petak 25A Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sumber Bening Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dongko.

Budidaya Porang ini merupakan kerjasama Perum Pehutani Kediri, Lembaga Masyarakat Desa Hutan(LMDH) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Hutan (PUSLITBANG SDH)-Cepu

Administratur Perhutani Kediri, Maman Rosmantika mengatakan bahwa kegiatan budidaya Porang ini dalam upaya mensukseskan program pemerintah yaitu menjaga kestabilan pangan nasional.

“Perhutani Kediri sebagai fasilitator, LMDH sebagai Pelaksana dan PUSLITBANG SDH Cepu sebagai penyuplai bibit’ tambahnya

Maman melanjutkan bahwa kerja sama ini diharapkan akan mampu memberi nilai tambah pada masyarakat sekitar hutan, karena tanaman ini termasuk tanaman langka, mengapa saya katakan langka karena tidak bisa dimakan tanpa diolah melalui prosedur.

Bulan Desember 2014 Perhutani Kediri sudah menanam 5 hektar dengan jarak tanam 1X1 M3 dapat menghasilkan kurang lebih 30 ton perhektar pertahun. Harga porang saat ini kisaran Rp.3000/Kg. (Kom-PHT/Kdr/Jf)

Editor : Dadang K Rizal

@copyright 2014

]]>
Perhutani KPH Cepu Siapkan Lahan 150 Hektare Untuk Budidaya Tanaman Porang https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-kph-cepu-siapkan-lahan-150-hektare-untuk-budidaya-tanaman-porang/ Wed, 16 Jul 2014 05:04:47 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13169 porang CepuBLORA. Perhutani KPH Cepu terus melakukan perluasan lahan produksi porang. Pada tahun ini telah disiapkan lahan seluas 150 hektare untuk budidaya tanaman tersebut. Penambahan luas lahan tanaman tersebut dilakukan dalam rangka menyiapkan ketersediaan bahan baku pabrik porang yang rencananya akan dibangun di Blora tahun ini.

Administratur (Adm) Perhutani KPH Cepu, Endro Kusjianto menjelaskan bahwa penanaman porang kembali akan dilakukan tahun ini dengan lokasi penanaman tersebar di beberapa wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH).

“Penanaman porang masih terus jalan, tahun ini kami siapkan lahan 150 hektare,” ungkapnya.

Menurutnya secara umum kondisi hutan jati sangat cocok untuk budidaya porang. Hanya saja agar produksi yang dihasilkna bisa lebih bagus harus diperhatikan beberapa hal dalam pemilihan lokasi lahan penanaman. Diantaranya lahan harus landai dan harus ada tanaman tegakan jati minimal 60 persen.

Dia mengungkapkan, Perhutani melalui Pusbanghut sudah mulai mengembangkan bibit porang secara generatif. Hanya saja bibit yang dikembangkan dengan biopori tersebut saat ini belum bisa digunakan, sehingga penanaman masih dilakukan dengan vegetatif.

“Bibitnya untuk sementara ini masih mengambil dari Jawa Timur seperti Madiun dan Nganjuk,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui, untuk penanaman porang, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah telah memproyeksikan lahan seluas 1200 hektare. Lahan tersebut tersebar di empat wilayah KPH. Yakni KPH Randublatung seluas 520 hektare, KPH Cepu 480 hektare, KPH Blora seluas 150 hektare dan KPH Mantingan seluas 50 hektare. Dengan luas lahan tersebut ditarget bisa produksi sebanyak 3000 ton per tahun.

Selama 2013, Perhutani KPH Cepu telah melakukan penanaman porang di lahan seluas 28 hektare. Penanaman perdana dilakukan di petak 7087D, RPH dan BKPH Cabak Kecamatan Jiken dengan luas 26,2 hektare. Pada penanaman perdana tersebut dihadiri menteri BUMN Dahlan Iskan.

Terpisah, Kepala Seksi PSDH Perhutani KPH Cepu, M Farkhan Masykur mengemukakan pada tahun 2014 ini penanaman akan dilakukan di wilayah 4 BKPH. Yaitu BKPH Ledok 49 hektare, Nglobo 33,9 hektare, Cabak 59,4 hektare dan Nglebur 7,5 hektare.

