POTENSI WISATA – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Wed, 18 Mar 2015 01:22:50 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png POTENSI WISATA – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Gali Potensi Wisata Alam https://stg.eppid.perhutani.id/gali-potensi-wisata-alam/ Wed, 18 Mar 2015 01:22:50 +0000 http://perhutani.co.id/?p=19159 BERAGAM daya tarik ditawarkan Bandung untuk wisatawan. Badan Promosi Pariwisata Daerah Jawa Barat mencatat ada delapan objek wisata yang menjadi pilihan teratas wisatawan sekaligus menjadi paket favorit perjalanan wisata ke Bandung.
“Daya tarik wisata Bandung Raya masih dipegang wisata alam. Itu masih menjadi pilihan teratas,” kata Direktur Eksekutif BPPD Jawa Barat Hilwan Saleh, Senin (16/3).
Karena itu, hampir semua paket wisata di Bandung Raya memasukkan kawasan objek wisata alam di Bandung Selatan dan Bandung Utara.
Delapan objek wisata alam yang menjadi tujuan wisatawan ialah Kawah Putih, Gunung Tangkuban Parahu, Situ Patenggang, pemandian air panas Ciater Subang, Trans Studio Bandung, Cihampelas Walk, The Ranch Lembang, dan Kebun Binatang Kota Bandung.
Dari delapan objek, dua di antaranya berada di kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani, yakni Kawah Putih dan Situ Patenggang, yang berlokasi di kawasan Ciwidey, Bandung Selatan.
Kawah Putih merupakan objek wisata kawah purba dari Gunung Patuha yang menampilkan panorama kawah berwarna hijau yang berasal dari kandungan garam. Gunung Patuha merupakan gunung purba tipe B yang sudah tidak aktif.
Situ Patenggang di Pangalengan ialah danau di kawasan itu yang berlokasi sekitar 47 kilometer dari Kota Bandung.Objek wisata itu satu jalur dengan Kawah Putih.
“Pengunjung ke objek wisata itu masih cukup tinggi karena merupakan ikon wisata di Bandung Raya,” kata Hilwan.
Andalan perusahaan
Direktur Komersial Nonkayu Perum Perhutani M Soebagja mengakui wisata alam juga bakal jadi andalan perusahaannya ke depan. Apalagi Jawa Barat juga mengarahkan diri menjadi green province sehingga eco-tourism akan memiliki peluang besar untuk dikembangkan.
“Perhutani memiliki ratusan potensi wisata alam dan baru 30 lokasi yang dipetakan menjadi andalan pemasukan, di antaranya ada di sekitar Kabupaten Bandung, yakni cluster Cekungan Bandung Raya, Kawah Putih Ciwidey, Cibolang, Cimanggu, Blanakan, dan Cilember,” ungkapnya.
Walaupun dalam bidang wisata penghasilan yang didapatkan belum sebesar hasil olahan tanaman kayu, potensinya sangat besar. Optimisme itu tidak muluk-muluk mengingat hampir seluruh wanawisata alam yang ada di Pulau Jawa berada di dalam kawasan Perum Perhutani.
“Sejak dulu, orang Perhutani dikenal sebagai anak rimba alias rimbawan. Kini, kami dituntut membenahi internal untuk memajukan sektor wisata ini,” tutur lulusan Magister Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang itu.
Dukungan untuk wisata alam Perhutani tersebut juga terus mengalir. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, misalnya, secara bertahap mulai mengerjakan proyek pelebaran jalan utama wisata mulai Soreang hingga Ciwidey.
“Bertahap. Insya Allah dalam dua tahun ke depan sudah tuntas,” kata Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro.
Jalan provinsi di wilayah tersebut dilebarkan 1-2 meter. Itu sesuai dengan standar jalan provinsi selebar 6 meter.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pelebaran jalan diperlukan karena kondisi jalan yang ada dinilai sempit. (BU/Ant/N-3)
Sumber    : Media Indonesia, Hal.23
Tanggal    : 18 Maret 2015

