swasembada jagung – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id Perum Kehutanan Negara Fri, 24 Nov 2017 01:51:55 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.1 https://stg.eppid.perhutani.id/wp-content/uploads/2023/04/cropped-logo-pht-32x32.png swasembada jagung – Perum Perhutani https://stg.eppid.perhutani.id 32 32 Kementan: Indonesia di Peringkat Tujuh Dunia Produsen Jagung https://stg.eppid.perhutani.id/kementan-indonesia-di-peringkat-tujuh-dunia-produsen-jagung/ Fri, 24 Nov 2017 01:51:55 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=50968 REPUBLIKA.CO.ID (23/11/2017) | Tahun ini Indonesia diproyeksikan berada di posisi tujuh sebagai negara penghasil jagung dunia. Posisi ini mengalami peningkatan berdasarkan Organisasi Pertanian Dunia (FAO) tiga tahun lalu.

“Sebelumnya di tahun 2014, berdasarkan data FAO Indonesia berada di peringkat ke-sembilan di dunia,” kata Kepala Bidang Komoditas Pangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian Anna Astrid melalui siaran pers, Kamis (23/11).

Menurutnya, peningkatan peringkat tersebut diukur dari keberhasilan suatu negara meningkatkan produksi jagung. Pengukurannya menggunakan satuan bushels sebagai unit ukuran volume kering dalam perdagangan komoditas pertanian khususnya di Amerika dan Eropa. “Satu bushels sama dengan 25,40 kilogram (kg),” ujar dia.

Anna mengungkapkan, berdasarkan FAO, produksi jagung Indonesia pada 2014 hanya 748,32 ribu bushels. Sementara tahun ini berdasarkan data ARAM-II 2017 produksi jagung mencapai 28 juta ton atau 1,1 miliar bushels.

Peningkatan produksi 2017 diakui Anna karena adanya Program Upaya Khusus (Upsus) melalui pengembangan jagung tiha juta hektare, integrasi sawit/kebun dan Perhutani dengan jagung, kemitraan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) dengan petani jagung dan kebijakan harga bawah di petani.

Hal tersebut mendongkrak peningkatan peringkat Indonesia sekaligus mencapai swasembada jagung. “Pada tahun 2017 tidak ada impor jagung untuk pakan ternak,” kata dia.

Untuk diketahui, negara yang menempati peringkat pertama penghasil jagung di dunia yakni Amerika Serikat (AS), disusul Cina lada posisi dua dan Brasil. Iowa berada di peringkat keempat, Argentina di peringkat kelima dan Ukraina pada posisi keenam.

Tahun depan, Kementan mengerahkan pengembangan empat juta hektare jagung agar mampu memperbaiki peringkat di FAO tersebut. “Harapannya satu sampai dua tahun ke depan peringkat Indonesia akan naik menjadi peringkat lima, di atas Argentina dan Ukraina,” ujarnya.

Sumber : republika.com

Tanggal : 23 November 2017

]]>
Kebutuhan Jagung Nasional Capai 19 Juta Ton https://stg.eppid.perhutani.id/kebutuhan-jagung-nasional-capai-19-juta-ton/ Thu, 27 Jul 2017 01:33:41 +0000 http://www.perhutani.co.id/?p=48526 METROTVNEWS.COM (26/7/2017) | Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang menyatakan kebutuhan jagung nasional hingga kini mencapai 19 juta ton per tahun dan dipenuhi dari petani di berbagai daerah di Tanah Air.

“Ketersediaan jagung untuk kebutuhan nasional terpenuhi dan sudah tidak impor lagi dari negara lain,” kata Bambang saat menghadiri panen perdana jagung di Kabupaten Lebak, dikutip dari Antara, Rabu 26 Juli 2017.

Waspada! Depresi Dapat Memperburuk Kondisi Pengidap Diabetes Menurut dia, produksi jagung ditargetkan hingga Desember 2017 mencapai 24,5 juta ton dengan angka tanam seluas tiga juta hektare (ha). Sedangkan target 2016 menembus 23,5 juta ton sehingga melebihi target dari kebutuhan nasional sebanyak 19 juta ton. Sebagian besar kebutuhan produksi jagung hibrida itu untuk memenuhi perusahaan ternak unggas.

Selama ini, kebutuhan jagung nasional bisa terpenuhi melalui gerakan penanaman jagung bantuan program upaya khusus (upsus) yang digulirkan Kementerian Pertanian.

Gerakan penanaman jagung seluas tiga juta ha itu dengan melibatkan 67 juta kepala keluarga petani. Pengembangan pertanian jagung dengan memanfaatkan lahan Perum Perhutani, PTPN juga lahan tidur serta lahan milik masyarakat.

Saat ini, petani di Kabupaten Lebak sudah menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani dengan sistem tanam tumpang sari.

“Kami yakin produksi jagung dipastikan terserap oleh perusahaan ternak unggas sehingga menguntungkan bagi pendapatan petani,” katanya.

Menurut dia, pemerintah berkomitmen untuk merealisasikan swasembada jagung setelah keberhasilan swasembada beras. Keberhasilan swasembada pangan itu nantinya akan direalisasikan swasembada komoditas lainnya, seperti kacang kedelai.

Untuk mendukung swasembada pangan, pemerintah mengalokasikan anggaran sektor pertanian hingga Rp600 miliar.

“Saya kira anggaran sebesar itu tentu ke depan pemerintah bisa merealisasikan swasembada pangan,” jelas dia.

Manager Pemasaran PT Popan Hendi mengatakan, pihaknya saat ini kebutuhan jagung antara 150 sampai 200 ribu ton per hari. Pasokan jagung itu didatangkan dari petani dari berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Provinsi Banten.

“Kami sangat mendukung pengembangan jagung melalui program upsus itu sehingga diharapkan kebutuhan jagung terpenuhi untuk bahan baku pakan ternak unggas dan tidak impor,” harap dia.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten Hudiyan mengatakan, pihaknya siap menampung produksi jagung petani Banten untuk memenuhi kebutuhan pabrik ternak unggas. Penyerapan jagung tidak dibatasi dan semua pengusaha siap menampungnya dengan harga relatif bagus.

“Kami berharap kebutuhan jagung untuk perusahaan ternak bisa terpenuhi oleh petani Banten,” pungkas dia.

Sumber : metrotvnews.com

Tanggal : 26 Juli 2017

]]>