Pokdarwis – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Mon, 17 Jul 2017 04:39:31 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Pokdarwis – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Pantai Sanggar Surga Tersembunyi di Selatan Jawa https://stg.eppid.perhutani.id/pantai-sanggar-surga-tersembunyi-di-selatan-jawa/ Mon, 17 Jul 2017 04:39:31 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48223 TIMESINDONESIA.CO.ID (16/7/2017) | Anugerah Tuhan pada Kabupaten Tulungagung begitu Agung. Keindahan alam yang memesona seakan menjadi magnet wisatawan.

Sebelumnya TIMES Indonesia telah mengulas Pantai Sine di Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir, yang menyerupai Pantai Parangtritis. Tak kalah pamor, Pantai Sanggar juga menggoda wisatawan.

Pantai di batas Selatan Jawa ini bak surga tersembunyi. Amat sayang jika pantai cantik ini jika tak dikelola dengan baik. Dibawah kerjasama pengelolaan antara Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Perhutani, Pemerintah Desa Jenggungharjo Kecamatan Tanggunggunung serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sanggaria mengelola pantai berpasir putih itu.

Menuju pantai ini membutuhkan jarak tempuh kurang lebih 45 menit dari pusat kota Tulungagung. Jalan akses utama menuju Desa Jengglungharjo di Kecamatan Tanggunggunung yang merupakan desa terakhir sebelum menuju Pantai Sanggar sudah dalam kondisi baik. Karena saat ini Pemerintah Kabupaten Tulungagung lagi getol membangun jalan akses menuju tempat wisata.

Namun untuk menuju pantai, wisatawan hanya dapat menggunakan kendaraan roda dua, sebab jalan akses dari pos parkir kendaraan roda empat menuju pantai masih merupakan jalan setapak, dengan jarak kurang lebih 4 km.

Untuk para wisatawan yang menggunakan kendaraan roda empat tidak perlu khawatir, karena pokdarwis setempat sudah menyediakan jasa ojek yang bertarif kurang lebih Rp30.000 untuk sekali jalan.

Sepanjang perjalanan menuju pantai, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang indah, dengan hamparan samodra hindia yang terlihat begitu indah dari bukit.

Selanjutnya, dengan menumpuh perjalanan kurang lebih 7 menit dari pos parkir, wisatawan sampai di Pantai Sanggar.

Mas Pur, salah satu anggota pokdarwis sanggaria mengatakan bahwa sebenarnya wisatawan tidak hanya dapat mengunjungi pantai sanggar saja. Namun juga dapat mampir di pantai Ngalur serta Pantai Pathok Gebang, namun memang kondisi jalannya masih kondisi jalan setapak.

Terkait dengan sarana dan prasarana umum di Pantai Sanggar memang belum optimal, untuk itu pada tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan membangun beberapa fasilitas sarana dan prasarana umum yang menunjang pengelolaan obyek wisata Pantai Sanggar.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melalui Kabid Pengembangan, Heru Junianto, Pantai Sanggar merupakan pantai yang masih perawan dengan keelokan panorama alamnya yang tidak kalah denangan pantai – pantai di Lombok ataupun Bali.

Selanjutnya, dengan menumpuh perjalanan kurang lebih 7 menit dari pos parkir, wisatawan sampai di Pantai Sanggar.

Mas Pur, salah satu anggota pokdarwis sanggaria mengatakan bahwa sebenarnya wisatawan tidak hanya dapat mengunjungi pantai sanggar saja. Namun juga dapat mampir di pantai Ngalur serta Pantai Pathok Gebang, namun memang kondisi jalannya masih kondisi jalan setapak.

Terkait dengan sarana dan prasarana umum di Pantai Sanggar memang belum optimal, untuk itu pada tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan membangun beberapa fasilitas sarana dan prasarana umum yang menunjang pengelolaan obyek wisata Pantai Sanggar.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melalui Kabid Pengembangan, Heru Junianto, Pantai Sanggar merupakan pantai yang masih perawan dengan keelokan panorama alamnya yang tidak kalah denangan pantai – pantai di Lombok ataupun Bali.

Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan turis mancanegara dari kurang lebih 60 negara, yang melakukan kemah bersama di sekitar Sanggar dan Ngalur beberapa waktu yang lalu.