“Semua lahan di wilayah yang ditentukan sudah siap, tinggal menunggu pelaksanaan tanamnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dengan keberadaan lahan yang luas dan memadai, porang nantinya bisa jadi komoditas prioritas di Kabupaten Blora. Tanaman ini baru bisa dipanen ketika usia tanam mencapai tiga tahun. Kulit porang bisa digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Sedangkan lendirnya merupakan bahan baku makanan favorit di Jepang. (rs-infoblora | ud-45 SMNetwork)

Sumber  :  www.infoblora.com
Tanggal  :  15 Juli 2014

]]>
Kopi Arabika Kabupaten Bandung Barat Tembus Pasar Timur Tengah https://stg.eppid.perhutani.id/kopi-arabika-kabupaten-bandung-barat-tembus-pasar-timur-tengah/ Tue, 27 May 2014 13:56:00 +0000 http://perhutani.co.id/?p=12690 TRIBUNNEWS.COM. NGAMPRAH – Kopi arabika asal Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil menembus pasar Timur Tengah. Bahkan setiap tahunnya, sudah puluhan ton kopi arabika asal KBB yang diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) KBB, Ida Nurhamida, mengatakan sejak beberapa tahun terakhir KBB terus konsisten memasok kopi jenis arabika untuk pangsa pasar Timur Tengah.
Selain Timur Tengah dan pasar dalam negeri, terdapat beberapa negara lain yang menjadi tujuan ekspor kopi arabika KBB di antaranya Jerman, Tiongkok, Singapura, dan Korea Selatan.
“Saat ini kami juga sedang menjajaki untuk ekspor ke Amerika (Serikat). Untuk tahap pertama minimal satu kontainer atau sekitar 18 ton,” kata Ida saat ditemui di Ngamprah, Senin (26/5).
Dijelaskan Ida, produksi kopi jenis arabika di KBB terbilang besar. Bahkan bila dibandingkan kopi jenis robusta, produksi kopi arabika hampir dua kali lipatnya. Setiap tahunnya, rata-rata petani kopi di KBB mampu memproduksi hampir 600 ton kopi arabika. Sedangkan produksi kopi robusta hanya 369 ton per tahun.
Melimpahnya produksi kopi arabika asal KBB, karena luasnya areal perkebunan kopi jenis arabika. Berdasarkan data Distanbunhut KBB hingga 2009, luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 1.537,3 hektare. Sedangkan perkebunan kopi jenis robusta hanya 487 hektare.
“Lahan kopi arabika tersebar di sejumlah kecamatan seperti Lembang, Gununghalu, Cikalongwetan, Cililin, dan Rongga,” ujar Ida.
Salah satu kenis kopi arabika yang tersohor dan menjadi andalan KBB adalah java preanger specialty. Mayoritas petani kopi KBB, menanam kopi jenis ini. Selain rasanya yang sangat nikmat, kopi jenis ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena harganya sangat menggiurkan.
“Harganya bisa mencapai Rp 1 juta per kilogramnya,” katanya.
Produksi kopi arabika KBB, menurutnya, masih sangat mungkin ditingkatkan. Dari total luas lahan hutan rakyat yang mencapai 12 ribu hektare, sebagian besar belum ditanami kopi.
Lahan yang potensial untuk ditanami kopi adalah lahan Perhutani KPH Bandung Utara dan KPH Bandung Selatan. Setidaknya, ada sekitar 700 hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk ditanami kopi. “Makanya saya terus berbicara dengan Perhutani untuk pengembangan areal perkebunan kopi ini. Kira-kira berapa hektar lahan yang bisa ditanami. Supaya bisa memberdayakan masyarakat sekitar hutan,” ujar Ida. (zam)
Sumber  :  www.tribunnews.com
Tanggal  :  27 Mei 2014

