sertifikat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Thu, 27 Nov 2014 08:47:26 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png sertifikat – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Raih Sertifikat Controlled Wood https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-raih-sertifikat-controlled-wood/ Thu, 27 Nov 2014 08:47:26 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15663 2014-11-27-sertifikat SGS

Dok.Kom-PHT 014

JAKARTA, PERHUTANI (27/11) l Perum Perhutani meraih Sertifikat Controlled Wood FSC dari SGS Qualifor. Penyerahan dilakukan dari Presiden Director SGS Indonesia Ghay Iskakfel kepada Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar di Kantor Perum Perhutani, Ruang Rapat Kawah Putih Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lantai 10. Kamis.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyatakan bahwa perolehan serifikat ini adalah komitmen Perum Perhutani dalam mengelola hutan agar dapat dipertanggung jawabkan dari sisi kelola, baik dari kelola lingkungan, kelola sosial, maupun kelola ekonomi atau produksi.

Ada beberapa hal yang tidak boleh dilanggar dalam standar FSC yaitu ilegal loging, memperdagangkan kayu, melanggar hak-hak sipil (HAM), merusak Hutan bernilai konservasi Tinggi (HCVF), melakukan konvensi hutan secara tidak kendali, menggunakan jenis transgenic, melanggar hak-hak pekerja yang tidak tertuang dalam konfrensi ILLO.

“Pencapaian sertifikat FCS tidak mudah dan butuh waktu yang panjang dan butuh biaya mahal serta apa yang kami raih semata-mata bukanlah semata-mata capaian atau prestasi Perum Perhutani, tapi merupakan hasil kerja bersama semua stakeholder seperti masyarakat sekitar hutan, civil society, Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian, pemerintah dari Desa sampai pusat, perangkat penegak hukum dan mitra kerja Perhutani dalam sertifikasi” tambahnya.

Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar menyerahkan kembali Sertifikat Controled Wood kepada Divisi Regional Jawa Tengah, Divisi Regional Jawa Timur dan Divisi Regional Jawa Barat dan Banten. Kom-PHT/Kanpus@

]]>
Candi Gedongsongo Akan Ditata Seperti Tangkuban Perahu https://stg.eppid.perhutani.id/candi-gedongsongo-akan-ditata-seperti-tangkuban-perahu/ Thu, 27 Nov 2014 08:14:19 +0000 http://perhutani.co.id/?p=15693 SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) berencana melebarkan infrastruktur jalan menuju kawasan Candi Gedongsongo, Kecamatan Bandungan.

Obyek wisata Candi Gedongsongo selama ini banyak dikeluhkan pengunjung lantaran tidak memiliki fasilitas parkir yang memadai. Selain itu, jalan masuk ke obyek wisata andalan Kabupaten Semarang itu juga terlalu sempit.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono menyatakan, Pemkab ingin menata Gedongsongo secara komprehensif setelah menerima masukan dari berbagai kalangan, baik DPRD, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), maupun masyarakat.

“Soal pelebaran infrastruktur jalan menuju Gedongsongo akan kita masukkan di APBD 2015. Hanya saja, pelebaran jalan tidak bisa maksimal mengingat keterbatasan anggaran dan ada beberapa titik ruas jalan mengenai lahan warga,” ungkap Soni, panggilan akrab Gunawan Wibisono, Rabu (26/11/2014).

Soni berjanji akan melakukan kajian terkait pengembangan akses jalan hasil TMMD. Salah satunya melihat daya tampung dan kelayakannya secara teknis. Selain itu, pihaknya ingin memanfaatkan tanah yang semula untuk Pasar Bunga Candi yang lokasinya di bawah untuk dijadikan lokasi subterminal.

“Lahan itu juga disiapkan untuk subterminal, kita inginnya kendaraan yang akan ke Gedongsongo berhenti di situ. Baru naik ke atas (Candi Gedongsongo) naik angkutan khusus wisata seperti di Tangkuban Parahu,” jelasnya.

Menurut Soni, dalam perencanaan untuk menata dan mengembangkan Gedongsongo tersebut perlu dirumuskan bersama instansi, yakni Perhutani dan BP3.
“Penataan dan pengembangan Gedongsongo harus terpadu, bersama-sama dengan Perhutani dan BP3. Termasuk ide Pak Bupati untuk menambah fasilitas di sana, antara lain gedung sinema terkait sejarah Gedongsongo sehingga tidak sekadar melihat candi saja,” ujarnya.

Sumber : Kompas.com
Tanggal :Kamis, 27 November 2014

]]>