Sagu – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Sat, 21 Jan 2017 03:27:02 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png Sagu – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Sagu Indonesia Bakal Kalahkan Malaysia dan Singapura https://stg.eppid.perhutani.id/sagu-indonesia-bakal-kalahkan-malaysia-dan-singapura/ Sat, 21 Jan 2017 03:27:02 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=44706 berita_351453_800x600_dscn1340RRI.CO.ID (20/1/2017) | Pemasok sagu terbesar untuk wilayah ASEAN saat ini masih dipegang Malaysia, karena negara itu memiliki banyak pabrik dan lahan sagu. Namun Indonesia bakal bisa mengalahkan Malaysia dalam produksi hingga kualitas sagu seiring dengan telah dibangunnya pabrik sagu baru di Provinsi Papua dan dikembangkanya perkebunan sagu di Provinsi Riau.

Hal itu dikatakan oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman di Pekanbaru, dalam sebuah acara, Jumat (20/1/2017).

Dia mengatakan pohon sagu Papua dan Riau selama ini terkenal dengan sagu raja, sebab pohonnya bisa menghasilkan sagu hingga 900 kilogram per batang. Sedangkan di Malaysia, pohon sagu lebih kecil – kecil.

“Walaupun Malaysia memiliki pabrik sagu yang banyak, namun karena kapasitasnya hanya sekitar 5 ton per hari, maka dikembangkannya hamparan hutan sagu terbesar di dunia yang ada di Indonesia, maka Indonesia memiliki potensi sebagai pemasok sagu terbesar di dunia,” ungkapnya.

Diakui, pihaknya terus menarik investor untuk membangun pabrik sagu di tengah hutan sagu yang ada di Riau, apalagi sebelumnya perum perhutani telah memiliki pabrik sagu yang paling modern di Indonesia dengan kapasitas 30 ribu ton per tahun.

“Pembangunan pabrik sagu di Indonesia juga bisa mengurangi tingkat importasi sagu, yang tingkat kebutuhan sagu saat ini sekitar 5 juta ton per tahun melalui hilirisasi,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah Provinsi riau merupakan salah satu daerah sentra produksi sagu di Indonesia dengan total produksi mencapai 246.000 ton per tahun, sehingga akan diupayakan ekspor sagu dalam rangka meningkatkan ekonomi.

Pemprov Riau tengah mengupayakan ekspor sagu keluar negeri untuk meningkatkan perekonomian dan menunjang produksi pangan. Sebab selain Papua, Provinsi Riau juga merupakan salah satu daerah sentra sagu.

“Saat ini, sagu hanya ada di Riau dan di Papua, sehingga sebagai daerah sentra produksi sagu, Riau yang berada di bagian pesisir dengan daerah sentra yaitu Kepulauan Meranti, Bengkalis dan Iindragiri Hilir,” rincinya.

Mengingat permintaan sagu di dunia akan tinggi dan berpotensi dijual di wilayah Eropa dan Asia Timur, maka saat ini pemerintah bekerja sama dengan pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memasarkan makanan yang mengandung karbohidrat itu, apalagi perkebunan sagu yang menjadi komoditas andalan di Kabupaten Kepulauan Meranti dari hasil penelitian merupakan varietas terbaik dengan produksi sekitar 276.000 per tahun.

“Selain untuk memenuhi kebutuhan sagu dalam negeri secara nasional, sagu dari Kepulauan Meranti juga baru telah tembus pasar di negara asia Timur dan Asia Barat.

Sementara itu, Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir mengatakan pihaknya masih memerlukan perhatian serius dari pemangku kepentingan terutama dalam pembiayaan dan berbagai hasil olahan sagu.

“Kami berharap pemerintah baik di provinsi dan pusat, agar dapat lebih perhatikan potensi sagu di Kepulauan Meranti,” pintanya. (TS)