]]>
PTPN – Perhutani Ikut Support https://stg.eppid.perhutani.id/ptpn-perhutani-ikut-support/ Mon, 02 Mar 2015 03:48:48 +0000 http://perhutani.co.id/?p=18673 UPAYA pengembangan kawasan Megasari menjadi destinasi wisata baru ternyata mendapatkan respon positif dari para pemangku kawasan. Jika dua institusi ini sudah memberikan lampu hijau, maka harapan munculnya destinasi baru itu akan lebih mudah terealisasi. Saat bertemu dengan Sekretaris Pemkab Bondowoso pekan lalu, Damanhuri ADM KPH Perhutani Bondowoso, menyambut baik apa yang sudah digagas pemerintah daerah.
Khususnya dalam upaya pengembangan pariwisata. Termasuk upaya pengembangan Megasari sebagai destinasi baru tersebut. Sebagai institusi vertikal, pihaknya juga akan melakukan penjajakan. Di antaranya dengan berkonsultasi ke intitusi di atasnya. Karena menurutnya, pengembangan kawasan itu juga harus benar-benar sesuai dengan ketentuan yang ada.
Namun yang pasti, kata dia, pihaknya juga akan menindaklanjuti secara serius. Jika ingin dikembangkan sebagai pusat wana wisata dirgatara, sentuhan Perhutani sebagai pemangku kawasan Megasari juga sangat diperlukan. Mengingat, dari lokasi inilah, titik take off akan ditempatkan.
Mengacu pada lokasi paralayang di Gunung Banyak, Malang, pihak Perhutani sendiri memang sangat agresif dalam pengembangan. Ketika sudah menjadi destinasi wisata, Perhutani pun mendapatkan banyak keuntungan langsung. Di antaranya dari tiket masuk ke kawasan take off dari ribuan pengunjung yang datang.
Respon positif juga ditunjukkan oleh Agus Sumaryanto Manager PTPN XII wilayah perkebunan Kalisat-Jampit. Dia bahkan menyambut baik jika kawasannya akan dijadikan sebagai lokasi landing jika kelak Megasari benar- benar menjadi pusat olahraga dirgantara. “Saya menyambut baik rencana pemerintah dalam mengembangkan pariwisata,” ujar pria yang juga dikenal tertarik dengan pariwisata ini.
Ketertarikan Agus juga ditunjukkan dengan aktif bertanya tentang lokasi-lokasi yang pas untuk dijadikan landing di kawasan Kalisat. Namun senada dengan pihak perhutani, pihaknya juga berkonsultasi secara lebih rinci dengan intitusi di atasnya. “Saya akan berkonsultasi dengan biro hukum di Surabaya terlebih dahulu bagaimana detilnya. Karena jangan sampai kita salah dalam melangkah,” tambahnya. Sebelumnya, Ahmad Dhafir, ketua DPRD Bondowoso juga memastikan jika pihaknya akan mendukung penuh terhadap upaya-upaya pengembangan demi kebaikan Bondowoso ke depan.
Termasuk juga upaya pengembangan kawasan Megasari sebagai lokasi take off Paralayang. Bahkan, politis senior inilah yang awal kali mencetuskan ide Megasari tersebut. Secara tekhnis, kata dia, pemerintah daerah tentu harus memberikan sentuhan melalui program- program yang akan diteluarkan. Misalnya dengan perbaikan akses jalan ke puncak Megasari.
Apalagi, perbaikan akses itu tidak akan menelan biaya yang terlalu besar, karena aksesnya sendiri saat ini relatif sudah bagus. Hal senada juga diungkapkan oleh Sekda Hidayat. Dia menjelaskan, potensi itu harus segera ditangkap dan ditindaklanjuti. Kesepakatan-kesepatan bagaimana pengelolaan wisata baru itu juga harus dibuat. Sehingga nantinya keberadaan destinasi itu akan menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalamnya. (esb/wah)
Sumber    : Radar Jember, hal. 3 & 4
Tanggal    : 02 Maret 2015