]]>
Perhutani Dorong Masyarakat Budidayakan Gadung https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-dorong-masyarakat-budidayakan-gadung/ Tue, 29 Apr 2014 11:22:01 +0000 http://perhutani.co.id/?p=12537 INILAH, Sumedang- Gadung yang salah satu jenis umbi-umbian sangat kaya akan manfaat. Selain sebagai bahan makanan kegunaannya untuk bahan pestisida yang sangat ampuh, membuah tanaman ini bernilai ekonomi tinggi.
Karenanya, Perhutani mengajak masyarakat sekitar hutan Tomo menanam gadung. “Gadung itu bernilai ekoonomis tinggi, jadi melalui program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Perum Perhutani KPH Sumedang mengajak masyarakat Tomo membudidayakan tanaman gadung,” kata Administratur Perum Perhutani- KPH Sumedang Agus Mashudi, Selasa (29/4/2014).
Perhutani mempunyai kawasan hutan di Tomo yang terhampar hektaran pohon jati. Sementara gadung sangat baik ditanam di bawah tegakan pohon jati.
“Jadi memang lahannya saling dimanfaatkan yaitu untuk jati dan juga untuk gadung, keduanya saling mendukung,” kata Agus.
Selain gadung, masyarakat juga bisa membudidayakan porang, pisang, dan palawija lainnya di bawah tegakan.
Namun gadung belum banyak dikembangkan di lahan pertanian di Sumedang. Padahal, ampas dari pengolahan makanan gadung ini bisa dibuat pestisida organik yang bernilai jual mahal.
Sementara, olahan gadung yang kini dikembangkan adalah keripik gadung. Keripik gadung diproduksi puluhan kuintal setiap minggunya oleh sekitar 10 perajin di Tomo. [ito]
Sumber   :  www.inilahkoran.com
Tanggal   :  29 April 2014

]]>
Porang, Komoditi Andalan Perhutani Saradan https://stg.eppid.perhutani.id/porang-berkembang-di-saradan/ Thu, 31 Jan 2013 04:47:12 +0000 http://perhutani.co.id/?p=6383 SARADAN – Porang (Amorphopallus onchopillus) adalah komoditi andalan program Pemanfaatan Lahan dibawah Tegakan (PLDT) di wilayah KPH Saradan. Tanaman tersebut telah dikembangkan penduduk Desa Klangon yang sejak tahun 1986 dan dalam kurun waktu 30 tahun sampai sekarang berkembang pesat menjadi komoditi penting.

“Sekarang Perhutani mulai menjajaki Porang untuk bisa dikembangkan menjadi industri besar yang bisa diekspor, dan mewujudkan ketahanan pangan melalui tanaman asli wilayah”, demikian dikatakan Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto dalam kunjungannya di RPH Klangon BKPH Pajaran KPH Saradan 27 Januari 2013 lalu.  “Untuk itu kita harus mencermati pola perdagangan, distribusi dan kondisi sosial masyarakat yang telah ada sebelum melangkah lebih lanjut,” ujarnya.

Sejarah budidaya porang di Perhutani KPH Saradan dimulai di desa Klangon Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Masyarakat Desa Klangon mengenal Porang seperti tanaman iles-iles lainya (Suweg, Walur, dll) yang tumbuh liar di hutan, kebun dan pekarangan-pekarangan yang ternaungi pohon. Sekitar tahun 1975 Porang dikenalkan oleh pedagang dari Nganjuk sebagai umbi yang menguntungkan, sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk mengeksploitasi Porang yang tumbuh liar di hutan. Karena persediaan umbi porang semakin lama semakin berkurang sedangkan kebutuhan pasar masih terbuka lebar, maka pada tahun 1984 masyarakat mencoba untuk membudidayakannya di lahan hutan Perum Perhutani KPH Saradan yaitu di bawah tegakan Sono dan Jati.

Pada tahun 1987, dilakukan kegiatan panen raya porang pertama dan memberikan keuntungan yang tinggi bagi masyarakat Klangon. Karena karakteristik tanaman Porang bisa bersimbiosis mutualisme dengan tanaman hutan, bernilai ekonomi dan sosial yang tinggi, maka pada tahun 1988 Perum Perhutani mengijinkan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Rino Kartiko yang beranggotakan 18 orang untuk membudidayakan Porang dalam skala besar khususnya di bawah tegakan Sono dan Jati berumur 40 tahun keatas.

Sejak tahun 2001, di Desa Klangon mulai dirintis untuk dilaksanakan program PHBM dan pada tahun 2005 telah dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerjasama PHBM antara Perhutani KPH Saradan dengan LMDH Pandan di hadapan Notaris.  Adapun objek kerjasamanya meliputi seluruh aspek kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan, mulai dari perencanaan, persemaian, tanaman, pemeliharaan, keamanan, produksi dan pemasaran hasil hutan serta kegiatan agribisnis antara lain : penanaman Porang, Jagung, empon-empon, dll.

Pada tahun 2011 dan tahun 2012 budidaya porang di wilayah telah menyebar di 3 wilayah BKPH yaitu BKPH Pajaran, BKPH Tulung dan BKPH Kedungbrubus dengan luas 1.015,5 Ha dan menghasilkan produksi 925.368,5 Kg dan menyerap tenaga kerja 2.365 orang.

Humas KPH SRD/Ida   
 

]]>