Kedepan pantai ini sangat berpotensi untuk dikembangkan dan Pemerintah Daerah bersama dengan Perhutani dan Pemerintah Desa sudah melakukan Perjanjian Kerjasama pengelolaan pantai ini.

Salah satu pengunjung dari Sidoarjo, mengaku sangat puas menikmati pantai sanggar ini, walau jalan akses menuju pantai masih belum mantap, sehingga wisata pantai sanggar ini memang terasa bercampur dengan wisata adventure.

Menurut Kasi Promosi, Disbudpar, anda akan sangat puas dan betah apabila sore hari tiba di pantai ini. Ketika itu air laut surut dan anda bisa melihat biota laut serta karang karang yang sangat indah.

Untuk mengetahui lebih lanjut pantai ini, anda dapat mengapload aplikasi tulungagung tourism pada ponsel pintar melalui appstore maupun playstore. Selamat berwisata di Kabupaten Tulungagung the beginning of life.

Sumber : timesindonesia.co.id

Tanggal : 16 Juli 2017

]]>
Ada Tapak Jaran di Gunung Loreng https://stg.eppid.perhutani.id/ada-tapak-jaran-di-gunung-loreng/ Mon, 22 May 2017 02:32:15 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=47057 RADARMADIUN.JAWAPOS.COM (21/5/2017) | Bagi penghobi piknik, tidak ada salahnya jika mencoba mengunjungi Tapak Jaran. Destinasi wisata alam ini berada di Dusun Dawetan, Desa Caluk, Slahung, Ponorogo.

Lokasinya di puncak bukit di Gunung Loreng menawarkan kesejukan. Sejauh mata memandang, bukit hijau terhampar luas membius mata.

‘’Selain menawarkan keindahan panorama alam, juga kenyamanan,’’ kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Caluk Agus Efendi, Sabtu (20/5).

Agus mengungkapkan Tapak Jaran mulai dikembangkan warga sebagai tempat wisata sejak akhir tahun lalu. Tepatnya pertengahan Desember 2016.

Meski tergolong baru, namun tempat wisata yang ada di kawasan lahan Perhutani ini selalu ramai pengunjung. Tidak hanya pada hari libur, hari biasa pun banyak wisatawan.

‘’Biasanya pagi atau sore. Karena pemandangannya yang paling menarik,’’ ujarnya.

Nama Tapak Jaran diambil dari sebuah cerita masa lalu. Konon dulu, ada seorang pengembara yang mampir di tempat ini dengan menunggang seekor kuda atau jaran.

Perjalanan pengembara itu meninggalkan bekas jejak tapal kuda (tapak jaran) di kawasan tersebut. Hingga kini, masyarakat sekitar masih mempercayai cerita turun temurun itu.

‘’Mereka menganggap kawasan ini sebagai situs bersejarah,’’ imbuhnya.

Di lokasi ini, pelancong bisa menikmati alam dari berbagai spot menarik. Di antaranya Batu Tapak Jaran, Bukit Tiga Warna, Bukit Pancasila dan lainnya. Tempat-tempat tersebut sengaja didesain agar pengunjung bisa selfie.

Sebenarnya, lanjut Agus, tidak ada makna khusus dari nama-nama itu. Sekadar tetenger saat karang taruna bersama masyarakat serta petugas Perhutani sedang mengembangkan kawasan. Selain memberi nama, mereka juga menanam beberapa bunga hias serta pohon berakar kuat.

‘’Tujuannya memang tidak hanya untuk keindahan, tapi juga untuk penghijauan,’’ sebutnya.

Akses menuju wisata Tapak Jaran, tidak terlalu sulit. Bahkan bagi pengunjung yang mengendarai sepeda motor bisa langsung mencapai lokasi. Kendati harus melewati jalur setapak cukup terjal.

Sayangnya, belum ada MCK dan fasilitas penunjang lainnya di lokasi. Para pengunjung juga belum dikenai retribusi masuk maupun parkir. Untuk sementara, tujuan pengembangan memang masih sebatas penghijauan.

‘’Kalau sudah resmi bekerja sama untuk wisata. Mungkin baru kami kenakan retribusi,’’ ungkapnya.

Sumber : radarmadiun.jawapos.com
Tanggal : 21 Mei 2017

]]>