]]>
Cipanas Galunggung Ramai Pada Awal Liburan Semesteran https://stg.eppid.perhutani.id/cipanas-galunggung-ramai-pada-awal-liburan-semesteran/ Sun, 21 Dec 2014 04:38:39 +0000 http://perhutani.co.id/?p=16736 Wahana Wisata Cipanas Galunggung Kabupaten Tasikmalaya terpantau “Ramai” di kunjungi para Penggembira/Wisatawan Lokal pada Hari pertama Liburan Sekolah semesteran pada Hari Minggu ini (21/12/2014).
Nampak terlihat Konsentrasi kepadatan kendaraan dan lalu lintas padat terjadi di Pintu Gerbang Cipanas /Kawah Galunggung itu tadi siang, kendaraan yang masukpun beragam dari mulai Kendaraan Tertutup, Pick Up yang di Design Khusus membawa Wisatawan Lokal yang kebanyakan Pelajar Sekolah dari Mulai Usia SD sampai Siswa/I SMA, adapula yang mengendarai Kendaraan Truck yang designnyapun khusus untuk mengangkut para pengunjung yang mengisi liburannya dengan mengunjungi Paket-paket Wisata yang tersedia di dalam Wahana Wisata tersebut.
“Kalau melihat jumlah kendaraan mungkin Pemotorlah yang mendominasi jumlah kendaraan yang berkunjung ke sini (Cipanas Galunggung)” Ungkap Atim seorang Petugas Penjaga Pintu masuk di Wahana Wisata Cipanas Galunggung.
“Hari ini jumlah pengunjung lumayan bertambah sekitar 10% dari pengunjung liburan biasa yang hanya ramai tak kala tanggal merah (Hari Libur)” Ucap Cecep Salah seorang Petugas Karcis masuk dari Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya.
Wahana Wisata Cipanas Galunggung itu punya beberapa paket Wisata yang layak di kunjungi, dari Mulai Pemandian Alamiah air panas yang telah di benahi sebagai Asset dari Destinasi Wisata Pemkab setempat, paket Wisata paling menarikpun adalah Kawah Galunggung yang aman di Kunjungi oleh Wisatawan.
Pada paket Pemandianpun ada beberapa tempat yang tersedia , di antaranya Kolam Renang air panas yang bisa ternikmati secara gratis di tempat tersebut, namun untuk berendam di Sungai panas Alamiah yang dikelola oleh Perum Perhutani, para Pengunjungpun di Bebani Biaya Pemeliharaan Asset sebesar Rp.10.000,- / Orangnya.
Salah seorang petugas Pemandian air panas Alamiah itu menjelaskan ” Biaya Rp.10.000,- per-orangnya itu khusus di alokasikan untuk dana Pemeliharaan di Dalam Paket Wisata ini, karena hal itu memungkinkan kotornya lingkungan pemandian ketika para Pengunjung telah meninggalkan tempat ini, maka Perum Perhutani bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya untuk mengelola dan mempertanggung jawabkan pemeliharaan Asset Wisata ini dalam satu paket,” Ucapnya.
Petugas karcispun sempat memprediksi kunjungan para Penggembira/Wisatawan Lokal akan semakin bertambah ketika Tahun Baru (2015) yang akan datang.
“Puncak membludaknya pengunjung saya perkirakan akan terjadi ketika Malam Tahun Baru Nanti (Kamis, 1 Januari 2015), karena pengalaman yang sudah-sudah hal itu terjadi, kendaraan yang masukpun di prediksi naik 35% dari Kunjungan biasanya” Jelasnya.
Sumber  : Tempo.co
Tanggal  : 21 Desember 2014

