SMK3 – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 24 Apr 2015 08:26:28 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png SMK3 – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Perhutani Jatirogo Kembali Raih Penghargaan Zero Accident Dan SMK3 https://stg.eppid.perhutani.id/perhutani-jatirogo-kembali-raih-penghargaan-zero-accident-dan-smk3/ Fri, 24 Apr 2015 08:26:28 +0000 http://perhutani.co.id/?p=20387 Dok-kom-PHT/Jtr  @2015

Dok-kom-PHT/Jtr @2015

JATIROGO, PERHUTANI (24/4) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jatirogo berhasil terpilih kembali sebagai salah satu wakil perusahaan BUMN Jawa Timur atas prestasinya yang minim kecelakaan dan mengutamakan kesehatan karyawan dalam program pemerintah K3 tingkat Propinsi Jawa Timur Tahun 2015.

Penghargaan ini diterima oleh Kepala Urusan Komunikasi Sosial KPH Jatirogo, Eva Puji Astutik yang mewakili Administratur Perhutani Jatirogo dari Gubernur Jawa Timur, Sukarwo Rabu (22/4) di Gedung Grahadi Surabaya.

Prestasi yang diterima KPH Jatirogo ini terkait dengan suksesnya Administratur dalam menghantarkan Perusahaan BUMN ini menerima Zero Accident Award dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ditingkat Propinsi Jawa Timur. Dari penghargaan itu tercatat bahwa KPH telah mencapai kriteria penilaian dengan mencatat 6.585.586 jam kerja.

Administratur Perhutani Jatirogo, Achmad Basuki.menyatakan bahwa Perhutani memandang K3 itu sangat penting dan segala-galanya untuk peningkatan kinerja perusahaan. “Percuma bergaji besar kalau masih ada dan bahkan masih banyak kecelakaan kerja di hutan. Maka dari itu kami terus menerus berupaya agar program ini diterima dan dilaksanakan disemua karyawan.” Ungkap Bapak Basuki
“Tidak hanya itu, sejak tercatat dan terhitung dari tanggal 1 Oktober 2005 sampai dengan 31 Oktober 2014 kami selalu menjadi langganan dalam mendapatkan penghargaan Zero Accident Perusahaan melalui Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)” tambahnya. (Kom-PHT/Jtr/Eva).

Editor : Dadang K Rizal

Copyright ©2015

]]>
Cepu Terapkan SMK3 https://stg.eppid.perhutani.id/cepu-terapkan-smk3/ Sat, 20 Sep 2014 13:49:24 +0000 http://perhutani.co.id/?p=14046 Cepu SMK3

Dok.Kom-PHT/CPU @2014

CEPU, PERHUTANI (19/9) – Perhutani Cepu terapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di setiap kegiatan perusahaan.  Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Hutan dan LingkunganPerhutani Cepu,  M. Farkhan Masykur  pada saat  melaksanakan Pelatihan Angkat Beban pada kegiatan muat bongkar kayu sekaligus mensosialisasikan SMK3  di Tempat Penimbunan Kayu (TPK) Cabak – Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Pemasaran II Cepu.

Pelatihan diikuti oleh segenap Asper/KBKPH Wilayah KPH Cepu, Perwakilan KRPH, Kepala TPK Batokan dan Kepala TPK Cabak, mandor tebang, kru tebangan, kru angkutan kayu serta beberapa staf kantor KPH Cepu.

Kepala Seksi Pengelolaan Sumberdaya Hutan dan LingkunganPerhutani Cepu,  M. Farkhan Masykur  mengharapkan agar peserta pelatihan dapat mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, karena bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam kaitanya dengan kegiatan tebangan dan muat bongkar kayu baik di hutan maupun di TPK untuk diterapkan dilapangan.

“Sebagian besar dari kita sudah memahami tentang aturan dan ketentuan yang harus diikuti dalam bekerja, tetapi banyak yang belum menyadari akan arti pentingnya ketentuan dan pedoman Standart Operating Procedure (SOP). Misal, memakai Alat Pelindung Diri (APD) fakta dilapangan baik itu mandor tebang, kru tebangan, maupun tenaga muat bongkar kayu menunjukkan bahwa masih banyak yang tidak menggunakanya dengan berbagai macam alasan, padahal itu sudah diwajibkan oleh pihak manajemen Perhutani” tambahnya

Materi pelatihan disampaikan oleh Ali Ahmadi dan Mudjito W Ali keduanya Dosen Sekolah Tinggi Teknik Ronggolawe (STTR) Cepu. Tujuan pokok dari K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan, bahaya kebakaran, penyakit akibat kerja, pencemaran dan sebagainya. Sehingga nihil kecelakaan kerja. (Kom-Pht/Cpu)

Editor   :  Ruddy P

@copyright 2014

]]>
Pekerja Tebang Jati Dilatih Safety Driving https://stg.eppid.perhutani.id/pekerja-tebang-jati-dilatih-safety-driving/ Thu, 14 Nov 2013 00:34:44 +0000 http://perhutani.co.id/?p=9992 Suara Merdeka Online, Blora – Safety Driving pada bidang pekerjaan pemungutan hasil hutan diajarkan oleh Indonesia Offroader Federation (IOF) cabang Jawa Tengah kepada para pekerja tebang kayu Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Randublatung, Blora.

Pelatihan yang digelar di petak 66 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Ngliron tersebut diikuti oleh mitra kerja angkutan, operator chain saw (mesin tebang) dan petugas lapangan yang menangani tebangan se-wilayah kerja Perhutani Randublatung.

Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono, Rabu (13/11), mengatakan keselamatan petugas lapangan harus lebih diutamakan dalam setiap pelaksanaan pekerjaan. Karena itu setiap pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang standar. Selain itu juga memperhatikan pula faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja. “Sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) merupakan acuan baku yang harus dipegang teguh,” katanya.

Dia berharap pelatihan safety driving yang digelar belum lama ini hasilnya bisa menunjang sukses produksi tebangan. Di sisi lain, keselamatan pekerja juga bisa terjamin.

Ketua Harian IOF Jawa Tengah, Dadang Ishardijanto, saat memberikan arahan bagi peserta pelatihan mengemukakan, cara mengemudi yang baik merupakan salah satu faktor penunjang sukses produksi tebangan kayu jati selain ada faktor lain yang saling terkait.

Menurutnya dengan menguasai teknik mengemudi yan baik dan aman, hasil produksi kayu bisa diangkut dari kawasan hutan menuju tempat penimbunan kayu ( TPK ). “Apalagi medan yang dilalui di kawasan hutan sebelum sampai ke jalan raya, cukup berat. Karena itu pengemudi harus memiliki bekal kemampuan mengemudi yang benar dan aman,” ujarnya.

Dijelaskannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengemudi sebelum melakukan pekerjaan pengangkutan kayu jati hasil tebangan. Diantaranya, melakukan pengecekan rutin terhadap kendaraan yang akan gunakan. Meliputi kesiapan mesin maupun kelengkapan keselamatan lain. “Pekerjaan mengangkut kayu dari kawasan hutan lebih berat dari pada melakukan kegiatan offroad. Namun ada kesamaannya karena melintas pada medan berat sebelum sampai ke jalan raya,” katanya.
( Abdul Muiz / CN39 / SMNetwork )

Suara Merdeka Online | 14 November 2013 | 05.38 WIB

]]>