Sumber: rri.co.id

Tanggal: 20 Januari 2017

]]>
BUMN ini Bakal Produksi 30 Ribu Ton Sagu di Papua https://stg.eppid.perhutani.id/bumn-ini-bakal-produksi-30-ribu-ton-sagu-di-papua/ Wed, 05 Mar 2014 13:35:05 +0000 http://perhutani.co.id/?p=11952 Jakarta -Perum Perhutani tengah membangun pabrik sagu modern dan terbesar di Sorong, Provinsi Papua. Pabrik tersebut mulai dibangun sejak Oktober 2013 dan rencananya sudah bisa berproduksi April 2015.
Saat beroperasi, pabrik ini bakal mampu menghasilkan hingga 100 ton per hari atau mencapai 30.000 ton per tahun, dengan pendapatan mencapai Rp 100 miliar per tahun.
“Selesai 1 tahun untuk konstruksi dari sekarang karena lokasi yang jauh. Mulai beroperasi April 2015 dengan produksi 30.000 ton per tahun atau 100 ton per hari,” kata Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto saat pemaparan kinerja di kantor pusat Perhutani, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
Perhutani menggelontorkan investasi hingga Rp 108 miliar untuk Pembangunan pabrik sagu ini. Sedangkan untuk mendukung operasional pabrik sagu pelat merah ini, Perhutani memperoleh konsesi lahan pohon sagu dari Kementerian Perhubungan dan pemerintah daerah Papua sebanyak 16.000 hektar.
“Khusus proyek sagu di Papua. Kita dapat lahan sagu 16.000 hektar,” jelasnya.
Sementara untuk mendukung pasokan listrik di pabrik sagu tersebut, Perhutani menggandeng PT PLN (Persero). Di dekat pabrik akan dibangun pembangkit listrik berbahan bakar biomasa dari limbah sagu dan batu bara.
“Energi kita kerjasama dengan PLN. Energi dibangun PLN berupa biomass dari waste sagu. Kita kombinasikan dengan batu bara. Pabrik sendiri perlu listrik 1,5 MW. Sisanya listrik untuk masyarakat di sana,” sebutnya.
Bambang juga menjelaskan Perhutani memperoleh dukungan dari pemerintah pusat membantu pembangunan infrastruktur jalan dan pelabuhan di area pabrik.
(feb/dnl)

Sumber  :  www.finance.detik.com

Tanggal  :  5 Maret 2014

]]>
Perhutani Percepat Bangun Pabrik Sagu di Sorong https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-percepat-bangun-pabrik-sagu-di-sorong/ Fri, 27 Sep 2013 02:22:36 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9197 Sorong Papua Barat, Jumat 27 September 2013 | Perhutani percepat pembangunan industri sagu di Kais, Sorong Papua Barat setelah mendapat dukungan pasokan energi listrik dari PT PLN (Persero) dan jasa Engineering Procurement Construction (EPC) dari PT Barata. Bambang Sukmananto Direktur Utama Perum Perhutani mendampingi Menteri BUMN Dahlan Iskan pada Jum’at 27 September 2013 khusus datang ke lokasi dimana pabrik sagu akan dibangun, guna memastikan persiapan lapangan.

Kedatangan Menteri BUMN ke lokasi rencana pabrik sagu Perhutani, menurut Bambang Sukmananto adalah bukti keseriusan pemerintah bahwa pembangunan akan segera diwujudkan. Selain industri pionir, pabrik sagu sudah sangat mendesak dan tidak bisa ditunda lagi, karena sagu adalah salah satu alternatif kebutuhan pangan rakyat di Papua dan Indonesia. Kunjungan pra pembangunan, bagi Perhutani dimaksudkan untuk: (1) Pemantapan tapak lokasi pembangunan pabrik; (2) Pemantapan koordinasi dengan stakeholder di Papua Barat; (3) Mengkomunikasikan rencana pembangunan kepada masyarakat setempat; dan (4) Mendorong akselerasi pembangunan di sekitar pabrik sagu termasuk penyiapan tenaga kerja, kemungkinan pembangunan industri ikutan lainnya.

Luas lahan sagu dunia lebih kurang 2.5 juta hektare, dan 50 persennya atau 1,25 juta Ha berada di Propinsi Papua. Untuk memenuhi ketersediaan bahan baku pabrik nantinya, Perhutani menyiapkan pohon sagu yang ditanam sendiri seluas 16.055 hektare di Distrik Kais Kp. Tapuri, Kp. Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Pohon sagu masak tebang sebanyak 73 pohon per hektare akan memenuhi kebutuhan bahan baku industry sebanyak 200.000 pohon per tahun dan menghasilkan 30.000 ton tepung sagu per tahun.

Proyek industri sagu Perhutani di Papua Barat ini memang belum profitable dalam jangka pendek, tetapi dalam hitungan bisnis perusahaan jangka panjang, industri sagu ini akan menguntungkan dari aspek ekonomi, mengingat permintaan beberapa Negara Asia meningkat dan belum bisa dipenuhi saat ini. Dari aspek sosial, indutri ini akan menjamin pasokan pangan lokal dan ketahanan pangan, sedangkan dari aspek lingkungan proyek berbasis sumberdaya alam khususnya hutan ini akan melestarikan nilai-nilai budaya berhutan sagu bagi masyarakat Papua.

Industri sagu ini diharapkan menyerap tenaga kerja sebanyak 656 orang per tahun, terbanyak pada pemanenan sagu yang mencapai 500 tenaga kerja. Produk sagu diutamakan untuk memenuhi lonjakan permintaan dalam negeri, penyediaan pangan, selain di eksport ke Malaysia Barat dan Singapura, demikian Bambang Sukmananto.

]]>