]]>
Jateng Park Kesulitan Cari Investor https://stg.eppid.perhutani.id/jateng-park-kesulitan-cari-investor/ Sat, 15 Nov 2014 12:03:24 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15274 SEMARANG – Rencana proyek Taman Safari Jawa Tengah atau Jateng Park mandek. Pemerintah provinsi kesulitan mencari investor. Kerja sama pemanfaatan lahan dengan Perhutani yang belum clear turut mempersulit realisasi proyek itu.
Kenyataan itu mengemuka dalam diskusi tentang Jateng Park yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) di kantor Perhutani Jateng, Kamis (13/11). Hadir dalam diskusi tersebut Gubernur Ganjar Pranowo, Sekda Sri Puryono, Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) Tony Sumampauw, Direktur Usaha Non Kayu Perhutani M. Soebagja, dan Kepala Subdit Pemanfaatan Wisata Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nurwanto.
Tony Sumampauw mengatakan, dia mewakili PT Bangun Rimba Abadi, konsultan sekaligus yang mendapatkan tugas mencari investor untuk Jateng Park yang dicita-citakan sebagai One Stop Destination For Recreation. Sebab selain wisata alam serta taman satwa dan safari, juga terdapat wisata kuliner, lapangan golf, hotel, water park, jogging track, playground, outbond, camping ground, penangkaran satwa, downhill track, bahkan sirkuit offroad.
Untuk membuat destinasi wisata alam terbesar di Jateng, Perhutani menyediakan lahan 500 hektare di Wana Wisata Penggaron, Desa Susukan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang.
Persoalannya, tidak seluruh area boleh digarap. Awalnya, Perhutani hanya mengizinkan penggunaan 100 hektare dengan sistem pinjam pakai. Bagi investor, lahan itu sangat kurang karena untuk lapangan golf saja sudah menghabiskan 80 hektare. “Sebuah taman safari seharusnya membutuhkan sekitar 300 hingga 400 hektare. Karena terlalu sedikit lahan itulah investor tidak tertarik,” katanya.
Izin Pemakaian
Soebagja mengatakan, sistem pinjam pakai justru atas permintaan tim perintis Jateng Park. Dengan sistem itu Perhutani hanya bisa mengizinkan pemakaian 100 hektare. Tapi keputusan direksi Perum Perhutani pada 19 Maret 2012, telah disetujui penggunaan 482,41 hektare untuk Jateng Park.
Kendalanya kini, untuk kerja sama swasta di atas lima tahun harus mendapat izin dari Kementerian BUMN.
Soebagja menyodorkan ide, jika kesulitan mencari investor, mengapa tidak salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov Jateng sendiri yang berinvestasi. Konsep yang sama sudah ditempuh Pemkab Banyuwangi.
“Memang harus ada kemauan politik besar untuk melaksanakan proyek ini,” katanya. Menurut Nurwanto, Pemprov Jateng harus secepatnya menyelesaikan persoalan investor dan kerja sama dengan Perhutani. Jika terkait perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menurutnya, tidak akan sulit. Sebab, dengan menjadi Jateng Park, status hutan akan meningkat dari kawasan hutan produksi menjadi konservasi.
Ganjar Pranowo menyatakan akan berbicara pada pemerintah pusat untuk mengegolkan proyek Jateng Park. Tak sekadar sebagai objek wisata, taman safari ini menurutnya akan menjadi penggerak perekonomian masyarakat.
Sumber  : Suara Merdeka
Tanggal  : 15 Nopember 2014

]]>
Jateng Park Tunggu Investor https://stg.eppid.perhutani.id/jateng-park-tunggu-investor/ Fri, 14 Nov 2014 11:57:22 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15272 SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan memprioritaskan pembangunan Jateng Park di wanawisata Penggaron, Ungaran, Kabupaten Semarang.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, berharap pembangunan Jateng Park tersebut bisa segera direalisasikan karena Jateng membutuhkan destinasi atau tempat tujuan wisata yang baru untuk daya tarik wisatawan Nusantara dan luar negeri.
“Pembangunan Jateng Park bisa menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Jateng,” kata Gubernur saat membuka Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng bekerja sama dengan Pemprov Jateng di gedung pertemuan Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Jl. Pahlawan Semarang, Kamis (13/11).
Pasalnya, lanjut Gubernur, lokasi Jateng Park yang berada di wanawisata Penggaron sangat strategis dan mudah diakses karena dekat dengan Ibu Kota Provinsi Jateng, Semarang. “Jateng Park dapat menjadi objek wisata primadona bagi masyarakat Jateng setelah Candi Borobudur di Magelang,” kata dia.
Gubernur mengakui untuk membangun Jateng Park yang membutuhkan investasi tinggi masih menghadapi dua kendala utama, yaitu soal kawasan dan investor. Hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai skema atau mekanisme penggunaan hutan Penggaron yang dikelola Perhutani untuk pembangunan Jateng Park.
“Selain belum ada investor yang secara serius akan membangun Jateng Park. Melalui rembugan bareng dalam FGD ini ada solusi mewujudkan Jateng Park,” harap Ganjar.
Gubernur berjanji bila ada investor yang serius ingin membangun Jateng Park, dia akan membatu sepenuhnya dalam proses perizinan kawasan hutan Penggaron yang berstatus hutan produksi. “Perizinan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mudah. Bila memang diperlukan izin kawasan bisa dikeluarkan dalam satu hari,” ungkap Gubernur.
Sementara itu, Direktur Usaha Non Kayu Perum Perhutani, Muhammad Soebagja, yang menjadi pembicara utama FGD, menyarankan untuk mempercepat pembangunan Jateng Park perlu segera dilakukan memorendum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara pemerintah daerah, Perhutani, dan investor.
“Kalau sudah ada MoU, maka tinggal dibicarakan berapa kebutuhan lahan Jateng Park dari total luas hutan Penggaron 500 hektare,” ungkap dia.
Ketua DPRD Jateng, Rukma Setyabudi, meminta supaya Jateng Park segera direalisasikan karena membawa dampak ekonomi sangat besar bagi masyarakat. “Dewan mendukung sepenuhnya. Segera direalisasikan pembangunan Jateng Park,” ucap dia.
Sumber  : Solo Post
Tanggal  : 14 Nopember 2014

]]>
Harus Ada Kemauan Politik Besar untuk Jateng Park https://stg.eppid.perhutani.id/harus-ada-kemauan-politik-besar-untuk-jateng-park/ Fri, 14 Nov 2014 03:18:56 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15265 FGD

Dok.Kom/DivregJeteng/@2014

SEMARANG – PERHUTANI (13/11) Rencana proyek Taman Safari Jawa Tengah atau Jateng Park mandek. Pemerintah provinsi kesulitan mencari investor. Kerja sama pemanfaatan lahan dengan Perhutani yang belum clear turut mempersulit realisasi proyek itu. Kenyataan itu mengemuka dalam diskusi tentang Jateng Park yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) di kantor Perhutani Jateng, Kamis (13/11). Hadir dalam diskusi tersebut Gubernur Ganjar Pranowo, Sekda Sri Puryono, Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) Tony Sumampauw, Direktur Usaha Non Kayu Perhutani M Subagja, dan Kepala Subdit Pemanfaatan Wisata Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nurwanto.
Tony Sumampauw mengatakan, dia mewakili PT Bangun Rimba Abadi, konsultan sekaligus yang mendapatkan tugas mencari investor untuk Jateng Park yang dicita-citakan sebagai one stop destination for recreation. Sebab selain wisata alam serta taman satwa dan safari, juga terdapat wisata kuliner, lapangan golf, hotel, water park, jogging track, playground, outbond, camping ground, penangkaran satwa, downhill track, bahkan sirkuit offroad. Untuk membuat destinasi wisata alam terbesar di Jateng, Perhutani menyediakan lahan 500 hektare di Wana Wisata Penggaron, Desa Susukan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang. Persoalannya, tidak seluruh area boleh digarap.
Awalnya, Perhutani hanya mengizinkan penggunaan 100 hektare dengan sistem pinjam pakai. Bagi investor, lahan itu sangat kurang karena untuk lapangan golf saja sudah menghabiskan 80 hektare. “Sebuah taman safari seharusnya membutuhkan sekitar 300 hingga 400 hektare. Karena terlalu sedikit lahan itulah investor tidak tertarik,” katanya.
Izin Pemakaian Subajya mengatakan, sistem pinjam pakai justru atas permintaan tim perintis Jateng Park. Dengan sistem itu Perhutani hanya bisa mengizinkan pemakaian 100 hektare. Tapi keputusan direksi Perum Perhutani pada 19 Maret 2012, telah disetujui penggunaan 482,41 hektare untuk Jateng Park. Kendalanya kini, untuk kerja sama swasta di atas lima tahun harus mendapat izin dari Kementerian BUMN. M Subajya menyodorkan ide, jika kesulitan mencari investor, mengapa tidak salah satu badan usaha milik daerah (BUMD) Pemprov Jateng sendiri yang berinvestasi. Konsep yang sama sudah ditempuh Pemkab Banyuwangi. “Memang harus ada kemauan politik besar untuk melaksanakan proyek ini,” katanya.
Menurut Nurwanto, Pemprov Jateng harus secepatnya menyelesaikan persoalan investor dan kerja sama dengan Perhutani. Jika terkait perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menurutnya, tidak akan sulit. Sebab, dengan menjadi Jateng Park, status hutan akan meningkat dari kawasan hutan produksi menjadi konservasi. Ganjar Pranowo menyatakan akan berbicara pada pemerintah pusat untuk mengegolkan proyek Jateng Park. Tak sekadar sebagai objek wisata, taman safari ini menurutnya akan menjadi penggerak perekonomian masyarakat. (Humas/DivreJateng/Siwi)

Editor : Ruddy Purnama

@copyright 2014

]]>
Gubernur : Pembangunan Jateng Park Segera di Realisasikan https://stg.eppid.perhutani.id/gubernur-pembangunan-jateng-park-segera-di-realisasikan/ Fri, 14 Nov 2014 02:05:33 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15207 SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan memprioritaskan tahapan pelaksanaan pembangunan pengambangan wana wisata Penggaron di Ungaran, Kabupaten Semarang sebagai Jateng Park.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap pembangunan Jateng Park tersebut bisa segera direalisasikan, karena Jateng membutuhkan destinasi atau tempat tujuan wisata yang baru untuk daya tarik wisatawan nusantara dan luar negeri.
“Pembangunan Jateng Park bisa menjadi daya tarik wisatawan berkunjung ke Jateng,” katanya saat membuka Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng bekerjasama dengan Pemprov Jateng di gedung pertemuan Perhutani Unit I, Jl. Pahlawan Semarang, Kamis (13/11).
Pasalnya, lokasi Jateng Park yang berada di wana wisata Penggaron sangat strategis dan mudah diakses, karena dekat dengan Ibukota Provinsi Jateng, Kota Semarang.
Selain itu dilalui jalan tol Semarang-Solo, dekat dengan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, terletak di antara tiga dari empat destination wisata nasional yakni Semarang-Karimunjawa, Candi Borobudur-Jogja, dan Solo-Sangiran.
“Jateng Park dapat menjadi obyek wisata primadona bagi masyarakat Jateng setelah Candi Borobudur di Magelang,” tandasnya.
Gubernur mengakui untuk membangun Jateng Park yang membutuhkan investasi tinggi masih menghadapi dua kendala utama, yaitu soal kawasan dan investor.
Sebab belum ada kejelasan mengenai skema atau mekanisme penggunaan hutan Penggaron yang saat ini dikelola Perhutani untuk pembangunan Jateng Park.
“Serta belum adanya investor yang secara serius akan membangun Jateng Park. Melalui rembugan bareng dalam FGD ini ada solusi mewujudkan Jateng Park,” harap Ganjar.
Gubernur berjanji bila ada investor yang serius ingin membangun Jateng Park akan membatu sepenuhnya dalam proses perizinan kawasan hutan penggaron yang berstatus hutan produksi.
“Perizinan di era pemerintahan Presiden Joko Widodo lebih mudah. Bila memang diperlukan izin kawasan bisa dikeluarkan dalam satu hari,” ungkap Gubernur.
Sementara itu, Direktur Usaha Non Kayu Perum Perhutani, Muhammad Subagyo yang menjadi pembicara utama FGD, menyarankan untuk mempercepat pembangunan Jateng Park perlu segera dilakukan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara pemerintah daerah, Perhutani, dan investor.
“Kalau sudah ada MoU, maka tinggal dibicarakan berapa kebutuhan lahan Jateng Park dari total luas hutan hutan Penggaron 500 hektare,” ungkap dia.
Ketua DPRD Jateng, Rukma Setyabudi meminta supaya Jateng Park segera direalisasi, karena membawa dampak ekonomi sangat besar bagi masyarakat.
“Dewan mendukung sepenuhnya. Segera direalisasikan pembangunan Jateng Park,” ujarnya.
 
Sumber  : www.beritasatu.com
Tanggal  : 14 Nopember 2014

]]>
Terinspirasi Disneyland, Pemprov Gagas Jateng Park https://stg.eppid.perhutani.id/terinspirasi-disneyland-pemprov-gagas-jateng-park/ Wed, 12 Nov 2014 05:56:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15140 SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berencana membuat kawasan wisata Jateng Park sekelas Disneyland, Amerika Serikat. Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, Sri Puryono menyatakan sampai sekarang Jateng belum memiliki wisata andalan seperti provinsi lain. “Di Jawa Timur [Jatim] ada Jatim Park, di Jawa Barat ada Taman Safari, maka Gubernur menginginkan di Jateng ada Jateng Park,” katanya di Semarang, Selasa (11/11).

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, berharap Jateng Park tidak hanya kawasan wisata yang menyamai Ancol, Jakarta atau Taman Safari tapi harus mampu sekelas Disneyland, Amerika Serikat. “Gubernur serius mendukung gagasan terwujudnya Jateng Park,” imbuhnya. Jateng Park nantinya dibangun di kawasan hutan wisata Penggaron, milik Perum Perhutani di Ungaran, Kabupaten Semarang. Menurut Sekda, untuk membangun Jateng Park tersebut diperkirakan membutuhkan dana Rp2 triliun.

Untuk itu Pemprov Jateng berupaya menawarkan kepada pihak swasta. “Kami menawarkan kepada pihak swasta berinvestasi membangun Jateng Park,” ucapnya. Sri Puryono menambahkan untuk mendapatkan masukan dari stakeholder, Pemprov bekerja sama dengan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng akan melakukan Focus Grup Discussion (FGD) tentang Jateng Park. Menurut Ketua KDW Jateng, Saptono J.S., FGD yang digelar pada Kamis (13/11) akan diikuti semua pihak terkait dari legislatif, eksekutif, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan calon investor. “FGD akan dilaksanakan di Gedung Perhutani Jateng Jl. Pahlawan, Kota Semarang,” ungkap dia didampingi ketua panitia FGD, Isdiyanto. (Insetyonoto)

Sumber   : Solo Pos, tanggal 12-Nov-2014
Halaman : 3

]]>
Handycap Kucur Picu Adrenalin https://stg.eppid.perhutani.id/handycap-kucur-picu-adrenalin/ Mon, 10 Nov 2014 05:53:14 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15116 BADEGAN — Medan di sirkuit hutan wisata Kucur di Kecamatan Badegan membikin penasaran puluhan off -roader dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah Ya, kemarin (9/11), sirkuit sepanjang 1.000 meter tersebut disulap menajdi sebuah rintangan yang harus dilalui para off-roader dalam sebuah even Grebeg Suro Off-Road 1 (GSO) yang digelar Suzuki Jeep Ponorogo Family (SJPF).

”Ada tiga SS (special stage, Red) yang wajib ditaklukan peserta. Tiga lintasan ini memang memiliki tingkat kesulitan (handycap) tinggi,” terang Bambang Untoro, Ketua Pelaksana GSO. Dalam even kali ini, semua peserta hanya diperbolehkan menunggang mobil off-road dengan empat penggerak roda berkapasitas mesin maksimal 1000 cc. Tak hayal, banyak peserta yang gagal melewati handycap dalam setiap SS yang diperlombakan. ”Kalau lengah sedikit saja, mobil bisa terguling. Bahkan ada peserta yang terpaksa dibantu karena rodanya tidak bisa digerakan,” paparnya.

Itu sebabnya, panitia terpaksa menyiagakan satu mobil rescue dengan kelengkapan winch untuk membantu peserta yang mengalami kesulitan menaklukkan lintasan. Apalagi, sirkuit hutan Kucur dengan kontur tanah yang masih alami menjadikan sebuah kesulitan tersendiri bagai para peserta. ”Sebelum lomba, para peserta biasanya melihat dulu kondisi lintasan yang akan dilewati. Sehingga bisa memberikan arahan dan menentukan racing line agar mampu menaklukkan rintangan,” paparnya.

Di sisi lain, para peserta yang hadir dalam even kali ini datang dari sejumlah daerah. Seperti Klaten, Wonogiri, Karanganyar, Madiun, Ngawi, Trenggalek, Rembang dan off-roader tuan rumah. Untoro menyebut, dipilihnya hutan wisata Kucur ini sebagai bentuk kepedulian dari para off-roader SJPF untuk kembali mempromosikan wisata alam yang ada di Ponorogo. Apalagi sudah beberapa tahun potensi hutan wisata Kucur tidak tergarap maksimal. ”Kami ingin mengajak off-roader luar daerah untuk lebih mengenal Kucur,” terangnya. Pihaknya pun berharap Pemkab Ponorogo dan Perhutani kembali menghidupkan hutan wisata tersebut. Sehingga Kucur kembali menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menjanjikan. ”Istilahnya ini bagian dari promisi wisata yang kami lakukan,” katanya. Pantauan Jawa Pos Radar Ponorogo, GSO 1 ini juga menyedot animo masyarakat. Ribuan warga terlihat menikmati olahraga yang menguras adrenalin meski harus berpeluh keringat dan debu. ”Ternyata olahraga off-road masih menjadi favorit masyarakat untuk disaksikan,” pungkasnya. (aan/eba)

Sumber     : Radar Madiun

Halaman : halaman 29-31

]]>
Potensi Alamnya yang Indah Terkubur dengan Kekeramatan https://stg.eppid.perhutani.id/potensi-alamnya-yang-indah-terkubur-dengan-kekeramatan/ Wed, 13 Aug 2014 02:19:43 +0000 http://perhutani.co.id/?p=13367 Sumber air Bongok seperti secuil Negeri Dongeng yang menempel di Desa Jetak, Kecamatan Montong. Di sumber air inilah terdapat sebuah air terjun yang indah dengan gugusan pepohonan yang lebat.

SETELAH menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari kota Tuban, sampailah wartawan koran ini di Dusun Kerokan. Dusun ini berada di tenggara Desa Jetak, Kecamatan Montong. Nama sumber air Bongok begitu akrab di telinga masyarakat sekitar. Begitu menyebut nama tersebut, warga di tepi jalan dusun menunjuk arah gugusan kawasan hutan di RPH Kebonagung, BKPH Merakurak, KPH Tuban. Posisi sumber air dan air terjun Bongok di bawah bukit. Sebuah jalan setapak yang kedua sisinya diplester membimbing menuruni bukit ini. Tempat ini bisa ditempuh motor. Persis di bawah bukit inilah terdapat tanah landai yang lumayan luas.
Persis di tengah dataran ini terdapat makam kuno yang dikeliling batu.
Dari sini, curahan air terjun terdengar samar. Posisi sumber air dan air terjun berada di balik pepohonan besar kawasan hutan lindung. Pohon-pohon tersebut menjulang tinggi hingga menjadikan sinar matahari tak mampu menembus.
Untuk menuju lokasi mata air tersebut harus berjalan kaki menurun jalan tanah setapak yang kedua sisinya ditumbuhi semak. Di atas pepohonan besar, sejumlah monyet terlihat bergelantungan. Begitu juga aneka burung kicau.
Sumber air Bongok berada di bagian atas bukit.
Ada pemandangan menarik di atas sumber air ini. Yakni, pohon besar yang tumbang dan melintang tepat di atas aliran sumber air ini. Curahan sumber air inilah yang membentuk air terjun. Dari atas bukit, aliran air terjun ini terlihat hijau karena pantulan lebatnya tanaman di sekitarnya.
Begitu indahnya, banyak yang menyamakan potensi potensi alam ini sebagai bagian dari potongan dari Negeri Dongeng. Sayangnya, potensi keindahan air terjun ini tidak dikembangkan untuk wisata.
Kepala Desa Jetak Kecamatan Montong, Zuhri Ali, mengatakan, meski potensi alam kawasan sumber air Bongok sangat indah dan layak menjadi tempat wisata, namun potensi tersebut lebih banyak dimanfaatkan warga sekitar untuk memasok kebutuhan air bersih dan mengaliri sawah. ”Saat musim kemarau panjang, sumber ini ini pun tidak kering,” kata pria yang akrab dipanggil Jojo ini.
Dia menjelaskan, ada tradisi unik setiap perhelatan sedekah bumi. Yakni, menanam pohon. Jojo mengungkapkan, penanaman pohon merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. ”Kami berharap Perhutani maupun pemkab peduli dengan tradisi ini,” pintanya.
Berdasarkan buku Tuban Bumi Wali The Spirit of Harmoni diungkap pusara di kawasan sumber air ini adalah makam Ahmad Abdul Alim atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Singonegoro. Dia adalah tokoh keturunan kerajaan Mataram. ”Cukup banyak peziarah dari luar kota yang datang,” kata dia.  (*/ds)

Sumber  :  Radar Bojonegoro, Hal 34 dan 35

Tanggal  :  12 Agustus 2014

]]>